Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik (F32.2) - A. Ajeng I.I. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN



EPISODE DEPRESIF BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK Andi Ajeng Ismawati Ishak C014192009



Supervisor Pembimbing : dr. Hawaidah, Sp.KJ(K). Residen Pembimbing : dr. Ardiansyah



LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK



IDENTITAS PASIEN Nama



Ny. F



Jenis kelamin



Perempuan



Tanggal lahir/ Umur



19 Juli 1976 / 44 tahun



Status perkawinan



Menikah



Agama



Islam



Warga Negara



Indonesia



Pekerjaan



Pelajar



Alamat



Aeng Towa Takalar



Tanggal datang ke RS Daya



02 Maret 2021



RIWAYAT PENYAKIT



RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG Keluhan Utama : Sulit Tidur • Sulit tidur sejak 3 bulan yang lalu. Pasien sama sekali tidak bisa tidur akhir-akhir ini, sebelumnya jika bisa tidur hanya 1 atau 2 jam dan tidak dapat melanjutkan tidurnya kembali.



• Awal mula susah tidur ini muncul ketika pasien melihat langsung keponakannya kecelakaan. Sejak saat itu pasien mulai mengalami susah tidur • Sejak kejadian itu, pasien lebih sering menyendiri di kamar dan tidak dapat bekerja lagi sebagai penjaga toko mebel. • Saat pasien sendiri terkadang pasien menangis, berpikir ingin



mati dan minum racun namun cemas jika mati siapa yang akan mengurus anaknya • Pasien merasa pikirannya kosong dan tidak bisa konsentrasi atau tidak bisa menangkap pembicaraan jika diajak bicara oleh keluarganya atau orang lain. • Pasien juga sering merasa sedih dan putus asa. Akhirakhir ini pasien juga merasa mudah lelah, lemas terutama pada pagi hari, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan kurang semangat dalam beraktifitas.



• Pasien baru mengalami hal ini pertama kali dan tidak pernah mengalami fase dimana pasien sangat bersemangat, dan kegembiraan berlebih. • Pernah berobat sebelumnya di dr. L dan mendapat obat Alprazolam dan Fluoxetin. Pengobatan pertama pasien merasa sudah bisa tidur, namun pada pengambilan obat ke 2 kalinya dengan obat yang sama pasien kembali mengeluhkan susah tidur sehingga pasien menghentikan obatnya.



RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG Hendaya/disfungsi – Hendaya sosial (+) – Hendaya pekerjaan (+) – Hendaya waktu senggang (+)



Faktor Stressor Psikososial Pasien melihat secara langsung keponakannya kecelakaan



Gangguan Medis Umum – Infeksi (-) – Trauma kapitis (-) – Kejang (-)



Penggunaan Zat Psikoaktif – NAPZA (-) o



o



o



Alkohol (-) Merokok (-) Zat psikoaktif lain tidak ada.



RIWAYAT PREMORBID • Lahir di rumah, dibantu oleh dukun beranak melalu persalinan normal, cukup bulan • Pertumbuhan dan perkembangan baik • Dapat bergaul dengan baik dengan temannya



RIWAYAT PENDIDIKAN Pasien melanjutkan sekolah sampai jenjang SMA



RIWAYAT KELUARGA • Anak ke-3 dari 3 bersaudara ♀♀♀ • Pasien tinggal dan dibesarkan oleh kedua orang tua kandungnya. • Ayah pasien telah meninggal dunia. • Saudara pasien yang lain telah menikah dan tinggal terpisah • Hubungan dengan anggota keluarga baik • Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada



SITUASI SEKARANG Pasien saat ini tinggal bersama suaminya, 4 orang anak dan ibu kandungnya di Takalar.



PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA



Pasien paham bahwa dirinya sakit dan berusaha untuk sembuh.



STATUS MENTAL



02/03/2021



DESKRIPSI UMUM 1. PENAMPILAN Tampak seorang perempuan berusia 44 tahun, wajah sesuai usia. Perawakan sedang, perawatan diri baik, berpakaian rapi dan sopan serta memakai masker. Kontak mata ada, verbal ada.



