EKSI 4415 Modul Teori Akuntansi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MDDUL



2



Konstruksi Teori Akuntansi C:X. H. Mlmed 8.Jeb, SE, MS., Ak. Amalia Kus.ima Wardini, SE, MCom.



t



:.. .!



PEND AH UL U AN



_



Cf" eori akuntansi yang kita -1 dapat dilakukan dengan



pelajari agar dapat mcmberikan manfaat dan cara rnengklasifikasikannya rnenurut asumsi yang digunakan, bagairnana teori akuntansi di fonnulasikan dan pendekatanpendekatan yang digunakan untuk ,nenjelaskan dan mernprediksi suatu



kejadian. Beberapa k.Jasifikasi yang dapat digunakan diantaranya pendekatan pragmatik, sintaktik, semantik, normatif, positif dan naturalis. Kegiatan belajar I menjelaskan tentang bagaimana teori-teori akuntansi dan pengklasifikasiannya diforrnulasikan. Sedangkan Kegiatan Belajar 2 menjelaskan tentang penyusunan teori akuntansi menurut dua ahli teori akuntansi yakni Belkaoui dan Hendriksen. Dalarn Kegiatan Belajar 3 menjelaskan teori-teori yang telah diforrnulasikan kemudian diterapkan ke dalam regulasi akuntansi. Seperti yang telah kita ketahui bersama, setiap akhir periode pelaporan keuangan, perusahaan disibukkan untuk menyiapkan laporan keuangan yang siap di audit oleh auditor independen. Mendaftarkan akun-akun nya kepada agen pernerintah, dalam hal ini Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Perusahaan yang ,nenjual saharnnya kepada publik. Oleh karena itu berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, kita akan melihat peranan teori akuntansi dalam mernahami aktivitas yang dilakukan oleh pelaku bisnis di bursa efek. Setelah rnernpelajari rnodul 2 diharapkan mahasiswa dapat ,nenjelaskan penyusunan teori akuntansi dan penerapan teori kedalam regulasi. Secara



khusus mahasiswa dapat menjelaskan: I. pendekatan pragmatik ke dalam pengembangan teori akuntansi 2. 3.



kritik terhadap pendekatan biaya historis sebagai model teoritis teori-teori norrnatif dan pendapatan pendekatan keputusankeberrnanfaatan ke daJam teori akuntansi



2. 2



TEDRI AKUNTANSI



e



4. 5. 6.



konstruksi teori positif alternatif pendekatan naturalis dan pentingnya ontologi kesalahan persepsi yang berhubungan dengan pendekatan terhadap penelitian-penelitian akuntansi 7. teori-teori mengenai regulasi yang relevan dengan akuntansi dan auditing 8. teori-teori rnengenai regulasi yang diterapkan kedalam praktik akuntansi dan audit 9. kerangka regulasi untuk pelaporan keuangan I 0. struktur institusional dan penetapan standar akuntansi dan audit Saudara mahasiswa, untuk dapat mernaharni materi pada modul 2 ini, anda tidak perlu membaca modul I terlebih dahulu. Namun kami



menyarankan agar anda dapat membaca modul secara berurutan agar anda memperoleh pemahaman yang kornprehensif. Perkirakan waktu yang digunakan untuk membaca dan memahami modul 2. Mulailah dengan membaca kegiatan Belajar I terlebih dahulu. Berhentilah sejenak pada setiap akhir sub judul dan pastikan anda telah memahami setiap bagian sebelum beranjak ke sub judul berikutnya. Kerjakan latihan mengenai materi pada setiap Kegiatan Belajar dan tes formatif pada setiap akhir Kegiatan Belajar.







2.3



EK51441 5/MCDUL. 2



KEGIATAN



BELA.JAR



1



Konstruksi Teori Akuntansi audara mahasiswa, sebagaimana telah disampaikan pada pendahuluan modul 2, materi yang akan kita bahas dalam kegiatan belajar I antara lain adalah berbagai pendekatan kedalam teori akuntansi. Tahukah anda, apakah yang dimaksud dengan pendekatan dalam teori? Jika kita ingin mernpelajari teori akuntansi, maka cara yang paling rnudah adalah terlebih dahulu mengelompokkan teori-tcori tersebut berdasarkan asumsi-asumsi yang melandasinya. Beberapa pengelornpokkan teori yang dikenal antara lain prakrnatik, sintaktik, semantik, nonnatif, positif dan naturalis. Apakah perbedaan dari pengelompokkan teori-teori tersebut? Pendekatan prakmatik didasari oleh observasi atau pengamatan terhadap perilaku akuntan atau mereka yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh akuntan. Pendekatan sintaktik berlandaskan pada argumentasi logis berdasarkan pada kumpulan premis-pre,nis. Pendekatan semantik dilandasi oleh bagaimana suatu teori dihubungkan dengan fakta atau kejadian-kejadian nyata. Adapun pendekatan normatif merupakan perpaduan antara pendekatan semantik dan sintaktik. Sedangkan pendekatan positif dilandasi oleh suatu hipotesis atau dugaan sementara terhadap fakta atau pengujian peristiwa. Cobalah untuk mencari contoh-contoh penelitian akuntansi yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian kajilah kira-kira pendekatan teori apakah yang digunakan dalam penelitian tersebut.



S



A. TEORIPRAGMATIK Teori-teori pragmatik dibagi menjadi 2 kelompok yakni, pendekatan pragmatik deskriptif dan pendekatan pragmatik psikologis. Pendekatan pragmatik ke dalarn teori akuntansi terrnasuk kedalarn pendekatan induktif - yakni pendekatan yang didasari pada pcngamatan secara terus menerus terhadap perilaku akuntan dalam rangka untuk mengadopsi prosedur-prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi. Dengan kata lain, sebuah teori dapat dikembangkan dari pengamatan kita terhadap



2.4



TEDRI AKUNTANSI



e



perilaku para akuntan bagaimana mereka bertindak dalarn berbagai situasi. Teori ini dapat diuji dengan cara rnengamati apakah para akuntan berbuat dan



bertindak sesuai dengan teori. Sterling menggunakan pendekatan ini dengan sebutan pendekatan antropologi. Pendekatan pragmatik deskriptif bisa jadi merupakan pendekatan yang paling tua dan paling universal digunakan dalam mernbangun teori akuntansi. Sampai saat ini pendekatan ini cukup populer digunakan untuk mernpelajari ketrampilan akuntansi, bagaimana seorang akuntan dilatih untuk menjadi akuntan yang trampil dan handal. Namun demikian, pendekatan ini tidak terlepas dari kritik. Kekurangan



pendekatan pragmatis deskriptif antara lain: I. Pendekatan pragmatis deskriptif tidak memasukkan judgement analitis atas kualitas dari tindakan para akuntan. Tidak ada suatu penilaian atau assesment apakah para akuntan sudah bertindak yang benar dan 2.



semestinya Pendekatan pragmatis deskriptif tidak memberikan teknik-teknik akuntansi untuk di uji lebih lanjut sehingga teknik-teknik yang dihasilkan cenderung tidak berubah. Sebagai contoh, kita hanya ,nengamati metode yang digunakan para akuntan dalam praktik



akuntansi dan kemudian mengajarkannya pada para siswa. Kemudian para siswa ini di kemudian hari menjadi akuntan, dan kita akan mengamati perilaku mereka unruk diajarkan kepada siswa generasi 3.



berikutnya, dan seterusnya. Pendekatan pragmatis deskriptif hanya berfokus pada perilaku para akuntan - tidak mengukur unsur-unsur yang dirniliki perusahaan seperti aset, kewajiban dan keuntungan. Dalam pendekatan pragmatis deskriptif kita tidak memperhatikan fenomena akuntansi yang bersifat semantik.



Sterling berpendapat bahwa teori akuntansi seharusnya memperhatikan fenomena atau geja1a-geja1a akuntansi, bukan prakrik-praktik yang dilakukan oleh para akuntan. Sama halnya ketika teori fisika memperhatikan fenornena atau peristiwa yang terjadi, bukan ,nemperhatikan praktik-praktik yang dilakukan fisikawan. Sterling menyimpulkan bahwa pendekatan pragmatis



kurang sesuai diterapkan pad a konstruksi teori akuntansi. Menurutnya, teori







EK51441 5/MCDUL. 2



2.5



nonnatif lebih cocok, yakni bagaimana seharusnya akuntansi dilakukan bukan sekedar menjelaskan praktik-praktik dunia nyata. Jika pendekatan pragmatik deskriptif menitikberatkan pada pengamatan terhadap perilaku para akuntan, maka pendekatan pragmatik psikologis berusaha untuk mengamati respons para pengguna output yang dihasilkan oleh para akuntan seperti infonnasi keuangan. Reaksi yang diambil para pengguna dijadikan alat bukti bahwa suatu infonnasi keuangan bermanfaat dan mengandung informasi yang relevan. Permasalahan dari pendekatan pragmatik psikologis adalah bahwa para pengguna informasi keuangan ini tidak sama reaksinya, terkadang reaksi mereka tidak logis, terkadang mereka bahkan tidak bereaksi sebagairnana mestinya. Kekuarangan ini dapat diatasi dengan cara lebih memfokuskan pada teori-reori keputusan dan rnenguji teori pada sampel yang lebih besar daripada memfokuskan diri pada respons individual.



