ELMI (F1D119005) - LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN ANALISIS VEGETASI-dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN PERCOBAAN I ANALISIS VEGETASI



OLEH : NAMA



: ELMI



STAMBUK



: F1D119005



KELOMPOK



: IV (EMPAT)



ASISTEN PEMBIMBING : SITI SAMRAH



JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman spesies, ekosistem dan sumberdaya genetik semakin menurun pada tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan. Kepunahan terjadi akibat beberapa jenis tekanan dan kegiatan, terutama kerusakan habitat pada lingkungan alam yang kaya dengan keanekaragam hayati, seperti hutan hujan tropik dataran rendah. Kepunahan keanekaragaman hayati sebagian besar karena ulah manusia, sehingga berampak besar terhadap perubahan struktur komunitas ekosisem suatu hutan. Suatu analisis untuk menentukan struktur komunitas hutan meliputi perhitungan jenis dan spesies vegetasi perlu dilakukan untuk menentukan struktur komunitas hutan suatu wilayah. Kumpulan tumbuh-tumbuhan yang biasanya terdiri dari beberapa jenis spesies yang hidup bersama-sama pada suatu tempat disebut vegetasi. mekanisme kehidupan bersama tersebut muncullah interaksi yang erat, diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga menjadi satu kesatuan sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi yang ada di suatu tempat dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan iklim dan aktivitas manusia. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Analisis data memerlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Metode untuk mendeskripsikan suatu vegetasi yaitu analisis vegetasi.



Analisa vegetasi merupakan cara untuk mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk struktur vegetasi atau masyarakattumbuh-tumbuhan. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum Analisis Vegetasi. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaiamana cara memahami dan mempraktekkan metode kuarter dengan baik dilapangan? 2. Bagaimana cara mengetahui dan menganalisa struktur komunitas dan kompsisi tumbuhan dalam suatu vegetasi yang terdapat dalam suatu daerah? C. Tujuan Praktikum Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memahami dan mempraktekkan metode kuarter dengan baik di lapangan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa struktur komunitas dan kompsisi tumbuhan dalam suatu vegetasi pada suatu daerah. D. Manfaat Praktikum Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat memahami dan mempraktekkan metode kuarter dengan baik di lapangan. 2. Dapat mengetahui dan menganalisa struktur komunitas dan kompsisi tumbuhan dalam suatu vegetasi pada suatu daerah.



II. TINJAUAN PUSTAKA A. Vegetasi Vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan yang biasanya terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Individu-individu tersebut terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam vegetasi itu dan faktorfaktor lingkungan. Vegetasi bukan hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan saja, tetapi merupakan suatu kesatuan dimana individu-individu penyusunnya saling tergantung satu sama lain dan disebut suatu komunitas tumbuhan. Komposisi ekosistem tumbuhan diartikan sebagai variasi jenis flora yang Menyusun suatu komunitas. Komposisi jenis tumbuhan merupakan data floristik dari jenis tumbuhan yang ada dalam suatu komunitas (Martono, 2012). B. Analisis Vegetasi Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi spesies dan bentuk struktur vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan contoh atau sampel, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam contoh ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Pengukuran dikenal dua jenis yaitu yang bersifat merusak (destructive measures) dan pengukuran yang bersifat tidak merusak (non- destructive measures) (Sosilawaty, dkk., 2020).



C. Komposisi Jenis dan Struktur Vegetasi Komposisi dan struktur vegetasi salah satunya dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh (habitat) yang berupa situasi iklim dan keadaan tanah. Komposisi jenis vegetasi merupakan susunan dan jumlah individu yang terdapat dalam suatu komunitas tumbuhan, sedangkan struktur vegetasi adalah komponen penyusun hutan yang masing-masing terdiri dari tingkatan pertumbuhan berupa pohon, tiang, pancang, semai, liana, epifit dan tumbuhan bawah. Struktur vegetasi terdiri dari individu-individu yang membentuk tegakan dalam suatu ruang. Struktur tegakan dapat ditinjau dari dua arah, yaitu: struktur tegakan horizontal dan vertikal. Struktur tegakan horizontal menggambarkan distribusi atau penyebaran Individu-individu spesies di dalam habitatnya, sedangkan struktur tegakan vertikal dinyatakan sebagai sebaran jumlah pohon dalam berbagai lapisan tajuk. Dalam penelitian ini dianalisis struktur tegakan secara vertikal (Naharuddin, 2017). D. Metode Vegetasi Metode dalam analisis vegetasi tumbuhan salah satunya yaitu dengan menggunakan jalur transek. Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang belum diketahui keadaan sebelumnya paling baik dilakukan dengan transek. Tujuan transek adalah untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan, atau untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada di suatu lahan secara cepat. Keunggulan analisis vegetasi dengan metode transek antara lain akurasi data diperoleh dengan baik karena pengamat terjun lansung, serta pencatatan data jumlah lebih teliti. Metode ini mempunyai kekurangan yaitu



