Erwin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Perlu kita sadari bahwa sampai pada saat ini lulusan SMK belum dapat diserap secara langsung oleh pihak dunia usaha maupun industri. Secara kasat mata terbukti hampir setiap dunia usaha/industri ketika merekrut tenaga kerja lulusan SMK masih menerapkan pendidikan dan pelatihan bagi yang telah lolos seleksi penerimaan karyawan rata-rata 3 (tiga) bulan. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan yang di miliki lulusan SMK belum di akui oleh pihak dunia usaha/industri. Jika kita kaji secara seksama, kita tidak dapat menyalahkan pihak usaha/industri memang pada kenyataan masih banyak SMK yang sangat minim praktik. sehingga peserta diklat yang harusnya porsi pembelajaran praktik idealnya 70 % hanya dapat dilaksanakan 30%. Bahkan ada beberapa SMK yang tidak memiliki sama sekali peralatan praktik, dalam pelaksanaan peserta diklat hanya diberi teori tanpa praktik. Pada akhirnya peserta diklat hanya dapat berangan-angan dengan teori saja tidak peralatan kenyataan yang sebenarnya. SMK yang peralatan praktik cukup memadai, belum tentu peralatan itu sesuai dengan yang berada didunia usaha/industri. sekarang peralatan di dunia usaha/industri sudah serba otomatis sedangkan peralatan yang ada di SMK-SMK masih manual. Sehingga pelaksanaan praktik hanya sekedar mengenal peralatan yang ada, Kurang memperhatikan kebutuhan di dunia usaha/industri, itupun tidak semuanya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sesuai dengan hasil pengamatan dan penelitian Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, pola penyelenggaranan pendidikan di SMK belum secara tegas dapat menghasilkan tamatan sebagaimana yang di harapkan. Hal tersebut dapat di lihat dari kondisi pembelajaraan belum kondusif untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional, karena keahlian profesional seseorang tidak sematamata diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan dan teknik bekerja, tetapi harus di lengkapi dengan penguasaan kiat (arts) bekerja yang baik. Penggunaan unsur ilmu pengetahuan dan teknik bekerja dapat dipelajari di sekolah, namun untuk kiat adalah suatu yang tidak dapat di ajarkan tetapi harus di kuasai melalui pembiasaan dan internalisasi. untuk kiat yang menjadi faktor utama penentu kadar keahliaan profesional seseorang, hanya dapat di kuasai melalui cara mengerjakan pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. karena itulah tumbuh suatu akuran keahlian profesional berdasarkan jumlah pengalaman kerja. Misalnya tingkat keahlian seorang pilot diukur dari jumlah jam terangnya, tingkat keahlian montir diukur dari jumlah tahun kerjanya sebagai montir. Dan sertifikat “welder” bisa batal apabila lebih dari satu tahun tidak lagi mengerjakan mengelas. Mata diklat praktik kejuruan yang disajikan di sekolah biarpun menggunakan peralatan yang lengkap dan modern, pada dasarya hanya mampu menyajikan proses dan situasi peniruan (simulasi), karena bukan situasi yang sesungguhnya, oleh karena itu sulit diharapkan untuk mampu memberikan keahlian sebagaimana yang diharapkan. 1 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Melihat kenyataan di atas, dikmenjur menetapkan strategi operasional yang berdasarkan pada kebijakan “Link And Match” (kesesuaian dan kesepadanan) departemen pendidikan dan kebudayaan dalam model penyelengaraan praktek kerja industri. Pelaksanaanya sesuai dengan ketentuan ketentuan yang tertuang dalam undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP nomor 20 tahun 1990 tentang pendidikan menengah, PP nomor 39 1992 tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional, kemendikbud Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah menengah kejuruan dan kemendikbud Nomor 080/U/1993 tentang kurikulum SMK 1. Pengertian Praktek Kerja Industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan, yang memedukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang di peroleh melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang pekerjaan yang relevan, terarah untuk mencapai kemampuan keahlian tertentu. Dalam pengertian tersebut tersirat, ada 2 pihak yaitu lembaga pendidikan dan lapangan kerja (industri/perusahaan atau instansi tertentu) yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan kejuruan. Dengan demikian kedua belah pihak seharusnya terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap penyelenggaraan, sampai tahap penilaian dan penentuan kelulusan peserta diklat, serta pemasarannya. 2. Tujuan Penyelenggaraan Praktek kerja industri pada SMK bertujuan untuk : a. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan, etos kerja yang sesuaia dengan tuntutan lapangan pekerjaan b. Memperkokoh link and match antara SMK dan dunia kerja c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja berkualitas d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagaibagian dari proses pendidikan B. Pembatasan masalah Karena masalah pelaksanaan Praktek kerja industri masih terlalu luas ruang lingkupnya, maka penyusun membatasi masalah supaya pembahasan terarah dan tidak melebar. Penyusun hanya menguraikan apa yang penyusun kerjakan selama melaksanakan praktek kerja industri di CPP GUNDIH PERTAMINA EP CEPU di Desa Sumber Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora yang saat ini untuk Operation & Maintenance di bawah PT. Titis Sampurna



2 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



C. Tujuan penulisan. Setiap penyusun sesuatu pasti mempunyai tujuan tertentu, dengan demikian juga penyusun laporan ini penyusun mempunyai tujuan untuk : 1. Menjebatani kesenjangan pembelajaraan yang diselenggarakan di SMK Migas Cepu dengan dunia usaha/industri 2. Meningkatkan ketrampilan penyusun yang sesuai dengan kenyataan di dunia usaha/industri D. Metode penulisan Untuk mendapatkan hasil yang maksimal penyusun laporan memerlukan strategi. Dalam penyusunan laporan ini penyusun menggunakan strategi sebagai berikut: 1. Pertama penyusun mengumpulkan data sebagai bahan penyusun laporan dengan menggunakan metode: a. Pemagangan praktek langsung Yaitu penyusunan melaksanakan praktik kerja langsung di PT TITIS SAMPURNA dengan bimbingan dan pengawasan karyawan. b. Observasi Yakni penyusun melakukan pengamatan selama melaksanakan prakerin di PT TITIS SAMPURNA yang ada kaitannya dengan masalah yang penyusun bahas. c. Wawancara Yaitu penyusun membaca buku yang ada kaitannya dengan masalah yang penyusun bahas 2. Data yang sudah terkumpul dikelompokkan sesuai dengan bagian bagian masalah yang di bahas dari kartu data yang telah di buat. Selanjutnya data siap di olah menjadi bahan laporan siap saji, dengan mengunakan metode: a. Sintetis Yakni penyusun mengkumpulkan data dari berbagai sumber b. Komperatif Yakni penyusun membandingkan pelajaran praktik di SMK Migas Cepu dengan kenyataan praktik di PT TITIS SAMPURNA 3. Data yang sudah di olah telah siap di susun untuk menjadi laporan yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan menggunakan metode: Deskripsi yakni penyusun melukiskan/menggambarkan uraian masalah secara kronologis supaya mudah di pahami oleh pembaca



3 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



BAB II CENTRAL PROCESSING PLANT – GUNDIH 2.1 Sejarah CPP Blok Gundih CPP Gundih merupakan fasilitas yang dibangun Pertamian Eksplorasi dan Produksi (EP) untuk mengolah gas suplai dari beberapa sumur-sumur yang ada di Area Blok Gundih. Saat ini sudah terdapat 8 sumur yang terdiri dari sumur KTB-1, KTB-2, KTB-3, KTB-4, dan KTB-6 yang ada di Kecamatan Kedungtuban, sumur gas KDL-1 yang ada di Kecamatan Randublatung, Sumur Gas RBT-1A, RBT-2A yang ada di Kecamatan Kradenan yang disediakan untuk memasok gas umpan atau commissioning awal untuk dialirkan ke CPP Gundih. Gas yang dihasilkan dari delapan sumur itu sebesar 50 mmscfd. Setelah diolah di CPP Gundih gas akan dialirkan ke PLTU Tambaklorok, Semarang, melalui pipa PT Sumber Petrindo Perkasa melalui kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) No. 885/EP0000/2006-S0, tertanggal 21 Desember 2006. Gas tersebut untuk menggantikan penggunaan diesel yang selama ini digunakan oleh PLTU Tambaklorok. Penggunaan gas ini dipilih karena lebih efisien dengan potensi penghematan anggaran negara hingga Rp21,4 triliun rupiah dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar minyak diesel. Selain itu, gas yang terproduksi dari CPP Gundih ini sebagian untuk suplai poyek City Gas di desa-desa ring-1 Area Gundih. Hingga kini, Gas On Stream atau gas siap dijual masih dalam tahap persiapan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, sebagai daerah penghasil sangat menantikan gas on stream dari Blok Gundih. Alasannya sederha, banyak manfaat yang bisa didapatkan Pemkab Blora, salah satunya ketika produksi gas sudah terjual, saat itu pula penghitungan Dana Bagi Hasil (DBH) gas juga mulai dihitung besarannya untuk masuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Blora. Sebetulnya, gas gundih ditargetkan pemerintah pusat pada Juni 2013 lalu sudah mulai terproduksi. Namun target itu mundur. Kemudian Pertamina kembali menargetkan CPP Gundih produksi pada 28 Pebruari 2014 lalu, tapi mundur lagi sampai saat ini. Mundurnya target itu dikarenakan Pembangunan CPP Gundih dengan nilai kontrak US$ 120 juta yang dilakukan Pertamina EP melalui kontraktornya, Konsorsium PT. Inti Karya Persada Teknik (IKPT) dan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk alamai kendala teknis dalam pembangunan konstruksinya.