B. TEORI SINTAKTIK DAN SEMANTIK Para ahli telah mengkritisi pendekatan ini. Mereka berpendapat bahwa Salah satu contoh teori sintaktik adalah teori biaya historis tradisional. lntrepretasi dari teori tersebut dalam teori semantik bahwa yang dimaksud dengan input dari sistem adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat kedalam voucher, jurnal dan buku besar perusahaan. Pencatatan ini kemudian dimanipulasi baik dibatasi maupun disimpulkan alas dasar ternpat dan asumsi teori biaya historis. Sebagai contoh, kita asumsikan tingkat kenaikan harga atau inflasi tidak dicatat dan nilai pasar dari aset dan kewajiban diabaikan. Kita kernudian menggunakan sistem ak:untansi pencatatan double-entry dan prinsip-prinsip biaya historis dalam rangka menghitung untung rugi dan posisi keuangan perusahaan. Dalil-dalil tunggal kemudian diverifikasi setiap kali laporan keuangan diaudit dengan cara mencek perhitungan dan manipulasi yang dilakukan. Namun demikian, para akuntan jarang diaudit mengenai bagaimana orang-orang menggunakan jasa mereka (sebuah uji pragrnatis) atau mengenai apa yang mereka maksudkan (sebuah uji semantik). Dengan cara ini teori biaya historis dikonfirmasi. Teori ini hanya mengandung isi semantik sebagai bagian dari input. Tidak ada suatu kegiatan nyata untuk membuktikan suatu hasil dari perhitungan, misalnya laba atau total aset. Angka-angka ini tidak diamati



2.6



TEDRI AKUNTANSI



e



dan sekedar sebagai penjumlahan dari keseimbangan neraca, sementara itu proses audit hanyalah sebagai penghitungan kembali. Proses audit mernverifikasi input atas dasar pengujian dokumen dan pencekkan kalkukasi matematis. Namun demikian proses audit tidak memverifikasi hasil akhir. Ini berarti bahwa meskipun laporan akuntansi disiapkan sedemikian rupa dengan menggunakan sintaksis atau kalimat yang sempurna namun dalam prakteknya mengandung arti yang kecil. Simaklah contoh pernyataan berikut ini.



Bonus telah mencairkan pembekuan upah 0/eh Sue Mitchell



Metcash telah melakukan pembekuan gaji karyawan danfee para direktur non-eksekutif namun telah mernbujuk para eksekutif senior perusahaan tersebut dengan menawarkan pembayaran masa kerja jangka panjang sebesar I juta dolar. Pembayaran masa kerja jangka panjang ini bersifat kondisional jika Metcash mencapai pendapatan 8o/o dalarn kenaikan pendapatan per lembar saham selama 5 tahun ke depan. Sementara itu dibandingkan dengan penawaran sebelumnya, pembayaran tersebut juga bersifat kondisional namun dengan kenaikan pendapatan perlembar saham rnasing-rnasing 12,So/o dan I 0%. Penurunan tingkat bonus untuk masa kerja jangka panjang menggambarkan pertumbuhan Metcash yang lambat setelah akuisisi oleh Foodlands sebesar 900 juta dolar pada tahun 2005. Metcash meningkatkan pendapatan per lembar saharn sebanyak 13,3% pada tahun 2009 dan diperkirakan pendapatannya akan terus meningkat tahun ini. Simber : The Australian Financial Peview, 31 July 2011



Artikel diatas menggarnbarkan reaksi pasar terhadap informasi akuntansi. Setelah membaca artikel tersebut diatas, dapatkah anda jelaskan, deskripsi diatas merupakan salah satu contoh pendekatan teori pragmatik, sintaktis ataukah semantik? Diskusikan dengan teman-teman anda.



C. TEORI NORMATIF







2.7



EK51441 5/MCDUL. 2



Era tahun J 950an dan J 960an merupakan era keernasan dari pendekatan



normatif dalam penelitian-penelitian akuntansi. Selarna masa ini para peneliti di bidang akuntansi menaruh perhatian pada rekomendasi kebijakan dan apa yang harus dilakukan daripada menganalisa dan menjelaskan praktik-praktik yang diterima saat ini, Pendekatan normatif pada masa ini berfokus pada darimana pendapatan murni atau Jaba (1r11e income /profit) untuk suatu



periode akuntansi berasal dan mendiskusikan jenis-jenis informasi akuntansi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Teori mengenai pendapatan murni (true income theory) berfokus pada pengukuran tunggal untuk mengukur aset dan Jaba. Namun belum ada suatu kesepakatan mengenai pengukuran yang tepat untuk nilai dan laba. Literatur pada periode ini kebanyakan rnengulas tentang debat para akademisi mengenai kelebihan dan



alternatif sistem pengukuran. Sementara itu pendekatan kebermanfaaran keputusan (decision usefulness approaches) berasumsi bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk mernbantu proses kekurangan



pengambilan keputusan para pengguna laporan keuangan dengan mernberikan data akuntansi yang bermanfaat dan relevan. Misalya untuk



rnembantu para investor untuk memutuskan saham apa yang seharusnya di beli, ditahan dan dijual. Pengujian kebennanfaatan yang telah dilakukan adalah reaksi psikologis pragmatis terhadap data, sedangkan para ahli lainnya berpendapat bahwa sernua pengguna laporan keuangan memiliki kebutuhan



yang sama terhadap data akuntansi. Dalam



mengena, kebennanfaatan pengambilan keputusan akuntansi atau decision-usefullness theories didasarkan pada konsep ekonomi klasik mengenai laba dan kekayaan (profit and wealth) atau pengambilan keputusan rasional. Biasanya dilakukan penyesuaian terhadap pengukuran biaya historis terhadap inflasi atau nilai pasar dari aset, atau apa yang disebut dengan teori pengukuran akuntansi. Teori kebermanfaatan keputusan ini didasarkan pada asumsi bahwa: I. Akuntansi harus merupakan sistern pengukuran 2. Laba (profit) dan Nilai (value) dapat diukur secara tepat 3. Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonorni 4. Pasar bisa menjadi tidak efisien karena dapat dipengaruhi oleh para akuntan yang kreatif 5. Akuntansi konvensional tidak efisien dalam hat informasi kebanyakan



kasus



teori-teori



2. B



6.



TEDRI AKUNTANSI



e



Terdapat satu pengukuran laba yang unik



Asumsi diatas merupakan rekomendasi para ahli yang dianggap sebagai sistem akuntansi ideal untuk menggantikan pendekatan biaya historis dan belum banyak didasari oleh pengujian empiris. Para peneliti dibidang nonnatif ini mencap pendekatan mereka terhadap forrnulasi teori keilmuan dan pada umumnya didasarkan pada teori analitik (sintaktik) dan empiris (induktif). Secara konsep teori normatif di era tahun



1950 an dan 1960 an memulai dengan pernyataan mengenai ruang lingkup dan tujuan akuntansi, serta asumsi yang mendasari sistem dan definisi semua konsep pokok. Ruang lingkup akuntansi jelas merupakan hubungan dengan



neraca dan laporan rugi laba tidak hanya terbatas pada elemen akuntansi seperti akuntansi mengenai hutang saja. Akuntansi berhubungan dengan semua pengguna laporan keuangan. Para ahJi teori normatif juga berasumsi rnengenai bagaimana perusahaan beroperasi berdasarkan atas apa yang mereka amati, prinsip-prinsip akuntansi dan penjelasan logis mengenai apa yang dihasilkan oleh akuntansi juga diuraikan. Kerangka deduktif konsisten dengan konsep analitis teori normatif. Laporan keuangan harus menggambarkan apa yang dikatakan, dan harus memiliki



hubungan semantik dengan dunia nyata. Meskipun



laporan



keuangan merupakan abstraksi dari kegiatan-kegiatan ekonomi seuatu perusahaan, namun karena laporan keuangan menyimpulkan pergerakan dari sumber daya ekonomi, maka laporan keuangan harus bersifat pragmatis hanya sebatas pengganti dari pengalaman langsung. Pengujian pragmatis



adalah jika ketika kita mengamati laporan keuangan, maka pengguna laporan keuangan harus bertindak seakan-akan rnereka bcnar-benar mengamati peristiwa yang terjadi yang digarnbarkan oleh suatu laporan keuangan. Meskipun metodologi ini mengandung pendekatan sintaktik dan semantik, namun cenderung mengandung hubungan sintaktik, oleh karena itu disebut dengan hipotetik-deduktif.



Sebuah pertanyaan penting dalam penelitian akuntansi terkait dengan kebermanfaatan suatu data akuntansi. Apakah sekumpulan data kuantitatif yang kita peroleh dari suatu peristiwa dan kejadian yang didasarkan pada teori akuntansi bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan? Untuk mencari jawabannya, maka data yang telah dihasilkan dari suatu sistern akuntansi yang spesifik diambil dan menentukan apakah data-data tersebut







2.9



EK51441 5/MCDUL. 2



membantu para pengarnbil keputusan menghasilkan keputusan keuangan yang tepat. lni merupakan pendekatan Jangsung untuk menguji suatu teori akuntansi. Gambar 2.1 berikut ini menggambarkan prosedur dimana para pengambil keputusan menggunakan data akuntansi untuk memprediksi kondisi perusahaan. Berdasarkan prediksi ini kemudian mereka memutuskan apa yang harus dilakukan, misalnya membeli saham atau menjualnya. Sistern



Akuntansi Perusahaan



Model prediksi dari pengguna



Model pengarnbi Ian



keputusan pengguna



SJmber: Cildfrey, J. B.al., l'ccounting Theory 7th ed, halaman 25



Gambar 2. 1 Proses Pengambi I an Keput usan Berdasarkan perspektif keilmuan, pendekatan kebermanfaatan keputusan ini mengacu pada instrumen keuangan atau realisme, Usulan alternatif sistern akuntansi harus berdasarkan kemarnpuan meramalkan yang bersifat positif logis, atau disebut dcngan instrunientalism, Dengan kata lain sebuah teori tidak mcrniliki kegunaan apapun kecuali hanya sebagai alat untuk memprediksi atau meramalkan suatu kondisi. Friedman berpendapat bahwa teori tidak dapat diuji hanya berdasarkan realisme yang diambil dari asumsiasumsi, teori dapat dinilai dari kekuatan peramalan. Namun demikian retap saja masalah muncul dari pengujian teori ini. Pertama, jika peramalan diverifikasi maka ha! tersebut hanya mernveririfikasi model peramalan yang digunakan oleh pengguna, bukan model peramalan dari sistem akuntansi. Tentu saja ada variabel lain disamping data akuntansi yang digunakan. Kedua, jika keputusan yang diambil tepat, hal tersebut hanya memverifikasi model keputusan, bukan model sistem akuntansi. Oleh karenanya sulit untuk menginterpretasikan validitas suatu model akuntansi berdasarkan pengambilan keputusan semata. Sebaliknya, realisrne menekankan pada peran eksplanatori dari keilmuan, yang bersifat membeberkan atau kebalikan dari prediksi. Pandangan metodologi ini menekankan pada peran umpan balik akuntansi. Pendekatan realisme akuntansi berarti bahwa agar teori akuntansi valid atau absah maka harus ada lebih dari satu jenis instrurnen atau alat untuk