membutuhkan keahlian untuk mengidentifikasi vegetasi secara lansung dan dibutuhkan analisis yang baik, waktu yang dibutuhkan cukup lama dan membutuhkan tenaga peneliti yang banyak (Arista, dkk., 2017). E. Parameter dalam Analisis Vegetasi Analisis vegetasi memiliki beberapa parameter dalam kepentingan deskripsi vegetasi yaitu pertama kerapatan vegetasi yang menunjukkan padatnya pertumbuhan tumbuhan. Kerapatan ini memiliki empat kategori yaitu kategori rendah dengan nilai 12-50%, kategori sedang dengan nilai 51-100% dan kategori baik dengan nilai >201%. Kedua Frekuensi yang merupakan tingkat kehadiran suatu spesies disuatu lokasi. Ketiga Dominansi yang merupakan proporsi antar luas tempat yang ditutupi oleh spesies tumbuhan dengan luas total habitat tumbuhan, serta keempat indeks nilai penting (INP) yang merupakan nilai yang menunjukkan peranan dari keberadaan suatu jenis tumbuhan dalam komunitas tumbuhan. Indeks nilai penting yang tinggi akan sangat mempengaruhi suatu komunitas tumbuhan (Sari, dkk., 2018).



III. METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum ini di laksanakan pada hari Ahad, 11 April 2021 pukul 07:30 WITA - Selesai, bertempat di Kebun Raya Universitas Halu Oleo. B. Alat Praktikum Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan kegunaannya. No. Alat 1 2 1 Tali raffia 2 Patok kayu 3 Meteran roll 4 Meteran kain 5 Gunting 6 Parang



7 8 9



Kamera Alat tulis Buku identifikasi



Kegunaan 3 Untuk pembatas plot Untuk membuat plot Untuk alat ukur Untuk alat ukur Untuk memotong tali Untuk membersihkan plot



Untuk dokumentasi Untuk mencatat hasil pengamatan Untuk mengidentifikasi tumbuhan



C. Bahan Praktikum Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah berbagai jenis vegetasi yang ada pada.lokasi pengamatan. D. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: 1. Analisis vegetasi dilakukan di dalam plot-plot pengamatan suatu vegetasi dengan menggunakan metode kombinasi antara cara jalur dan cara garis berpetak pada unit contoh yang berbentuk jalur sepanjang 100 m, dengan arah



tegak lurus kontur arah satuan derajat (azimut) yang diukur dengan menggunakan kompas. Dasar perhitungan menggunakan metode tersebut adalah representative dan cukup akurat untuk melakukan teknik sampling analisa vegetasi serta dapat mewakili populasi yang berada di dalam areal vegetasi yang di amati, didalam plot pengamatan pohon dibuat petak-petak berbentuk bujur sangkar yang lebih kecil untuk tumbuhan yang lebih kecil dan permudaan. 2. Setelah menentukan titik awal pengamatan untuk membuat jalur, kemudian menarik tambang atau tali sepanjang 100 m untuk menentukan panjang jalur, serta 20 m untuk menentukan lebar jalur. Pemasangan patok untuk pembuatan petak-petak pengamatan. 3. Membuat petak pertam berukuran 20 x 20 meter. Didalam petak tersebut, buatkan juga sub petak berukuan 10 x 10 meter, sub-sub petak berukuran 5 x 5 meter, serta petak 2 x 2 meter yang digunakan untuk pengamatan anakan. 4. Pengukuran bisa dimulai dari petak 20 x 20 untuk pohon (diameter ≥ 20 cm), 10 x 10 untuk tiang (diameter 10 < 20 cm), 5 x 5 meter untuk pancang (diameter < 10 cm, tinggi > 1,5 m) tumbuhan bawah, serta 2 x 2 meter untuk semai (anakan pohon yang baru tumbuh hingga anakan pohon yang mempunyai tinggi hingga 1,5 m). 5. Data dicatat kemudian di hitung dalam pengamatan vegetasi pada seluruh



tingkat pertumbuhan parameter yang di ukur pada setiap petak contoh, meliputi : F, FR, K, KR, D, DR, INP dan indeks keanekaragaman (



