Emilia Serena 024818148 T3 IPEM4437 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Jelaskan peran perempuan dalam sistem politik di Indonesia! Kaitkan analisis Anda dengan konsep politik, seperti budaya patriarki, perspektif gender dan kesetaraan gender! 2. Apakah Anda setuju dengan konsep politik tersebut? Jelaskan! 3. Mengapa perempuan menjadi kelompok yang penting dalam kajian kekuatan sosialpolitik? 4. Kekuatan dan kelemahan politik peran perempuan.di badan legislatif, badan eksekutif dan badan legislatif. JAWABAN 1. Perempuan dalam dunia perpolitikan seringkali dikesampingkan padahal perempuan sebenarnya adalah berpartisipasi aktif membangun bangsa dan negara melalui jalur politik. Oleh karena itu, perempuan politik merupakan aset besar milik bangsa yang harus terus didorong maju, bukan hanya kuantitas, melainkan juga kualitasnya yang kaum pria tidak bisa wujudkan. Keterwakilan perempuan jangan sekadar penuhi kuota. Namun, harus didorong melalui regulasi agar komposisi perempuan bisa ikut terakomodasi di parlemen, yakni keterwakilan minimal 30% perempuan dalam legislatif. Namun, perempuan dalam parlemen jangan hanya pelengkap. Atau hanya memenuhi kuota keterwakilan perempuan saja (kuantitas). Namun, kualitas perempuan sebagai politikus juga harus mumpuni dan dominan dalam pengambilan keputusan dan layak bersaing dengan politisi pria. Dominasi kaum pria yang duduk di parlemen mengakibatkan kepentingan kaum perempuan tidak terakomodir sebagaimana yang diharapkan. Sebagian besar isu yang diangkat di parlemen adalah masalah-masalah publik yang jarang sekali menyentuh kepentingan kaum perempuan.  Akibatnya, perempuan Indonesia kurang mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal kebijakan.



Kurangnya Caleg perempuan yang berhasil duduk di kursi Parlemen menjadi penghambat berkembangnya negeri ini. Sebagian besar masyarakat masih  menganggap wanita sebagai kaum yang lemah, tidak mampu berkerja keras, serta tidak sanggup memimpin banyak orang. Padahal, kenyataannya tidaklah demikian. Fakta menunjukkan, cukup



banyak perempuan Indonesia yang duduk di parlemen telah berhasil membuktikan bahwa mereka sanggup mengukir prestasi dan bersuara lantang sebagaimana kaum pria.



Dari sisi lain, banyaknya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tanpa melibatkan kaum perempuan  menjadi permasalahan tersendiri bagi kehidupan kaum hawa  di negeri ini. Selain mengakibatkan kebijakan tersebut tidak efektif dan tepat sasaran, kesempatan bagi kalangan perempuan untuk ikut berkarya dan mengukir prestasi sebagaimana dilakukan oleh kaum pria pun semakin sempit. Akibatnya, ketertinggalan pun senantiasa dialami oleh kaum perempuan Indonesia sehingga mereka kurang memiliki kesempatan untuk ikut menyukseskan pembangunan di negeri ini.



Dalam perspektif budaya patriarki, Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. Dalam domain keluarga, sosok yang disebut ayah memiliki otoritas terhadap perempuan, anak-anak dan harta benda. Beberapa masyarakat patriarkal juga patrilineal, yang berarti bahwa properti dan gelar diwariskan kepada keturunan laki-laki. Secara tersirat sistem ini melembagakan pemerintahan dan hak istimewa laki-laki serta menempatkan posisi perempuan di bawah laki-laki. Sistem sosial patriarki menjadikan laki-laki memiliki hak istimewa terhadap perempuan. Dominasi mereka tidak hanya mencakup ranah personal saja, melainkan juga dalam ranah yang lebih luas seperti partisipasi politik, pendidikan, ekonomi, sosial, hukum dan lain-lain. Budaya yang seperti inilah menghambat kaum perempuan untuk maju dalam kehidupan politik, Alasan masih kentalnya budaya patriarki adalah sebuah mentalitas yang ditanam pada kepala perempuan bahwa pria adalah kuat dan bisa bekerja keras dan pria tidak boleh menangis dengan kata lain, perempuan tidak bisa menanggung beban pria sehingga kemudian perempuan dianggap lemah dan dipandang tidak mampu..