2.10



TEDRI AKUNTANSI



e



mernprediksi. Selain itu juga harus ada penjelasan dari suatu realita yang menjadi fenomena akuntansi. Dengan pendekatan ini, akuntansi rnemperoleh karena kernarnpuan memprediksi, adanya urnpan balik relevan atau penjelasan deskriptif mengenai apa yang telah terjadi. Kita juga dapat rnernpertanyaan validitas logis dari penggunaan prediksi atau peramalan (forecasting) sebagai pengujian saintifik bagi teori akuntansi dalarn lingkungan yang dinamis dirnana banyak variabel yang tidak dapat dikendalikan. Prediksi dalarn keilmuan akan lebih valid jika kita dapat mengontrol variabel seperti tekanan, panas, berat, dan sebagainya. Jika kita tidak dapat mengendalikan variabel dalam Jingkungan ekonomi seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat kepercayaan konsumen, maka prediksi atau peramalan harus dilakukan secara statistik, sepanjang bukti-bukti yang mendukung prediksi dapat terwakili. Artikel berikut ini adalah suatu komentar mengenai bagaimana teori akuntansi dihasilkan, kemudian diterima untuk selanjutnya diimplementasikan. Kontroversi IFRS Penggunaan International Financial Reporting Standards atau IFRS oleh otoritas lokal lnggris rcsmi diumumkan sejak I April 2010. Menurut penulis artikel ini, Richard Murphy, lFRS tidak cocok untuk diterapkan oleh otoritas lokal lnggris. Alasannya sederhana. lFRS dirancang untuk menghasilkan apa yang disebut oleh lASB (international Accounting Standard Board) sebagai informasi keputusan yang bermanfaat. IASB mendefinisikan sebagai infonnasi keputusan yang bcrrnanfaat karena dibutuhkan oleh investor untuk memutuskan membcli atau menjual saharn tertentu. Mereka tidak mernpertimbangkan adanya alasan lain yang patut diperhitungkan selain pelaporan keuangan. Hal itulah mengapa fokus lFRS tclah bcrgcscr dari praktik-praktik akuntansi yang ditcrima umum Practice/GAAP) di (Generally Accepted Accounting lnggris yang menitikberatkan pada pelaporan laba kearah pelaporan rnengenai perubahan nilai pada neraca. GAAP di lnggris sebelumnya adalah prinsip akrua\ yang berupaya menandingkan transaksi pada suatu periode untuk rnengukur apa yang telah terjadi pada suatu skala waktu. Neraca hanya merupakan salah satu pengukuran saja dalam proses ini. Jadi GAAP mengandung pelayanan, kinerja keuangan, nilai dari uang dan kegiatan dari waktu ke waktu. Sebaliknya lFRS mengukur nilai pada satu titik waktu dan rnembandingkannya dcngan nilai pada titik waktu yang lain. Perbedaannya terletak pada hasil dari suatu periode. Pada lFRS neraca menjadi dominan, setelah itu baru laporan rugi laba karena diasu,nsikan bahwa keterlibatan investor relatif singkat (biasanya kurang dari I tahun). Oleh karenanya lFRS tidak menekankan pada pelayanan dan kinerja dari waktu ke waktu, dimana hal ini tidak sesuai untuk diterapkan pada otoritas lokal yang melavani kepentinzan publik.







2. 11



EK51441 5/MCDUL. 2



Slmber:



Rchard M.Jrphy, Tax taxresearch. org. uk.



and



Corporate



Accountability,



www.



Berdasarkan artikel diatas, IFRS harus kutipan mengapa diimplementasikan pada otoritas Jokal di Inggris? Apakah keputusan tersebut bersifat saintifik atau non saintifik? Diskusikan dengan teman-teman anda.



C. TEORI POSITIF Selama periode I 970an teori akuntansi kembali pada metodologi empiris yang mengacu pada metodologi positif. Positivisme atau empirisme berarti bahwa menguji atau menghubungkan hipotesa atau teori akuntansi kembali pada pengalarnan dan fakta-fakta dari dunia nyata. Penelitian akuntansi aliran



positif pertarna kali berfokus pada pengujian empiris dari asumsi-asumsi yang dibuat oleh para ahli beraliran normatif. Misalnya dengan menggunakan kuesioner dan teknik survey lainnya, perilaku atas kebermanfaatan teknik akuntansi yang berbeda ditentukan. Pendekatan yang sering digunakan adalah survey dalam menjaring opini para analis keuangan, pegawai bank dan akuntan mengenai kebermanfaatan metode akuntansi yang berbeda yang digunakan untuk pengambilan keputusan, seperti mernprediksi pailit, atau menentukan membeli dan menjual saham), Pendekatan lain adalah untuk menguji pentingnya output yang dihasilkan oleh akuntansi di pasar. Pengujian dirnaksudkan apakah peningkatan akuntansi meningkatkan efisiensi infonnasi di pasar modal, apakah laba merupakan determinan penting dalam penilaian harga saham, apakah biaya untuk mernperoleh data akuntansi sesuai dengan keuntungan yang diperoleh, apakah penggunaan teknik akuntansi yang berbeda berakibat pada nilai yanag berbeda. Saat ini kebanyakan teori positif menekankan pada penjelasan alasan atas prak:tik-praktik akuntansi saat ini dan memprediksi peran akuntansi dan infonnasi yang berhubungan dalam keputusan ekonomi para individual,



2.12



TEDRI AKUNTANSI



e



perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkontribusi pada jalannya pasar dan ekonomi. Penelitian ini ,nenguji teori bahwa asumsi informasi akuntansi merupakan komoditas ekonomi dan politik, dan orang-orang bertindak atas kepentingan pribadi. Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) mengungkap pertanyaan seperti: Apakah perusahaan rnerniliki



alternatif mernbiayai aset jika aturan mengenai pembiayaan dengan leasing berubah? Perusahaan mana yang cenderung menggunakan metode depresiasi garis lurus dibandingkan dengan metode penghapusan saldo, mengapa? Teori yang digunakan untuk menjawab pertanyaan ini berkisar dari rnotivasi para manajer untuk mernaksimalkan bonus yang diperoleh dari keuntungan



perusahaan, motivasi para manajer untuk rnenghindari kerugian yang disebabkan karena hutang yang berakibat pada menurunnya biaya hutang, atau motivasi mereka untuk rnenggunakan teknik akuntansi da}am mengalihkan perhatian dari keuntungan tinggi seandainya keuntungan akan



menarik perhatian publik dan pengawasan pemerintah, dan mungkin beban pajak yang lebih besar. Perbedaan utama pendekatan normatif dan positif dalam akuntansi adalah bahwa pcndekatan nonnatif bersifat preskriptif sedangkan pendekatan positif bersifat deskriptif, Pendekatan norrnatif, seperti dokter yang mernberi resep, menyarankan bagaimana para akuntan harus berperilaku dalam mencapai hasil yang diyakini baik dan benar secara moral. Sementara pendekatan positif tidak memberi resep namun lebih menjelaskan bagaimana perilaku orang-orang (biasanya pembuat dan pengguna inforrnasi keuangan)



atau mernprediksi perilaku mereka terlepas dari benar atau salah. Meskipun penganut kedua pendekatan ini saling bertolak belakang, namun pada



kenyataannya kedua pendekatan ini dapat sating melengkapi. PAT dapat membantu mernberikan pernahaman tentang peran teori akuntansi, dimana



pada akhirnya dapat membentuk basis pengembangan teori normatif dalam rangka mengembangkan praktik-praktik akuntansi.



E. PERSPEKTIF LAIN DALAM TEO RI AKUNTANSI Dalam pembahasan sebelurnnya kita telah mengetahui bagaimana suatu teori diformulasikan dengan ,nenggunakan teori saintifik. Kita mernulainya dengan sebuah teori berdasarkan pengetahuan sebelumnya, atau yang kita kenal dengan konstruksi teori saintifik yang diterima. Ketika kita mengamati