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada pratikum ini daoat di lihat pada tabel 2, 3 dan 4 berikut : Tabel 2. Hasil pengamatan Analisis Vegetasi Pohon. No



Spesies



Jumlah Individu



K



KR



F



FR



D



DR



INP



Pi



LN Pi



Pi LN Pi



H'



1



Sp1



7



0,0175



63,63636364



1



20



2,321656051



21,97727659



105,6136402



0,636363636



-0,451985124



-0,287626897



1,159588814



2



Sp2



1



0,0025



9,090909091



1



20



0,840963376



7,960733331



37,05164242



0,090909091



-2,397895273



-0,217990479



3



Sp3



1



0,0025



9,090909091



1



20



1,031847134



9,767678483



38,85858757



0,090909091



-2,397895273



-0,217990479



4



Sp4



1



0,0025



9,090909091



1



20



5,095541401



48,2354493



77,32635839



0,090909091



-2,397895273



-0,217990479



5



Sp5



1



0,0025



9,090909091



1



20



1,27388535



12,05886232



41,14977142



0,090909091



-2,397895273



-0,217990479



11



0,0275



100



5



100



10,56389331



100



300



1



-7,645670942



-1,159588814



Jumlah



Keliling



Diameter



BA



108



34,39490446



928,6624204



65



20,70063694



336,3853503



72



22,92993631



412,7388535



160



50,95541401



2038,216561



80



25,47770701



509,5541401



Tabel 3. Hasil pengamatan Analisis Vegetasi Tihang No



Spesies



Jumlah individu



K



KR



F



FR



D



DR



INP



Pi



LN Pi



Pi LN Pi



H'



1



Sp1



1



0,01



20



1



20



2,678343949



28,03333333



68,03333333



0,2



-1,609437912



-0,321887582



1,609437912



2



Sp2



1



0,01



20



1



20



2,866242038



30



70



0,2



-1,609437912



-0,321887582



3



Sp3



1



0,01



20



1



20



1,684713376



17,63333333



57,63333333



0,2



-1,609437912



-0,321887582



4



Sp4



1



0,01



20



1



20



0,920382166



9,633333334



49,63333333



0,2



-1,609437912



-0,321887582



5



Sp5



1



0,01



20



1



20



1,404458599



14,7



54,7



0,2



-1,609437912



-0,321887582



5



0,05



100



5



100



9,554140127



100



300



1



-8,047189562



-1,609437912



Diameter 18,4713375 8 19,1082802 5 14,6496815 3 10,8280254 8 13,3757961 8



BA 267,834394 9 286,624203 8 168,471337 6 92,0382165 6 140,445859 9



Jumlah



Kelilin g 58 60 46 34 42



Tabel 4. Hasil pengamatan Analisis Vegetasi Pancang No 1 2 3 4



Spesies Sp1 Sp2 Sp3 Sp4 jumlah



Jumlah Individu 1 1 1 1 4



K 0,04 0,04 0,04 0,04 0,16



KR 25 25 25 25 100



F 1 1 1 1 4



FR 25 25 25 25 100



D 2,866242038 1,404458599 1,99044586 3,261146497 9,522292994



Kelilin g



DR 30,10033445 14,74916388 20,90301003 34,24749164 100



25



Diameter 9,55414012 7 6,68789808 9 7,96178343 9



32



10,1910828



30 21



INP 80,10033445 64,74916388 70,90301003 84,24749164 300



BA 71,6560509 6 35,1114649 7 49,7611465 81,5286624 2



Pi 0,25 0,25 0,25 0,25 1



LN Pi -1,386294361 -1,386294361 -1,386294361 -1,386294361 -5,545177444



Pi LN Pi -0,34657359 -0,34657359 -0,34657359 -0,34657359 -1,386294361



H' 1,386294361



Tabel 4. Hasil pengamatan Analisis Vegetasi Semai No 1 2 3 4 5 6



Spesies sp1 sp2 sp3 sp4 sp5 sp6 Jumlah



Jumlah Individu 14 11 11 17 7 1 61



K 3,5 2,75 2,75 4,25 1,75 0,25 15,25



KR 22,95081967 18,03278689 18,03278689 27,86885246 11,47540984 1,639344262 100



F 1 1 1 1 1 1 6



FR 16,66666667 16,66666667 16,66666667 16,66666667 16,66666667 16,66666667 100



INP 39,61748634 34,69945355 34,69945355 44,53551913 28,1420765 18,30601093 200



Pi 0,229508197 0,180327869 0,180327869 0,278688525 0,114754098 0,016393443 1



LN Pi -1,471816535 -1,712978591 -1,712978591 -1,27766052 -2,164963715 -4,110873864 -12,45127182



