Endapan Magmatik FIX [PDF]

  • Author / Uploaded
  • lian
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS I EKSPLORASI CEBAKAN MINERAL (TA 5211)



Disusun oleh : Horasman Parsaulian Simarmata (22117012) Andrew Fredrico Karubaba (22117307)



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018



1. Endapan Magmatik A. Ganesa Endapan Magmatik cair adalah endapan yang terbentuk sepanjang proses segregrasi magma atau kristalisasi langsung dari magma. Endapan ini biasanya terbentuk langsung pada dapur magma, atau pada tubuh intrusi yang dalam, atau mungkin pada extrusive flows. Dalam prosesnya endapan ini pada dasarnya mineral terbentuk dari proses gravity settling ataupun melalui proses liquid imbibitions. Contoh mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah kromit, titanomagnetit, dan petlandit. Sebelum terkonsolidasi, residual magma yang bebas bergerak (mobile) dan kaya akan oksida besi tertekan keluar. Larutan yang mobile inilah yang akan menjadi sumber fase selanjutnya (pegmatitik, pneumatolitik, dan hidrotermal).



B. Tipe-tipe dan Bentuk Endapan



Gambar 1. Bentuk Endapan Magmatik Cair (Slide materi kuliah Genesa Bahan Galian, Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT)



Pada kerak benua (cratonic), bentuk endapan magmatic cair dapat berupa: Layered Mafic Intrusions a. Tipe Sudbury (Canada) ; Nikel sulfide Sudbury deposit adalah satu-satunya endapan Ni-Cu yang diketahui berhubungan dengan tabrakan meteorit . Dalam hal ini Sudbury Igneous Complex memperlihatkan adanya perubahan yang kuat akibat adanya peristiwa tumbukan yang besar. Tumbukan meteorit terjadi pada 1850 Ma menghasilkan kawah dengan diameter 200 km serta “as radiating dyke-like fracture/breccia zones “ yang terjadi di sekitar batuan samping. Tumbukan ini mengakibatkan peleburan batuan dan menghasilkan lapisan hasil peleburan lapisan pada temperatur tinggi yang menempati dasar dari kawah. Selama pendinginan, hasil peleburan mengalami differensiasi menjadi “a lower norite unit, and an overlying granophyre, separated by a thinner gabbro layer”. Kontak antara unit-unit tersebut bergradasi. Pada lapisan “mafic basal” mengandung Ni-Cu ores dan berlimpah pada “xenolithic clasts”.



Gambar 2a. Bentuk Endapan Tipe Subdury



Gambar 2b. Endapan Tipe Subdury



b. Tipe Bushveld (Afsel) ; Nikel, PGE, Copper, Chromite. Tipe Bushveld adalah intusi magma yang sangat besar (batuan cair) yang bersumber jauh di dalam bumi. Luas aliran magma berdiameter 300 km. Dalam urutan 1 juta km3 magma berada dalam suatu periode geologis yang sangat singkat. Karena volume magma Bushveld yang sangat besar ini perlahan mendingin, mineral yang berbeda mulai menguat dan terakumulasi dalam lapisan tipis dan sejajar di dasar samudra magma yang besar ini. Ketebalan maksimum akhirnya sekitar 8 km. -



Merupakan 98% dari total sumberdaya chromite dunia.



-



Rumus umum : (Mg,Fe2+)(Cr,Al,Fe3+)2O4 dan mengandung 15 s/d 60 wt% Cr2O3 dengan kandungan kecil Ni, Ti, Zn, Co dan Mn.



-



Merupakan chromite stratiform (sebagai lapisan tipis dengan ketebalan beberapa cm s/d 2 meter).



-



Total lapisan yang mengandung chromite adalah 29 lapisan. Diatas lapisan ini terdapat lapisan pembawa pembawa platinum.



-



Di dekat permukaan terendapkan lapisan magnetite.