EK51441 5/MCDUL. 2



2. 13



perilaku di dunia nyata yang tidak sesuai dengan teori, kita anggap isu dalam penelitian tersebut sebagai anomali dan menggambarkannya sebagai pertanyaan penelitian yang harus dijelaskan. Kita membangun teori untuk menjelaskan perilaku yang kita amati dan menggunakan teori tersebut untuk menghasilkan hipotesis atau dugaan yang dapat diuji sesuai dengan teori yang berlaku. Kita kernudian menentukan prosedur pengumpulan data, apakah dengan rnenggunakan teknik maternatis atau statistik, k.ita kernudian memvalidasi dugaan sementara untuk diuji. Pendekatan ini memiliki asumsi bahwa dunia untuk diteliti merupakan obyek nyata yang mernungkinkan pengujian statistik skala besar.Penelitian jenis ini menghasilkan hipotesis yang kemudian dikornbinasikan untuk mernberikan pemaharnan yang lebih



dalarn atau prediksi akuntansi yang lebih baik. Asumsi yang digunakan ini merupakan suatu teori yang baik dalam kondisi perusahaan dan industri konstan dari waktu ke waktu. Pendekatan penelitian ini umurnnya dianggap sebagai pendekatan saintifik yang digunakan oleh banyak peneliti di bidang akuantansi dan dipublikasikan di banyak jurnal akuntansi ternama, Penting untuk diingat bahwa pendekatan ini didasarkan pada asumsi-asumsi ontologis, yakni cara kita rnernandang dunia, dimana terdapat epistemologi, yakni cara kita rnemperoleh pengetahuan, yang berbeda dan metode penelitian yang berbeda pula. Hal ini mernpengaruhi jenis-jenis permasalahan penelitian dan hipotesis yang akan diuji. Para peneliti akuntansi ini perlu mengenali asumsi yang mendasari penelitian mereka dan apakah terdapat alternatif pendekatan penelitian yang lebih cocok. Banyak peneliti saat ini meyakini bahwa pendekatan penelitian yang sesuai sangat tergantung dari sifat pertanyaan penelitian yang dipertirnbangkan. Metode saintifik dikritisi sebagai penelitian statistik berskala besar yang berupaya mengurnpulkan semuanya menjadi satu. Hipotesis yang didasarkan pada penggunaan harga pasar saham atau survey dianggap rnenjauhkan penelitian akuntansi dari dunia para praktisi akuntansi. Beberapa peneliti menyarankan fokus penelitian yang bersifat naturalis lebih pantas untuk rnemperoleh pengetahuan mengenai perilaku akuntansi dalam konteks yang lebih alamiah. Pemaharnannya adalah bagaimana k.ita dapat melakukan suatu penelitian secara alamiah, Pendekatan ini memberikan dua implikasi yakni, pertarna bahwa kita tidak rnerniliki keyakinan atas suatu teori, kedua rnenekankan pada perrnasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Hal ini



2.14



TEDRI AKUNTANSI



e



dapat terlaksana dengan pendekatan yang fleksibel menggunakan pengamatan yang Jebih intens pada obyek dan rnenggunakan sedikit mungkin analisis matematik, modeling, pengujian statistik, survey dan pengujian laboratorium. Cara yang paling umum untuk rnelakukan penelitian naturalis ialah dengan studi kasus dan lebih kerja lapangan yang lebih detail. Perspektif penelitian jenis ini Jebih bersifat mikro karena ditujukan untuk pernecahan rnasalah yang Jebih spesifik pada permasalahan perusahaan. Oleh karenanya, hasil penelitian jenis ini sulit untuk ditarik kesimpulan yang berlaku urnum, atau di generalisasikan. Pendekatan naturalis dapat dibandingkan dengan penelitian akuntansi saintifik untuk menyatukan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis dalam rangka membangun teori akuntansi yang berlaku umum. Penelitian naturalis berangkat dari situasi dunia nyata yang spesifik. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan: Apakah yang sedang terjadi disini? Bukan untuk tujuan memberlakukan suatu kondisi untuk diterima secara umum. Hal ini tidak disepakati oleh Tomkins dan Groves. Mereka melihat pendekatan penelitian naturalis lebih cocok untuk berbagai asumsi ontologi yang bcrbeda. Asumsi ontologi yang berbeda ini mengacu pada gaya penelitian yang berbeda dan mernpengaruhi pertanyaan penelitian yang diteiiti. Sebagai contoh kita mungkin memandang akuntansi sebagai suatu konstruksi sosial. Kita mungkin memahami apakah yang diyakini oleh orangorang, apakah yang mendasari suatu asumsi dapat berlangsung, atau bagian mana dari suatu persepsi yang mengendalikan peran mereka. Hal ini merupakan jenis-jenis pertanyaan yang mungkin diteliti dengan menggunakan suatu ontologi subyektif. Untuk memahami ontologi lebih jauh dan gaya penelitian yang berbeda yang digunakan, kita gunakan klasifikasi yang digunakan oleh Tomkins dan Groves serta Morgan dan Smircich, Mereka mengklasifikasikan asumsi ontologi kedalam enarn kelas. Kategori I adalah pandangan obyektif mengenai cara pandang melihat dunia nyata, dimana perilaku akan selalu mengacu pada suatu set aturan perilaku dan hasil dari keputusan dan kegiatan secara tinggi dapat diprediksi. Terkait dengan kategori I, sebagai contoh peneliti berasumsi bahwa semua manajer bertujuan untuk mernaksimalkan kekayaan pribadi dan mereka mengerti bagaimana menggunakan teknik akuntansi untuk rnencapai tujuan mereka. Misalnya dengan cara meningkatkan pendapatan pada pelaporan yang mereka buat, dengan







2. 15



EK51441 5/MCDUL. 2



dernikian meningkatkan bonus yang akan mereka terima. Hal im ,nemungkinkan para peneliti untuk rnernprediksi rnetode akuntansi apa yang akan digunakan oleh para manajer tersebut jika suatu regulasi akuntansi tidak diikuti. Para peneliti meramalkan bahwa semua manajer berperilaku dalam cara yang sama karena mereka memiliki cara pandang yang sama dan ,nemiliki preferensi yang sama atas suatu hasil. Ketika para peneliti rnemandang dunia sebagai suatu yang konkrit atau nyata (kategori I) ha! ini memungkinkan mereka untuk menggunakan pendekatan saintifik dan metode statistik untuk menguji prediksi mereka. Pendekatan saintifik cocok jika perilaku yang diteliti diprediksi secara sisternatis sesuai dengan model perilaku dan kejadian.



Tabel 2. 1 KJasjfikasi asrms ontologi



Kategori I



2 3 4



5 6 8.Jmber:



Asumsi



Realitas Realitas Realitas Realitas Realitas Realitas



sebasai struktur konkrit sebazai struktur oroses



sebazai bidanu kontekstual dari informasi sebazai un kaoan simbolik seba ai konstruksi sosial seba ai nroveksi dari imaiinasi manusia



Tomkins & G-oves, 'he everyday accountant and researching his reality', Accounting 0-ganizations and S:Jciety dalam Godfrey, J et. al, Account i ng Theory 71 h ed.



Jika kita melihat kolom kategori dari yang paling atas ke bawah, secara bertahap kita melihat asumsi tentang 'konkrit' dimana kategori I ,nengasumsikan bahwa dunia itu nyata dan stabil, sementara kategori 6 rnernandang dunia sebagai kondisi yang tidak stabil dan sangat tergantung dari cara pandang manusia. Dalam kategori 6 rnanusia tidak dituntut untuk berperilaku sesuai dcngan aturan pcrilaku yang bcrlaku urnum, namun diasumsikan sebagai hubungan yang kompleks dan model keputusan individualistik. lndividu sendiri memiliki cara perpikir yang tidak sama, karena individualisme dituntut seperti dalam kategori 6. Oleh karenanya metode saintifik dan pengujian statistik tidak sesuai dengan asumsi dalam



2.16



TEDRI AKUNTANSI



e



kategori 6. Meskipun individu dapat berperilaku secara rasional sesuai dengan pemaharnan mereka dalam rnernandang dunia dan hasil yang



diharapkan dari kegiatan mereka, namun mereka tidak memiliki pemahaman yang seragam mengenai bagairnana dunia bekerja dan mereka memiliki ekspektasi yang berbeda dari kegiatan yang rnereka lakukan. Misalnya, beberapa manajer cenderung untuk memaksimalkan kekayaan rnereka, sernentara manajer yang lain cenderung untuk rnernaksimalkan kepuasan kerja bawahannya, sedangkan manajer lainnya cenderung untuk rnerninimalkan upaya kerja mereka. Pernaharnan mengenai keputusan sangat



tergantung dari pemahaman individu mengenai persepsi dan kecenderungan mereka.



Kategori I sampai 3 lebih sesuai untuk digunakan dalam pendekatan saintifik. Melalui pengamatan dan pengukuran, diasumsikan bahwa sesuatu sudah tersedia, stabil dan terkait dengan suatu bagian kecil dari populasi yang dapat digunakan untuk prediksi yang lebih akurat. Kategori 4 sampai 6, Tomkins dan Groves berpendapat lebih sesuai digunakan dalarn penelitian



naturalis dan eksplorasi. Ketiga kategori ini biasanya disebut symbolic interactionist, yang rnelihat dunia sebagai satu dunia yang sama dimana individu rnernbentuk irnpresi yang berbeda-beda rnelalui proses interaksi dan negosiasi. Mereka rneyakini bahwa interaksi dan sosialisasi rnernungkinkan



hanya melalui pertukaran atau saling berbagi interpretasi. Realitas bukanlah bagian dari aturan interpretasi tetapi hanya merupakan pengertian yang dihasilkan dari intrepretasi atas situasi dan kejadian yang mereka alami. Menurut pendekatan saintifik, pengertian yang diyakini individu diasurnsikan stabil atau tidak berubah. Sebaliknya dalarn pendekatan naturalis, permasalahan akan diteliti dengan menitikberatkan pada pengalaman yang dialarni oleh subyek penelitian dalam rangka rnemperoleh pemaharnan atas suatu perrnasalahan. Proses ini rnengidentifikasi bahwa banyak bentuk yang signifikan dari suatu perilaku sosial yang tidak berhubungan dengan variabel-



variabel yang ditentukan tetapi menghasilkan interaksi dalam sekelompok orang. Sebagairnana telah dijelaskan tadi, asumsi ontologi yang kita buat rnengacu pada pendekatan epistemologi dan metode penelitian yang berbedabeda. Hal ini kernudian rnernpengaruhi jenis-jenis pennasalahan penelitian dan hipotesis yang diujikan. Untuk rnernbantu anda memahami, berikut







2. 17



EK51441 5/MCDUL. 2



perbandingan antara pendekatan saintifik dan naturalis yang dapat anda lihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Perbandingan penelitian saintifik dan penelitian naturalis



Asumsi Ontologis



Pendekatan Epistemologi



Metodologi



Metode



Penelitian Saintifik



Penelitian naturalis



• Realitas konkret dan objektif • Akuntansi adalah realitas yang objektif



• Realitas dikontruksikan secara sosial dan sebagai hasil dari . .. . . irnajmast rnanusia • Akuntansi adalah realitas yang dikontruksikan • Bersifat holistik • Kompleksitas dunia tidak dapat diselesaikan dengan reductionism • Irreducible /a\VS



• Perluasan dari ilmu pengetahuan • Reductionism • Menguji hipotesis individual • Secara hukurn ,nemungkinkan untuk diaeneralisasi • Terstruktur • Berdasarkan teori sebelumnya • Val idasi secara emoiris • Formulasi model sintaktis • Induksi secara ernpiris untuk rnernbangun



• Tidak terstruktur • Tidak berdasarkan teori sebelumnya



• Studi kasus • Eksplorasi dengan cara yang fleksibel • Pengalaman atas kejadian atau peristiwa



hipotesis • Metode statistik yang cocok . .9.Jmber: Godley, J., Accounting Theory 71 h ed .



F.



PENDEKA TAN SAINTIFIK KE DALAM AKUNTANSI



2.18



TEDRI AKUNTANSI



e



Telah terjadi kesalahpahaman mengenai penerapan pendekatan saintifik kedalam akuntansi. Beberapa peneliti meyakini bahwa upaya penerapan pendekatan saintifik kedalam akuntansi hanya akan menjauhkan para peneliti



akuntansi dengan para praktisi akuntansi. Hal ini sebenarnya bukanlah tujuan dari pendekatan saintifik. Seorang ilmuwan adalah mereka yang menggunakan metode saintifik dan oleh karenanya mereka kebanyakan adalah peneliti. Profesi medis mernberikan satu contoh mengenai perbedaan peneliti dan praktisi serta bagairnana penggunaan dan pengaruh metode saintifik. Peneliti medis adalah ilmuwan, tetapi praktisi medis, rnisalnya dokter bukanlah ilmuwan. Dokter merupakan alat medis, seorang yang profesional dalam rnendiagnosa penyakit dan memberikan pengobatan.



Dokter sebagai alat medis ini merupakan kumpulan ilmu pengetahuan yang



diperoleh melalui penelitian saintifik oleh para peneliti medis. Namun demikian, seperti juga bidang ilmu lain, penelitian saintifik belum dapat menemukan sernua jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan medis, beberapa kesimpulan yang telah diambil juga tidak semua disepakati dan ada yang masih menimbulkan pro dan kontra. Kesimpulan dari sebuah



penelitian adalah gcncralisasi atau penarikan kesimpulan secara umum, tetapi yang dihadapi para praktisi adalah kasus-kasus spesifik yang belurn tentu dapat dengan tepat dan pasti dikonfirmasi dengan generalisasi tadi. Berdasarkan alasan ini, penilaian praktisilah, dalam hal ini dokter, yang penting untuk diterapkan sebagai alat rnedis. Praktisi dalam prakteknya berperilaku secara saintifik atau keilmuan, dimana keilmuan mereka harus mendukung diagnosis dan pengobatan yang dilakukan. Akuntan yang rneyakini pendekatan saintifik menginginkan adanya bukti empiris dan



penjelasan yang logis untuk mendukung praktik-praktik akuntansi - oleh karenanya praktisi dapat rnernberikan rekomendasi metode apa yang paling sesuai untuk diterapkan pada situasi tertentu berdasarkan bukti-bukti dan kejadian yang ada. Orang-orang pun akan Jebih menerirna pernyataan yang didasari oleh bukti-bukti nyata ketimbang sekedar pernyataan yang



didasarkan pada rasional dan debat semata. Kesalahpaharnan lainnya mengenai aplikasi pendekatan saintifik adalah bahwa setiap individu menginginkan kebenaran absolut, dirnana hal tersebut tidak mungk.in. Mereka yang tidak sependapat dengan pendekatan saintifik dalarn rnemforrnulasi suatu teori menyatakan bahwa hal yang sia-sia saja untuk mencari sesuatu yang tidak mungkin. Pendapat tersebut didasarkan







EK51441 5/MCDUL. 2



2. 19



pada argumentasi bahwa pendekatan saintifik adalah suatu upaya untuk rnencari kebenaran absolut. Pendekatan saintifik bukanlah pendekatan yang sempurna tetapi merupakan penemuan manusia untuk mernbantu kita mempertimbangkan apakah suatu pernyataan realistis atau tidak. Struktur dan proses pendekatan saintifik dibuat berdasarkan prinsip bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengklairn suatu kebenaran absolut dalam sains. Suatu pernyataan atau teori dapat dik.atakan disepakati hanya jika para ilmuwan dibidang tersebut dimana asal teori dibangun memutuskan bahwa telah ada bukti-bukti yang meyakinkan, contohnya jika pengujian statistik menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh memiliki derajat kesalahan 5 persen. Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa substitusi, penyesuaian dan modifikasi suatu teori dibuat berdasarkan adanya buktibukti baru.



G. ISU-ISU MENGENAI KONSTRUKSI TEORI AUDIT Sebagaimana yang telah anda pelajari sebelumnya, audit adalah suatu proses verifikasi yang diterapkan kedalam input dan proses akuntansi. Auditor tidak memverifikasi output untuk mengkonfirrnasikan suatu pengukuran ekonomi dari laba, namun lebih memberikan opini apakah laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan kerangka pelaporan yang berlaku. Auditor mernberikan opini apakah suatu laporan keuangan wajar, atau wajar tanpa syarat. Secara urnum, konstruksi teori audit mengikuti perkembangan teori akuntansi. Literatur terdahulu mengenai audit berfokus pada isu-isu dalam pelaksanaan audit, seperti penekanan pada deteksi kecurangan, penemuan kesalahan prinsip-prinsip akuntansi dan verifikasi akun. Pendekatan pragrnatis dalam perkembangan teori audit mernberikan bukti dalam teks



sebelumnya yang menjelaskan proses dan prinsip-prinsip audit. Sebagai contoh, konsep profesional skeptis berakar dari prinsip-prinsip yang berasal dari kasus-kasus yang terjadi di abad 19 seperti Kingston Cotton Mill ( 1896) dan London and General Bank ( 1985). Penilaian atas kasus Kingston Cotton Mill mcndefinisikan tanggungjawab auditor atas deteksi kecurangan yang rnerupakan hak yang diberikan sebagai wakil perusahaan untuk bertanggungjawab menjaga perusahaan. Standar audit dalam prosesnya berkembang dan diadaptasi dari waktu ke waktu berdasarkan konsep ini.



2.20



TEDRI AKUNTANSI



e



Pada masa sekarang ini, standar audit tetap mengacu pada hak auditor untuk menerima catatan dan dokumen sebagai bukti asli, dilanjutkan dengan investigasi lebih Ianjut jika terdapat kondisi yang rneragukan. Mautz dan Sharaf ( 1961) berupaya menarik kesimpulan dari berbagai literatur menjadi suatu teori komprehensif mengenai audit. Motivasi mereka rnenulis sebuah monograf berupaya untuk menjawab pandangan bahwa audit adalah sebuah latihan praktis, bukan hanya tanpa teori tetapi juga audit tidak membutuhkan pengembangan teoritis. Mereka beranggapan bahwa permasalahan praktik dapat diselesaikan hanya dengan pengembangan dan penggunaan teori. Studi rnereka rnenghasilkan delapan postulat sebagai pondasi teori audit dan mengembangkan beberapa konsep dasar yang kemudian menjadi sebuah teori. Konsep-konsep ini diidcntifikasikan sebagai bukti, pemeliharaan audit, penyajian laporan yang wajar, independen dan pelaksanaannya sesuai etika. Namun meskipun konsep-konsep ini terdapat dalam standar dan regulasi audit, perkernbangan teori audit berjalan sangat lamban. Pengaruh era normatif dalam teori dan penelitian akuntansi juga berpcngaruh pada teori audit. Awai tahun 1970an American Accounting Association (AAA) mernbentuk komite konsep dasar audit untuk menyelidiki peran dan fungsi audit, merekornendasikan proyek riset, memeriksa permasalahan atas bukti-bukti, dan rnengeluarkan surat perneriksaan dalarn ruang lingkup audit. Laporan yang dihasilkan mengandung pernyataan norrnatif atas audit dengan menekankan pada konsep-konsep yang harus dipelajari siswa, dan saran-saran penelitian yang mengarah pada pernenuhan peran audit dalam masyarakat. Pernyataan konsep dasar audit yang dihasilkan (ASOBAC) menekankan escnsi audit sebagai pengumpulan dan evaluasi bukti tanpa pengembangan teori sepenuhnya tentang bagaimana bukti-bukti digunakan dalam proses pemikiran untuk mendukung opini auditor. Perkembangan teori positif akuntansi (Positive Accounting Theory/PAT) pada era I 970an diikuti dengan arah perubahan dalam teori audit. Dua aliran riset berkembang, dimana keduanya bertumpu pada data empiris dan didesain dalam kerangka positif atau saintifik. Para peneliti berfokus pada pemahaman atas pengujian audit atau proses pertimbangan di level mikro. Penelitian ini berupaya menjelaskan bagaimana para auditor mernbuat pertimbangan dan keputusan sehingga perilaku para auditor ini dapat diprediksi ketika mereka







EK51441 5/MCDUL. 2



2.21



diternpatkan dalam berbagai situasi. Salah satu aliran utarna dalam penelitian audit empiris yang berkernbang pada rnasa ini menguji pertanyaanpertanyaan yang dipilih auditor dan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya honor yang diterima oleh para auditor. Penelitian ini lebih tertarik pada kualitas audit yang dilakukan oleh auditor yang berbeda di berbagai situasi yang berbeda. DeAngelo berpendapat bahwa kualitas audit secara positif berhubungan dengan ukuran perusahaan audit karena perusahaan



auditor besar mengalami lebih banyak kehilangan dengan tidak melaporkan pelanggaran yang diternukan dalam catatan klien rnereka. Oleh karenanya, perusahaan audit besar berpotensi kehilangan lebih banyak klien dibandingkan perusahaan audit kecil karena mengorbankan independensi audit demi menyenangkan klien. Teori ini rnenjelaskan mengapa perusahaan



audit besar mendominasi pasar pelayanan audit. Simunic mengembangkan sebuah teori untuk menjelaskan bahwafee atau bayaran atas audit didasarkan pada karakteristik klien dan menggambarkan kekuatan hukum penawaranpermintaan (supply-demand]. Literatur ini didasari pada konsep ekonorni dari pasar yang efisien dan peranan auditor dalam menyelesaikan konflik antara



pernegang saham, manajer dan pemilik uang.



LATI HAN



Untuk mernperdalam pernahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!



I)



Jelaskan bagairnana pendekatan pragmatik digunakan dalam teon akuntansi !



2)



Jelaskan intrepretasi dari teori biaya historis sebagai contoh dari teori sintaktik ke dalam teori semantik! Jelaskan perbedaan antara pendekatan norrnatif dan positif dalarn akuntansi !



3)



Petunjuk Jawaban. Latihan I)



Pada



pragrnatik dikelompokkan kedalam pendekatan pragmatik deskriptif dan pendekatan pragmatik psikologis. dasarnya



pendekatan



2.22



2)



3)



TEDRI AKUNTANSI



e



Pendekatan pragrnatik deskriptif bisa jadi merupakan pendekatan yang paling tua dan paling universal digunakan dalarn rnernbangun teori akuntansi. Pendekatan pragmatik ke dalam teori akuntansi termasuk kedalarn pendekatan induktif yakni pendekatan yang didasari pada pengamatan secara terus menerus terhadap perilaku akuntan dalam rangka untuk mengadopsi prosedur-prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi. Dengan kata lain, sebuah teori dapat dikembangkan dari pengamatan kita terhadap perilaku para akuntan bagaimana mereka bertindak dalam berbagai situasi. Teori ini dapat diuji dengan cara mengamati apakah para akuntan berbuat dan bertindak sesuai dengan teori. Pendekatan 1n1 cukup populer digunakan rnisalnya untuk mempelajari bagaimana seorang akuntan dilatih untuk menjadi akuntan yang trarnpil dan handal. Bahwa yang dimaksud dengan input dari sistern adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat kedalarn voucher, jurnal dan buku besar perusahaan. Pencatatan ini kemudian disimpulkan atas dasar tempat dan asumsi teori biaya historis. Misalnya, kita asumsikan tingkat kenaikan harga atau inflasi tidak dicatat dan nilai pasar dari aset dan kewajiban diabaikan. Kernudian sistern akuntansi pencatatan double-entry dan prinsip-prinsip biaya historis digunakan dalam rangka rnenghitung untung rugi dan posisi keuangan perusahaan. Dalil-dalil tunggal kemudian diverifikasi setiap kali laporan keuangan diaudit dengan cara mencek perhitungan dan manipulasi yang dilakukan. Namun dernikian, para akuntan jarang diaudit mengenai bagaimana orang-orang menggunakan jasa mereka (sebuah uji pragmatis) atau mengenai apa yang mereka maksudkan (sebuah uji semantik). Dengan cara ini teori biaya historis dikonfirrnasi. Perbedaan utarna pendekatan nonnatif dan positif dalam akuntansi adalah bahwa pendekatan nonnatif bersifat preskriptif sedangkan pendekatan positif bersifat deskriptif. Pendekatan norrnatif, seperti dokter yang mernberi resep, menyarankan bagairnana para akuntan harus berperilaku untuk mencapai hasil yang diyakini baik dan benar secara moral. Sernentara pendekatan positif tidak rnernberi resep narnun lebih rnenjelaskan bagairnana perilaku orang-orang (biasanya pernbuat dan pengguna inforrnasi keuangan) atau memprediksi perilaku mereka terlepas dari benar atau salah. Meskipun penganut kedua pendekatan ini







2.23



EK51441 5/MCDUL. 2



saling bertolak belakang, narnun pada kenyataannya kedua pendekatan ini dapat saling melengkapi, PAT dapat mernbantu rnemberikan pemahaman tentang peran teori akuntansi, dirnana pada akhirnya dapat membentuk basis pengembangan teon normatif dalam rangka rnengembangkan praktik-praktik akuntansi.



-D



RANG Ku MAN�------------------



Pendekatan kedalam teori akuntansi terdiri dari pendekatan prakmatik, sintatik, semantik, normatif, dan positif. Pendekatan prakmatik didasari oleh observasi atau pengamatan terhadap perilaku akuntan atau rnereka yang menggunakan inforrnasi yang dihasilkan oleh akuntan. Pendekatan sintaktik berlandaskan pada argurnentasi Jogis berdasarkan pada kurnpulan premis-premis. Pendekatan sernantik dilandasi oleh bagaimana suatu teori dihubungkan dengan fakta atau kejadian-kejadian nyata. Adapun pendekatan norrnatif rnerupakan perpaduan antara pendekatan semantik dan sintaktik. Sedangkan pendekatan positif dilandasi oleh pengujian suatu hipotesis atau dugaan sernentara terhadap fakta atau peristiwa. Perbedaan utarna pendekatan norrnatif dan positif dalarn akuntansi adalah bahwa pendekatan norrnatif bersifat preskriptif sedangkan pendekatan positif bersifat deskriptif. Pendekatan nonnatif, seperti dokter yang memberi resep, menyarankan bagaimana para akuntan harus berperilaku daJam mencapai hasil yang diyakini baik dan benar secara moral. Sementara pendekatan positif tidak rnernberi resep namun lebih rnenjelaskan bagairnana perilaku orang-orang (biasanya pembuat dan pengguna inforrnasi keuangan) atau memprediksi perilaku mereka terlepas dari benar atau saJah.



�'



-



� _ TES



FORMAT IF



l



_



Pilihlah satujawaban yang paling tepat! I)



Pendekatan yang didasari oleh observasi atau pengamatan terhadap perilaku akuntan atau mereka yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh akuntan adalah .. A. Pragmatik



2.24



TEDRI AKUNTANSI



B. C. D.



2)



e



Sintaktik Semantik Naturalis



Perbedaan antara pendekatan sintaktik dan pendekatan semantik adalah bahwa ... A. pendekatan sintaktik berlandaskan pada argumentasi logis sedangkan .



B.



C. D.



pendekatan



.



semantik



berdasarkan



pada



kumpulan



prerrus-prerrus pendekatan sintaktik dilandasi oleh bagaimana suatu teori dihubungkan dengan fakta atau kejadian-kejadian nyata sedangkan pendekatan semantik hanya dilandasi oleh teori pendekatan sintaktik berlandaskan pada kumpulan premis-premis sedangkan pendekatan semantik berdasarkan pada argurnentasi logis tidak ada perbedaan diantara keduanya



3)



Pendekatan yang dilandasi oleh pengujian suatu hipotesis atau dugaan sementara terhadap fakta atau peristiwa adalah pendekatan ... A. norrnatif B. positif C. historis D. naturalis



4)



Salah satu contoh teori sintaktik adalah ... A. teori nilai tukar 8. biaya historis tradisional C. sistern pencatatan double entry



D. perhitungan total aset 5)



Pendekatan yang digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi untuk merekornendasikan kebijakan dan 'apa yang harus dilakukan' yang bermanfaat untuk pengarnbilan keputusan rnerupakan pendekatan ... A. teori positif B. teori pragmatis C. teori normatif







EK51441 5/MCDUL. 2



D. 6)



2.25



teori sintaktik



Teori kebermanfaatan keputusan dalam pendekatan normatif didasarkan pada asumsi bahwa ... A. Akuntansi harus rnerupakan sistem pengukuran B. Pasar bisa menjadi tidak efisien karena dapat dipengaruhi oleh para akuntan yang kreatif C. Akuntansi konvensional tidak efisien dalarn hal informasi D. Semua pernyataan benar



7)



Berdasarkan asumsi ontologis, perbedaan antara pendekatan saintifik dan pendekatan naturalis dalam akuntansi adalah bahwa ... A. menurut pendekatan saintifik, akuntansi adalah realitas yang objektif sedangkan menurut pendekatan naturalis akuntansi adalah realitas yang dikonstruksikan B. menurut pendekatan saintifik, akuntansi adalah realitas yang dikonstruksikan sedangkan menurut pendekatan naturalis akuntansi adalah realitas yang objektif sedangkan menurut pendekatan natural is C. menurut pendekatan saintifik, akuntansi adalah perluasan dari ilmu pengetahuan sedangkan menurut pendekatan naturalis akuntansi adalah hasil dari imajinasi manusia D. menurut pendekatan saintifik, akuntansi menguji kompleksitas individual sedangkan menurut pendekatan naturalis akuntansi adalah perluasan dari ilrnu pengetahuan 8) Penelitian yang merniliki ciri-ciri terstruktur, didasarkan atas teori sebelumnya dan telah melalui validasi secara empiris rnerupakan penelitian .. A. naturalis B. saintifik C. pragrnatik D. preskriptif



9)



Yang dimaksud dengan audit merupakan suatu proses ... A. validasi yang diterapkan kedalarn input dan proses akuntansi B. input dan proses akuntansi yang kemudian diverifikasi



2.26



TEDRI AKUNTANSI



C. D.



e



verifikasi yang diterapkan kedalarn input dan proses akuntansi verifikasi dan validasi proses input - proses - output



I 0) sebuah teori dikembangkan atas dasar konsep ekonomi pasar untuk menjelaskan bahwa fee atau bayaran atas audit didasarkan pada karakteristik klien dan menggarnbarkan kekuatan hukum penawaranpermintaan (supply-demand}. Teori ini dinyatakan oleh ... A. Belkaoui B. Godfrey C. Hendriksen D. Sirnunic Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif I yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kernudian, gunakan rurnus berikut untuk mengetahui tingkar penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar I. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = ----------- x I OOo/o Jumlah Saal Arti tingkat penguasaan: 90 - I 00% = 80 - 89% = 70 - 79% = < 70% =



baik sekali baik cukup kurang



Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar I, terutama bagian yang belum dikuasai.