Pi LN Pi -0,337793959 -0,308897779 -0,308897779 -0,356069325 -0,248438459 -0,067391375 -1,627488676



H' 1,627488676



1. Pohon a). (K) =



Jumlah individu suatu jenis Luas plot pengamatan 7 Sp1 = = 0,0175 400



b). (KR) =



Kerapatan suatau jenis × 100% Kerapatan seluruh jenis 0,0175



= 0,0275 × 100%



Sp1



= 63,63636364 c). (F) =



Jumlah plot ditemukan suatau jenis Jumla h total plot pengamatan 1 Sp1 = = 1 1



Frekuensi Suatu Jenis × 100% Frekuensi Seluru h Jenis



d). (FR) =



Sp1 =



1 × 100% 5



= 20 Luas basal area



e). (D) = Luas plot pengamatan Sp1 =



928,6624204 = 2,321656051 400



Dominansi Suatu Jenis × 100% Domina nsi seluru h jenis



f). (DR) =



2,321656051 × 100% 10,56389331



Sp1=



= 21,97727659



g). (INP) = KR + FR + DR = 105,6136402



h). (Pi) = Sp1=



i). (LnPi) = Ln(Pi) = -0,451985124



Jumla h individu spesies Jumla h seluruh individu



7 = 0,636363636 11



j). (PiLnPi) = Pi × LnPi = 0,636363636 × -0,451985124 = 0,287626897



k.) (H') = −∑ Pi . LnPi = -1,159588814



2. Tihang Juml ahindividu suatu jenis a). (K) = Luas plot pengamatan Sp1 =



b). (KR) =



1 = 0,01 100



Kerapatan suatau jenis × 100% Kerapatan seluruh jenis Sp1



0,01



= 0,05 × 100% = 20



c). (F) =



Jumlah plot ditemukan suatau jenis Jumla h total plot pengamatan



d). (FR) =



Frekuensi Suatu Jenis × 100% Frekuensi Seluru h Jenis



Sp1 =



1 =1 1



Sp1 =



1 × 100% 5



= 20 Luas basal area



e). (D) = Luas plot pengamatan Sp1 =



267,8343949 = 2,678343949 100



Dominansi Suatu Jenis × 100% Dominansi seluru h j enis



f). (DR) =



2,678343949 × 100% 9,554140127



Sp1=



= 28,03333333 g). (INP) = KR + FR + DR = 68,03333333



h). (Pi) = Sp1=



i). (LnPi) = Ln(Pi) = -1,609437912



Jumla h individu Jumla h seluruh individu



1 = 0,2 5



j). (PiLnPi) = Pi × LnPi = 0,2 × -1,609437912 = -0,321887582



k.) (H') = −∑ Pi . LnPi = 1,609437912



3. Pancang Jumlah individu suatu jenis a). (K) = Luas p lot pengamatan Sp1 =



b). (KR) =



1 = 0,04 25



Kerapatan suatau jenis × 100% Kerapatan seluruh jenis Sp1



0,04



= 0,16 × 100% = 25 %



c). (F) =



Jumlah plot ditemukan suatau jenis Jumla h total plot pengamatan 1 Sp1 = = 1 1



d). (FR) =



Frekuensi Suatu Jenis × 100% Frekuensi Seluru h Jenis Sp1 =



1 × 100% 4



= 25 % Luas basal area



e). (D) = Luas plot pengamatan Sp1 =



71,65605096 = 2,866242038 25



f). (DR) =



Sp1=



Dominansi Suatu Jenis × 100% Dominansi seluru h jenis 2,866242038 × 100% 9,554140127