2. KESADARAN Baik, Kompos Mentis 3. PERILAKU DAN AKTIVITAS PSIKOMOTOR Lesu, cukup tenang 4. PEMBICARAAN Spontan, lancar, intonasi biasa 5. SIKAP TERHADAP PEMERIKSA Kooperatif



KEADAAN AFEKTIF (MOOD) , PERASAAN, EMPATI DAN PERHATIAN 1. MOOD Depresi 2. AFEK Depresi 3. EMPATI Dapat dirabarasakan



FUNGSI INTELEKTUAL 1. TARAF PENDIDIKAN, PENGETAHUAN UMUM, DAN KECERDASAN Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan tingkat pendidikan pasien



4. DAYA INGAT - Jangka panjang : Baik - Jangka pendek : Baik - Jangka segera : Baik



2. DAYA KONSENTRASI :Cukup



5. PIKIRAN ABSTRAK



: Baik



3. ORIENTASI - Waktu : Baik - Tempat : Baik - Orang : Baik



6. BAKAT KREATIF



: Tidak ada



7. KEMAMPUAN MENOLONG DIRI SENDIRI : Cukup



GANGGUAN PERSEPSI 1. HALUSINASI : Tidak ada



3. DEPERSONALISASI



: Tidak ada



2. ILUSI



4. DEREALISASI



: Tidak ada



: Tidak ada



PROSES BERPIKIR 1. ARUS PIKIRAN - Produktivitas : Cukup - Kontinuitas : Relevan, koheren - Hendaya berbahasa : Tidak ada 2. ISI PIKIRAN Gangguan isi pikir : Tidak ada



DAYA NILAI 1. Norma sosial 2. Uji daya nilai 3. Penilaian realitas



: Baik : Baik : Baik



TILIKAN (INSIGHT) Tilikan 6 (Pasien merasa dirinya sakit dan membutuhkan pengobatan)



PENGENDALIAN IMPULS



TARAF DAPAT DIPERCAYA



Cukup baik



Dapat dipercaya



PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK



LEBIH LANJUT



PEMERIKSAAN FISIK DAN STATUS NEUROLOGIS STATUS INTERNUS Dalam batas normal



STATUS NEUROLOGIS Dalam batas normal



EVALUASI MULTIAKSIAL



AKSIS I



Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik (F32.2)



AKSIS II



Berdasarkan informasi yang didapatkan belum cukup data untuk mengarah ke salah satu ciri kepribadian



AKSIS III



Tidak ada



AKSIS IV



Melihat secara langsung keponakannya kecelakaan



AKSIS V



GAF Scale saat ini 50-41 gejala berat (serious), disabilitas berat.



PROGNOSIS



Ad vitam : Bonam Ad functionam : Dubia ad bonam Ad sanationam : Dubia ad bonam



Faktor pendukung prognosis: -



Motivasi pasien yang besar untuk sembuh Stressor yang jelas Dukungan keluarga baik Fasilitas pelayanan kesehatan terjangkau



Faktor penghambat : - Ketidakpatuhan pasien minum obat



RENCANA TERAPI



FARMAKOTERAPI



SOSIOTERAPI Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga



R/ Clobazam 10 mg 1 tab/24 jam/oral/malam R/ Amitriptilin 25 mg 1 tab/12 jam/oral



pasien dan orang terdekat pasien tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri .



PSIKOTERAPI - Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega. - Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.



PEMBAHASAN



KRITERIA DIAGNOSTIK MENURUT PPDGJ III Episode Depresif (F32.2) •



Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) -



Afek depresif,



-



Kehilangan minat dan kegembiraan, dan



-



Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.







Gejala lainnya -



Konsentrasi dan perhatian berkurang;



-



Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;



-



Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;



-



Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;



-



Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;



-



Tidur terganggu ;



-



Nafsu makan berkurang.







Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.



KRITERIA DIAGNOSTIK MENURUT PPDGJ III Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik (F32.2) •



Semua 3 gejala utama depresi harus ada







Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat.







Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal



demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan. •



Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.







Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.



TERIMA KASIH