Essay Beasiswa Unggulan Adinda Sabrina Suli [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Aku Generasi Unggul Kebanggan Bangsa Indonesia Oleh : Adinda Sabrina Suli (NIM. 180150122, Program studi Teknik Elektro, Universitas Malikussaleh) “Indonesia Emas : 2045” semboyan sekaligus cita - cita yang spektakuler untuk ulang tahun kemerdekaan ke-100 tahun NKRI. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang dilewati oleh garis khatulistiwa dan terdiri dari 17.504 pulau, dengan populasi manusia yang lebih dari 260 juta jiwa. Hal tersebut menjadikan Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia, dan membuatnya layak menjadi pusat perabadaban dunia. Tentu saja, cita – cita Indonesia itu selaras dengan tujuh belas tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yang digadang – gadang akan menjadi perubahan besar bagi dunia ke arah yang lebih baik. Dan untuk merealisasikan cita – cita yang itu, harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang mempuni untuk memanfaatkan sumber daya alam ibu pertiwi dengan baik, serta dapat bersaing di ranah internasional. Namun, yang terjadi sekarang, sumber daya manusia khsusunya di Indonesia belum mampu mewujudkan pengimbangan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Tentunya sangat mengiris hati, tetapi semua belum terlambat. Hal tersebut masih dapat diperbaiki dengan adanya edukasi dan pelatihan kepada seluruh elemen yang berperan sehingga dapat menyongsong kembali harapan tersebut, khususnya kepada generasi muda yang notabene merupakan kalangan pelajar dan mahasiswa, yang kedepannya akan menjadi pemimpin di negara ini. Sedari kecil saya dididik oleh orang tua dan guru saya untuk menjadi orang yang mandiri, bertekad kuat dan perkerja keras. Pada saat kelas 3 SD semester 1, untuk pertama kalinya saya masuk ke dalam peringkat 3 besar dikelas, karena sewaktu kelas 1 dan 2 saya hanya menduduki peringkat 5 dan 6. Kemudian saya mengatakannya dengan gembira kepada ayah saya, dengan harapan ia akan bangga kepada saya. Tetapi ayah saya mengatakan “Kalau masih juara 3 itu belum apa – apa, kalau bisa juara 1 itu baru anak papa”, mendengar hal itu, awalnya saya merasa sedih tetapi saya menjadikannya sebagai motivasi untuk melampaui kemampuan sebelumnya dan akhirnya saya berhasil mendapatkan juara 1 di semester 1 kelas 4 SD dan terus berlanjut hingga kelas 6. Alhamdulillaah berkat usaha dan izin Allah, saya berhasil mendapat peringkat 2 nilai Ujian Nasional tertinggi se-kabupaten Langkat. Dari kejadian ini saya menyadari bahwa maksud dari kritik yang telah diberikan oleh ayah saya



1



adalah untuk menaikkan mental dan daya juang. Ia ingin anaknya terus berusaha dan tidak mudah merasa puas akan hal yang sudah dicapai. Berkat nilai ujian nasional saya yang cukup baik, saya dapat melanjutkan pendidikan saya di salah satu SMP yang cukup favorit di daerah saya yaitu SMP Negeri 2 Tanjung Pura, yang jaraknya kurang lebih tujuh kilometer dari rumah saya. Saya masuk di kelas unggulan yang ada di SMPN 2 Tanjung Pura, dikarenakan lingkungan dan waktu belajar saya berubah maka untuk di semester pertama dan kedua saya bisa masuk ke dalam 5 besar. Bukan sebuah kebanggaan bagi saya karena masih ada siswa lain yang mampu berada diatas saya, hingga suatu ketika saya dan teman saya yang merupakan juara satu saat itu membahas suatu persoalan namun ia menjawab seenaknya dan membuat saya dan teman – teman yang lain tertawa dan tanpa sengaja saya mengatakan kata “Bodoh”. Bukan maksud saya untuk menghina dia tetapi yang saya maksud adalah lelucon yang dibuatnya, tetapi kemudian dia membalas serius ucapan saya tadi dan mengatakan “Coba lihat siapa yang bodoh, orang yang juara satu aku”. Saya ingat persis perkataannya yang selalu terngiang di telinga, membuat saya berpikir apakah saya memang sebodoh itu? Dimana dinda yang selama ini? Perkataan tersebut tentunya merupakan tamparan besar untuk saya, karena bisa dikatakan dia adalah salah satu teman dekat saya. Tetapi akhirnya saya merefleksi diri dan sadar bahwa yang dikatakannya juga tidak sepenuhnya salah, dan



menjadikan perkataannya tadi menjadi motivasi untuk melampauinya. Saya



mengubah cara belajar dan mencoba belajar lebih giat lagi, tepat di semester pertama kelas dua akhirnya saya berhasil meraih juara satu dan berhasil membuat teman saya tadi terkejut dan menangis. Saya tidak mau mengatakan hal yang bisa menyakiti hatinya, karena saya mengerti perasaan saat di rendahkan oleh teman sendiri seperti apa.