= 30,10033445 % g). (INP) = KR + FR + DR = 80,10033445



h). (Pi) = Sp1=



i). (LnPi) = Ln(Pi) = -1,386294361



Jumla h individu Jumla h seluruh individu



1 = 0,25 4



j). (PiLnPi) = Pi × LnPi = 0,25 × -1,386294361 = -0,34657359



k.) (H') = −∑ Pi . LnPi = 1,386294361 4. Semai a). (K) =



Jumlah individu suatu jenis Luas plot pengamatan Sp1 =



b). (KR) =



14 = 3,5 4



Kerapatan suatau jenis × 100% Kerapatan seluruh jenis Sp1



3,5



= 0,16 × 100% = 15,25 %



c). (F) =



Jumlah plot ditemukan suatau jenis Jumla h total plot pengamatan 1 Sp1 = = 1 1



d). (FR) =



Frekuensi Suatu Jenis × 100% Frekuensi Seluru h Jenis Sp1 =



1 × 100% 6



= 16,66666667 % e). (INP) = KR + FR + = 39,61748634



f). (Pi) = Sp1=



g). (LnPi) = Ln(Pi) = -1,471816535



Jumla h individu Jumla h seluruh individu



14 = 0,229508197 61



h). (PiLnPi) = Pi × LnPi = 0,229508197 × -1,471816535 = -0,337793959



i.) (H') = −∑ Pi . LnPi = 1,627488676 B. Pembahasan Suatu lingkungan memiliki organisme yang mendominasi pada area tersebut contohnya pada tumbuhan. Tumbuhan dalam suatu wilayah biasa



memiliki beberapa jenis atau spesies yang berbeda sehingga ada spesies yang lebih mendominasi pada wilayah tersebut dan ada pula spesies yang tidak mendominasi dan tumbuhan yang mendominasi disebut juga dengan vegetasi (masyarakat tumbuhan). Masyarakat tumbuh-tumbuhan atau vegetasi merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh atau merupakan suatu masyarakat yang dinamis. Masyarakat tumbuh-tumbuhan terbentuk melalui beberapa tahap invasi tumbuh-tumbuhan, yaitu adaptasi, agregasi, persaingan dan penguasaan, reaksi terhadap tempat tumbuh dan stabilitasi, untuk menuju ke suatu vegetasi yang mantap diperlukan waktu sehingga dengan berjalannya waktu vegetasi akan menuju ke keadaan yang stabil, proses ini merupakan proses biologi yang dikenal dengan istilah suksesi. Pengamatan analisis vegetasi dilakukan dengan ketentuan bahwa tingkat tiang dan pohon yang berada di sub petak pengamatan diidentifikasi jenisnya, diukur diameter batang setinggi dada (dbh) atau 130 cm dari permukaan tanah atau 10 cm di atas banir (apabila pohon tersebut berbanir), tinggi total dan tinggi bebas cabang. Sedangkan untuk vegetasi tingkat semai dan pancang adalah identifikasi jenis dan jumlah individu di dalam setiap sub petak pengamatan dari data yang diperoleh di lapangan, kemudian dilakukan



penghitungan



terhadap



kerapatan



dan



kerapatan



relatif,



frekuensi dan frekuensi relatif, dominansi dan dominansi relatif, serta indeks nilai penting.



Praktikum Analisis Vegetasi pada kebun raya UHO menggunakan metode kombinasi anatara cara jalur dan cara garis berpetak pada unit contoh yang berbentuk jalur sepanjang 100 m dengan arah azimut, kemudian menarik tambang atau tali sepanjang 100 m untuk menentukan panjag jalur dan 20 m untuk lebar jalur, lalu pemasangan patok untuk petak-petak. Petak pertama berukuran 20 x 20 m untuk pohon (diameter ≥ 20 cm), dimana di dalam dibuatkan sub petak berukuran 10 x 10 m untuk tihang (diameter 10 < 20 cm), sub-sub petak berukuran 5 x 5 untuk pancang (diameter < 10 cm, tinggi > 1,5 m) tumbuhan bawah, serta 2 x 2 m sebagai pengamatan anakan pohon yang baru tumbuh hingga anakan pohon yang mempunyai tinggi hingga 1,5 m). penamatan tersebut dicatat kemudian dihitung dalam pengamatan vegetasi Hasil pengamatan pada strata pohon ditemukan 5 spesies yaitu pertama Sp1 berjumlah 7 dengan nilai kerapatan (A) 0,0175%, nilai kerapatan kumulatif (KR) 63,63636364%, nilai frekuensi (F) 1, nilai frekuensi relatif (FR) 20%, nilai dominansi (D) 2,321656051, nilai dominansi relatif (DR) 21,97727659% dan hasil indeks nilai penting (INP) yaitu 105,6136402 serta nilai jumlah seluruh individu (Pi) 0,6363. Kedua, Sp2, Sp3 dan Sp4 masingmasing berjumlah 1 dengan nilai kerapatan (A) 0,0025%, nilai kerapatan kumulatif (KR) 9,0909091%, nilai frekuensi (F) 1, nilai frekuensi relatif (FR) 20% dan nilai jumlah seluruh individu (Pi) 0,090909, yang membedakan untuk Sp2 nilai dominansi (D) 0,840963, nilai dominansi relatif (DR) 7,96073%, dan hasil indeks nilai penting (INP) yaitu 37, 05164242.



