Economic Value of Time [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH



ECONOMIC VALUE OF TIME



OLEH :



Alank Pradiansyah. R ( 21710275 ) Zulfiah putri rahmayani ( 21710120 ) Aisya ( 2171021 )



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI T.A 2018/2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan anugrahnya, maka kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”ECONOMI VALUE OF TIME ” dengan baik. Makalah ini di buat bertujuan agar dapat memahami dan mengembangkan materi yang disajikan, kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi maupun penyusunannya, maka saya secara terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Dengan terselesaikanya makalah ini, saya berharap semoga bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan sekalian. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembacanya. Terimakasih.



Kendari, 15 juli 2019



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1 3. Tujuan .................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2 A.Ekonmic value of time ........................................................................................... 2 BAB III PENUTUP ................................................................................................ 26 A. Kesimpulan .......................................................................................................... 26 B. Saran .................................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 27



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Waktu bagi semua orang adalah sama kuantitasnya, yaitu 24 jam sehari, 7 hari



sepekan. Namun nilai dari waktu akan berbeda dari satu orang ke orang lainnya. Misalnya, bagi seorang buruh kasar satu jam kerja bernilai Rp25.000,-, bagi seorang manajer keuangan satu jam bernilai Rp250.OOO,-, bagi seorang pakar ekonomi syariah satu jam bernilai Rp2.500.000,-. Jadi faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang melaksanakannya. Oleh karena itu, siapa pun pelakunya tanpa memandang suku, agama, dan ras, secara sunnatullah, ia akan mendapatkan keuntungan di dunia. Di dalam Islam, keuntungan bukan saja keuntungan di dunia, namun yang dicari adalah keuntungan di dunia dan akhirat. Oleh karenanya, pemanfaatan waktu itu bukan saja harus efektif dan efisien, namun ia juga harus didasari dengan keimanan. Keimanan inilah yang akan mendatangkan keuntungan di akhirat. Sebaliknya, keimanan yang tidak mampu mendatangkan keuntungan di dunia, berarti keiManan yang tidak diamalkan.



B.



Rumusan Masalah 1.



C.



Arti dari economic value of time itu apa ?



Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini,adalah: 2.



Untuk mengetahui economic value of time ?



BAB II PEMBAHASAN



A. Economic value of time 1. Kritik Atas Time Value of Money Dalam ekonomi konvensional time value of money didefinisikan sebagai: A dollar today is worth more than a dollar in the future because a dollar today can be invested to get a rcturn. Definisi ini tidak akurat karena setiap investasi selalu mempunyai kemungkinan untuk mendapat positive, negative, atau no return. Itu sebabnya dalam teori finance, selalu dikenal risk-return relationship. Bagi ekonom konvensional ada dua hal yang menjadi alasan intuisi mereka akan konsep time value of money. a. Presence of inflation Katakanlah tingkat inflasi 10% per tahun. Seseorang dapat membeli sepuluh potong goreng pisang hari ini dengan membayar sejumlah RplO.000,-. Namun bila ia membelinya tahun depan, dengan sejumlah uang yang sama yaitu RplO.000,-, ia hanya dapat membeli sembilan pisang goreng. S Oleh Karena itu, ia akan meminta kompensasi untuk hilangnya daya beli uangnya akioat inflasi. b. Preference present consumption to future consumption Bagi umumnya individu, present consumption lebih disukai daripada future consumption. Katakanlah tingkat inflasi nihil, sehingga dengan uang Rp10.000,seseorang tetap dapat membeli sepuluh pisang goreng hari ini maupun tahun depan. Bagi kebanyakan orang, mengonsumsi sepuluh pisang



goreng hari ini lebih disukai daripada mengonsumsi sepuluh pisang goreng tahun depan. Dengan argumentasi ini, meskipun seatu perekonomian tingkat inflasinya nihil, seseorang lebih menyukai RplO.OOO,- hari ini dan mengonsumsi hari ini. Oleh karena itu untuk menunda konsumsi, ia meminta kompensasi. Argumen yang pertama tidak dapat diterima karena tidak lengkap kondisinya (non exhausted condition). Dalam setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan keadaan deflasi. Bila keberadaan inflasi menjadi alasan adanya time value of money, seharusnya keberadaan deflasi menjadi alasan adanya negative time value of money. Katakanlah tingkat deflasi 10% per tahun. Seseorang dapat membeli sepuluh potong goreng pisang hari ini dengna membayar sejumlah RplO.OOO,-.Namun bila ia membelinya tahun depan, dengan sejumlah uang yang sama yaitu Rp10.OOO,-, ia dapat membcli sebelas pisang goreng.7 Oleh karena itu, ia akan memberi kompensasi untuk naiknya daya beli uangnya akibat deflasi. Inikah yang berlaku? Ternyata tidak. Hanya satu kondisi saja yang diakomodir oleh konsep time value of money, yaitu kondisi inflasi; sedangkan kondisi deflasi diabaikan. Argumen yang kedua akan dijelaskan dalam bagian berikutnya bab ini, dengan berbagai skenarionya. a. Ketidakpastian Return Sebenarnya, dalam ekonomi konvensional penerapan time value oj money tidak senaif yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidakpastian return yang akan diterima. Bila unsur ketidakpastian return ini dimasukkan, ekonom konvensional menyebut kompensasinya sebagai discount rate. Jadi istilah discount rate lebih bersifat umum dibandingkan istilah interest rate.