-



Bijih nikel memiliki kadar yang lebih rendah daripada Sudburrytype, tetapi menjadi ekonomis karena berasosiasi dengan Cu +PGE.



Gambar 3. Bentuk Endapan Tipe Bushveld dan Proses terbentuknya



c. Tipe Great Dyke (Zimbabwe) ; Chromite Merupakan dyke-like intrusions. Tubuh intrusi ; 480 km x 5,8 km. Intrusi dyke (yang merupakan sekuen dari batuan ultramafik) menerobos batuan samping berupa granit.



Komoditi utama adalah PGE & chromite. Layer-layer yang mengandung Cr terdapat di sepanjang intrusi dengan individual layer muncul dengan ketebalan berkisar dari 5 cm s/d 1 meter



The Great Dyke unik dari Zimbabwe termaksuk kedalam keluarga intrusi



berlapis besar berdasarkan bentuknya yang sangat memanjang. Terlepas dari kontrol tektonik yang memunculkan serangkaian ruang magma terkait yang bersama-sama terdiri dari intrusi, tipe batuan, komposisi mineral dan bentuk badan bijih mineral. Intrusi ini berkembang sebagai serangkaian ruang yang awalnya terisolasi. Keterkaitan dinamis antara kristalisasi dan pelepasan magma memunculkan suksesi unit siklik dalam urutan ultramafik. Panjang keseluruhan Great Dyke (sekitar 550 km) dihubungkan pada tingkat yang sesuai dengan puncak Urutan Ultramafic dan pada tahap masuknya magma baru berhenti dihentikan. Magma awal dari Great Dyke adalah magnesia tinggi (15,6% MgO), yang relatif kaya akan silika, namun dengan awal 87 Sr / 86Sr rendah mengindikasikan kontaminasi kerak rendah. Berbagai proses utama pencampuran magma dihasilkan dari magnetisasi magnetisme pada elemen kelompok platinum.



Gambar 4. Penampang Type Great Dike



d. Anorthosites-Titanium Merupakan produk dari segregrasi magma berupa titanium-bearing magnetite and hematite, yang terdiri dari ilmenite (FeTiO3) atau rutile (TiO2). Assosiasi mineral pembawa titanium dengan konsentrasi yang significant terdapat pada magmatic anorthosites (plagioklas An90-100). Magmatic anorthosites ini dapat berupa 2 jenis, yaitu : - Pada bagian atas suatu lapisan batuan mafic (Layered Mafic Intrusions), terbentuk setelah mineral-mineral mafik terkristalkan dan mengendap, terbentuk akibat mengapungnya kristal-kristal plagioklas pada dapur magma. - Pada batuan anorthite massif, yang terdapat dalam bentuk pluton yang mengandung plagioklas andesine atau labradorite (An35-65).



e. Kimberlites-Diamond Sedangkan pada kerak samudera (ophiolite complex), bentuk endapan magmatic dapat dijumpai berupa Podiform (Alpine-type) Chromite. Erupsi magma yang sangat kuat membawa batuan vulkanik yang mengandung intan ke permukaan bumi dengan kecepatan erupsi 10-30km/jam (Eggler, 1989) dan akan semakin cepat jika telah mendekati permukaan. Jalannya erupsi magma membentuk pipa vulkanik. Pipa vulkanik inilah yang merupakan lokasi sumber intan pertama. Bebatuan yang mengandung intan pada sedimen di atas pipa vulkanik dapat mengalami proses geologi lanjutan berupa pengangkutan oleh air atau glacier, sehingga terbawa jauh dari tempat asalnya dan kemudian terendapkan di dasar sungai (deposit alluvial). Bebatuan terkikis, tetapi intan tidak, maka intan ditemukan di dasar sungai atau tepiannya dalam bentuk kerikil kecil atau bahkan bongkahan. Pipa vulkanik yang mengandung intan disebut pipa kimberley dan bebatuannya disebut kimberlite, dinamakan demikian sesuai dengan tempat mereka pertama kali ditemukan, yaitu di Kimberley, Afrika Selatan. Pipa vulkanik di Australia ditemukan jenis batuan lain disebut lamporite (jenis mineralnya beda dengan kimberlite). Pipa Kimberley Batuan Kimberlite Saat ini ada 4 teori pembentukkan intan yaitu: 1.Deep Source Eruption 2.Subduction Zone Diamonds