4 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



2.2 Struktur Kepegawaian Berikut ini adalah struktuktur kepegawaian dari CPP blok Gundih



Gambar 2.1 Struktur kepegawaian CPP Gundih



5 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



2.3 Proses Umum CPP Gundih Central Processing Garap (CPP) Gundih memproduksi Gas dari 8 sumur gas yang diolah menjadi beberapa produk antara lain : Gas alam, Kondensat, Sulfur dan disulfid oil. Adapun proses utamanya adalah sesuai gambar 2.1 di bawah ini :



Gambar 2.3.1 Process flow diagram CPP Gundih Didalam CPP terdapat beberapa unit yaitu : 1. Flowline Terdapat delapan (8) sumur gas produksi dan satu (1) sumur injection yaitu sumur RBT 03, sebagaimana terdapat dalam berikut ini.



Gambar 2.3.2 Letak sumur produksi



6 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Dari masing-masing sumur selanjutnya dialirkan ke production atau test manifold melalui flowline berukuran 4 x6 inch dengan panjang yang bervariasi dari X’mas Trec (Well Head ) sanpai header manifold . Keseluruhan flowline didesain untuk mengalirkan feed gas 75 MMSCFD Flowline disetiap sumur dilengkapi dengan High Low Shut Down Valve yang terletak dimasing masing area well head dilengkapi dengan tujuan untuk memproteksi flowline dalam hal terjadi tekanan berlebih dari sumur produksi. Proteksi ini diperlukan karena design pressure flowline lebih rendah daripada production tubing sumur dan flowline terbuat dari material tahan korosi (clad pipc). Untuk kebutuhan peneumatic High - Low Shut Down Valve digunakan gas N2 yang disimpan dalam botol-botol bertekanan. Sedangkan untuk kebutuhan menggunakan energi panas matahari (solar) sebagai pembangkit listrik. 2. Inled Manifold Seluruh flowline akan menuju production dan test manifold production manifold dirancang untuk menampung seluruh production fluid well sebanyak 75 MMSCFD. Sedangkan test manifold dirancang untuk melakukan test terhadap production fluid dari satu sampai tiga well dengan maximum flow 15 MMSCFD. Seluruh production dan test manifold selanjutnya dialirkan menuju Gas Separation Unit ( GSU ) Terdapat juga relief line dari masing-masing flow line menggunakan Pressure Safety Valve (PSV) dengan tujuan proteksi flow line SCT Pressure PSV lebih tinngi dari set pressure HI-lo Shut Down Valve. 3. Gas Separation Unit ( GSU ) Gas Separation Unit yaitu unit yang memisahkan 3 fasa yaitu water,gas dan kondensate. Air, gas, dan kondensat dipisahkan di bejana pemisah ini. HP Separator menggunakan coalescing packed untuk mendapatkan efisiensi pemisahan antara minyak dengan air yang tinggi. Di unit ini gas masuk ke dalah unit AGRU ( Acid Gas Removal unit ) ,water masuk kedalam PWIU ( Produced Water Injection Unit) untuk di Injekkan ke dalam sumur RBT-03 dan kondensate masuk kedalam CHU ( Condensate Handling Unit ) untuk dikirim ke Pertamina EP Cepu. 4. Condensate Handling Unit (CHU) Di unit ini tempat penampungan condensate dari GSU. Unit ini juga berfungsi untuk menghilangkan dan mengontrol H2S dan Mercaptant dari condensate. Setelah itu condensate yang telah di tampung pada tangki condensate siap dikirim ke PT PERTAMINA EP CEPU dengan truk tangki sebanyak 10-12 kali dengan kapasitas 8000 liter per hari.



7 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



5. Acid Gas Removal Unit ( AGRU ) Gas yang masuk dari unit GSU adalah CH4 , H2O,Merchaptant,H2S,Co2 di unit ini gas belum semua murni gas bersih ,gas tersebut masih perlu dipisahkan lagi,yaitu gas H2S dan CO2. Setelah dipisahkan gas H2S dan CO2 ( Acid gas ) masuk ke dalam BSRU ( Biological Sulfur Recovery Unit ) untuk diolah. Sedangkan gas basah ( wet gas ) masuk kedalam CTU ( Caustic Treater Unit ) untuk diproses lebih lanjut lagi. 6. Caustic Treater Unit (CTU) Caustic Treater Unit berfungsi untuk memisahkan mercaptant menjadi disulfit oil. Sedangkan sweet gas berupa ; CH4, H2O menuju DHU. 7. Dehydration Unit (DHU) Dehydration Unit berfungsi untuk memisahkan H2O (uap air) , sehingga kadar H2O berada dibawah pembentukan Hidrat dan Korosi. Hidrat adalah suatu kristal yang terbentuk antara molekul-molekul air dengan molekul hidrocarbon ringan. Gas keluaran dari DHU masuk kedalam sales gas matering lalu dikirim ke flare 8. Biological Sulfur Recovery Unit (BSRU) Biological Sulfur Recovery berfungsi untuk mengonfersikan H2S yang diserap pada AGRU menjadi Sulfur dengan menggunakan bakteri Thiobacilius.



8 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Berikut ini adalah denah lokasi yang berada di Area CPP Gundih :



Gambar 2.3.3. Denah Lokasi Central Processing Plant



9 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



BAB III URAIAN KHUSUS



A. Konfigurasi Proses Central Processing Plant 3.1 Flowline Terdapat 8 (delapan ) sumur gas produksi dan 1 (satu) sumur injection , dari masingmasing sumur selanjutnya dialirkan ke production atau test manifold melalui flowliine berukuran 4 & 6 inch dengan panjang yang bervariasi dari X'mas Tree (Well Head) sampai header manifold. Keseluruhan flowline di desain untuk mengalirkan feed gas 75 MMSCFD. Flowline di setiap sumur dilengkapi dengan High-Low Shut Down Valve yang terletak dimasing-masing area well head dengan tujuan untuk memproteksi flowline dalam hal terjadi tekanan berlebih dari sumur produksi. Proteksi ini diperlukan karena design pressure flowline lebih rendah daripada production tubing sumur dan flowline terbuat dari material tahan korosi (clad pipe). Untuk kebutuhan pneumatic High-Low Shut Down Valve digunakan gas N2 yang disimpan dalam botol-botol bertekanan. Sedangkan untuk kebutuhan daya listrik menggunakan energi panas matahari (solar) sebagai pembangkit listrik. 3.2 Inlet manifold Seluruh flowline akan menuju production dan test manifold. Production manifold dirancang untuk menampung seluruh production fluid well sebanyak 75 MMSCFD. Sedangkan Test Manifold dirancang untuk melakukan test terhadap production fluid dari satu sampai tiga well dengan maximum flow 15 MMSCFD. Seluruh production fluid dari production dan test manifold selanjutnya dialirkan menuju Gas Separation Unit (GSU). Terdapat juga relief line dari masing-masing flowline menggunakan Pressure Safety Valve (PSV) dengan tujuan proteksi flowline. Set Pressure PSV lebih tinggi daripada set pressure High-Low Shut Down Valve. 3.3 Gas Separation Unit (GSU) Gas Separation Unit berfungsi memisahkan fluida 3 phase yang mengalir dari sumur yaitu : gas,condensate dan air terproduksi. Peralatan utama Gas Separation Unit dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



HP Separator (D-0101) HP Test Separator (D-0102) HP Scrubber (D-0103) LP Separator (E-0104) Inlet Cooler (E-0101) Pre Wash Column (V-0101) Filter Separator (F-0101 A/B) Filter Coalescer (F-0102 A/B)



10 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Berikut ini adalah flow diagram alirnya:



Gambar 3.1. Flow diagram alir Gas Separation



Fungsi utama dari unit separasi ini yaitu untuk memisahkan gas umpan dari cairan baik condensate maupun air terproduksi sehingga gas yang diproses pada tahap selanjutnya. Selain itu juga diharapkan feed gas yang dihasilkan akan bersih dari partikel padat dan garam yang mungkin terbawa. HP Separator (D-0101) berbentuk bejana horizontal berfungsi untuk memisahkan gas,condensate,air terproduksi. Sesuai dengan dokumentasi teknis peralatan ini didesain untuk memisahkan fase gas 75 MMSCFD , liquid condensate BOPD dan air produksi 2500 BWPD. Peralatan ini beroperas i pada 450 pslg;150of. Condensate yang telah terpisahkan dialihkan ke LP Separator (D-0104) sedangkan air terproduksi dialirkan ke Produced Water Injection Unit masing-masing melalui level colnrol valve. Tekanan operasi HP Separator tidak dibuat tetap, jika terja di tekanan berlebih maka akan dialirkan melalui PV (Pressure Valve). Namun tekanan keluar dibuat konstan melalui PV . LP Separator (D-0104) terdiri dari Separator Horizontal tiga fasa berfungsi untuk memisahkan gas,condensate,air. Formasi yang berasal dari aliran condenasate dari HP separator, coalescer dan Test separator . Gas bisa berbentuk di LP separator akibat flash karena peralatan ini beroprasi pada 150 psIg; 140oF . Hasil separator berupa air terproduksi dialirkan ke Condensat Handling Unit masing-masing menggunakan level control valve. Sedangan tekanan LP separator dibuat constan menggunakan PV. 11 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Test Separator (D-0102) berfungsi untuk melakukan test terhadap satu atau lebih sumur produksi. Peralatan ini terdiri dari separator tiga fasa gas, condensate, dan air terproduksi pada setiap outlat test separator dipasang pengukur laju alir. Dengan demikian rasio gas dengan liquid dari suatu sumur dapat diketahui. Kondisi operasi tekanan dan temperatur peralatan ini sama dengan HP separator. Test separator di desaign dengan kapasitas gas 15 MMSCFD. Produk condensate setelah diukur selanjutnya dikirim ke condensate, air terproduksi digiring ke Produced Water Injection Unit masing - masing menggunakan level control valve. Tekanan test separator dibuat konstan pada tekanan tertentu menggunakan PV supaya test sumur bisa dilakukan pada kondisi yang stabil.