Alhamdulillaah saya dapat



mempertahankan prestasi saya ditiap kelasnya. Saya juga direkomendasikan menjadi kandidat Olimpiade Sains Nasional (OSN) dibidang fisika tingkat kabupaten Langkat, yang mungkin bagi banyak orang bidang ini sangat merepotkan, namun bidang inilah yang memberikan saya harapan untuk bisa berprestasi lebih dan memberikan sesuatu yang membanggakan untuk orangtua dan sekolah. Sungguh tidak disangka, saya menjadi juara pertama di olimpiade ini. Namun sayang, pada seleksi di tingkat provinsi saya belum berhasil melewati passing grade sehingga tidak dapat menuju ke tingkat nasional. Namun, Allah punya jalan lain. Saya mengikuti banyak perlombaan setelah olimpiade, seperti lomba pidato, kemah hijau dan baca puisi. Alhamdulillaah saya dapat meraih juara di setiap cabang perlombaan, walaupun tidak menjadi juara pertama. Berkat perlombaan – perlombaan yang saya ikuti saya tepilih menjadi siswa teladan di SMPN 2 Tanjung Pura. Pada 2



masa SMP juga saya sudah mulai aktif di organisasi seperti marching band, OSIS dan teater. Saya menganggap berorganisasi itu penting karena saya dapat mengembangkan potensi diri, mengenal banyak orang, berani dan bertanggung jawab. Sebelum saya lulus SMP, saya mendaftarkan diri ke dua SMA favorit yaitu SMA Taruna Nusantara Magelang dan SMAN 1 Matauli Pandan. Akhirnya saya lulus di SMAN 1 Matauli Pandan yang terletak di Tapanuli Tengah, salah satu SMA favorit terbaik di Sumatera Utara, dan memilih peminatan MIA (Matematika dan Ilmu alam). Namun pada saat penjurusan peminatan oleh sekolah, saya berada di list IIS (Ilmu sosial), tentunya itu bertentangan dengan pilihan saya karena saya sangat menyukai fisika dan ingin mengikuti olimpiade fisika, melanjutkan bidang yang saya tekuni di SMP. Dikarenakan banyak siswa yang tidak sesuai dengan minat nya, sekolah mengambil keputusan untuk me-review kembali siswa yang peminatan nya tidak sesuai dan disesuaikan dengan keinginannya, dengan syarat harus memenuhi kualifikasi nilai dan sanggup untuk berada di peminatan ini. Dengan kesempatan ini saya membuktikan bahwas saya dan teman – teman sanggup untuk memenuhi kualifikasi nilai dan saya bergabung di tim olimpiade fisika pada kelas satu SMA. Selain bergabung dengan tim olimpiade fisika, saya masuk ke tim bahasa jerman yang nanti nya akan mengikuti ujian sertifikasi bahasa jerman, tetapi sekolah hanya memperbolehkan setiap siswa hanya mengikuti satu perlombaan dan saya memilih untuk tetap bergabung dengan tim olimpiade fisika. Di masa SMA saya belajar banyak hal toleransi, kebersamaan, menghargai dan kepercayaan terhadap orang lain maupun diri sendiri. Banyak kejadian yang terjadi di masa ini, pernah di suatu ketika ibu saya sakit dan dirawat dirumah sakit, tetapi ia mengatakan bahwa ia sehat. Tetapi perasaan antara orang tua dan anak sangat erat sehingga saya mengatahui saat ia berbohong. Saya juga bertanya apa alasan nya berbohong seperti ini, dan jawabannya membuat hati saya sebagai seorang anak teriris. Ibu saya mengatakan “Mama gak apa – apa, mama gak mau buat anak mama stress dan gak konsentrasi sekolah karena mama sakit. Sakit ini gak sebanding kalau mama liat anak – anak mama bahagia. Mama gak apa – apa, asalkan kalian sehat dan bisa sekolah dengan baik walaupun harus pakai baju robek sekalipun mama rela”. Kata – kata itu menjadi motivasi yang besar dalam hidup saya, memperkuat visi saya untuk terus semangat dan pantang menyerah mewujudkan impian menjadi kenyataan.