3.Asteroid Impact Diamonds 4.Diamond Formed in Space



Gambar 5. Bentuk Endapan Kimberlite



C. Karakteristik Endapan Magmatik -



Host rock :didominasi oleh batuan beku mafik dan ultramafik



-



Bijih umumnya terakumulasi pada “footwall country rocks” yang tersebar pada metasedimen atau meta-igneous rock.



-



Tatanan geologi yang dimiliki, antara lain : Sabuk “deformed greenstone” dan batolit “ calc-alkaline” yang berasosiasi dengan convergent platemargins,



Komplek ophiolite yang terbentuk pada



Intraplate magmatic provinces”



yang berasosiasi



constructive plate



dengan



margins.



flood-basalt



type



magmatism, and Passively rifted continental margins -



Alterasi (ubahan) : • Alterasi hidrothermal umumnya tidak signifikan. Alterasi yang



muncul



umumnya



merupakan hasil darideuteric (epimagmatic) processes, metamorphism, dan pelapukan. • Mineral-mineral silikat utama : calcic plagioclase, orthopyroxene, clinopyroxene, dan olivine.



• Amphibole and biotite minor (sebagai aksesoris). • Sejumlah kecil quartz, apatite, and potassium feldspar yang berkembang pada hydrous phases. • Alterasi secara sistematik terbentuk akibat aliran fluida padasesar dan fractures. - Olivin terubah menjadi mineral-mineral serpentin, magnetit, danminor kalsit. - Plagioklas terubah menjadi epidot, mineral lempung, serisit, dankalsit. - Piroksen terubah menjadi aktinolit/tremolit, serpentin, talk, danklorit. - Biotite terubah menjadi klorit. - Karakteristik Mineral • Iron, nickel, and copper umumnya intergrown. • Pada batuan dengan kandungan mineral sulfida lebih kecil dari 10% volume akan berbentuk disseminated dengan ukuran mineral sulfida yang halus (< 1 mm) sampai kasar (> 5 mm). • Pada batuan yang mengandung mineral sulfida 10-60 % volume akan mengandung aggregrat mineral-mineral sulfida. • Pada batuan yang mengandung mineral sulfida > 60 % volume akan berbentuk massive ore, dimana sulfide minerals akan berupa matriks dalam batuan. • Kandungan sulfur secara keseluruhan dapat mencapai 34 and 40 % berat; dan sisanya (60– 66) % berat merupakan Besi (Fe), Copper (Cu) dan nickel (Ni).



2. Endapan Pegmatik Pegmatik biasa didefinisikan sebagai very coarsed-grained igneous rock, biasa memiliki komposisi granitic, yang mana dalam prosesnya mengalami pengkayaan beberapa unsur rare element seperti litium, berilium, tantalium, dan lainnya. Granitik juga diartikan sebagai suatu batuan beku yang memiliki ukuran kristal yang sangat kasar, terbentuk selama kristalisasi magma pada dapur magma (magma chamber) pada kondisi larutan yang memiliki kandungan air cukup tinggi mengakibatkan pertumbuhan kristal yang relatif cepat. Pegmatitik terbentuk berupa massa di dalam dike atau urat-urat pada daerah batas/kontak batholith. Pegmatitik muncul pada tahapan akhir kristalisasi magma dan kadangkadang mengandung pengkayaan beberapa mineral jarang yang mengandung unsur-unsur seperti Boron, Lithium, Uranium dan REE. Terbentuk pada bagian atas suatu komplek struktur dan



