EKMA4568 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EKMA4568.45 Diskusi.1 Selasa, 14 September 2021, 01:17 Jumlah balasan: 25 DISKUSI 1 Selamat pagi/sore/malam Rekan-rekan mahasiswa Pada inisiasi 1 ini mari kita berdiskusi mengenai materi perspektif baru dalam pemasaran jasa, kembali saya ingatkan untuk tidak COPY-PASTE dari sumber bacaan mana pun. Dalam berdiskusi mahasiswa diharapkan berbahasa yang santun, memegang teguh norma dan etika, berfikir kritis konstruktif, dan bersikap akademis. Jangan lupa untuk mencantumkan referensi untuk menghindari plagiasi. Selamat belajar bersama!  TOPIK DISKUSI 1 Mari kita berdiskusi mengenai konsep Service Dominant Logic (SDL) dan bagaimana praktiknya yang saudara mahasiswa ketahui? Silahkan mengutip referensi dari minimal 2 sumber, dan gunakan kata-kata anda sendiri dalam menyimpulkan referensi tersebut. CATATAN: Diskusilah dengan mengacu pada Buku Materi Pokok (BMP EKMA4568) pada RBV UT atau Sumber lainnya yang kredibel Best Regard (Nama Tuton) Tuton Universitas Terbuka JAWABAN : Pandangan Vargo dan Lusch (2004) pada konsep Services Dominant Logic (SDL) yang menyatakan jasa lebih dominan dari produk dan produk perlu dipertimbangkan sebagai “medium” untuk layanan perusahaan. Semua perusahaan berada dalam bisnis penyediaan jasa. Isu sentral dari munculnya pandangan tersebut adalah “perlu adanya pergeseran dari perspektif pada perusahaan ke perpektif pada konsumen”. Perusahaan harus menjadi organisasi pembelajaran terus menerus, yang harus membangun hubungan lebih erat dengan konsumen serta berkomunikasi secara lebih intens dalam bentuk dialog. Perspektif service dominant logic



berpandangan bahwa konsumen yang selama ini pasif, saat ini dapat menjadi pemain aktif yang bersama-sama perusahaan dapat menciptakan nilai Bersama (Co-creation value). Praktik Service Dominant Logic (SDL) memberikan paradigma baru dalam pemasaran juga merubah cara berpikir dari yang semula berfokus pada sumber daya berwujud, kemudian menjadi aplikasi sumber daya yang tidak berwujud dan dinamis. SDL menawarkan orientasi baru yang dapat diaplikasikan untuk semua penawaran pemasaran, melihat pemasaran bukan sekedar melakukan consumer oriented, melainkan sebagai consumer centric yang berarti bekerjasama dan belajar dari konsumen untuk beradaptasi secara individual dan memahami kebutuhan mereka yang dinamis. Dalam SDL pelanggan menjadi operant resources yang berfungsi menjadi coproducer jasa dan pemasaran menjadi proses melakukan interaksi dengan pelanggan. Pelanggan dianggap sebagai proactive cocreator, bukan lagi sebagai penerima nilai yang pasif. Dalam hal ini, perusahaan berperan sebagai fasilitator proses cocreator. Kemampuan pelanggan yang diperlukan adalah sejumlah informasi, pengetahuan, dan keterampilan. Nilai diterima dan ditentukan oleh pelanggan sehingga dalam SDL dikenal istilah “value in use” (Vargo dan Lusch, 2004). Penerapan paradigma SDL di Indonesia, khususnya mengenai customer cocreation, terlihat masih jauh. Namun, semakin banyak desain jasa yang melibatkan partisipasi pelanggan, seperti jasa konsultasi, jasa keuangan, juga partisipasi yang melibatkan teknologi seperti self-service technologies. Oleh karena itu, kajian tentang partisipasi pelanggan di Indonesia diperlukan, terutama untuk melihat bagaimana efek partisipasi pelanggan bagi perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat mendorong partisipasi pelanggan. Lebih jauh, implikasi penelitian partisipasi pelanggandiperlukan untuk membantu perusahaan mendesain penawaran jasanya, yaitu seberapa tinggi tingkatpartisipasi pelangganpada setiap alternatif jasa yang ditawarkan dengan memperhatikan efeknya bagi pelanggan dan perusahaan.



Sumber : Modul EKMA 4568 edisi 2, modul 1 kegiatan belajar 1