3



Saat SMA saya juga aktif berorganisasi, saya menjadi sekretaris divisi Kerohanian Islam (Rohis) dan menjadi anggota ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja). Di SMAN 1 Matauli Pandan, banyak sekali anak – anak yang cerdas dan berprestasi, namun hal itu tidak membuat saya berkecil hati. Malahan memotivasi saya untuk terus meng-upgrade diri untuk menunjukkan bahwa saya bisa, saya mampu untuk bersaing dengan mereka. Dengan tekad dan usaha yang kuat saya selalu masuk ke dalam 3 besar di kelas dan saat kelas dua saya menjadi delegasi sekolah untuk olimpiade fisika tingkat Kabupaten Tapanuli Tengah dan berhasil meraih juara tiga. Karena menyukai fisika, saya memilih jurusan Teknik Elektro sebagai jurusan yang saya tekuni dan Universitas Malikussaleh sebagai pelabuhan saya untuk menimba ilmu. Jurusan teknik elektro Universitas Malikussaleh dikenal sebagai salah satu jurusan yang cukup sulit untuk beradaptasi namun sangat menjanjikan karena umumnya semua aspek di muka bumi ini tidak terlepas dari energi khususnya energi listrik. Teknik Elektro Universitas Malikussaleh bisa dibilang sangat fleksibel, karena dibutuhkan dibagian manapun. Jurusan ini sangat linear dengan jurusan yang ingin saya ambil untuk jenjang master. Setelah lulus dari jurusan Teknik Elektro Universitas Malikussaleh, saya berencana untuk melanjutkan studi S2 dengan mengambil program studi Electrical, Electronic and Energy Engineering, dimana jurusan ini linear dengan disiplin ilmu yang saya pelajari di jenjang sarjana, yang akan mendalami tentang hubungan antara cara memperoleh energi kemudian energi tersebut didistribusikan dengan mengubahnya menjadi tenaga listrik dan penggunaannya dalam bidang elektronik. Saya ingin membuat sebuah sistem teknologi dimana sistem tersebut dapat memperkecil efek kerusakan alam yang dilakukan untuk mendapatkan energi, yang kemudian energi tersebut disalurkan ke masyarakat dengan sistem keamanan distribusi yang tinggi. Sehingga, dampak pemadaman tidak terlalu besar dan tentunya akan sangat berguna karena menolong orang banyak dalam menjalankan aktivitas seperti biasa. Saya tahu mimpi sebesar itu tidaklah mudah untuk diraih, hal itu dapat saya raih apabila saya menjadi seseorang yang bisa membuktikan bahwa saya mampu untuk mewujudkan semua impian itu. Salah satunya adalah menjadi orang yang berprestasi di Universitas Malikussaleh, dengan izin Allah saya mampu mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,93. Nilai ini merupakan nilai tertinggi di jurusan Teknik Elektro Universitas Malikussaleh untuk angkatan 2018/2019 dan saya akan terus belajar juga mengembangkan kemampuan saya agar saya dapat mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi yang saya capai. Saya juga lolos



4



pada qualification round untuk International Astronomy and Astrophysics Competition (IAAC) 2019 dan masuk ke Pre-Final round 2019, dimana saya bersaing dengan orang – orang yang berkompeten dibidang astronomi dan astrofisika yang berasal dari seluruh dunia.Selain dalam bidang akademik yang berkaitan dengan sains, saya juga memperdalam ilmu sosial. Saya bergabung di UKM KSM Creative Minority periode (2019/2020) sebagai anggota, Komunitas Robotika periode (2018/2019) sebagai anggota dan Himpunan Mahasiswa Asal Langkat (HIMALA) periode (2019/2020) sebagai anggota. Selain itu saya juga sering bertukar pikiran untuk meng-upgrade dan menambah ilmu yang saya miliki, dengan mahasiswa lintas universitas seperti mahasiswa Universitas Sumatera Utara, Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Bandung menggunakan group chatting, karena menurut saya perbedaan letak geografis dan lingkungan menyebabkan perbedaan pandangan. Saya yakin dan percaya bahwa pelajaran dan pengalaman untuk menjadi teknisi profesional yang peduli akan lingkungan tidak hanya sebatas di dapat dari kelas saja, tetapi juga diluar kelas salah satunya dengan cara belajar dengan giat, berorganisasi, dan melatih kepekaan terhadap permasalahan lingkungan, sehingga kita merasakan permasalahan tersebut adalah permasalahan yang harus diselesaikan. Dengan ini, harapannya masyarakat akan terbantu dengan kehadiran kita di lingkungan tersebut. Dengan penuh keyakinan dan keberanian, saya Adinda Sabrina Suli berani mengorbankan masa muda saya untuk belajar dan menimba ilmu agar kedepannya mampu menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban dunia. Indonesia nanti akan bangga dengan keringat dan air mata yang saya persembahkan untuk NKRI ini. Di Kemerdekaan ke-100 Indonesia akan menjadi bukti bahwa Indonesia telah resmi menjadi negara maju yang disegani di bumi ini. Hal ini pasti akan terjuwud, karena SAYA, KAMU dan KITA akan mengorbankan seluruhnya demi Indonesia Tercinta. Indonesia pasti akan bangga, Ibu pertiwi akan bahagia karena “Aku Generasi Unggul Kebanggan Indonesia”.



5