biasanya berasosiasi (berhubungan) secara spasial dengan intrusi plutonik dengan komposisi granitik. A. Ganesa Pada larutan sisa kristalisasi dengan kandungan silikat rendah yang memungkinkan meningkatnya keterdapatan air dan volatile menurunkan viskositas larutan dan titik beku mineral-mineral menyebabkan pegmatitik terbentuk (Bateman, 1981). Lebih jauh mungkin saja terbentuk suatu zona transisi (Aqueo-igneous stage), pegmatitic quartz lebih lanjut dapat menyebabkan terbentuknya hydrothermal quartz vein pembawa mineral ore. Lutton (1959) memperlihatkan keberadaan granite pegmatite quartz molybdenite veinlet di sekitar endapan porphyry molybdenum system. Silitoe (1973) menggunakan kehadiran pegmatites pada porphyry copper mineralization untuk menjelaskan indikasi bahwa pembentukannya dapat terjadi pada deep epizonal system. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran pegmatite dapat digunakan sebagai penjelasan adanya wilayah transisi dari kondisi magmatik menuju kondisi lingkungan hydrothermal. B. Tipe dan Bentuk Endapan Pegmatit



Gambar 6a. Bentuk Endapan Pegmatit



Menurut Jahns & Burnham (1969) menyatakan bahwa evolusi internal pada mineralisasi zoning dari granit pegmatit dihasilkan oleh (dari) kristalisasi leburan (melt) jenuh air



yang kemudian menghasilkan suatu sistem yang memisahkan leburan dengan fluida aqueous.



Gambar 6b. Bentuk Endapan Pegmatit



Thomas et al. (1988) membuktikan teori Jahns & Burnham ini melalui studi inklusi fluida, dimana intrusi awal dari pegmatit menunjukkan temperatur ~ 720 0C pada campuran aluminasilikat + H2O dan CO2 terlarut menuju suatu zona kuarsa dengan temperatur ~262 0C. Berdasarkan mineralogi dan tekstur zona pegmatitik dibagi atas: -



Border zone : tipis-absent, feldspar (berbutir halus), kuarsa, muskovit, aksesoris (garnet, tourmalin, beryl), metalik mineral absent.



-



Wall zone : umum muncul, mineral hampir sama dengan border zone tetapi lebih intensif dan kasar, metalik mineral mungkin muncul.



-



Intermediate zone : dapat mengandung metalik mineral yang ekonomis (Be, Nb, Ta,



-



Sn,



Li,



U),



variasi



mineral



cukup



banyak



(berylniobite-tantalite-perthite-



cassiteriteuraninite-gems), ukuran butir kasar. Core zone, didominasi oleh kuarsa.



