Etika Deskriptif Dan Etika Normatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PERKULIAHAN



Etika Profesi Public Relation Etika Deskriptif dan Etika Normatif Fakultas



Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh



Ilmu Komunikasi Public Relations



02



Abstract



P051720022 Dewi Ambarsari, S.Sos., M.Ikom



Kompetensi



Mahasiswa dapat mengerti dan 1. Pengertian memahami perbedaan, jenis serta sistem 2. Perbedaan keduanya 3. Jenis serta sistem masing-masing dari masing-masing norma norma



Pembahasan ​



Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dianggap sebagai makhluk teristimewa dan diberikan kelengkapan anggota tubuh yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kesempurnaannya manusia dikaruniai, panca indra



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 1 of 11



yang sangat lengkap. Manusia dibekali Tuhan dengan akal untuk dapat berpikir dan melakukan komunikasi dengan sesamanya untuk saling bertukar pikiran, informasi ataupun berbagi perasaan serta pengalaman yang dimiliki setiap individu. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan antar manusia sebagaimana yang diutarakan menurut pendapat Ashley Montagu dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Komunikasi”, bahwa kita belajar menjadi manusia melalui komunikasi. Seorang bayi hanyalah seonggok daging sampai ia belajar mengungkapkan perasaan dan kebutuhannya melalui senyuman, tangisan, atau tendangan (Rakhmat, 1992:12). Komunikasi merupakan alat yang dapat menghubungkan manusia dengan dunia luar, juga merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan dirinya, mempengaruhi orang lain, serta merupakan cara untuk mempelajari dunia, dirinya dengan orang lain. Dengan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi manusia sadar akan dirinya, siapa dirinya dan apa yang harus diperbuat dengan orang lain sehingga sebelum melakukan perbuatan dan tindakan manusia akan berpikir terlebih dahulu serta mempertimbangkan apakah perbuatan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan norma kemanusiaan atau malah justru sebaliknya. Manusia dapat disebut etis ialah secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptannya; termasuk didalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika. Etika sebagai salah satu cabang pokok ilmu filsafat



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 2 of 11



menelaah dan menyelidiki gejala-gejala yang timbul dalam diri manusia baik sebagai individu yang mandiri maupun sebagai anggota masyarakat. Etika mencoba untuk meneliti tingkah laku manusia yang dianggap merupakan cermin dari apa yang terkandung dalam jiwa sanubarinya atau dalam hati nurani. Pada prinsipnya permasalahan tentang etika yaitu membicarakan baik dan buruk susila atau tidak susila, bermoral atau tidak bermoral dari perbuatan dan tingkah laku manusia. Menurut Louis O. Katt Soff dalam bukunya berjudul Elements of Philosophy, bahwa etika merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya mempersoalkan tentang predikat baik dan buruk. Definisi etika ditinjau berdasarkan pengertian terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Etika Deskriptif Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis. Etika deskriptif menurut pendapat Katt Soff bahwa etika bersangkutan dengan nilai dan ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah baik dan buruknya tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Etika bersangkutan dengan pencatatan terhadap corak-corak predikat serta tanggapan-tanggapan kesusilaan yang dapat ditemukan dalam masyarakat. Sehingga ilmu ini hanya bersifat pemaparan atau penggambaran saja. Etika deskriptif dapat disimpulkan sebagai bentuk implementasi perbuatan serta perilaku yang diterapkan setiap manusia merupakan landasan pergaulan



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 3 of 11



kehidupan antar manusia lingkungan masyarakat.



