Esensi Dan Urgensi Integrasi Nasional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN “ESENSI DAN URGENSI INTEGRASI NASIONAL”



DISUSUN OLEH:



ALDORA KLARISA BR MILALA 191214148



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2021



DAFTAR ISI



Daftar isi..............................................................................................................2



BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................3 1.1



Latar Belakang.......................................................................................3



1.2



Rumusan Masalah...................................................................................3



1.3



Tujuan Penulisan.....................................................................................3



BAB II: PEMBAHASAN...................................................................................4 2.1 Pengertian Integrasi Nasional.....................................................................4 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Nasional..........................4 2.3 Keterkaitan Integrasi Nasional Indonesia dan Identitas Nasional..........6 2.4 Sejarah Perkembangan Integrasi Nasional................................................7 2.5 Disintegrasi…………....................................................................................9 2.6 Strategi Integrasi.........................................................................................10



BAB III: PENUTUP.........................................................................................12 3.1 Kesimpulan..................................................................................................12 3.2 Saran............................................................................................................12



Daftar Pustaka..................................................................................................13



2



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Integrasi Nasional merupakan sebuah konsep yang mengarah pada terciptanya keutuhan bangsa melalui penciptaan konsensus di antara keragaman yang ada. Pada era global ini, pengetahuan kita mengenai kebudayaan Indonesia sangat kurang, anak muda zaman sekarang lebih mengetahui tentang modernisasi ketimbang tradisional. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita mengenai proses kebudayaan yang ada di Indonesia. Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun negara. Sebagai generasi pelurus bangsa dimana menjunjung tinggi sikap keadilan adalah suatu keharusan demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, marilah kita memiliki rasa Integrasi Nasional.



1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Integrasi Nasional? 1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Integrasi Nasional? 1.2.3 Apakah keterkaitan Integrasi Nasional dengan Identitas Nasional? 1.2.4 Bagaimanakah sejarah perkembangan Integrasi Nasional? 1.2.5 Apakah yang dimaksud dengan Disintegrasi? 1.2.6 Bagaimanakah strategi Integrasi? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Integrasi Nasional 1.3.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Integrasi Nasional 1.3.3 Untuk memahami keterkaitan Integrasi Nasional dengan Identitas Nasional 1.3.4 Untuk mengetahui sejarah perkembangan Integrasi Nasional 1.3.5 Untuk memahami Disintegrasi 1.3.6 Untuk memahami strategi Integrasi



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Integrasi Nasional Menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi memiliki arti pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan arti dari kata nasional berarti bangsa. Jadi, integrasi nasional adalah proses persatuan wilayah yang di dalamnya terdapat sebuah perbedaan. Integrasi berasal dari bahasa Inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Sementara pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai beberapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka yang berbeda bahkan bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras atau harmonis. Caranya adalah melalui difusi (penyebaran), dengan unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang telah ada yaitu unsur kebudayaan tradisional tertentu. Jika dilihat dalam makna politis, integrasi nasional adalah sebuah penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam kesatuan wilayah nasional yang akan membentuk sebuah identitas nasional. Sedangkan secara antropologi, integrasi nasional adalah sebuah proses penyesuaian dengan unsurunsur kebudayaan yang berbeda sehingga akan mencapai suatu keselarasan fungsi yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaanperbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.



2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Nasional Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut: 1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.



4



2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. 3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan dengan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan. 4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan. 5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan. 6. Pancasila dan UUD 1945, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa kesatuan bahasa Indonesia. Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut: 1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktorfaktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya. 2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas. 3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. 4. Masih besarnya ketimpangan dan pembangunan yang tidak merata juga hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan pada masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. 5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Contoh Wujud Integrasi Nasional, antara lain sebagai berikut: 1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua provinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.