C. Karakteristik Endapan Pegmatik Pegmatites mengandung logam langka dan sumber daya berharga dalam jumlah yang relatif menarik dari pegmatites granitik secara keseluruhan. Badan pegmatite sering terjadi atau ditemukan pada batuan metamorf. Pegmatik berhubungan erat dengan batuan beku yang berasal dari pencairan sedimen yang sudah ada sebelumnya atau batuan beku yang sudah ada sebelumnya. Sedimen biasanya meliputi greywackes dan shales, batuan beku lebih bervariasi. Kedua prekursor magma dan batuan granit ini dapat dibedakan berdasarkan komposisi kimia dan isotop batuan. Metamorfosis batuan pelitik akan menghasilkan sekis dan gneisses, yang umumnya kaya akan muskovit. Kenaikan lebih lanjut pada kondisi P-T dapat mengakibatkan kerusakan muskovit dan pelepasan fase cairan kaya air. Muscovite adalah reservoir utama unsur langka Li, Rb, Cs, Be, dan Ba di bebatuan tersebut. Oleh karena itu, tidak hanya air tapi juga unsur-unsur ini dimobilisasi selama kondisi metamorfik tinggi. Diperkirakan bahwa Ta berasal dari ilmenit (nominally FeTiO3) yang juga umum terjadi pada metapelites. Kemudian, rangkaian lengkap elemen pegmatites LCT dapat dijelaskan dengan mencairnya batuan metapelitik. Sebuah proyek eksplorasi untuk pegmatites harus dimulai dengan pemeriksaan peta geologi regional (lihat Selway et al 2005). Elemen pegmatites terjadi di sepanjang fault pada fault dalam skala regional yang besar pada greenschist dan fasies amfibol metamorfic terrances. Langkah selanjutnya adalah menentukan apakah pluton itu memliki potensi atau tidak. - Karakteristik Mineral Biji-bijian pegmatik yang berpotensi memiliki kandungan unsur rare element dengan rasio Mg / Li Endapan bauxites berbentuk sabuk memanjang, kadang-kadang panjangnya mencapai ratusan kilometer, sejajar dengan garis pantai Tersier Bawah di India dan Amerika Selatan; distribusi mereka tidak terkait dengan komposisi mineralogi tertentu dari batuan induknya. Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang sumber utamanya adalah: 1. Al2O3.3H2O, Gibbsit yang sifatnya mudah larut 2. Al2O3.3H2O, Bohmit yang sifarnya susah larut dan Diaspore yang tidak larut.



Endapan Bauksit Bauksit ditemukan dalam empat jenis deposit meliputi endapan: selimut, saku, interlayered, dan detrital. Endapan Selimut adalah lapisan datar bauksit, rata-rata 4-6 meter tebal, tetapi aa juga endapan selimut yang memiliki ketebalan dari satu meter sampai empat puluh meter (1-40 meter). Endapan Selimut terutama terjadi di Afrika Barat, Australia, Amerika Selatan dan India. Endapan Pocket (saku), sebagai nama akan berarti, adalah kantong-kantong bauksit di dalam tanah, mulai dari kurang dari 1-30 meter. Mereka dapat ditemukan terisolasi atau sebagai endapan tumpang tindih. Endapan Pocket ditemukan di Jamaika, Hispaniola, dan Eropa Selatan. Endapan Interlayered pernah ada sebagai jenis lain batu, tapi seiring waktu telah tertutupi dan dikemas ke bawah. Mereka kemudian lebih terkompresi daripada jenis lain yang dipersamakan. Endapan Interlayered terjadi di Amerika, Suriname, Guyana Brazil, Rusia, Cina, Hongaria dan deposito Mediterranean. Detrital tidak sangat umum. Endapan detrital terbentuk ketika bauksit dari jenis endapan lain mengikis dan membangun tempat lain. Endapan detritial hanya substansial dan terletak di Arkansas. Bauksit ditemukan terutama di daerah tropis dan subtropis di dekat khatulistiwa, namun ada beberapa daerah di Eropa yang mengandung bauksit, dan ada begitu banyak bauksit di Arkansas. Mayor endapan bauksit dapat ditemukan di daerah Karibia dan Mediterania. Australia memiliki 40% bauksit di dunia, diikuti oleh New Guinea dan kemudian Jamaika. (WorldAluminium, 2000). Bijih bauksit terjadi di daerah tropis dan subtropis yang memungkinkan pelapukan yang sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO¬2) bebas atau tidak mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang berstruktur pisolitic. Secara makroskopis



bauksit berbentuk



amorf.