2.27



EK51441 5/MCDUL. 2



KEGIATAN



BELA.JAR



2



Pendekatan Tradisional dalam Menyusun Teori Akuntansi



er' ujuan utama -1 rnemprediksi



teori akuntansi adalah rnenyajikan suatu dasar dalam dan rnenjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Hal ini pun dengan asumsi bahwa teori akuntansi sudah ada. Teori didefinisikan sebagai sekumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan menjelaskan hubungan antarvariabel yang ada dan bertujuan untuk rnenjelaskan serta mernprediksi fenornena tersebut (Kerlinger: 1964). Pada awalnya harus diakui bahwa tidak ada teori akuntansi yang komprehensif ketika itu, bahkan terdapat teori-teori yang berbeda dan berkembang yang disajikan dalam sejumlah literatur. Banyak dari teori-leori tersebut yang muncul karena dipakainya pendekatan-pendekatan yang berbeda dalarn penyusunan teori akuntansi atau dari upaya pengembangan teori yang sudah ada sebelumnya dan bersifat setengah jadi, daripada melalui pengembangan suatu teori yang komprehensif. Teori akuntansi yang berkembang dengan melanjutkan teori yang sudah ada, umumnya dihasilkan melalui perbedaan keyakinan para peneliti dalam melihat baik "para pengguna" data akuntansi maupun "lingkungan", dalam ha! bagaimana seharusnya para pcngguna dan penyaji data akuntansi berperilaku. Perbedaan ini menyebabkan (I) tidak ada satu pun pengaruh teori akuntansi keuangan yang cukup memadai dalam mernenuhi spesifikasi pengguna lingkungan yang luas secara efektif sehingga (2) yang ada dalarn literatur akuntansi keuangan selama ini bukanlah teori akuntansi keuangan melainkan sekumpulan teori yang dikumpulkan dari perbedaan-perbedaan dalam spesifikasi pengguna lingkungan (AAA: 1977). Walaupun kehadiran teori akuntansi berasal dari pengembangan teori yang sudah ada, beberapa pencetus teori ini berupaya untuk membuktikan bahwa teori akuntansi itu ada. Narnun demikian, ada dua pengecualian yang perlu mendapat perhatian, yaitu Hendriksen menggunakan definisi "teori". Berdasarkan definisi yang terdapat dalam karnus akuntansi, definisi "teori" adalah sekumpulan hipotesis, konsep, dan prinsip-prinsip pragrnatis yang



2.28



TEDRI AKUNTANSI



e



saling berkaitan, yang mernbentuk kerangka acuan umurn untuk suatu bidang penelitian. Oleh karena itu, Hendriksen mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekurnpulan prinsip-prinsip luas yang (I) menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana praktik akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan pengernbangan praktik dan prosedur baru (Hendriksen: 1977). Dalarn Kegiatan Belajar 2 ini kita akan membahas bagaimana suatu teori akuntansi disusun dengan menggunakan pendekatan menurut Belkaoui dan Hendriksen.



A. PENDEKATAN MENURUT BELKAOUI Ada beberapa ha! yang dapat disimpulkan bahwa suatu teori akuntansi adalah rnungkin apabila: I. di dalamnya terdapat suatu kerangka acuan, seperti yang disarankan Hendriksen; 2. mengandung tiga elemen, yaitu penyandian fenomena ke dalarn penyajian secara simbolis; manipulasi atau penggabungan sesuai ketentuan; dan penerjernahan kembali fenomena yang sesungguhnya, seperti yang disaranakan McDonaJd. Sebagaimana bidang ilmu lainnya, suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian di antara praktik dan penelitian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi, yaitu deskriptif dan normatif. Dalam profesi akuntansi, ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupakan suatu seni yang tidak dapat diformalkan dan bahwa metodologi yang digunakan secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi merupakan sebuah upaya untuk menilai apa yang terjadi melalui penyusunan praktek-praktek akuntansi. Sejurnlah teori dengan pendekatan ini yang dinamakan akuntansi deskriptif atau teori akuntansi deskriptif. Pendekatan akuntansi deskriptif telah dikritik oleh para pendukung metodologi nonnatif. Teori akuntansi normatif berupaya untuk menyajikan lebih pada "apa yang seharusnya' (ought to be), daripada "apa yang terjadi" (what is). Teori dengan pendekatan ini dinamakan akuntansi normatif atau teori akuntansi normatif (McDonald: 1972).







2.29



EK51441 5/MCDUL. 2



Adanya risiko penyederhanaan yang berlebihan, dapat diasurnsikan bahwa kompleksitas sifat fenornena dan isu-isu yang ada menyebabkan kedua metodologi di atas diperlukan dalam penyusunan teori akuntansi. Metodologi deskriptif berupaya untuk rnenilai sejurnlah praktik akuntansi yang dianggap berguna dan rnetodologi normatif berupaya untuk menilai sejurnlah praktik akuntansi yang seharusnya dapat digunakan. Beberapa bentuk pendekatan deskriptif dalarn akuntansi, seperti Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise oleh Paul Grady, Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4, serta hasil pekerjaan Skinner dan ljiri (Grady: 1967). Buku ljiri berbeda dengan usaha-usaha lain dalam penyusunan suatu teori, dalarn hal buku tersebut tidak hanya bersifat deskriptif, namun juga melakukan pengujian analitis terhadap akuntansi dengan melakukan:



I. 2.



penyelidikan maternatis untuk menguji kandungan struktural logika; penyelidikan ekonornis untuk menguji apa yang diukur;



3.



penyelidikan



keperilakuan



untuk



menguji



bagaimana



akuntansi



dipraktikkan dan digunakan. Ada suatu perbedaan yang diperoleh dari dua orientasi yang berbeda. Yang satu disebut akuntansi operasional yang dirnaksudkan untuk menyajikan informasi bennanfaat bagi keputusan manajemen dan investor, terutama keputusan yang rnenyangkur alokasi sumber daya; lainnya disebut akuntansi equitas yang dimaksudkan untuk menyatukan para pemilik atau pemegang saharn dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dari dalarn atau luar organisasi, guna mencapai distribusi keuntungan operasi yang adil. Walaupun belum ada satu pun teori akuntansi yang komprehensif, namun berbagai teori akuntansi yang bersifat menengah atau setengah jadi telah dihasilkan melalui sejurnlah pendekatan yang berbeda. Untuk menjamin kejelasan, Belkaoui menyebutnya pendekatan tradisional untuk rnenyusun teori akuntansi dan telah mendapatkan pada tahap penerimaan dalam pendekatan teori akuntansi. Pendekatan yang dikemukakan oleh Belkaoui tersebut adalah sebagai berikut. I. Nonteoretis, praktis, atau pragmatis (informal). 2. Teoretis:



2. 3Q



TEDRI AKUNTANSI



a. b. c. d. e. f.



I.



e



deduktif induktif etis



sosiologis ekonomis ek.lektik.



Pendekatan Nonteoretis



Dalam pendekatan ini biasanya merupakan pendekatan pragmatis (praktis) dan otoriter (otoritarian). Pendekatan pragmatis terdiri dari



penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Menurut pendekatan ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan. Kegunaan atau utilitas ,nempunyai arti



bahwa segala sesuatu yang tepat untuk menyajikan atau memudahkan tujuan yang diinginkan (Fremgen: 1967). Pendekatan



otoritarian



dalam



penyusunan



teori



akuntansi,



yang



umurnnya digunakan oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktek-praktek akuntansi. Karena pendekatan otoritarian juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik, pendekatan ini juga secara mudah dapat diidentifikasi sebagai pendekatan pragmatis. Kedua pendekatan ini berasumsi bahwa teori akuntansi dan reknik-teknik yang dihasilkan harus



didasarkan pada pemanfaatan secara rnaksirnal laporan keuangan, apabila akuntansi diharapkan rnerniliki fungsi yang bermanfaat. Dengan kata lain, suatu



teori



tanpa



konsekuensi



praktik



adalah



teori



yang



buruk



(Hendriksen; 1977).



2.



Pendekatan teoretis



a.



Pendekatan Deduktif Pendekatan ini dalam penyusunan teori akuntansi akan dimulai dengan



adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subjek dengan sejumlah pertimbangan. Dalam penerapannya di bidang akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip







EK51441 5/MCDUL. 2



2.31



akuntansi untuk ,nanyajikan petunjuk dan dasar bagi pengernbangan teknikteknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat urnurn (asurnsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik (perta,na, prinsip-prinsip akuntansi, dan kedua teknik-teknik akuntansi). Apabila pada kondisi ini, kondisi dasar tentang lingkungan



akuntansi terdiri dari sejumlah tujuan maupun dalil, tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan pendekatan deduktif terdiri dari: I) penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan; 2) pemilihan dalil-dalil akuntansi; 3) 4)



penentuan prinsip-prinsip akuntansi; dan



b.



Pendekatan lnduktif Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan serangkaian



penge,nbangan teknik-teknik akuntansi.



penga,natan, kemudian pengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi. Apabila diterapkan dalam bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap infonnasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan tersebut dengan



menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang. Argumentasi induktif dikatakan membawa keterangan-keterangan yang bersifat khusus (informasi akuntansi yang menggambarkan hubungan



berulang-ulang) ke suatu bentuk yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsipprinsip akuntansi). Pendekatan induktif dalam penyusunan teori mencakup empat tahap berikut, l ) Pencatatan seluruh pengamatan. 2) Penganalisisan dan pengelornpokan pengamatan untuk mendeteksi adanya hubungan yang berulang (kesarnaan atau kemiripan), 3) Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari pengarnatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara



berulang. 4)



Pengujian konklusi-konk)usi yang dibuat.