Pengamatan untuk strata tihang dengan plot yang digunakan dengan ukuran 10 x 10 ditemukan 5 jenis spesies yang ditemukan yaitu Sp1, Sp2, Sp3 dana Sp4 nilai kerapatan (K) 0,01%, nilai kerapatan relatif (KR) 20%, nilai frekuensi (F) 1%, nilai frekuensi relatif (FR) 20%, nilai dominansi (D) 2,6783, nilai dominansi relatif (DR) 28,0333%, dan untuk hasil indeks nilai penting (INP) yaitu 0,2%. Pengamatan untuk strata semai dengan plot yang digunakan dengan ukuran 2 x 2 ditemukan 61 jenis spesies yang ditemukan yaitu pertama, Sp1 berjumlah 14, Sp2 berjumlah 11, Sp3 berjumlah 11, Sp4 berjumlah 17, Sp5 berjumlah 7 dan Sp6 berjumlah 1 dengan luas area sampel (LAS) 100 m. Sp1 nilai kerapatan (K) 3,5%, nilai kerapatan relatif (KR) 22,95081, nilai frekuensi (F) 1%, nilai frekuensi relatif (FR) %, Jumlah total kesuluruhan nilai kerapatan (K) yaitu 0,02%, jumlah total kesuluruhan nilai frekuensi (F) yaitu 1,25% dan jumlah total kesuluruhan nilai dominansi (D) yaitu 0,0004%. Sehingga nilai INP tertinggi ditemukan pada jenis kayu besi berjumlah 4 dengan INP



V. PENUTUP A. Simpulan Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Metode kuadran atau metode kuarter adalah metode yang menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang) dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta (pancang) dan mulai anakan sampai pohaon setinggi 2,5 meter disebut seedling (semai). 2. Pengamatan struktur komunitas dan komposisi tumbuhan suatu vegetasi dilakukan dengan ketentuan bahwa tingkat tiang dan pohon yang berada di sub petak pengamatan diidentifikasi jenisnya, diukur diameter batang setinggi dada (dbh) atau 130 cm dari permukaan tanah atau 10 cm di atas banir (apabila pohon tersebut berbanir), tinggi total dan tinggi bebas cabang. Sedangkan untuk vegetasi tingkat semai dan pancang adalah identifikasi jenis dan jumlah individu di dalam setiap sub petak pengamatan dari data yang diperoleh di lapangan, kemudian dilakukan penghitungan terhadap kerapatan dan kerapatan relatif, frekuensi dan



frekuensi relatif, dominansi dan dominansi relatif, serta indeks nilai penting.



DAFTAR PUSTAKA



Arista, C. D. V., Widimulya, I. S., Rahma, K dan Mulyadi., 2017, Analisis Vegetasi Tumbuhan Menggunakan Metode Transek Garis (Line Transect) di Kawasan Hutan Lindung Lueng Angen Desa Iboh Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, Prosiding Seminar Nasional Biotik, ISBN: 978-602-6040138 Martono, D. S., 2012, Analisis Vegetasi dan Asosiasi anatra Jenis-jenis Pohon Utama Penyusun Hutan Tropis Dataran Rendah di Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat, Jurnal Agri-tek, 13(2): 19 Naharuddin, 2017, Komposisi dan Struktur Vegetasi dalam Potensinya sebagai Parameter Hidrologi dan Erosi, Jurnal Hutan Tropis, 5(2): 139 Sosilawaty, M. P., Yanarita, Dr. Ir., Indrayanti, L. Dr. Ir dan Tanduh, Y. M.P., 2020, Komposisi Vegetasi pada Berbagai Tutupan Lahan, An l mage, Jakarta. Sari, D. N., Wijaya, F., Mardana, M. A dan Hidayat, M., 2018, Analisis Vegetasi Tumbuhan dengan Metode Transek (Line Transect) dikawasan Hutan Deudap Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, Prosiding Seminar Nasional Biotik, ISBN: 978-602-60401-9-0