2. Saya tidak setuju dengan pelestarian budaya patriarki karena merugikan kaum perempuan, sudah seharusnya perempuan bisa bangkit menyuarakan suaranya sebagai sesama perempuan,salah satunya dengan terjun di dunia politik dan melaksanakan aspirasi kaum perempuan. Budaya patriarki , kesenjangan gaji antara pria dan perempuan juga menyebabkan perempuan tidak mampu untuk berpolitik dengan maksimal. Memang, undang – undang menyebutkan tentang partisipasi perempuan dalam politik tetapi saya rasa masih kurang terlaksana dengan baik. Minimnya jumlah legislative perempuan menyebabkan sering diabaikannya aspirasi-aspirasi para perempuan 3. Membangun masyarakat sipil berarti memperjuangkan ruang publik yang di dalamnya mencakup seluruh warga Negara baik lakilaki maupun perempuan tanpa adanya pengecualian. Dalam sistem politik kita selama ini, kebijakan berlaku menempatkan perempuan hanya sebagai second person. Rendahnya partisipasi perempuan dalam lembaga-lembaga politik mengakibatkan berbagai kepentingan perempuan kurang terakomodasi dalam sejumlah keputusan politik, karena sejumlah keputusan politik yang dibuat cendrung berwatak maskulin dan kurang bersfektif gender, sementara sebagaian besar keputusan politik yang dibuat selalu melibatkan perempuan sebagai sasarannya. Reformasi politik di Indonesia sebenarnya memberikan harapan yang besar bagi perempuan yang selama ini hak politiknya masih terpasung. Gerakan-gerakan muncul dengan berbagai usaha pemberdayaan hak perempuan khususnya hak politik yang destruktif. Namun era reformasi ini tidak bisa menghilangkan apatisme dan ketidak berdayaan perempuan yang selama puluhan tahun dijebloskan oleh sistem politik hegomonik dan represif Peta demografis menunjukkan, jumlah penduduk perempuan di Indonesia lebih banyak dari laki-laki, demikian pula jumlah pemilih perempuan. Namun, dalam proses politik jumlah itu bukanlah jaminan terhadap keterwakilan perempuan secara signifikan. Keterwakilan perempuan di parlemen juga sangat penting dalam pengambilan keputusan publik karena akan berimplikasi pada kualitas legislasi yang dihasilkan lembaga Negara dan publik. Selain itu juga akan membawa perempuan pada cara pandang yang berbeda dalam melihat dan menyelesaikan berbagai permasalahan publik karena perempuan akan lebih berpikir holistic dan beresponsif gender.Signifikansi keberadaan perempuan



di parlemen juga akan berdampak pada perumusan kebijakan dan peraturan perundangundangan sebagai bagian dari agenda nasional yang akan mempercepat implementasi kesetaraan. 4. Kelemahan : 



Kurangnya bobot suara perempuan dalam politik menyebabkan kekalahan seringkali perempuan kalah dalam menyuarakan aspirasinya.







Susahnya memperjuangkan kesetaraan upah antara perempuan dan pria karena pria dianggap lebih berat kerjaannya.







Keberhasilan dan kemampuan seorang perempuan selalu diukur dari keberhasilan mereka untuk mengelola rumah tangga. Kodrat perempuan seringkali disebut sebagai pembenaran atas perbedaan tugas laki-laki dan perempuan. Perempuan dianggap sebagai “konco wingking” dimana peran pengambilan



keputusan



perempuan



hanya



terpenjara



pada



ranah



privat/keluarga.



Seringkali,berpolitik bukanlah menjadi tujuan utama seorang perempuan 



Peran perempuan di ranah publik untuk berorganisasi pun masih mengikuti budaya “ikut suami”. Organisasi Dharma Wanita, Organisasi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, Persatuan Istri Anggota Dewan, Bhayangkari, dan organisasi perempuan lainnya cenderung menguatkan peran laki-laki dan tidak terlepas dari perannya untuk keluarga. Semakin tinggi posisi ataupun status sosial istri dalam sebuah organisasi, akan turut menyumbang peningkatan status suami di ranah publik.



Kekuatan : 



Jaringan / networking. Perempuan lebih pandai dalam bersosialisasi dan ini menguntungkan karena semakin luas jaringan, maka aspirasi dan kekuatan suara perempuan semakin kuat.







Perempuan itu kreatif dan telaten, perempuan mempunyai keunggulan tersebut untuk dapat ikut berperan dan mengawasi secara jeli arah perpolitikan.







Perempuan itu lebih sensitif , ketika berada di ranah politik, perempuan lebih peka terhadap masyarakat dan lebih dapat diandalkan dalam urusan pekerjaan politik. Sumber:  https://mediaindonesia.com/read/detail/294046-perempuan-politik-sebagai-asetbangsa



https://www.puskapol.ui.ac.id/opini/menghadirkan-kepentingan-perempuan-dalamrepresentasi-politik-di-indonesia.html Irwansyah, Anna Margret, Yolanda Panjaitan, Mia Novitasari. 2013. Paradoks Representasi Politik Perempuan. Depok: Puskapol UI Laporan dan Publikasi Komnas Perempuan www.komnasperempuan.go.id https://www.researchgate.net/publication/324594910_GENDER_DAN_POLITIK_Ket erwakilan_Perempuan_Dalam_Politik