5



2. Sikap toleransi antar umat beragama, walaupun agama berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, tetap harus saling menghormati. 3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayaan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari Legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua provinsi di Indonesia, di dalam Komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) dan sekarang ada 6 agama dengan diakuinya agama Kong Fu Tse. Contoh-Contoh Pendorong Integrasi Nasional: 1. Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang. 2. Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia. 3. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit. 4. Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa. 5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan. 6. Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian. Bentuk integrasi nasional bisa terjadi antara lain berikut: 1. Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai ciri khas kebudayaan asli. 2. Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli. 2.3 Keterkaitan Integrasi Nasional dan Identitas Nasional Berdasarkan berbagai pendapat para ahli maka terdapat bermacammacam jenis integrasi nasional sebagai berikut: 1. Integrasi bangsa, yang menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam satu kesatuan wilayah seiring dengan pembentukan identitas nasional. 6



2. Integrasi wilayah, merupakan proses penyatuan wilayah yang terdiri dari unit-unit sosial budaya masyarakat tertentu. 3. Integrasi nilai, adalah konsensus terhadap nilai yang minimum harus disepakati untuk tetap bisa untuk memelihara ketertiban sosial. 4. Integrasi elite massa, yaitu proses yang menghubungkan antar pemerintah dengan yang diperintah. Integrasi ini bisa dikatakan sebagai proses untuk mendekatkan perbedaan yang ada. 5. Integrasi tingkah laku, yaitu penciptaan perilaku yang diterima demi mencapai tujuan bersama. 6. Tantangan integrasi nasional Indonesia ada dua yaitu integrasi vertikal dan integrasi horizontal Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik di samping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen. Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakikatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tenteram.



2.4 Sejarah Perkembangan Integrasi Nasional Dalam perkembangan sejarah nasional Indonesia, integrasi nasional dimulai sejak kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini berhasil membangun integrasi nasional karena kerajaan yang pertama kali mampu membangun kerajaan besar, memiliki wilayah yang luas terdiri dari beberapa bagian pulau dan mampu membangun hubungan kerja sama dengan berbagai negara. Setelah Sriwijaya tenggelam dalam percaturan sejarah, kemudian selang tujuh abad baru muncul integrasi nasional yaitu Majapahit yang mampu membangun kerajaan nasional sekaligus membangun integritas nasional. Integritas nasional berikutnya adalah negara Indonesia. Dalam perspektif



7



sejarah bangsa, integrasi nasional adalah sebuah proses yang belum selesai (Suroyo, 2002: 2). Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik di samping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen. Dengan demikian, upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakikatnya integrasi nasional tidak lain adalah menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tenteram. Jika melihat konflik yang terjadi di beberapa daerah Indonesia. Model integrasi nasional Indonesia diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda. Mereka mendirikan organisasi-organisasi pergerakan baik yang bersifat keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan kelompok perempuan. Para kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa mereka adalah bangsa jajahan yang harus berjuang meraih kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa merdeka dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain. Mereka berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa yang merasa sebagai satu nasib dan penderitaan sehingga bersatu menggalang kekuatan bersama. Misalnya, Sukarno berasal dari Jawa, Mohammad Hatta berasal dari Sumatera, AA Maramis dari Sulawesi, Tengku Mohammad Hasan dari Aceh. Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Masa Perintis Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan organisasi-organisasi pergerakan. Masa ini ditandai



8



dengan munculnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. 2) Masa Penegas Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Dengan Sumpah Pemuda, masyarakat Indonesia yang beraneka ragam tersebut menyatakan diri sebagai satu bangsa yang memiliki satu Tanah Air, satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. 3) Masa Percobaan Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta kemerdekaan dari Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 mengusulkan Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut Indonesia merdeka tersebut tidak berhasil. 4) Masa Pendobrak Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan. Kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka, bebas, dan sederajat dengan bangsa lain. Nasionalisme telah mendasari bagi pembentukan negara kebangsaan Indonesia modern.



2.5 Disintegrasi Konflik-konflik yang pernah muncul di Indonesia cenderung ke arah disintegrasi. Apabila integrasi mengarah ke persatuan, sedangkan disintegrasi mengarah ke perpecahan. Disintegrasi bisa diartikan lunturnya persatuan dan kesatuan dari kelompok yang ada dalam suatu bangsa. Konflik-konflik yang cenderung disintegrasi di Indonesia antara lain: peristiwa PKI Madiun , DI/TII, PRRI dan Permesta, RMS. Selain itu, ada juga gerakan-gerakan separatis antara lain GAM, dan OPM. Semua itu menggambarkan adanya indikasi disintegrasi. Kerawanan-kerawanan disintegrasi yang tampak di permukaan juga bisa kelihatan dalam bidang sosial maupun ideologi. Demonstrasi-demonstrasi maupun kerusuhan muncul di berbagai daerah di Indonesia yang sebagian besar bernuansa konflik vertikal. Konflik-konflik yang ada tersebut harus dikelola dan harus diberi alternatif solusi. 9