Certainty in Return



Uncertainty in Return



Disebut interest rate



Disebut discount rate



Real interest rate ditentukan oleh preferensi current consumption seseorang Nominal interest rate - real interest rate + expected inflation Discount rate - real interest rate + expected inflation + premium for uncertainty



Jadi dalam ekonomi konvensional, ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu kepastian melalui premium for uncertainty. Dalam setiap investasi tentu selalu ada probabiliti untuk mendapat positif return, negative return, dan no return. Adanya probabiliti inilah yang menimbulkan uncertainty (ketidakpastian). Probabiliti untuk mendapat negative return dan no return ini yang dipertukarkan (exchange of liabilities) dengan sesuatu yang pasti yaitu premium for uncertainty. Positive return



Business



Premium for uncertainty



No return



Negativ return



Katakanlah probabiliti positive return dan negative return masing-masing sebesar 0,4; sedangkan probabiliti no return scbcsar Apa yang dilakukan dalam perhitungan discount rate adalah mempertukarkan probabiliti negative rc turn (0.4)



dan probabiliti no return (0, 2) ini dengan premium for uncertainty, schingga yang tersisa tinggal probabiliti untuk positive return (1,0). Keadaan



Natural



Uncertainty



(probabiliti)



Discount



rate



(probabiliti)



Positive return



0,4



1,0



No return



0,2



0.0



Negatif return



0,4



0,0



Keadaan inilah yang ditolak dalam ekonomi syariah, yaitu keadaan al ghunmu bi la ghurmi (gaining return without responsible for any risk) dan al kharaj bi la dhamc.n (gaining income without responsible for any expenses). Sebenarnya keadaan ini juga dicolak oleh teori finance, yaitu dengan menjelaskan adanya hubungan antara risk dan return; bukankah return goes along with risk? Dalam ekonomi syariah, penggunaan sejenis discount rate dalam menentukan harga mu'ajjal (bayar tangguh) dapat digunakan. Hal ini dapat dibenarkan l•.arena: l) Jual beli dan sewa menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan economic value added (nilai tambah ekonomis). 2) Tertahannya hak si penjual (uang pembayaran) yang telah melaksanakan kewajibannya (menyerahkan barang atau jasa), sehingga ia tidak dapat melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain. 9 Begitu pula penggunaan discount rate dalam menentukan nisbah bagi hasil dapat digunakan. Nisbah ini akan dikalikan dengan actual return, bukan dengan expected return. Transaksi bagi hasil berbeda dengan transaksi jual beli atau transaksi sewa menyewa, karena dalam transaksi bagi hasil hubungannya bukan antara penjual dan pembeli, atau penyewa dan yang menyewakan. Yang ada adalah hubungan antara pemodal dan yang memproduktifkan modal tersebut. Jadi tidak ada pihak yang telah



melaksanakan kewajibannya namun masih tertahan haknya. Si pemodal telah melaksanakan kewajibannya yaitu mernberikan sejumlah modal, yang mem produktifkan modal juga telah melaksanakan kewajibannya yaitu memproduktifkan modal tersebut. Hak bagi mereka berdua akan timbul ketika usaha memproduktitkan modal tersebut telab menghasilkan pendapatan atau keuntungan. Hak meteka adalah berbagi hasil atas pendapatan atau keuntungan tersebut, sesuai kesepakatan awal apakah bagi hasil itu akan dilakukan atas pendapatan atau keuntungan.