dalam



ruang



lingkup



2. Etika normatif Etika sering dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran-ukuran atau norma-norma yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan dan tingkah laku seseorang dalam bermasyarakat. Etika normatif ini berusaha mencari ukuran umum bagi baik dan buruknya tingkah laku. 3. Etika kefilsafatan Analisis tentang apa yang orang maksudkan bilamana mempergunakan predikat-predikat kesusilaan. Apa yang disebut perbuatan etis, tidak etis dan sebagainya. Analisis ini diperoleh dengan mengadakan penyelidikan tentang penggunaan yang sesungguhnya dari predikatpredikat yang terdapat dalam pernyataan. Secara lebih jelas kefilsafatan mempersoalkan tentang arti-arti yang dikandung oleh istilah-istilah kesusilaan yang dipergunakan oleh orang dalam membuat tanggapantanggapan kesusilaan. ETIKA DESKRIPTIF Etika deskriptif adalah etika yang dapat dilihat secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia serta apa tujuan manusia yang sangat bernilai dalam hidup ini. Etika tersebut dapat memberikan fakta yang merupakan dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau siikap yang akan diambil. Etika deskriptif dapat juga dikatakan sebagai gambaran secara utuh tentang tingkah laku moral manusia secara universal yang dapat kita temui sehari - hari dalam kehidupan masyarakat. Yang cakupan analisanya berisikan sejumlah indikator - indikator fakta aktual yang terjadi secara apa adanya terhadap nilai dan perilaku manusia dan merupakan suatu keadaan dan realita budaya yang berkembang di masyarakat. Hal hal yang berkaitan dengan adat istiadat, kebiasaan, anggapan – anggapan baik dan buruk tentang sesuatu hal, tindakan – tindakan yang tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan oleh individu tertentu; dalam kebudayaan



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 4 of 11



kebudayaan dan subkultur – subkultur tertentu yang terjadi dalam suatu periode sejarah adalah merupakan kajian moralitas dalam Etika Deskriptif. Dalam Etika Deskriptif tidak memberikan interpretasi secara tajam dan lugas, namun tidak melukiskan suatu fakta yang sedang terjadi dan berkembang dalam suatu masyarakat tertentu. Etika Deskriptif hanya membahas dan memberikan analisa penilaiannya atas kejadian tertentu. Salah satu contoh etika deskriptif adalah di dalam mempelajari pandangan-pandangan moral terhadap kenyataan yang terjadi di Negara yang menganut faham komunis atau ateis dimana masyarakatnya begitu permisif terhadap praktek – praktek pengguguran kandungan, namun disisi lain tontonan yang bersifat pornografi mereka memberlakukan aturan aturan secara ketat. Dalam contoh kasus tersebut kita menjadi paham dan mengerti tentang realita perilaku moral yang terjadi di negara tersebut. Dalam situasi demikian, harus kita akui bahwa bagaimanapun manusia itu pada umumnya tahu akan adanya baik dan buruk terhadap suatu hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan. Pengetahuan tentang baik dan buruk dalam perilaku manusia, disebut kesadaran etis atau kesadaran moral. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran moral yang sudah timbul dan berkembang adalah ungkapan kata hati. Tindakan manusia dalam situasi yang kongkrit tertentu berhubungan dengan kata hati yang menilai tindakan itu atas baik dan buruknya. Kata hati merupakan kesadaran moral tindakan etis yang tertentu dalam segala situasi. Selain itu contoh etika deskriptif seperti masyarakat yang mengajarkan tata krama kepada orang yang lebih tua. Jadi dapat disimpulkan bahwa etika deskriptif adalah etika yang berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu kenyataan yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Ia berbicara mengenai



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 5 of 11



kenyataan penghayatan nilai. Tanpa menilai dalam suatu masyarakat tentang sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis. Etika tersebut pada dasarnya menggambarkan perbuatan dari berbagai tradisi, kebiasaan, dan kebudayaan. Pendekatan etika deskriptif lebih mencari tahu bagaimana berbagai tradisi yang mempersoalkan suatu permasalahan yang sama. Karena ia tidak pernah menyalahkan suatu kebudayaan yang ada. ETIKA NORMATIF Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat (Ruslan, 2002 : 38). Menurut Katt Soff yang dimaksud dengan etika normatif adalah sering dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran-ukuran atau norma-norma yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan dan tingkah laku seseorang dalam bermasyarakat. Etika normatif ini berusaha mencari ukuran umum bagi baik buruknya tingkah laku. Etika normatif dapat disimpulkan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan baik buruknya perbuatan atau tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. PENERAPAN ETIKA NORMATIF Dalam etika normatif, subyek yang bersangkutan tidak bertindak sebagai penonton netral, tetapi dia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang prilaku individu, masyarakat, dan kebudayaannya. Penilaian tersebut dibuat atas dasar norma-norma. “martabat manusia harus dipelihara dan dihormati” dapat dianggap