Konflik horizontal juga terjadi misalnya konflik antar suku, antar golongan. Untuk membangun integrasi dan meninggalkan disintegrasi antara lain membangun pemerintahan yang solid yang bisa menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Selain itu, adalah membangun rasa toleransi yang tinggi dengan bersemangat Bhinneka Tunggal Ika, serta membangun dialog tentang makna kebinekaan bangsa. Beberapa hambatan yang harus disikapi: a. Dimensi horizontal yaitu masih adanya sikap primordialisme meliputi kesukuan, kedaerahan, adat, agama, dan kebiasaan serta separatisme. b. Dimensi vertikal yaitu kurangnya kesediaan pemimpin yang terus menerus bersedia turun ke bawah mendengarkan keluhan rakyat yang terpinggirkan. c. Baik secara horizontal maupun vertikal masih ada pernyataanpernyataan mayoritas dan minoritas. Untuk mendukung terciptanya integrasi nasional maka semua pihak hendaknya mampu mengeliminasi hambatan-hambatan tersebut. Upaya yang bisa dilakukan dalam menanggulangi disintegrasi diperlukan kebijakan sebagai berikut: 1. Menghidupkan dan membangun komitmen, kehendak serta kesadaran untuk bersatu, 2. Membangun kondisi yang mendukung komitmen, 3. Membangun kelembagaan yang bernorma untuk menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa, 4. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tepat, dan tegas dalam segala aspek kehidupan, 5. Menciptakan ruang publik yang menyuburkan pemahaman keragaman dalam kondisi masyarakat yang plural atau majemuk (Kalidjernih, 2011: 120).



2.6 Strategi Integrasi Indonesia bisa disebut sebagai negara plural karena secara kondisi riil bahwa berbagai macam kehidupan berkembang baik suku, budaya, warna kulit, bahasa daerah, keyakinan yang semua terpencar di seluruh kepulauan nusantara ini. Pluralitas diartikan sifat dari sekumpulan nilai atau sub kultur yang diikat oleh suatu kekuatan nilai lebih tinggi yang memungkinkan masing-masing 10



kelompok dan sub kultur menyatu dalam wadah kebersamaan. Kebersamaan dalam berdemokrasi merupakan proses panjang melalui pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan. Menjadi masyarakat demokrasi membutuhkan unsur-unsur pokok kesadaran tentang pluralisme, kesadaran tentang musyawarah, kesadaran tentang tujuan, kejujuran dalam permufakatan, kebebasan nurani (Hidayat; Azra,2008: 42 ). Berbagai cara untuk membangun integrasi yang bisa dilakukan antara lain: 1. Asimilasi merupakan proses integrasi perpaduan beberapa unsur budaya sehingga tidak memunculkan unsur aslinya. Proses ini adalah menyatukan masyarakat menjadikan budaya dominan yang merupakan peleburan beberapa budaya di dalamnya. 2. Akulturasi adalah perpaduan beberapa unsur budaya yang masing-masing unsurnya masih tampak. Proses ini merupakan proses penyatuan dengan tetap mempertahankan perbedaan. Di sinilah penghargaan terhadap perbedaan harus dikedepankan. Integrasi nasional harus tercipta dari integrasi masyarakat yaitu: a. Kesepakatan terhadap nilai-nilai sosial tertentu yang bersifat fundamental dan krusial. b. Masyarakat terhimpun dalam berbagai unit yang saling mengawasi kehidupan sosial yang ada. c. Terjadi saling ketergantungan di antara kelompok dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh. Integrasi nasional harus terjaga dan ditegakkan agar tidak terjadi kekacauan, konflik dan sebaliknya menjadikan negara aman, nyaman dan damai.



11



BAB 3 PENUTUP



3.1 Kesimpulan Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.



3.2 Saran Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca mengenai Integrasi Nasional.



12



DAFTAR PUSTAKA



http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2013/03/keterkaitan-integrasi-nasionaldan.html



https://irvanhermawanto.blogspot.com/2018/03/perkembangan-sejarahintegrasi-indonesia.html



13