3.



Pendekatan Elis



Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Konsep-



2.32



TEDRI AKUNTANSI



e



konsep tersebut merupakan kriteria utama dari konsep Dr. Scott dalam menyusun teori akuntansi (Scott: 1941 ). Scott mendefinisikan justice sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan, truth sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan konsep fairness sebagai penyajian yang wajar, tidak bias, dan tidak memihak. Para akuntan sejak era Scott telah mernpertirnbangkan ketiga konsep ini sebagai konsep yang sejajar. Di sisi lain, Yu beranggapan bahwa hanya justice dan fairness saja yang merupakan norrna etis sedangkan truth dipandang sebagai sebuah nilai pelaporan (Yu: 1976). Konsep fairness secara implisit telah menjadi suatu etis; secara umurn konsep fairness menyatakan bahwa pelaporan keuangan tidak dapat menjadi subjek pengaruh yang tidak semestinya atau subjek penyimpangan. Fairness umumnya rnenyatakan bahwa penyaji inforrnasi akuntansi harus berperilaku jujur dan menerapkan etika bisnis serta rnenggunakan pertirnbangan-pertirnbangan akuntansi. Fairness merupakan suatu pernyataan nilai yang diterapkan secara beragam dalam akuntansi. Patillo menernpatkan fairness sebagai standar dasar yang harus digunakan dalam menilai standar lainnya, sebab hanya standar inilah yang bennakna "pertimbangan etis (ethical consideration)" (Patillo: 1965).



4.



Pendekatan Sosiologis



Pendekatan sosiologis dalam penyusunan teori menekankan pada akibatakibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis yang dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial. Dalam pendekatan ini, prinsip ataupun teknik akuntansi yang tersedia dievaluasi berdasarkan kesesuaiannya dengan akibat-akibat yang dilaporkan oleh berbagai kelompok masyarakat. Dalam pendekatan ini secara implisit juga diharapkan bahwa data akuntansi akan memberikan manfaat dalam pembuatan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan ini rnengasumsikan adanya "nilai-nilai sosial yang rnapan" yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam penyusunan teori akuntansi. Mungk.in sulit untuk mengidentifikasi penerapan pendekatan sosiologis secara sempurna dalam penyusunan teori akuntansi, terkait dengan rnasalah penetapan "nilai-nilai sosial" yang dapat diterima oleh seluruh masyarakat,







EK51441 5/MCDUL. 2



2.33



dan terkait dengan identifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan dalam pembuatan kebijakan-kebijakan sosial.



5.



Pendekatan Ekonomi



Pendekatan ekonomi dalam penyusunan teori akuntansi menekankan pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang diak.ibatkan oleh berbagai praktik akuntansi. Jika pendekatan etis menekankan pada konsep fairness dan pendekatan sosiologis pada konsep kesejahteraan sosial maka pendekatan ekonomik menekankan pada konsep kesejahteraan ekonorni secara umurn. Menurut pendekatan ini, pemilihan teknik-teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap barang ekonomi nasional. Swedia merupakan contoh negara yang biasanya mengaitkan kebijakan akuntansinya dengan kebijakan-kebijakan ekonomi makro lainnya (Mueller: 1967). Lebih jelasnya, pemilihan teknik-teknik akuntansi akan tergantung pada kondisi ekonomi yang khusus. Sebagai contoh, metode Last In First Out (LIFO) akan merupakan teknik akuntansi yang menarik selama periode inflasi yang berkepanjangan daripada metode First In First Out (FIFO) atau metode biaya rata-rata, sebab LIFO diasumsikan akan menghasilkan income bersih tahunan yang lebih rendah, melalui nilai harga pokok produk yang lebih tinggi karena inflasi.



6.



Pendekatan Eklektik



Secara umum, penyusunan teori akuntansi dan pengernbangan prinsipprinsip akuntansi telah mengikuti suatu pendekatan eklektik, atau pendekatan gabungan, daripada pendekatan secara tunggal yang disajikan di sini. Pendekatan eklektik merupakan suatu hasil utarna berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi pernerintahan dalarn partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi. Pendekatan 1n1 baru mengakibatkan munculnya pendekatan-pendekatan yang diperdebatkan dalam literatur, seperti pendekatan regulatori, pendekatan keperilakuan, dan pendekatan peristiwa, prediksi, serta positif. Uraian tersebut di atas adalah beberapa pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi tradisional yang dikemukakan oleh Belkaoui. Di samping itu ada juga beberapa pendekatan teori akuntansi yang dikemukakan oleh Hendriksen. Definisi teori yang paling tepat untuk bidang akuntansi



2.34



TEDRI AKUNTANSI



e



adalah:" ... seperangkat asas hipotesis, konseptual, dan pragrnatis yang terjalin satu sama lain, yang mernbentuk suatu kerangka acuan untuk suatu bidang pengetahuan (Hendriksen). Dengan demikian teori akuntansi dapat diartikan sebagai penalaran logis dalam bentuk seperangkat asas atau prinsip yang merupakan kerangka acuan umum untuk menilai praktek-praktek akuntansi



dan pedornan bagi pengembangan praktek-praktek dan prosedur yang baru. Teori akuntansi dapat dipergunakan untuk menjelaskan praktek-praktek yang sekarang berjalan. Akan tetapi, tujuan yang terutama dari teori akuntansi



adalah mengadakan suatu kerangka acuan untuk menilai dan mengembangkan praktek-praktek akuntansi yang sehat. Suatu teori umurn yang tunggal untuk akuntansi mungkin dapat merupakan suatu tujuan jangka panjang. Akan tetapi, akuntansi hanyalah sebagai suatu ilmu yang berdasarkan logika dan penelitian empiris masih sangat muda maka paling banyak yang dapat dicapai pada tingkat ini adalah



mengembangkan beberapa teori dan subteori. Tingkat-tingkat teori akuntansi menurut Hendriksen adalah sebagai



berikut. a.



Teori-teori



akuntansi



yang



mencoba



menjelaskan



praktek-praktek



akuntansi rnasa kini dan meramalkan bagaimana tanggapan para akuntan



b.



c.



terhadap situasi-situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan peristiwa-peristiwa tertentu. Teori-teori ini berkenaan dengan struktur daripada proses pengumpulan data dan struktur pelaporan data keuangan. Teori-teori ini disebut teori sintaktik atau syntactical theories. Teori-teori yang memusatkan perhatian kepada hubungan antara fenornena (objek atau peristiwa) dengan simbol yang rnewakili atau interpretasional (semantical theories atau interpretational theories).



Teori-teori yang menekankan perilaku atau akibat-akibat yang ditirnbulkan oleh laporan keuangan terhadap keputusan yang diambil oleh para pemakai laporan. Teori-teori ini disebut teori perilaku atau teori pragmatis (behavioral theories atau pragmatic theories).



B.



PENDEKA TAN PENYUSUNAN TEO RI AKUNTANSI MENURUT HENDRIKSEN







EK51441 5/MCDUL. 2



2.35



Sejalan dengan perkernbangan akuntansi yang lahir dari praktik yang kernudian ditarik rnenjadi suatu teori sehingga dalam perrnulaannya akuntansi lahir dari pendekatan induktif. Namun, dalam perkembangannya saat ini melahirkan berbagai aliran dalarn metodologi penelitian akuntansi.



Hal ini sangat erat dengan perkembangan akan kebutuhan akuntansi baik untuk dunia praktik maupun untuk pengembangan ilrnu, Para akuntan telah mencoba banyak pendekatan untuk mernecahkan



pertanyaan-pertanyaan, seperti pertanyaan mengenai pengakuan pendapatan. Dalarn modul ini akan digambarkan enam pendekatan, yaitu pajak, legal, etika, ekonomi, perilaku, dan struktural. Teori akuntansi itu sendiri dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu menurut tingkatannya (sintaktis,



semantis, pragmatis); rnenurur dasar pemikirannya (deduktif, induktif); atau menurut sikap pendiriannya (normatif, positif). Setiap pendekatan terhadap



pendefinisian teori akuntansi memerlukan metode verifikasi yang berbeda. Banyak pendekatan yang digunakan dalam upaya memecahkan masalah-masalah dalam akuntansi, seperti yang terjadi dalam perusahaan. Untuk itu dalarn uraian berikut 1111 dijelaskan sebagian dari pendekatan-pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi dari Hendriksen. I. Pendekatan pajak. 2. Pendekatan legal. 3. Pendekatan etika. 4. Pendekatan ekonomi. 5. Pendekatan perilaku. 6. Pendekatan struktural.



1.



Pendekatan Pajak



Masih banyak yang mempertanyakan keterkaitan Internal Revenue Service (IRS) yang berlaku di Arnerika Serikat atau Undang-undang Pajak yang berlaku di Negara kita (Indonesia) dapat digunakan sebagai pendekatan dalam menyelesaikan masalah akuntansi. Pertanyaan tersebut terutama muncul dari orang-orang pendatang baru dalarn bidang akuntansi. Namun dernikian, pertanyaan tersebut suatu pertanyaan yang logis dan dapat diterima karena ada beberapa perbedaan pendekatan antara akuntansi dengan perpajakan. Secara umum perbedaan tersebut dapat dilihat pada skerna



berikut ini.



2.36



TEDRI AKUNTANSI



UK Fiskal



UU; SE: SK.MK



e



Perbcdaan Semcntara



Transaksi Bisnis



Pcrbcdaan UK Korncrsral



SAK



Tetap



Gambar 2.1 Perbedaan Laporan Keuangan RS