Inlet cooler (E-0101) berfungsi menurunkan temperatur feed gas sampai dengan 110 F menggunakan medium pendingin udara agar proses pemisahahn pengotor dari gas di dalam unit AGRU bisa lebih efektif. Di harapkan dengan penurunan temperatur ini akan terdapat fraksi berat yang terekondensasi sehingga tidak masuk ke sistem AGRU. Selain itu proses penghilangan acid gas akan lebih optimum pada temperatur rendah. Gas yang terekondensasi kemudian di pisahkan didalam HP Scrubber (D-0103). o



Di HP Scrubber berfungsi untuk memisahkan gas dan cairan yang terbentuk dari hasil kondensasi di Inlet Cooler. Produk cairan selanjutnya dikirim ke LP Separator melalui level Control Valve. Gas selanjutnya masuk ke Pre-Wash Column (V-0101). Karena air terproduksi dari sumur-sumur gas mengandung garam klorida dalam kadar lebih tinggi,dimana sejumlah kecil air masih terbawa oleh gas,maka gas yang keluar dari HP scrubber (D-0103) diumpan akan terserap oleh air tawar .Air tawar akan di sirkulasikan ke Pre-Wash Column (V-0101) menggunakan circulation Pump (P-0101 A/B) apabila telah jenuh dengan garam maka sebagian di buang ke Produced Water Injection Unit. Selain itu terdapat fasilitas untuk menambah air tawar ke PreWash Column ( V-0101) (make up). Jumlah air tawar yang masuk ke Pre-Wash Column (V-0101) disaring oleh Filter Separator (F-0101 A/B) dan Filter Coalescer (F-0102) untuk menghilangkan partikel kecil padatan maupun tetesan cairan yang terlalu halus sehingga lolos dari scrubber dan wash coulmn namun cukup kasar oleh dapat di tangkap oleh kedua alat tersebut. Filter Separator dan filter coalese masing-masing dalam keadaan beroprasi dan stanby. Filter separator berfungsi menangkap partikel padatan yang mungkin terbawa aliran gas sedangkan coalescer berfungsi menangkap butiran-butiran cairan halus didalam feed gas dalam bentuk aerosol juga menangkap hydrocarbon berat yang terbawa oleh aliran. Dengan demikian feed gas yang masuk Ke AGRU dalam kondisi kering agar potensi terjadi floming dapat diminimize.



12 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



3.4 Condensate Handling Unit (CHU) Seluruh Condensate dari unit LP separator dikirim ke condensate Stabilizer Column (V-0701) yang beroprasi pada tekanan 100 psig. Fungsi unit ini adalah untuk memproses condensate stabil dengan RVP sebesar maksima l12 psig dan menghilangkan komponen yang mudah menguap. Unit ini juga berfungsi untuk menghilangkan pengontrol H2S dan Mercaptant dari produk condensate. Kondisi operasi condensate stabilizer adalah 100-110 psig; 390oF. Tekanan 100-110 psig dipilih untuk optimasi dari gas striping sedangkan temperatur operasi 390oF berdasarkan simulasi pada tekanan dan temperatur tersebut H2S dan Mercaptant dilepaskan dari condensate. Dibawah ini adalah flow diagram Condensate Handling :



Gambar 3.2 Flow diagram Condensate Handling Panas yang diperlukan untuk pemisahan di pasok ke Reboiler Condensate Drum (D-0701) dengan menggunakan Electric Heater (H-0701A/B) sebagai pemanas. Temperatur operasi Condensate Stabilizer di kontrol oleh temperatur controler yang akan mengatur jumlah panas yang masuk. Gas yang dilepaskan dari puncak condensate stabilizer dialihkan ke Thermal Oxidize melaliu PV yang gunanya untuk mengetahui tekanan di stabilizer, dicampur melalui LV dialirkan solvent ke Condensat Cooler (E-0702A/B) dan disimpan di Condensat Storage Tank (T-0701A/B/C). Terdapat sedikit gas terbentuk dalam aliran yang menuju tangki Condensate akan tetapi gas tersebut akan terlepaskan jika tangki Condensate beroperasi melebihi tekanan normal. Sebelum unit metering package dipasang untuk memantau dan merekam kuantitas total kondensat yang dikirim ke PT PERTAMINA EP CEPU dengan truk tangki sebanyak 10-12 kali pengiriman tiap hari pada kapasitas truk 8000 liter.



13 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



3.5 Acid Gas Removal Unit (AGRU ) Gas yang masuk dari unit GSU adalah CH4 , H2O,Merchaptant,H2S,Co2 di unit ini gas belum semua murni bersih. Gas tersebut masih perlu dipisahkan lagi,yaitu gas H2S dan CO2. Setelah dipisahkan gas H2S dan CO2 ( Acid gas ) masuk ke dalam BSRU ( Biological Sulfur Recovery Unit ) untuk diolah. Sedangkan gas basah ( wet gas ) masuk kedalam CTU( Caustic Treater Unit ) untuk diproses lebih lanjut lagi. Adapun peralatan utama yang terdapat di sistem AGRU antara lain : 1. Absorber Coloumn (V-0201) 2. Solvent Acid Gas HP Flash Drum (D-0203) 3. Regenerator Coloumn (V-0201) 4. Solvent Regenerator Reboiler (E-0204A/B) 5. Lean /Rich Exchanger (E-0202A/B) 6. Lean Solvent Cooler (E-0201) 7. Filtration System 8. Overhead Regenerator Condenser (E-0203) 9. Treated Gas Cooler (E-0205) 10. Production Gas Wash Drum (D-0202). Berikut ini adalah Flow Diagram Acid Gas Removal :



Gambar 3.3 Flow Diagram Acid Gas Removal Feed gas masuk melalui bagian bawah obsorber coloumn (V-0201) dan kontak dengan lean solvent yang berupa ucarsol @AP-814 (45 % wt) dingin yang telah diregenerasi yang masuk kedalam absorber coloumn melalui bagian atas kolom. ”acid gas” yaitu feed gas yang mengandung CO2 dan H2S akan diserap dari phasa gas ke dalam phasa liquid pada saat feed gas mengalir melalui absorber column. Untuk meminimalkan adanya amine yang terbawa oleh gas maka Gas Wash Drum (D-0202) dipasang setelah absorber column untuk dialirkan water wash yakni dengan mengalirkan demin water dari bagian atas (D-0102) yang di sirkulasi internal oleh Wash Water Pump amine yang tertangkap dialirkan menuju HP Flash Drum 14 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



sedangkan “treated gas” yang dikeluarkan dari sisi atas (D-0202) selanjutnya dikirim ke HP Flash Drum (D-0203) untuk menghilangkan Hydrocarbon dari solvent hasil dari CO2 absorpion solvent dengan acid gas, Hydrocarbon gas keluar dari bagian atas Flash Coloumn (V-0203) mengalir menuju Thermal Oxidizer. Solvent dari HP Flash Drum dikirim ke icon atau rich solvent exchanger (E-0202), dimana temperatur solvent dinaikkan dengan cara mengukur panas dengan icon solvent yang datang dari bagian bawah regenerator coloumn (V-0202) melalui Solvent Booster Pump (P-0202A/B) kemudian Rich Solvent dari Lean/Rich Exchanger dialirkan ke regenerator coloumn. Didalam Regenerator Column solvent di regenerasi secara thermal dengan menstripping steam yang terbentuk didalam Regenerator Reboiler (E-0204A/B). Regenerator Reboiler menggunakan pemanas hot oil untuk memanaskan bagian regenerasi solvent di bagian bawah coloumn. Gas asam dari regenerator coloumn di kondensasikan secara persial oleh Overhead Regenerator condensate dan mengalir menuju Overhead Acumulator Reflux Drum (D-0204) condensate yang terbentuk dalam Reflux Drum dikembalikan kedalam regenerator column sebagai reflux dan gas alam dari bagian atas Reflux Drum dikirim ke BSRU. Lean solvent dari bagian bawah regenerator column dikirim ke Lean-rich exhanger (untuk diturunkan temperaturnya) melalui icon Booster Pump (P-0202A/B). Selanjutnya icon solvent diturunkan lagi temperatur ke dalam icon. Cooler (E-0201). Sebagian kecil aliran icon solvent diambil setelah icon solvent dan disaring dengan solvent Pre-Filter (F-0201A/B) solvent Carbon Filter (F-0202) dan solvent After Filter (F-0203). Lean solvent yang telah disaring dikembalikan ke suction dari solvent Charge Pump (P-0201A/B/C) Sirkulasi ucarsol solution yang dipergunakan mencapai 370 M3/HR dengan kebutuhan energi di reboiler mencapai 76 MMBTUIHR. Untuk flow feed gas 75 MMSCFD diperoleh produk sweet gas 60 MMSCFD.



3.6 Caustic Ttreater Unit (CTU) Caustic Treater Unit (MEROX) dirancang untuk menghilangkan mercaptan dari treated gas keluaran AGRU dan caustic unit terdiri dari bagian – bagian sebagai berikut:



1. Pre Wash Section, diarea bagian bawah dari kombinasi kolom (V-0301), dimana aliran dari AGRU dimasukan untuk penghilangan residu CO2 dan H2S. Gas naik melalui try prewash column dimana gas di kontakkan dengan larutan 10 baume (~1.065 wt %) NaOH (caustic) Make-up 20 baume caustic diisikan ke dalam bagian bawah vessel. Larutan caustic yang telah terpakai di alirkan ke dalam sebuah spent degassing drum(V-0302) ) yang kemudian dialirkan ke WAO (Wet Air Oxidation) melalui spent caustic pump (P-0302 A/B) untuk ditreatment sebelum cairan yang sudah di netralkan di buang ke sumur injection RBT 03. 15 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



2. Extraction section , bagian yang berada diatas prewash section , dimana terdapat kontak secara counter current generasi 20 baume yang telah di generasi yang masuk melalui bagian atas dari extraction section. Melalui kontak counter current antara caustic dengan gas umpan,maka mercaptant akan diabsorb kedalam larutan caustic. Terdapat 3 atau lebih tahapan ekstrasi yang kedalam unit merox. Hal ini untuk memastikan maksimum desulfurasi dengan minimum laju sirkulasi caustic. 3. Water Wash Section - water wash section di tempatkan diatas extraction section. Gas dari bagian extraction section naik melewati trayed water wash, Dimana air disirkulasi secara counter current untuk menghilangkan butiran-butiran halus cairan caustic yang terbawa oleh gas tsb. Air secara terus menerus di umpankan kedalam sirkulasi sebesar baums. 4. Regeneration Section termasuk oxidizer(V-0303), disulfide separation (D-0302) Disulfide sand filter (F-0301). Waash oil settler and Vent Ko Drum (D-0304). Rich solvent banyak mengandung mercaptant, dan juga mengandung catalyst merox, dikirim sebagai regeneration dimana udara di injeksikan dan mercaptant yang ada Disulfide setelah itu diisahkan dari solvent dengan cara memutar, gravitasi combination column. 5. Disulfide Oil yang terbentuk akan ditampung didalam sulfide oil storage tank (T-0301) yang kemudian akan dikirim ke arca lain (P3 Menggung) dengan menggunakan truk tangki. Dan berikut ini adalah Flow diagram dari Caustic Treater :



Gambar 3.4 Flow diagram Caustic Treater



16 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



3.6 Dehydration Unit (DHU) Dehydration Unit adalah unit untuk menurunkan kadar air yang terdapat dalam treated gas sehingga memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Dehydration Unit menggunakan media pengering Tricthylene Glycol (TEG) merupakan proses yang sudah umum digunakan pengolahan gas. Berikut ini adalah flow diagaram alirnya :



Gambar 3.5 flow diagram Dehydration



Menghilangkan cairan yang terbawa,treated gas mengalir keatas melewati chimncy tray masuk kedalam absorption section dari gfas / glycol contractor . TEG diumpankan dari bagian atas meninggalkan bagian atas contractor dan digunakan sebagai pendingin umpan glycol pada gas / glycol exchanger. Rich glycol memngalir keluar dari bagian bawah contraktor harus dipekatkan lagi sebelum digunakan lagi untuk penyerapan pada glycol regeneration section yakin dengan memanaskan pada glycol reboiler berikut perangkap pemisahan ,penyaringan dan heat 17 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



exchanger pendukungnya sehingga air terserap pada glycol menguap dalam glycol dalam glycol still column. Gas yang telah memenuhi persyaratan air, CO2,H2S tertentu selanjutnya dialirkan ke custody meter.



3.7 Biologycal Sulfur Recovery Unit (BSRU) BSRU berfungsi untuk menmgkonversikan H2S yang diserap pdi AGRU menjadi elemen Sulphur menggunakan bakteri Thiobacilius. Proses yang digunakan lisensi Shell Paques. Peralatan utama yang terdapat dalam Sulphur Recovery Unit adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.



H2S Absorber (V-0401 A/B) Bioreaktor (R-0401) Sulphur Solidification (PE-0404) Sulphur Meter (Y-0403) Sulphur Bagging Package (PE-0405)



Berikut ini adalah flow diagram alirnya :



Gambar 3.6 Flow Diagram Biologycal Sulfur Recovery



H2S absorber berfungsi untuk menyerap gas yang mengandung H2S oleh solvent caustic. Acid gas masuk dari bawah kolom absorber sementara solution masuk dari atas kolom absorber. Gas asam H2S akan terserap oleh solution. Dari bottom absorber selanjutnya solution dipompa oleh rich solution circulation pump P-040 A/B/C ke bioreaktor (R-0401) melalui Rich solution chiller (E-0401) untuk diturunkan suhunya. Acid gas keluar keluaran dari H2S absorber selanjutnya dikirim ke thermal oxidizer (PE-0401) untuk dibakar menjari 18 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



SO2 dengan bahan bakar fuel gas. Udara pembakaran di campuran dilebihkan 25-26 % dalam rangka mencapai efisiensi destruksi acid gas yang optimum. Panas hasil pembakaran digunakan untuk memanaskan hot oil dalam WHRU Unit pada unit pada daerah brecching (buritan) thermal oxidizer. Recirculation line / duct dan fan blower juga disediakan pada antara keluaran dan masukan WHRU dalam rangka memperoleh efisiensi thermal yang lebigh baik. Sebelum masuk Bioreactor solution didinginkan ke 102.2oF dengan chilling waterdi rich solution chiller E-0401. Temperatur outletnya dikontrol dengan mengatur flowrate chilling water. Sirkulasi solution mencapai 8365 gpm. H2S yang terkandung didalam larutan yang berada dalam aerobic bioreactor dioksidasi menjadi elemental sulfur. Jadi pembentukan dari elemental sulfur bukan pada absorber akan tetapi didalam biorcactor. Ecrobic Boiractor mrngandung microorgsnisme thiobocillus yang mengoksidasi sulfide yang terlarut menjadi elemental sulfur. Kebutuhan udara untuk reaksi oksidasi disuppl oleh bioreator air blower (K-0401A/B) dimana autletnya didinginkan di (E-0402) air blower cooler. Kebutuhan udara mencapai total 8750 Kf/jam . Mulai dialirkan ke bioreactor melalui bagian bawah ukuran bioreactor mencapai 10 m (ID) X 23.5 M (H). Konversi H2S menjadi elemental S adalah proses biologi,dan secara periodik biocstalyst memerlukan nutrient untuk menjaga performence tetap baik. Nutrient termasuk kandungan garam tertentu di perlukan untuk bakteri tumbuh dan menjaga performenc. Produk elemen sulfur selanjutnya dipisahkan dari solvent didalam sebuah sulfur setler Y-0401 untuk di pisahkan secara grafitasi solution yang ter-recovery selanjutnya di kirim Bioreactor.Sedangkan produk elemental sulfur dengan kadar 10% dipompa ke Decanter Centrifugi PE-0403 hingga dihasilkan kadar 50-60%. Solution yang ter-recovery dari decanter selanjutnya dikemblaikan ke bioreactor dan sebagian dikirim ke water treatment (bleeding) karena mengandung garam-garam akibat terjadinya reaksi samping seperti soldium sulphatc, sodium tio sulphatc. Pemurnian sulfur selanjutnya dilakukan di Melter unit Y-0403. Unit ini terdiri dari tangki pemurnian dimana sulfur slurry akan dicuci kembali sehingga garam-garam yang menempel bisa terlepas selanjutnya sulfur slurry dipanaskan menggunkan hot oil untuk menguapkan impuritics sehingga produk sulfur dengan kemurnian 99,8%.Produk sulfur selanjutnya dikirim kie sulfur solidification unit (PE-0404) untuk dirubah bentuknya dari molten sulfur menjadi pastillis. Di unit ini sulfur akan didinginkan dengan chilling water dan masuk ke rotofrom untuk dibentuk menjadi pastillics. Proses selanjutnya adalah sulfur Bagging Package PE-0405 dimana produk sulfur dimasukan kedalam kantong-kantong berukuran 1ton untuk disimpan digudang yang dirancang untuk menampung selama 7 hari produksi sulfur, pengambilannya hanya dilakukan pada siang hari. Untuk menjaga alkalinitas dari larutan dan untuk memfasilitasi penyarapan H2S maka larutan caustik ditambah kedalam sistem. Larutan caustik yang ditambah mempunyai konsentrasi 20 – 50% wt larutan. Jumlah larutan caustik ditambah 21ton/hari . Kedalam sistem BSRU juga ditambahkan sejumlah air sebagai pengganti air yang terbawa berasa bleed, penguapan didalam absorber, reactor dab terikat bersama sulfur. Dalam massa Turn Around acid gas absorber dapat dikosongkan satu persatu dengan 19 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



mengalirkan solvent yangh terdapat pada absorber kedalam bioreactor. Alternatif lainnya adalah dengan menyewa kontainer yang bersih untuk menampung solvent dari absorber. Sedangkan untuk inspeksi bioreacktor, solven didalam bioreaktor dapat dialirkan diperalatan lainnya dan jika tidak menyukupi menyewa kontainer yang bersih untuk menampung solvent dari bioreactor. Untuk detail prosedurnya akan dituangkan dalam manual. Solution yang digunakan adalah yang diperlukan untuk menjaga Thiobacillius bactery akan supply akan di supply oleh paques BV.



4. Sistem Utilitis dan Offise 4.1 Bahan Bakar Gas ( Fuel Gas System) Manual ini menjelaskan panduan operasi secara umum untuk Sistem Fuel Gas, mengacu pada kondisi operasi normal atau parameter operasi normal, dan berlaku untuk peralatan berikut:  HP Fuel Gas Scrubber D-1001  GTG Fuel Gas Filter F-1001 A/B  Fuel Gas Electric Heater H-1001 A/B  Fuel Gas Accumulator D-1002 Sebagian sales gas dari Dehydration Package Unit (PE-0501) akan dialirkan ke sistem bahan bakar gas, sebagai sumber untuk fuel gas. Pada pabrik ini, terdapat dua jenis fuel gas, yaitu fuel gas bertekanan tinggi (HP Fuel Gas), dan bertekanan rendah (LP Fuel Gas), yang akan didistribusikan sesuai kebutuhannya. Selama start up, gas yang memiliki kandungan asam rendah belum tersedia, sehingga bahan bakar diesel akan digunakan. Bahan bakar diesel akan digantikan dengan bahan bakar gas jika proses start up berhasil dan mencapai kapasitas tertentu. Sales gas yang dialirkan ke sistem fuel gas akan dikondisikan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai fuel gas. Gas mengalir ke HP Fuel Gas Scrubber (D-1001) untuk membuang tetesan cairan dari fuel gas. Semua kondensat dari D-1001 akan dialirkan ke sistem buangan tertutup. Setelah dari Scrubber, sebagian dari fuel gas (HP Fuel Gas) akan dialirkan ke GTG Fuel Gas Filter (F-1001) untuk memisahkan partikel dan dipanaskan di Fuel Gas Electric Heater (H-1001 A/B) untuk memenuhi suhu minimum dan mencegah kondensasi terjadi di dalam sistem. HP Fuel Gas hanya disuplai untuk GTG Generator. Untuk memenuhi kebutuhan akan LP Fuel Gas, HP Fuel Gas akan dilewatkan ke Control Valve untuk menurunkan tekanannya. Kemudian LP Fuel Gas dialirkan ke penggunanya seperti Thermal Oxidizer (PE-0401). Dehydration Package Unit (PE-0501), Reboiled Condensate Drum (D-0701), Degassing Column (V-0901) dan sistem flare. Selama operasi normal ,sebagian dari sales gas digunakan sebagai bahan bakar CPP, selama periode black start dan star up tidak tersedia gas kadar gas asam rendah, sehingga digunakan minyak diesel. Dengan mempertimbangkan hal ini, semua burner harus menerapkan sistem duel fuel (bahan bakar ganda yakni gas alam dan minyak diesel).



20 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Terdapat 2 (dua) sistem bahan bakar gas yaitu High Pressure yang dikirim ke bagian unit yang sesuai dengan kebutuhan. Hp fuel gas diambil dari bagian dari sales gas melalui HP Fel Gas Scrubber (D-0101) sedangkan LP fuel gas diambil dari aliran-aliran HP fuel gas yang diturunkan tekanannya. HP fuel gas digunakan untuk bahan bakar GTG (Gas Turbin Generator) dengan memfiltrasi dengan filter (F-1001 A/B) dan memanaskan dengan pemanas listrik (H-1001A/B) sebelum digunakan.



4.2 Sistem Pemanas ( Hot Oil Sistem)



Gambar 3.7 Hot oil Sistem ini dirancang untuk menyediakan sirkulasi media pemanas yang digunakan untuk tujuan pemanasan reboiler di AGRU, sulfur solifidication ,suluf melter ,caustik heater, WOA unit. Sistem ini termasuk sistem drainenase untuk aktifitas selama pemeliharaan . Peralatan yang termasuk dalam sistem pemanas adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Hot Oil Tranfer Pump (P-1301A/B/C) Hot Oil Filter-2 (F-1302) HOT Oil Expansion Drum (D-1301) Hot Oil Rrturan Pump (P-1303) Hot Oil Filter-1(F-1301A/B) Hot Oil Drain Vessel(D-1320 Emergency Hot Oil Transfer Pump (P-1304) Hot Oil Drain Vessel D-1302 21



PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



9. Hot Oil Return Pump P-1303 10. Hot Oil Filter-2 F-1302 11. Solvent Regenerator Reboiler E-0204 A/B 12. Caustic Heater E-0301 13. Waste Heat Recovery Unit H-040 Hot Oil akan akan ditampung didalam Hot Oil drain (D-1302). Hot Oil dipompa kedalam sistem dengan menggunakan Hot Oil Return Pump (P-1303) yang sebelum dilewatkan ke (F-1302) untuk menghilangkan partiker yang terbawa. Hot oil akan disirkulasi dengan menggunakan Hot oil tranfer Pump (P-1301A/B/C). Sebagian Hot Oil akan dikembalikan kebagian suction melewati hot Oil Filter (F-1301) untuk menghilangkan berbagai partikel yang terbawa. Hot oil akan di sirkulasi dengan menggunkan Hot Oil Transfer Pump (P-1301 A/B/C). Sebagian hot oil akan dikembalikan ke bagian suction melewati hot oil filter (F-1301 A/B) untuk menghilangkan berbagai partikel yang kemungkinan terbawa dan akan mengganggu performance pemanasan. Hot Oil Expansion Drum (D-1301) adalah horizontal vessel yang digunakan sebagai ruang untuk mengembang karena kenaikan temperatur dari hot oil setelah dipanaskan di dalam TOX (Thermai Oxidiser). Drum berlokasi diposisi paling tinggi didalam hot oil system untuk memfasilitasi venting gas yang masuk kedalam system. Temperatur hot oil adalah 350oF. Sebelum dan digunakan sebagai reboiller di AGRU dan sistem lainnya untuk keperluan aktifitas pemaliharaan atau kondisi lainnya disediakan hot oil drainase. Hot Oil Rentum Pump (P-1303) akan beroprasi untuk mengalirkan hot oil drain kembali ke system tergantung dari temperaturnya. 4.3 Sistem Utility dan Instrumentasi Air Proyek ini menggunakan sistem udara instrumen untuk menyediakan tenaga penggerak bagi semua kontrol dan untuk memasok udara ke sistem udara pabrik (Plant Air). Udara instrumen dihasilkan oleh paket kompresor tipe Dry (Oil Free) Screw Compressor yang beroperasi 2 x 100%. Keluar dari paket kompresor, aliran udara dibagi dua, yaitu yang menuju ke Nitrogen Generation Package dan yang masuk ke Service Air Receiver. Dari Service Air Receiver, aliran udara dibagi menjadi 2, yaitu yang menuju ke GTG, dan aliran yang menuju ke Distribusi Plant air dan paket Air Dryer. Udara yang keluar dari paket Air Dryer dialirkan menuju Instrument Air Receiver, untuk kemudian dialirkan ke jalur distribusi Udara Instrumen. Kualitas udara instrumen yang keluar dari paket dryer harus memenuhi kriteria berikut:  Dew point minimum = -40 oF  Bebas kandungan oli/cairan



22 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Utility dan Instrumentasi Air sistem direncanakan untuk memenuhi kebutuhan Utility dan Instrumen Air yang jumplahnya memenuhi kondisi normal dan abnormal dan juga untuk mencukupi waktu operasi pada saat plant shutdown dalam kondisi aman. Peralatan yang terdapat dalam sistem utility air dan instrumen air adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.



Air Compressor Package (K-1401A/B) Tility Air Reccover(D-1401) Air Dry Package (PE-1401) Isterumen Air Reccover(D-1402)



Utility dan Instrumen air disppaly dari 2 bah compressor yang satu beroprasi dan yang satu stand by, dengan penggerak electric motor. Air compressor package mempunyai tekanan discharge 140 PSIG. Udara dari compressor dikirim ke vertical type utility air recover(D-1401). Utulity air dari recover adalah 50% dari total kebutuhan udara dengan waktu tinggal 30 menit Air dryer package (PE-1401) terdiri dari dua pengering dengan jenis desicnt (Sat Operasi,Sat Stand-By) . dengan otomatis reaktifis secara timed cyele, pre and post filtrs, dan heatless regeneration type. Package tersebut untuk mendapatkan -40F Water dew point. Udara kering dari paket pengering mengalir ke vertical type instrumentair recover (D-14002) dan kemudian distribusikan ke instrument air header. Kapasitas dari instrument air recover adalah 50% dari total kebutuhan udara instrument dengan waktu tinggal 40 menit. 4.4 Penyedia Air dan Pengolahannya Sistem ini dirancang untuk menyediakan demineraliscel water, potable water , fire water, dan utility water yang diperlukan CPP pada saat beroperasi. Sistem ini terdiri dari : 1. Wall Water Pumps (P-1061 A/B) 2. Raw Water Filtering (PE-1601) 3. Raw Water Stronge (T-1601) 4. Raw Water Transfer Pumps (P-1602 A/B) 5. Demin Water Treatment package (PE-1801) 6. Demin Water stronge tank (T-1801) 7. Demin Water Distribution Pumps (P-1801 A/B) 8. Demin Water Make Pump (P-1802 A/B) 9. Portable Water Treatment Package (PE-1701) 10. Domestic Water Stronge Tank (T-12010 11. Portable Water Pumps (P-1701 A/B ) 12. Elevanted Water Tank (T-17020 13. Fire Water Pond (Y-1201) 14. Fire Water Main Pump (P-1201 A/B) 15. Jockey Pump (P-2002) 23 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Water untuk memenuhi kebutuhan CPP diambil dari sumur dalam dengan menggunakan Well Water ke Raw Water Pmp (P-1601 A/B) berjenis submerged pumps Raw Water ke Raw Water Filtering Package nit (PE-1601) yang kemudian ditampung didalam Raw Meter Stronge Tank (T-1601) dan untuk pengisian fire water pond untuk air pemadaman. Raw meter kemudian dipompa ke Demain Water Treatment Package dan porta ble Water Treatment Package dan distribusi ke utility water oleh Raw Water Transfer Pumps (P-1602 A/B). Demin water dihasilkan dengan mengolah raw water melalui Demin Water Treatment Package menggunakan media cation anion exchange. Produk air demin disimpan di demin water storage Tank (T-1801) yang memiliki kapasitas penyimpanan 2 hari kebutuhan. Air demin selanjutnya di kirim ke GSU,AGRU dan BSRU menggunakan Demin Water Distributor Pump( P-1801 A/B) dan Demin Water Make-Up Pumpa (P-1802A/B) 4.4.1 Chilling Water Sistem Chilling Water digunakan pada Rich Solution Chiller (E-0401) untuk mendinginkan Sour Water yang berasal dari H2S Absorber (V-0401 A/B), dan pada Feed Gas Cooler (E-0403) untuk mendinginkan Feed Gas (Acid Gas) yang berasal dari Overhead Accumulator Reflux Drum (D-0204). Chilling Water disimpan di dalam Chilling Water Tank (T-1901) yang memiliki kapasitas 17.2 m3. Chilling Water Pump P-1901 A/B digunakan untuk menyalurkan Chilling Water ke Rich Solution Chiller (E0401). Untuk kebutuhan pendingin yang tidak bisa dicapai oleh air fin cooler,terutama yang memerlukan temperatur dibawah temperatur udara lingkungan maka digunakan air pendingin dengan temperatur 68oF. Air pendingin ini di suplay dari chilling water package yang terdiri dari refrigation unit lengkap dengan chiller,Chilling Water Tank, dan Chilling Water Pump. 4.4.2 Nitrogen System Alat yang berada pada Nitrogen System adalah sebagai berikut:  Nitrogen Generation Package PE-1501  Nitrogen Receiver D-1501  Nitrogen Bottle Rack Y-1501 Gas nitrogen diperlukan pada saat precommissioning/commissioning seperti untuk kebutuhan purging dan oprational seperti blanketing dan pneumatic di area well head. Nitrogen system terdiri dari Nitrogen Generator Packege dan Nitrogen Bottle Rack. Untuk kebutuhan tersebut nitrogen dihasilkan dari nitrogen Generator dan disediakan Nitrogen Botle Rack sebagai cadangan. Pada fasa pre-commissioning, nitrogen digunakan untuk kegiatan purging. Purging diperlukan untuk membebaskan udara di dalam peralatan dan perpipaan di dalam sistem yang memproses gas atau cairan hidrokarbon.



24 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Nitrogen dihasilkan oleh Nitrogen Generation Package PE-1501 sebagai produsen nitrogen utama, atau Nitrogen Bottle Rack Y-1501 sebagai cadangan. Nitrogen Generation Package PE-1501 memiliki kapasitas 63 m3/hr dengan tekanan desain 185 psig, dan temperatur desain 150oF. Sedangkan Nitrogen Bottle Rack Y-1501 memiliki kapasitas 250 SCF, dengan tekanan desain 130 psig, dan temperatur desain 125oF. Setelah keluar dari Nitrogen Generation Package atau Nitrogen Bottle Rack, nitrogen ditampung di dalam Nitrogen Receiver D-1501 sebelum dialirkan ke header dan user masing-masing. Kualitas nitrogen yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi berikut ini:  Tekanan operasi : 100 Psig  Komposisi :  Nitrogen (kemurnian) : 99.97 %  Pengotor (O2, CO2, CO) : max. 300 ppm  Partikel pengotor : max.10 mikron Operasi normal Sistem Chilling Water terutama mencakup pemantauan kondisi proses dan operasi dari berbagai loop kontrol. Inspeksi visual perpipaan dan peralatan harus dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan rutin Operator. Operator harus sudah terbiasa dengan suara normal dari masing-masing sistem yang mereka tangani. Seringkali, perubahan pada suara mengindikasikan masalah yang akan terjadi sebelum tampak pada instrumentasi. Pengamatan Operator penting untuk deteksi awal potensi masalah untuk membatasi pengaruh negatif dari gangguan proses, malfungsi peralatan, dan shutdown sistem. 4.5 Waste Water Treatment Untuk memenuhi baku mutu lingkungan sesuai dengan kap Men LH NO 4 tahun 2007 limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan harus diolah terlebih dahulu. Sehingga memenuhi baku mutu limbah sesuai dengan yang dipersaratkan. WWTP yang berfungsi untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari air buangan yang disebut BLECD dari hasil pemisahan elemental sulfur dan garam tidak setabil yang terlarut dalam BSR dan Spent caustic yang merupakan buangan dari caustic treater unit teknologi yang digunakan dalam Wet Air Oxidation. 4.6 Closed Drain System. Untuk menampung cairan Hydrocarbon yang dibuang dari peralatan yang bertekanan dan mengandung gas bahaya maka disediakan Closed Drain System. Semua cairan akan dikumpulkan kedalam Closed Drain Drm (D-34021).cairan berkumpul mengandung minyak /kondensat akan dialirkan kembali ke LP separator dan ke Liquid disposal Pit jika diperlukan untuk dimusnakan.



25 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



4.7 Open Drain System Open Drain System akan menampung cairan dari pemeliharaan peralatan yang mengandung minyak. Open drain pipa utama akan mangalirkan cairan-cairan tersebut ke API separator secara grafity. Didalam API separator (Y-3001) cairan akan dipisahkan antara cairan yang mengandung minyak dan air. Air keluar dari API separator yang memungkinkan masih mengandung minyak akan dialirkan ke CPI separator untuk memenuhi baku mutu air dengan kadar kandungan minyak dan lemak sebesar 15 mg/L ,kadar COD menjadi 160 mg/L dan kadar TDS menjadi 4000 MG/L 15 PPM. Cairan minyak yang dialirkan ke liquid disposal untuk dimusnakan 4.8 Flare System dan Liquid Disposal System Peralatan pada Flare System sebagai berikut:  HP Flare KO Drum D-3301  HP Flare Condensate Transfer Pumps P-3301 A/B  Flame Front Generator Package PE-3302  HP Flare Stack FS-3301  Liquid Disposal Pit Package PE-3301  Pit Pump P-3302 Sistem flare dipasang untuk membakar gas hidrokarbon dan gas asam (jika sistem thermal oxidizer gagal) dari sistem blow down, valve relieve dan beberapa sistem pressure control valve dengan tujuan untuk melindungi peralatan dari tekanan berlebih atau untuk memenuhi kebutuhan proses dan garansi produk. HP Flare KO Drum D-3301 dilengkapi dengan pengatur level 33-LI-3301 untuk mengatur operasi HP Flare Condensate Transfer Pumps P-3301 A/B dengan operasi on/off. Jika level drum pada kondisi normal (NLL), maka satu pompa akan menyala secara otomatis untuk mengalirkan liquid ke LP Separator D-0104. Jika LLL terdeteksi, maka pompa akan berhenti. Jika level liquid kondensat di dalam drum masih tinggi setelah pompa utama berjalan, maka 33-LI-3301 bisa memerintahkan pompa standby untuk menyala dan berjalan bersama dengan pompa utama. Kedua pompa akan beroperasi hingga 33-LI-3301 mendeteksi level rendah (LLL). Operasi normal Sistem Flare terutama mencakup pemantauan kondisi proses dan operasi dari berbagai loop kontrol. Inspeksi visual perpipaan dan peralatan harus dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan rutin Operator. Operator harus sudah terbiasa dengan suara normal dari masing-masing sistem yang mereka tangani. Seringkali, perubahan pada suara mengindikasikan masalah yang akan terjadi sebelum tampak pada instrumentasi. Pengamatan Operator penting untuk deteksi awal potensi masalah untuk membatasi pengaruh negatif dari gangguan proses, malfungsi peralatan, dan shutdown sistem. Di dalam CPP terdapat satu flare system yang dapat melayani 2 header berbeda yaitu HP flare dan Acig gas Flare. Diperlengkapan dengan flare stack dan flare tip beserta ignition system yang digabung menjadi sat. HP Flare System berfungsi untuk mengalirkan bagan gas dari peralatan yang bertegangan tinggi,baik dari safety valve maupun blowdown valve. Gas 26 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



dari tiap flare header akan mengalir ke HP Flare KO Drum (D-3301) ,didalam HP Flare KO Drum butiran-butiran cairan yang terbentuk dikarenakan adanya perubahan tekanan dikumpulkan dan setelah pada level tertentu maka cairan yang terkumpul akan dialrkan ke LP Separator. Acid gas flarc berfungsi untuk menangani buangan gas acid yang semuanya bertekanan rendah yaitu dibawah 100 psig. Pada umumnya peralatan yang menpunyai tekanan rendah mengandung gas asam dengan konsentrasi yang tinggi. Gas akan mengalir ke header dari acid gas flace yang kemudian juga menuju acid gas flare KO drum cairan yang kemudian dibakar di flare stank yang di perlengkapi oleh flare tip. 4.9 Syestem Bahan Bakar Diesel Syestem bahan bakar diesel dirancang untuk mensuply kebutuhan dari bahan bakar diesel, Diesel Emergency Generator menghasilkan listrik dengan kapasitas daya listrik 1Mw. Pada saat start up beban bakar dieasel disedisksn untuk menghidupkan peralatan yang memerlikan bahan bakar gas,sementara gas bersih belum tersedia dalam jumlah yang cukup peralatan yang masuk kedalam system bahan bakar diesel sbb: 1. Diesel fuel storage Tank (T-1101) 2. Diesel Fuel Distributor Pump (P-1101 A/B) 3. Diesel Fuel Filter (F-1101) Kapasitas diesel fuel system dirancang mencukupi kebutuhan pada waktu black startup selama fuel gas tidak tersedia. Pada saat black start up peralatan-peralatan seperti Emergency Diesel (G-1202) , GTG (G1201) , Thermal Oxidizer (PE-0401),dan diesel water pump (P-1201), Glycol reboiler memerlukan diesel sebagai bahan bakar. Untuk persediaan pada tahap start up maka diesel fuel akan ditampung dalam Diesel Storage Tank (D-1101).



4.10 System Pengendalian Keselamatan Terpadu Sistem pengendalian dan keselamatan terpadu (Integrated Control dan Safety System/ICSS). ICSS untuk CPP blok Gundih terdiri atas berikut yang satu sama lain komponen terhubung :     



DCS,ESS,dan FGS. Server dan Workstasion Sistem Printer Sistem Kontrol pihak ketiga (sub-system) Gas Metering,dan



27 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



4.10.1 Distributed Control System Akan melaksanakan fungsi pengendalian dan pengawasan (monitoring) proses dari gasproses dan fasilitas pemdukungnya,yang ada di CPP Gundih. DCS dirancang dengan redudent power supply,prosessor,control network,dan beberapa input/output kritis, dengan mode bump-less, yang terintegrasi dengan system emergancy shutdown system (ESS) ,Fire And Gas System (FGS) pada control network melalui gateway atau serial. DCS juga memiliki interface dengan sub system yang disediakan oleh paket equiptment melalui modbus RS-485 (untuk indikat dan status). Serta koneksi hardwire untu interlock signal. DCS memiliki interface dengan MCC Switcgear melalui komunikasi serial atau hardwire,untuk memperoleh status switecgear. Perintah – start dan stop yang keduanya jika dibutuhkan untuk diaktifkan dari DCS harus berupa Hardwire dari DCS ke MCC melalui panel interposing relay. 4.10.2 Emergency Shutdown System (ESS) ESS disediakan untuk keselamatan dan perintah shutdown dari CPP sebagaimana ditunjukan pada P&ID. ESS berbasis PLC,digunakan untuk melaksanakan fungsi secara berurutan perintah shutdown, yang meliputi level shutdown peralatan (equiptment shutdown), shutdown unit proses (proses shutdown),dan emergency shutdown. Untuk keperluan monitoring di DCS HMI,ESS dihubungkan ke DCS network control melalui gaeteway atau serial. Dengan demikian ESS dapat dimonitor pada layar HMI digunakan melalui hardwire. Peralatan utama ESS memiliki sertifikasi SIL-3. 4.10.3 Fire And Gas System (FGS) FGS disediakan adalah PLC blased,digunakan untuk pendeteksian api atau gas bocor didalam fasilitas-fasilitas proses dan mengaktifkan peringatan suara(sirine) dan peringatan Visual(beacon) yang akan dipasang untuk memberi peringatan kepada operator. FGS juga berfungsi interface secara hardwire ke ESS, untuk perintah shutdown ,jika terjadi kebocoran/kebakaran didalam plant. Peralatan FGS ini dirancang dengan Raddan Control Processor,power suply, dan control network. Dan sertifikasi sengan SIL-3. Detector api dan gas serta peralatan ini seperti MCP dll, dihubungakan secara hardwire ke FGS. Individual alarm FGS ditampilkan ke dalam grafik di operator workstation (terpisah dengan DCS workstation).



28 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



4.11 System Gas Matering Sistem gas meter haruslah disajikan untuk mengukur laju alir dari sales gasdengan komponen tekanan dan temperatur pada outlet CPP. Gas meter ini menggunakan senior Orificle Flowmeter,Multipath sensor yang dikompensasi dengan pressure dan temperatur. Gas metering ini dilengkapi dengan Analyzer Gas, dan Flow computer untuk kalkulasi penjualan gas sesuai dengan persyaratan yang diminta dalam AGA-3.



4.12 Well Head Control Panel (WHCP) Well Head Control Panel (WHCP) untuk masing-masing sumur dan flowline disediakan untuk mengontrol HLSDV sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. WHCP berfungsi untuk mengaktifkan HLSDV jika kondisi tekana pada flowline melebihi batas maksimum/minimum ditentukan WHCP. Juga dilengkapi dengan sistem deteksi kebocoran gas(Leak Gas Detector) dan detector api. Sumber daya sistem deteksi kebocoran gas diperoleh dari solar panel yang di back up oleh batteray. Detector api dan detector gas serta audio dan visual alarm disediakan sebagai instrument. Jika terjadi kebocoran gas area wellhead, maka system deteksi kebocoran gas akan mengaktifkan HSLDV untuk shutdown disamping itu juga mengaktifkan audio dan visual alarm. WHCP ini adalah system stand alone,dan tidak ada komunikasi dengan CPP. Operator (Well & Flowline Checcker) akan melakukan pengecekan secara rutin pada daerah disekitar wellhead tersebut setiap 2 jam sekali. 4.13 Thermal Oxidizer (TOX) Thermal Oxidizer Package (TO, PE-0401) yang dilengkapi dengan Waste Heat Recovery Unit (WHRU) merupakan paket peralatan yang digunakan untuk dua tujuan utama. Pertama untuk membakar gas asam dan hidrokarbon berbahaya sehingga dihasilkan gas buangan yang relatif lebih aman. Kedua untuk memanaskan hot oil (minyak pemanas) yang akan digunakan sebagai media pemanas untuk keperluan proses. Paket TO ini merupakan tipe vertikal yang tersusun atas Radiant Section, Convective Section, dan cerobong / stack. Unit WHRU terpasang di bagian atas Convective Section. Gas asam dari area proses akan masuk ke paket TO dari bagian bawah (Burner). Gas bakar (fuel gas) juga diumpankan dari bawah pada bagian burner. Udara dari lingkunan dialirkan juga menuju burner menggunakan Air Intake Fan K-0403 A/B. Ketiga gas ini (gas asam, fuel gas, dan udara) bercampur di bagian dasar TO. Burner akan membakar campuran ketiga gas ini. Pembakaran dilakukan pada suhu tinggi, di atas 1500 oF untuk memastikan bahwa semua gas berbahaya (yaitu H2S dan hidrokarbon) terbakar dan teroksidasi dengan sempurna. Gas panas hasil pembakaran akan naik ke atas di mana energy panasnya akan diserap oleh WHRU untuk memanaskan Hot Oil. Setelah melewati WHRU, gas panas ini akan turun 29 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



suhunya menjadi sekitar 400 oF. Gas panas ini untuk selanjutnya akan dibuang ke lingkungan sebagai gas emisi yang sudah memenuhi syarat lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain menggunakan fuel gas, paket peralatan TO ini juga bisa dijalankan menggunakan minyak diesel, akan tetapi HANYA KETIKA START UP saja. Pada kondisi normal operasi, minyak diesel tidak boleh digunakan sebagai bahan bakar TO.