Certainty in Return



Uncertainty in Return



Conventional



Islamic



Conventional



Interest



Keuntungan dalam jual



Discount



ditentukan



beli



ditentukan oleh:



ditentukan atas dasar



oleh:



tangguh bayar ditentukan



1. Preferensi



ekspektasi



rate



/



sewa



secara



1 . Preferensi oleh: current consumptio



1. Tjngkat keuntungan setiap kali transaksi 2. Frekuensi transaksi



n 2.Expected



dalam satu periode



inflation



Islamic rate



Discount



rate



current



keuntungan,



consumption



digunakan



2. Expected



dan untuk



menentukan nisbah



inflation



bagi



3. Premium



for



hasil.



uncertainty



Bagi



Dengan



harus dibayar adalah



kata



lain. actual



nisbah return



dipaksakan harus



hasil



yang



bagi



dikalikan



hasil dengan



actual return-nya sama



Dengan kata lain,



dengan expected



actual return tidak



return-nya.



harus sa na dengan expected



return-



nya. b. Current Goods & Future Goods Perilaku orang untuk melakukan konsumsi saat ini dipengaruhi oleh harapannya di masa depan. Meminjam akan memungkinkan seseorang meningkatkan konsumsi saat ini dengan harga yang harus dibayar di kemudian hari. Perilaku konsumsi yang melibatkan lebih dari satu periode waktu ini disebut intertemporal consumption pattern. Satu periode waktu dapat berarti suatu saat. satu jam, satu hari, satu bulan, dan seterusnya. Jika konsumsi diukur dalam satuan uang. seperti rupiah, dolar. atau lainnya, kita harus ingat bahwa satu "rupiah" atau satu "dolar" adalah unit of account dari sejumlah komoditi riil (barang atau jasa). Misalnya, satu kilogram mangga senilai tujuh ribu rupiah. Dalam teori yang akan kita gunakan, uang mempunyai nilai hanya karena uang merupakan unit of account konsumsi komoditi (barang dan jasa).



Untuk ilustrasi, bayangkanlah pendapatan dari tiga orang, yaitu Mahfud, Baidowi, dan Jamal. Untuk menyederhanakan graflk, kita hanya akan menggunakan dua periode saja. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah current goods (mangga) dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah future goods (mangga). Dalam grafik ini, pendapatan Mahfud meningkat dari hanya 10 mangga menjadi 15 mangga, sedangkan pendapatanJamal menurun dari 20 mangga menjadi 5 mangga, dan pendapatan Baidowi tetap 12 mangga. Keadaan ini kita sebut endowment point atau income stream point. Dalam grafik, kita dapat menarik garis 450 yang menunjukkan bahwa current income seseorang sama dengan future income-nya. Misalnya, endowment point Baidowi (12, 12) menunjukkan bahwa pendapatannya saat ini sama dengan pendapatannya di masa mendatang. Setiap titik yang berada di atas garis 450 berarti future income-nya lebih besar daripada current income-nya. Misalnya, endowment point Mahfud (10, 15) menunjukkan bahwa pendapatannya di masa depan lebih besar dibandingkan pendapatannya saat ini



16



45°



14 12 10 8 6 4 2 0 0



5



10



15



20



25



Grafik 6.1. Endowment Point Setiap titik yang berada di bawah garis 45 0 berarti future income-nya lebih kecil daripada current income-nya. Misalnya, endowment point Jamal (20, 5) menunjukkan bahwa pendapatan di masa depan lebih kecil dibandingkan pendapatannyn saat ini.



2. Intertemporal Budget Line Sekarang bayangkanlah pendapatan Syukri. Endowment point Syukri adalah 10 mangga saat ini dan 10 mangga di masa depan yang digrafikkan dengan titik Y (10, 10).



Syukri dapat saja meminjam I mangga bulan ini dan mengembalikannya mangga bulan depan. Ini berarti konsumsinya bulan ini adalah I l , dan konsumsinya pada bülan depan adalah 10 — = 8,9. Keadaan ini digrafikkan dengan titik A (1 1, 8,9). Jika Syukri meminjam 2 mangga bulan ini, I mangga ia pinjam dari Faisal dan I lainnya dari Harun. Syukri berniat akan mengembalikan kepada Faisal dan Harun masing-masing mangga bulan depan. Ini berarti konsumsinya butan ini adalah 12, dan bulan depan adalah 10 — (2 x l , l) = 7,8, yang digrafikkan dengan titik B. Sebaliknya, Syukri dapat saja meminjamkan I mangga bulan ini kepada Ahmad dan ternyata Ahmad mengembalikan sejumlah mangga bulan depannya. Ini berarti konsumsi Syukri bulan ini adalah 9 mangga, dan butan depannya adalah 10+ 1,1 = I l , 1, yang digrafikkan dengan titik C Future good (mangga )



20 17,7



C’ 45 ° C



11,1



Y 10 A 8,9 B 7,8 B’



4,5



Cureeent goods (mangga ) 3



9



10



11 12



25



Jika Syukri meminjamkan 2 mangga bulan ini, I kepada Ahmad dan I lainnya kepada Yusuf, dan ternyata Ahmad dan Yusuf masing-masing mengembalikan 1,1 mangga bulan depannya, maka ini berarti konsumsi Syukri bulan ini adalah 8 mangga, dan konsumsi bulan depannya adalah 10 + 2,2 12,2. Bila titİk-tİtİk dihubungkan dengan garis, maka garis tersebut kita sebut sebagai İntertemporal budget line Syukri. Kita pun dapat mengatakan bahwa kenaikan current consumption, kenaikan jumlah menerima pinjaman, dan penurunan future consumption adalah tiga istilah berbeda namun menggrafikkan hal yang sama. Demikian pula, bila kita mengatakan penurunan current consumption, kenaikan jumlah memberi pinjaman, kenaikan future consumption adalah tiga istilah dengan makna yang sama.



3. Deriving Demand for Current Consumption Katakanlah endowment point Syafi'i adalah satu kilogram mangga saat ini dan satu kilogram mangga pekan depan. Katakan pula harga satu kilogram mangga adalah Rp10.000. Secara grafis, endowment point Syafi'i digrafikkan dengan titik Y (10.000, 10.000).



Skenario l: Membeli dari Hanafi Sekarang bayangkanlah bahwa Syafi'i membeli satu kilogram mangga dari Hanafi yang dibayar pekan depan. Menurut pengalaman Hanafi, setiap pekan ia dapat menjual satu kilogram mangga sebanyak dua kali, dan dalam setiap kali penjualan ia mengambil untung



sehingga



penundaan



pembayaran



sepekan



berarti



hak Hanafi untuk mewujudkan keuntungan tertahan 12%. Berdasarkan pengalamannya ini, Hanafi menawarkan kepada Syafi'i dua pilihan: ll l . Membayar tunai dengan harga RPI 0.000 per kg (harga tunai Po=Rpl 0.000) 2. Membayar pekan depan dengan harga Rp12.000 per kg (harga tangguh Pt=Rp12.OOO) Syafi'i dan Hanafi sepakat untuk melakukan akad dengan harg.l Rp12.000 per kg dibayar pekan depan. Secara grafis, hal ini digrafikkan oleh budget line dengan slope — l, 12. Dengan harga tangguh bayar Rp12.000 per kg ini, bagi Synfl'i jumlah mangga yang optimal baginya bukan satu kilogram tapi (11/12) kilogaam. Secara graf1S, hal ini digrafikkan oleh titik O, yaitu membeli mangga (11/12) l:g seharga RPI 1.000, sehingga konsumsi mangga pekan depan tidak lagi senilai Rp. 10.000(endowment point) namun hanya sejumlah mangga senilai Rp8.880. Jadi, bila Syafi'i ingin membcli mangga secara tangguh bayar dari Hanafi yang mcnetapkan (Pt/Po) = 12%, permintaan Syafi'i adalah mangga saat ini (current consumption) senilai RPI 1.000. Secara grafis hal ini digrafikkan oleh titik O' pada kurva Permintaan. Skenario 2: Membeli dari Hanbali Sekarang bayangkanlah bahwa Syafi'i membeli satu kilogram mangga dari Hanbali yang dibayar pekan depan. Menurut pengalaman Hanbali setiap pekan ia dapat menjual satu kilogram mangga sebanyak tiga kali, dan dalam setiap kali penjualan ia mengambil untung 5%, sehingga penundaan pembayaran sepekan berarti hak Hanbali mewujudkan keuntungan tertahan 15%. Berdasarkan pengalamannya ini, Hanbali menawarkan kepada Syafi'i dua pilihan:



l . Membayar tunai dengan harga Rp10.000 per kg (harga tunai Po=RplO.000) 2. Membayar pekan depan dengan harga Rp15.000 per kg (harga tangguh Pt=Rp15.OOO) Syafi'i dan Hanbali sepakat untuk melakukan akad dengan harga Rp15.000 per kg dibayar pekan depan. Secara grafis, hal ini digrafikkan oleh budget line dengan slope —1,15. Dengan harga tangguh bayar Rp15.000 per kg ini, bagi Syafi'i



jumlah mangga yang optimal baginya bukan satu kilogram tapi (10,5/15) kilogram. Secara grafis hal ini digrafikkan oleh titil< A, yaitu membeli mangga (10,5/15) kg seharga. Jadi, bila Syafi'i ingin membeli mangga secara tangguh bayar dari Maliki yang menetapkan (Pt/Po) — 8%, permintaan Syafi'i adalah mangga saat ini (current consumptíon) senilai Rp12.000. Secara grafis, hal ini digrafikkan oleh titik B' pada kurva Permintaan. Skenario l, 2 dan 3 Bila ketiga skenario ini digrafikkan dalam satu grafik, maka kita dapat membuat Kurva Permintaan untuk mangga saat ini (current goods) dari Syafi'i. Pen/ual



Pt/Po



Quantity Demanded (mangga senilai)



Hanbali Hanafi Maliki



150/0 12%



Rp10.500 Rp11.OOO Rp12.OOO



8%



Pada grafik 6.3 di bawah ini, Pt/Po dapat dinyatakan dalam persentase yaitu 8%, 12%, 15%. Pt/Po dapat pula dinyatakan secara lengkap yaitu 1,08, 1,12, dan 1, 1 5.



4. Deriving Demand for Future Consumption Grafik 6.4a adalah persis sama dengan grafik-6.3a. Bilå untuk mendapatkan kurva Permintaan barang saat ini (current consumption) kita menariknya dari sumbu horizontal grafik 6.3a, maka untuk mendapatkan kurva Permintaan barang pekan depan (future consumption) kita akan menarik dari sumbu vertical grafik 6.3a. Sebagai alat bantu, kita juga akan menggunakan garis 45



0



sebagai cermin agar



jumlah barang yang diminta pekan depan yang pada grafik 6.3a terletak pada sumbu vertikal, dapat menjadi sumbu horizontal pada kurva Permintaan di grafik 6.4b. Bila pada grafik 6.3b harga yang terletak pada sumbu vertikal kurva Permintaan dinyatakan dalam persentase (8%, 12%, 15%) atau dalam rasio Pt/Po (1,08, 1,12, l , 15), maka pada grafik 6.4b harga dinyatakan dalam rasio PO/Pt (harga current goods dalam satuan future goods). Secara matematis, rasio Po/Pt dapat pula ditulis 1/(Pt/P0). Penjual



pt/PO



Quantity Demanded (mangga senilai)



Hanbali



1 / (1.15)



Rp 9.425



Hanafi



1/ (1,12 )



Rp 8.880



Maliki



1/ (1,08 )



Rp 7.840



Jadi, bila Syafi'i ingin membeli mangga secara tangguh bayar dar i Maliki yang menetapkan (Pt/Po) = 8%, permintaan Syafi'i adalah mangga pekan depan (future consumption) senilai Rp7.840. Secara grafis, hal ini digrafikkan oleh titik B" pada kurva Permintaan. Bila Syafi'i ingin membeli mangga secara tangguh bayar dari Hanafi yang menetapkan (Pt/Po) = 12%, permintaan Syafi'i adalah mangga pekan depan (future consumption) senilai Rp8.880. Secara grafis, hal ini digrafikkan oleh titik O" pada kurva Permintaan. Bila Syafi'i ingin membeli mangga secara tangguh bayar dari Hanbali yang menetapkan (Pt/Po) = 15%, permintaan Syafi'i adalah mangga pekan depan (future consumption) senilai Rp9.425. Secara grafis hal ini digrafikkan oleh titik A" pada kurva Permintaan. B. Perubahan pada Endowment Point dan Dampakrya terhadap Permintaan Endowment point ditentukan oleh berapa besar current income dan berapa besar future income. Oleh karena itu, setiap perubahan pada current income atau setiap perubahan pada future income atau setiap perubahan pada current dan future income akan mengubah endowment point. Kita telah menjelaskan bahwa dari endowment point inilah kita dapat menentukan budget line. Pada budget line itu kita akan mendapatkan titik konsumsi optimal. Nah, karena kurva Permintaan diturunkan dari titik-titik optimal pada budget line, maka setiap perubahan pada endowment point



akan



mengubah



kurva



Permintaan.



l. Perubahan dalam Current Income a.



Peningkatan Current Income Bayangkanlah cmdowment point Hafizh sebesar 1000 kg beras saat ini dan 1000 kg



beras tahun depan. Sccara grafis, ini digrafakkan oleh titik Y (1000, 1000). Satu-satunya pedagang beras di dacrah itu adalah Barri. Berdasarkan pengalamannya berdagang beras, Barri menawarkan beras kepada Hafizh dengan rasio Pt/Po = 1,25. Dengan rasio ini, kita dapat menggambar budget line Hafizh. Pada oudget line ini titik optimal bagi Hafizh terjacli pada titik O (800, 1250) yaitu pola konsumsi optimal baginya adalah Inengonsumsi 800 kg beras tahun ini, dan mengonsumsi 1250 kg beras tahun depan. Sekarang, katakanlah Hafizh mendapat warisan pada tahun ini 500 kg beras, artinya current income nya menjadi 1500 kg. Secara grafis, kenaikan current income akibat warisan ini telah mengubah endowment point Hafizh dari titik Y (1000, 1000) menjadi titik Y' (1500, 1000). Dengan rasio Pt/Po l , 25, maka kita dapat menggambar budget line baru dengan menggeser budget lama ke kanan sampai melalui titik endowment point baru. Pertanyaannya adalah di mana titiK optimal baru? Jawabnya, wallahu a'lam. Karena titik optimal terjadi ketika budget line bersinggungan dengan utillity function, padahal kita belum pernah menggambarkan utility functionnya.



Jika bagi Hafizh future goods adalah giffen goods12 maka titik optimal dapat terjadi pada titik upper U'. Jika bagi Hafizh current goods adalah giffen goods, maka titik optimal dapat terjadi pada titik bottom B'. Jika bagi Hafizh current dan future goods adalah normal goods, maka titik optimal terjadi pada saat ia mengonsumsi lebih banyak current goods dan lebih banyak future goods, misalnya pada titik O'



Sekarang, anggaplah titik optimal baru terjadi pada titik O' (1 100, 1500). Dengan demikian, kita dapat menggambar kurva Permintaan yang baru. Karena rasio Pt/Po tetap 1,25, maka yang terjadi adalah pergeseran kurva Permintaan ke kanan sampai melalui titik optimal baru. Berikut ini tabel untuk menggambarkan kurva Permintaan beras saat ini (current goods). penjual



Pt/Po



Quantity



Demanded



(current goods, kg beras) Barri



1,25



800



Barri



1,25



1100



b. Penurunan Current Income Bagian ini sekadar kebalikan dari bagian yang menggambarkan efek kenaikan current income. Oleh karena itu, bagian ini sengaja disediakan untuk latihan. Mulailah dengan endowment point pada titik Y' dan gunakan juga asumsi



D



t/Po = 1,25.



Kemudian simulasikan adanya serangan hama sqhingga current income-nya turun 500 kg menjadi 1000 kg beras. Selanjutnya silahkan selesaikan simulasinya. 2. Perubahan dalam Future Income a. Peningkatan Future Income Bayangkanlah emdowment point Mutia sebesar 1000 kg jagung saat ini, dan 1000 kg jagung tahun depan. Secara grafis, ini diperlihatkan oleh titik Y (1000, 1000). Satu-satunya pedagang jagung di daerah itu adalah Barri. Berdasarkan pengalamannya berdagang jagung, Barri menawarkan jagung kepada Mutia dengan rasio Pt/Po = 1,25. Dengan rasio ini, kita dapat menggambar budget line Mutia. Pada budget line ini, titik optimal bagi Mutia terjadi pada titik O (1 100, 875) yaitu pola konsumsi optimal baginya adalah mengonsumsi 1100 kg jagung tahun ini, dan mengonsumsi 875 kg jagung tahun depan.



Sekarang, katakanlah Mutia dijanjikan oleh ayahnya mendapat hadiah ulang tahun pada tahun depan sebesar 500 kg jagung, artinya future income-nya menjadi 1500 kg. Secara grafis, kenaikan future income akibat hadiah ulang tahun ini telah mengubah endowment point Mutia dari titik Y (1000, 1000) menjadi titik Y'(1000, 1500). Dengan rasio Pt/Po 1,25, maka kita dapat menggambar budget line baru dengan menggeser budget lama ke kanan sampai melalui titik endowment point baru. Pertanyaannya adalah di mana titik optimal baru? Jawabnya, wallahu a'larr.. Karena titik optimal terjadi ketika budget line bersinggungan dengan utillity function, padahal kita belum pernah menggambarkan grafik utility function-nya. Sekarang anggaplah titik optimal baru terjadi pada titik O' (1300, 1125). Dengan demikian, kita dapat menggambar kurva Permintaan yang baru. Karena rasio Pt/Po tetap 1,25, maka yang terjadi adalah pergeseran kurva Permintaan ke kanan sampai melalui titik optimal baru. Berikut ini tabel untuk menggambarkan bagaimana pembentukan kurva Permintaan beras saat ini (current goods). Penjual



Pt/Po



Quantity Demanded (current goods, ks• beras)



Barri



1,25



1100



Barri



1,25



1300



b. Penurunan dalam Current Income Bagian ini sekadar kebalikan dari bagian yang menggambarkan efek kenaikan future income. Oleh karena itu, bagian ini sengaja disediakan untuk latihan. Mulailah dengan endowment point pada titik Y' dan gunakan juga asumsi Pt/Po 1,25. Kemudian simulasikan bahwa Mutia menjanjikan hadiah ulang tahun kepada Hafizh future income-nya turun 500 kg menjadi 1000 kg beras. Selanjutnya silahkan selesaikan simulasinya. C. Present Value Versus Profitability Skenario l : Self— Financing Katakanlah Rizki akan menjual kedua mobil BMW-nya yang berwarna merah dan hijau. Katakan pula Reza setuju untuk membeli mobil yang merah dengan pola pembayaran sebagai berikut:



Tahun ke



1



2



3



Jumlah uang (dalam ratus



0



0



4



juta rupiah)



Sedangkan Mikail setuju untuk membeli mobil yang hijau dengan pola pembayaran sebagai berikut:



Tahun ke



1



Jumlah uang (dalam ratus



2



3



2



1



juta rupiah)



Kemudian, katakanlah kedua mobil tersebut dibelinya seharga @ Rp100 juta dengan uang miliknya sendiri (self-financing). Adanya perbedaan pola pembayaran ini, mendorong Rizki menghitul.g berapa return yang diperolehnya berdasarkan economic value of time. Untuk itu berdasarkan pengalaman berdagang mobil, Rizki mempertimbangkan: l. Profit/sales



2. Sales turn over menentukan rasio harga jual cicilan terhadap harga jual tunai (rasio Pt/Po) sebesar "pr" (profit rate) setiap tahunnya. Untuk dapat membandingkan profit rate dari pola pembayaran yang berbeda, maka Rizki harus mengkoversi jumlah pembayaran yang diterimanya pada waktu yang berlainan menjadi satu satuan (unit of account) yang sama, yaitu profit rate dalam satuan unit PO. Untuk itu, katakanlah Rizki menggunakan kriteria bahwa jumlah pembayaran yang telah memperhitungkan economic value of time-nya sama dengan jumlah uang yang dikeluarkannya ketika membeli. Dengan demikian, rumus yang digunakan untuk menghitung profit rate per tahun adalah:



𝑅t + 1



𝑅t + 2



𝑅t + n



𝐶 = 𝑅t + (1+𝑃𝑟) + (1+𝑃𝑟)2 + ........... + (1+𝑃𝑟)𝑛



Dengan menggunakan rumus ini, Rizki dapat menghitung profit rate penjualan mobilnya yang merah sebagai berikut:



1=0+



0 4 + (1 + 𝑝𝑟) (1 + 𝑝𝑟)²



Secara matematis persamaan ini dapat dipecahkan di mana (l +pr) 2 Profit rate penjualan mobilnya yang hijau sebagai berikut



1=0+



2 1 + (1 + 𝑝𝑟) (1 + 𝑝𝑟)²



Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan (l + pr) 2 , maka didapat: (1 + pr) 2 = I + 2 pr + pr 2 =2 +2 pr + 1



Kurangi (l + 2 pr) dari kedua sisi, maka didapat pr2 = 2, atau pr =



Mobil



Har a Beli



Merah Hijau



Pemba aran Tahun



I



ke-



Rate



1



2



3



1



0



0



4



1



0



2



1



'rofit



1 1,414



Dari tabel ini, jelaslah bahwa pola pembayaran•mobil merah memberikan profit rate yang lebih kecil dibandingkan pola pembayaran mobil hijau. Pola pembayaran manakah yang akan dipilih oleh Rizki? Tentu yang lebih baik ada!ah bila kedua mobilnya dapat dijual dengan pola pembayaran mobil hijau, yaitu yang memberikan profit rate 1,414. Sayangnya, hanya Mikail yang mau melakukan pola pembayaran seperti itu, dan sayangnya pula Mikail hanya mau membeli satu mobil yaitu yang berwarna hijau. Sedangkan Reza mau membeli mobil merah dengan pola pembayaran yang menghasilkan profit rate 1,0.



Pilihan Jual Mobil



Profit Rate



Keterangan



1



Hijau dan merah kepada Mikail



1,414+1,414 = 2,828



Unattainable



2



Hijau kepada Mikail, merah 1,414 + 1,0 =2.414 kcpada Reza



Attainable



3



Hijau kepada Mikail



1,414



Attainable



4



Merah kepada Reza



1,0



Attainable



Untuk memaksimalkan profit rate-nya, Rizki memilih pilihan ke-2 sebagai firstbesl solution yang dapat dicapai (attainable). Sedangkan pilihan ke-l, meskipun mempunyai profit rate yang lebih tinggi, bukan merupakan solusi karena tidak dapat Skenario 2: Qard Financing Dalatn skenario 2 ini, satu-satunya asumsi yang berbeda adalah pembelian kedua mobil @ RplOO juta oleh Rizki dibiayai dengan dana pinjaman Qard. Sesuai fiqih, Rizki tidak memberikan return atau nihil, dan hanya membayar pokok pinjaman saja.