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 6 of 11



sebagai contoh norma tersebut. Contoh penerapan etika normatif : 1) Kebiasaan minum tuak harus ditolak, karena dapat menghilangkan kesadaran manusia dan merusak organ tubuhnya. 2) Kebiasaan prostitusi, harus ditolak, karena bertentangan dengan martabat manusia. 3) Kebiasaan menggunakan NARKOBA harus ditolak karena dapat merusak organ tubuh (menyiksa diri sendiri) 4) Dilarang menghilangkan nyawa orang lain yang tidak bersalah 5) Menolak kebiasaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) karena dapat merugikan orang lain 6) Menolak kebiasaan aborsi karena termasuk tindakan menghilangkan nyawa oranglain dan menyiksa diri sendiri. Etika normatif ditinjau berdasarkan dari teori, terdiri dari dua yaitu : a. Teori Deontologis. Deontologis berasal dari bahasa Yunani Deon artinya kewajiban. Artinya etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dari tindakan tersebut, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya, motivasi, kemauan dengan niat baik dan dilaksanakan berdasarkan kewajiban dan bernilai moral. b. Teori Teleologis. Teleologis bahasa Yunani dengan kata Telos berarti tujuan yaitu menjelaskan bahwa benar salahnya tindakan tersebut justru tergantung dari tujuan yang hendak dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Suatu tindakan dinilai baik kalau berakibat atau bertujuan mencapai sesuatu yang baik pula (Sony, 1993 : 29-30). Etika teleologis terdapat dua aliran teleologisme yaitu sebagai berikut : 1. Egoisme. Artinya pandangan bahwa tindakan setiap orang bertujuan untuk mengejar



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 7 of 11



kepentingan atau memajukan dirinya sendiri atau menekankan kepentingan dan kebahagiaan untuk pribadi berdasarkan hal yang menyenangkan dan atau hal yang mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri. 2. Utilitarianisme. Menilai perbuatan baik buruknya suatu tindakan atau kegiatan berdasarkan tujuan atau akibat dari tindak tersebut bagi kepentingan orang banyak atau dinilai baik karena dapat memberikan kegunaan atau manfaat perorangan bagi banyak orang. NORMA Untuk dapat memahami pengertian etika dan mengerti mana perbuatan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan menurut etika, sebagaimana diutarakan Franz Magnis Suseno (1997:19) dalam buku etika dasar yang menyebutkan terdapat beberapa jenis norma. Norma adalah peraturan atau pedoman hidup tentang bagaiaman seyogyanya manusia harus bertingkah laku dan berbuat dalam masyarakat. Norma dalam masyarakat dapat dibedakan sebagai berikut : ➢ Norma teknis dan norma permainan hanya berlaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu atau untuk kegiatan-kegiatan sementara dan terbatas. Contoh : o Peraturan dalam olahraga o Peraturan dalam perusahaan yang hanya berlaku terbatas bagi mereka yang bekerja di perusahaan tersebut. ➢ Norma berlaku umum dalam masyarakat dapat dibedakan : 1) Norma kepercayaan / keagamaan. Dasar norma ini adalah kitab suci. Tujuannya yaitu agar manusia mempunyai keimanan, yang akan mendapatkan sanksi baik di dunia maupun diakhirat: o Jangan berbuat kejahatan o Berbuatlah kebaikan