4.14 Sulfur Solidication & Sulfur Bagging Unit Sulfur Solidification Package merupakan unit yang digunakan untuk memadatkan sulfur cair panas dan mencetaknya menjadi bentuk pellet berdiameter sekitar 5 mm. Pellet sulfur padat ini kemudian dikemas dalam bag / karung berukuran 1 ton di Sulfur Bagging Package. Mula-mula, sulfur cair panas dipompa menggunakan P-0415 menuju Double Filter F0402 A/B untuk selanjutnya masuk ke Rotoformer Y-0408. Rotoformer terdiri dari stator silindris, yang dipanaskan yang dilingkupi oleh sulfur cair, dan sebuah bejana berotasi berlubang, yang terkonsentrasi di sekitar stator, mengendapkan sulfur sehingga jatuh di sepanjang Steel Belt Cooler E-0406. Tetesan sulfur kemudian ditampung di atas Steel Belt Cooler tanpa terjadi perubahan bentuk dengan hasil setelah proses pemadatan berupa pastiles (pellet) dengan bentuk optimum. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dari pastiles tersebut, release agent berbasis silikon dibubuhkan pada Steel Belt Cooler sebagai lapisan tipis menggunakan sistem roller pada Release Agent Unit PE-0406. Proses pendinginan di Steel Belt Cooler dilakukan dengan menyemprotkan air dari bagian bawah belt. Air panas yang dihasilkan dari proses perpindahan panas ini kemudian didinginkan menggunakan Chilling Water. Uap panas dari paket peralatan ini dibuang keluar menggunakan Exhaust Fan K-0403. Sulfur pellet keluaran dari Sulfur Solidification Unit kemudian diangkut ke atas menggunakan Bucket Elevator Y-0409 untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam Hopper Y0410. Hopper ini dilengkapi dengan unit penimbang (Weighing Unit) dimana sulfur ditimbang sebanyak 1 ton untuk kemudian dimasukkan ke dalam karung-karung (bags) sebelum pada akhirnya di disegel (sealed) lalu diangkut menggunakan forklift. Unit Sulfur Solidification & Bagging ini dilengkapi juga dengan sistem Hot Oil Support yang terdiri dari satu buah pompa P-0417 dan jaringan perpipaan. Hot Oil Support ini digunakan untuk konservasi panas (heat tracing) pada perpipaan dan peralatan yang mengandung sulfur cair. Unit ini didesain untuk kapasitas yang cukup besar, lebih besar daripada kapasitas sulfur yang dihasilkan oleh CPP. Oleh karena itu, unit ini bisa beroperasi dengan mode semibatch, dimana unit beroperasi selama beberapa jam lalu shutdown selama beberapa jam. Durasi waktu operasi semi-batch bergantung dari kapasitas sulfur yang dihasilkan oleh BSRU dan bergantung dari volume sulfur di dalam Sulfur Pit Drum D-0403.



30 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



BAB IV TUGAS KHUSUS



4.1 Absorber Column (V-0201)



31 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



Absorber Column adalah alat pertama diunit AGRU yang berfungsi untuk penyerapan acid gas ( H2S dan CO2 ). Sebelumnya, Gas yang masuk didalam absorber column ini dikontakan dengan solvent amine. Solvent amine ini berfungsi untuk menyerap acid gas ( H2S dan CO2 ). Dialat inilah terjadi pemisahan antara Sweet Gas ( Mercaptant, H2O, CH4 ) yang keluar melalui top column absorber dan Acid gas ( H2S dan CO2 ) keluar dari battom column. Inlet H2S mencapai 5.460 ppm dan CO2 mencapai 21% mol sedangkan outlet H2S mencapai 4 ppm dan CO2 mencapai 10 ppm setelah masuk unit AGRU.



 Parameter absorber column : 1.



Temperature :  Operasi ditop column absorber temperature mencapai 120oF  Operasi dibattom column absorber temperature mencapai 187oF  Temperature solvent 110oF  Temperature gas 80oF – 118oF  Inlet gas absorber 85oF – 100oF  Outlet gas absorber 130oF



2.



Pressure/Tekanan :  Tekanan absorber column 540 psig  Tekanan ditop column 389 psig  Tekanan dibattom column 395 psig



3.



Level :  Normal level 4000 mm



4.



Flow :  Flow Saat ini 43kbpd.



 Masalah yang terjadi di absorber column 1. Terjadinya foaming yang disebabkan oleh adanya condensat yang terikut dalam proses penyerapan H2S dan CO2  Solusinya : diabsorber column diinject antifoam. 2. Control Valve buka atau tutup macet dari DCS  Solusinya : Control Valve dimaintenance. 3. LG (level gauge) mampet yang disebabkan karena adanya kotoran – kotoran yang terikut gas atau solvent.  Solusinya : LG (level gauge) dicleaning dengan media demin water. 32 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



BAB V PENUTUP



1.



KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktek di PT.Titis Sampurna adalah : 1. PT. Titis Sampurna saat ini (2013-2018) berwenang untuk Operasi & Maintenance Central Processing Plant (CPP) area Gundih. Sumber Cepu di bawah PT.Pertamina EP Asset IV. 2. CPP gundih adalah salah satu Proyek PEngembangan Gas Jawa yang menghasilkan Gas alam dengan konsentrasi Metan 94% sebagai product utama. Sedangkan produk sampingnya adalah Kondensat, Disulfid Oil dan bijih Sulfur. 3. CPP ( Central Prosessing Plant ) terdiri dari beberapa Unit : A. GSU (Gas Separation Unit) B. AGRU (Acid Gas Removal Unit) C. BSRU (Biological Sulfur Recovary Unit) D. CTU (Caustic Treater Unit) E. CHU (Condensate Handling Unit) F. DHU (Dehidration Unit) G. PWIU (Produced Water Injection Unit) H. TOX (Thermal Oxidation) I. SULFUR SOLIDIFCATION & SULFUR BAGGING UNIT J. System Gas Matering 4. Sistem Utilitis yang ada di CPP Blok Gundih : A. Bahan Bakar Gas (Fuel Gas System) B. Sistem Pemanas (Hot Oil System) C. Flare System D. Nitrogen System E. Chilling Water System F. Produced Water System 5. Dalam CPP Blok Gundih gas yang dihasilkan berasal dari 7 sumur produksi dan 1 sumur injeksi. 6. Gas Separation Unit yaitu unit yang berfungsi memisahkan antara Gas,Water,dan Condensate ,pemisahan ini terjadi di HP Separator (D-0101) berbentuk bejana horizontal berfungsi untuk memisahkan gas,condensate,air terproduksi. Sesuai dengan dokumentasi teknis peralatan ini didesain untuk memisahkan fase gas 75 MMSCFD , liquit condensate BOPD dan air produksi 2500 BWPD. Peralatan ini beroperas i pada 450 pslg;150of. 7. Acid Gas Removal Unit (AGRU) yaitu unit yang berfungsi memisahkan kandungan CO2 dan H2S (gas asam) didalam umpan gas diserap dari fasa gas menuju fasa cair. Amine Guard Formulated Solvent (AGFS) dengan UOP sebagai lisensor digunakan untuk proses pemisahan acid gas. Umpan gas masuk melalui dasar Absorber Column. 33



PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015



8. Condensate Handling Unit (CHU) Fungsi unit ini adalah untuk memproses condensate stabil dengan RVP sebesar maksima l12 psig dan menghilangkan komponen yang mudah menguap. Unit ini juga berfungsi untuk menghilangkan pengontrol H2S dan Mercaptant dari produk condensate. Kondisi operasi condensate stabilizer adalah 100-110 psig; 390oF. 9. Caustic Treater Unit (MEROX) dirancang untuk menghilangkan mercaptan dari treated gas keluaran AGRU.



10. Dehydration Unit adalah unit untuk menurunkan kadar air yang terdapat dalam treated gas sehingga memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Dehydration Unit menggunakan media pengering Tricthylene Glycol (TEG) merupakan proses yang sudah umum digunakan pengolahan gas. 11. BSRU berfungsi untuk menmgkonversikan H2S yang diserap pdi AGRU menjadi elemen Sulphur menggunakan bakteri Thiobacilius. Proses yang digunakan lisensi Shell Paques. 12. Thermal Oxidizer Package (TO, PE-0401) yang dilengkapi dengan Waste Heat Recovery Unit (WHRU) merupakan paket peralatan yang digunakan untuk dua tujuan utama. Pertama untuk membakar gas asam dan hidrokarbon berbahaya sehingga dihasilkan gas buangan yang relatif lebih aman. Kedua untuk memanaskan hot oil (minyak pemanas) yang akan digunakan sebagai media pemanas untuk keperluan proses. 13. Dari proses yang ada di CPP Blok Gundih,Gas CH4 yang dihasilkan langsung dialirkan melalaui pipa dengan jarak > 100 km menuju PLTU Tambaklorok yang ada di Semarang. 14. Condensate yang dihasilkan dari Unit CHU (Condensate Handling Unit) langsung dijual ke PT.Pertamina EP Asset IV Menggung. 15. Product samping Sulfur saat ini masih Commisioning dan belum menghasilkan Product yang sesuai spesifikasi sedangkan Disulfid Oil tidak dihasilkan karena kandungan mercaptannya sangat rendah. 2. SARAN Saran yang dapat kami berikan untuk PT. Titis Sampurna. 1. Kedisiplinan dan efisiensi kerja yang selama ini telah dilaksanakan agar tetap dijaga dan terus berusaha ditingkatkan semaksimal mungkin.



34 PKL SMK MIGAS CEPU TAHUN 2015