Mobilt + 1



Harga



Pemba aran Tahun ke-



Profit Rate



PV



Beli



oard 1



Merah



1



Hijau



1



2



3



2



4



1



3



1



1,414



2



Untuk menghitung present value Qard yang diterimanya digunakan rumus:



𝑅t + 1



𝑅t + 2



𝑅t + n



𝑃𝑉t = −𝐶 + 𝑅t + (1+𝑟) + (1+𝑟)2 + ........... + (1+𝑟)𝑛 Maka PV qard bila digunakan untuk membeli mobil merah dan menjualnya kepada reza:



0 4 𝑃𝑉 = −1 + 0 + + = 3 1 1 Sedangkan PV qard bila di gunakan untuk membeli mobil hijau dan menjualnya kepada mikal :



2 1 𝑃𝑉 = −1 + 0 + + = 2 1 1



Dari tabel diatas terlihat bahwa qard yang dipinjam oleh rizki lebih menguntungkan bila digunakan untk membeli mobil merah dan menjual kepada reza



Jadi, bila usaha jual-beli mobil Rizki dibiayai dengan Qard, di mana r = O, maka yang lebih baik adalah pola pembayaran yang lebih besar nominalnya walaupun jadwal pembayarannya lebih lambat. Pi/jhan Jua/ Mobil



PV Qard



Keterangan



3+3-6



Unattainable



1.



Merah dan hjjau kepada Reza



2.



Merah kepada Reza, hjjau kepada 3 + 2 - 5 Mjkajl



Attainable



3.



Merah kepada Reza



3



Attainable



4.



Hijau kepada Mikail



2



Attainable



Pilihan terbaik yang dapat dicapai (attainable first-best solution) bagi Rizki adalah pilihan ke-2. Scdangkan pilihan ke-l tidak dapat dicapai.



Skenario 3: Supplier — Financing Dalam skenario 3 ini, satu-satunya asumsi yang berbeda adalah pembelian kedua mobil @ Rp100 juta oleh Rizki dibiayai oleh pemilik awal mobil tersebut, dengan cara pembayaran cicilan, tepatnya 3 kali. Rizki membeli kedua mobil tersebut secara cicilan, yaitu tahun 1, 2, dan 3. Dalam menentukan harga jual cicilan kepada Rizki, pemilik awal mobil-mobil tersebut menetapkan profit rate 100% (r = 1,0) setiap tahunnya, yang bagi Rizki ini berarti harus membayar return 100%. Oleh karena itu, present value supplierfinancing bila digunakan untuk membeli mobil merah secara cicilan kemudian menjualnya kepada Reza adalah:



0



4



𝑃𝑉 = −1 + 0 + 2 + 4 = 2 Sedangkan PV supplier-financing bila digunakan untuk membeli mobil hijau secara cicil dan menjualnya kepada mikail adalah :



𝑃𝑉t = −1 + 0 +



Mobil



Harga Beli



1 Merah



1



Hijau



1



2 1 + = 0,25 2 4



Pemba aran Tahun Profit Rate



PVSu



ke-



lierFinancin



2



2



3 4



1



0



1



1,414



0,25



Dari tabel ini jelas terlihat bahwa supplier-financing yang didapat oleh Rizki lebih menguntungkan bila digunakan untuk membeli mobil hijau dan menjualnya kepada Mikail.



Jadi, bila usaha jual-beli mobil Rizki dibiayai dengan supplier-financing, di mana r = l, maka yang lebih baik adalah pola pembayaran yang lebih kecil no ninalnya namun jadwal pembayarannya lebih cepat. Pilihan Jual Mobil



PV Supplier-Financing



Keterangan



1.



0.25 + 0.25 - 0.5



Unattainable



2. Hijau kepada Mikail dan merah kepada Reza



0.25 + 0 - 0.25



Attainable



3.



0.25



Attainable



0



Attainable



Hijau dan merah kepada Mikail



Hijau kepada Mikail



4. Merah kepada Reza



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Economi value of time adalah sebuah konsep dimana waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukanlah uang memiliki nilai waktu. Econimic value of time memiliki arti memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada periodik waktu.



B. Saran Adapun saran dari penulis kiranya mahasiswa dapat memahami dan mengerti materi apa yang diberikan dalam bentuk makalah ini. Dan dapat pula mengaplikasikan materi dalam kesehatan mesyarakat.



DAFTAR PUSTAKA