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 8 of 11



2) Norma moral. Norma moral berhubungan dengan manusia sebagai pribadi. Pendukung dari norma yang dimaksud adalah hati nurani manusia. Hati nurani sangat berperan dalam perilaku lahiriah manusia. Pelanggaran terhadap norma ini adalah penyesalan, karena tidak ada kekuasaan dari luar diri manusia yang mengancam. Tujuannya adalah penyempurnaan manusia sebagai manusia. Contoh : setiap manusia harus menegakan kejujuran. 3) Norma sopan santun. Norma sopan santun didasarkan atas kebiasaan, kesopanan, kepantasan atau kepatutan yang berlaku dalam masyarakat. Tujuannya untuk kesempurnaan manusia sebagai masyarakat yaitu : o Kedamaian o Ketertiban o Keamanan Dalam kehidupan bersama antar manusia, ancaman dari pelanggaran kaidah yang dimaksud tersebut berupa penghinaan, pencemoohan dari masyarakat. Seringkali sangsi tidak dalam bentuk lisan atau diucapkan, melainkan hanya dengan perbuatan. Contoh : o Menghormati orang yang lebih tua o Menghormati pimpinan 4) Norma hukum. Norma hukum pelaksanaannya dapat dituntut dan dipaksakan. Sedangkan pelanggarannya ditindak dengan pasti oleh penguasa yang sah dalam masyarakat, landasan dasarnya adalah peraturan perundang-undangan, yang dapat dipastikan mulai kapan berlakunya. Contoh : o penyebaran paham tertentu yang dilarang berdasarkan peraturan pemerintah. Norma dan kaidah Dalam kehidupan manusia setiap hari sering dikenal dengan istilah norma-norma atau kaidah yang biasanya



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 9 of 11



suatu nilai mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap tindak dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma (norm) atau kaidah yang merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi (Soekanto; 1989:7). Kehidupan masyarakat terdapat berbagai golongan dan aliran yang beraneka ragam masing-masing mempunyai kepentingan, akan tetapi kepentingan bersama itu mengharuskan adanya ketertiban dan keamanan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk peraturan yang disepakati bersama, yang mengatur tingkah laku dalam masyarakat, yang disebut peraturan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan kehidupan dengan aman, tertib dan damai tanpa gangguan tersebut, maka diperlukan suatu tata yang diwujudkan dalam aturan main, merupakan pedoman bagi segala pergaulan kehidupan manusia sehingga berbagai kepentingan dalam anggota masyarakat dapat terpenuhi dan terpelihara serta terjamin. Setiap anggota masyarakat akan dapat mengetahui hak dan kewajiban sesuai dengan aturan yang berlaku. Ukuran yang menjadi pedoman dalam norma-norma terdapat dua macam berdasarkan isinya adalah berupa : a. Perintah yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang baik. b. Larangan yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang tidak baik. Norma adalah untuk memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana seseorang harus bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankannya, dan perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari (Kansil, 1989 : 81). Norma-norma itu dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi yaitu dapat berupa ancaman hukuman bagi siapa saja yang melanggarnya. Tetapi dalam kehidupan masyarakat yang terikat oleh peraturan hidup yang disebut norma,



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 10 of 11



tanpa atau dikenakan sanksi atas pelanggaran, bila seseorang melanggar suatu norma, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran yang terjadi.



Daftar Pustaka Katt Soff Louis. O, 1992, Pengantar Filsafat Alih Bahasa Soejono Soemargono, Tiara Wacana, Yogyakarta. Keraf A. Sonny, 1991, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur, Jakarta, Kanisius. Ruslan Rosady, 2002, Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suseno Frans Magnis, 1987, Etika Dasar Masalahmasalah Pokok Filsafat Moral, Kanisius, Yogyakarta. Sumarno, Kismiyati El Kariman, Ninis Agustini Damayani, 2004, Filsafat dan Etika Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta. 2016



10 Etika Profesi Public Relation



Pusat Bahan Ajar dan eLearning



Dewi Ambarsari, S.Sos,M.IKom http://www.mercubuana.ac.id



https://modul.mercubuana.ac.id/eTBpTXlBRE15Y1RNMUFEVQ…%7CModul+Etika+Profesi+Public+Relation+%5BTM2%5D.docx



25/10/19 9.26 AM Page 11 of 11