Kekerasan bauksit berkisar antara 1 – 3 skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5 – 2,6. Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah:



1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium. 2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan. 3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah. 4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering). 5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan. 6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum 7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan. Bauksit yang terkandung di bumi nusantara, jenis mineralnya adalah gibsit, dengan kadar utama alumina, kuarsa, dan silika aktif. Biji bauksit laterit terjadi di daerah tropis dan sub tropis serta membentuk perbukitan landai, yang memungkinkan terjadinya pelapuk yang cukup kuat. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Batuan yang memenuhi persyaratan itu antara lain nepelin syenit dan sejenisnya yang berasal dari batuan beku, batuan lempung/ serpih. Batuan itu akan mengalami proses laterisasi (proses pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami pelapukan). Di Indonesia, bauksit tersebar di Pulau Bintan, Bangka, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.(https://dokumen.tips/documents/bauksitlaterit.html)



Gambar 34. Profil Endapan bauksit laterit. (Slide materi kuliah Genesa Bahan Galian, Dr.Eng. Syafrizal.,ST., MT)



Gambar 35. Sebaran endapan bauksit laterit di dunia. (Slide materi kuliah Genesa Bahan Galian, Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT)



 Endapan Nikel laterit



Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu endapan sulfida nikel – tembaga berasal dari mineral pentlandit, milerit, yang terbentuk akibat injeksi magma dan konsentrasi residu (sisa) silikat nikel hasil pelapukan batuan beku ultramafik yang sering disebut endapan nikel laterit. Menurut Bateman (1981), endapan jenis konsentrasi sisa dapat terbentuk jika batuan induk yang mengandung bijih mengalami proses pelapukan, maka mineral yang mudah larut akan terusir oleh proses erosi, sedangkan mineral bijih biasanya stabil dan mempunyai berat jenis besar akan tertinggal dan terkumpul menjadi endapan konsentrasi sisa. Proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit, serpentinit), dimana batuan ini banyak mengandung mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya mengandung 0,30 % nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritik (Boldt ,1967). Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan silika dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan lembab serta membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co (Rose et al., 1979). Air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfer dan terkayakan kembali oleh material–material organis di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah sampai pada zona pelindihan, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat fluktuasi ini air tanah yang kaya akan CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral-mineral yang tidak stabil seperti olivin / serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa sesuai dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral-mineral baru pada proses pengendapan kembali (Hasanudin dkk, 1992). Endapan besi yang bersenyawa dengan oksida akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan magnesium, nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan proses pelapukan dan pelindihan/leaching.



Boldt (1967), menyatakan bahwa proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit, serpentin), dimana pada batuan ini banyak mengandung mineral olivin, magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya banyak mengandung 0,30 % nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritik. Air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara luar dan tumbuh – tumbuhan, akan menghancurkan olivin. Terjadi penguraian olivin, magnesium, besi, nikel dan silika kedalam larutan, cenderung untuk membentuk suspensi koloid dari partikel – partikel silika yang submikroskopis. Didalam larutan besi akan bersenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai ferri hidroksida. Akhirnya endapan ini akan menghilangkan air dengan membentuk mineral – mineral seperti karat, yaitu hematit dan kobalt dalam jumlah kecil, jadi besi oksida mengendap dekat dengan permukaan tanah. (http://www.tukangbatu.com/2015/11/nikel-laterit.html)



Gambar 36. Konsep genesa endapan nikel laterit. (Slide materi kuliah Genesa Bahan Galian, Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT)







Profil endapan nikel laterit



Profil laterit dapat dibagi menjadi beberapa zona. Profil nikel laterit tersebut didiskripsikan dan diterangkan oleh daya larut mineral dan kondisi aliran air tanah.



Gambar 37. Profil Endapan nikel laterit. (http://www.tukangbatu.com/2015/11/nikel-laterit.html)



Gambar 38. Profil Endapan nikel laterit. (Slide materi kuliah Genesa Bahan Galian, Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT)



Gambar 39. Mobilitas unsur pada endapan nikel laterit.(Slide materi kuliah Genesa Bahan Galian, Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT)



Gambar 40. Table mineral-mineral utama pembawa nikel. (Slide materi kuliah Genesa Bahan Galian, Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT)



Gambar 41. Model geomorfologi endapan nikel. (Slide materi kuliah Genesa Bahan Galian, Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT)