Etika Islam Dan Konven [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Perbedaan dan persamaan etika bisnis konvensional dengan Islam 



Perbedaan



Aspek



Bisnis Islami



Bisnis Konvensional



1. Azas



Tauhid



2. Motivasi



transendental) Dunia dan akhirat



Dunia



3. Orientasi



Profit dan berkah



Profit



4. Etos kerja



Bekerja adalah ibadah



Bekerja



(nilai-nilai Sekularisme (nilai-nilai material)



adalah



kebutuhan



pribadi terbaik Menjadi yang terbaik karena



5. Sikap mental



Menjadi



yang



6. Keahlian dan pengetahuan



karena Allah aktualisasi diri Kewajiban sebagai muslim Kewajiban perusahaan



7. Keberhasilan



Usaha dan doa



8. Pertanggungjawaban



Khalifah (wakil) Allah di Pemimpin perusahaan



9. Modal



muka bumi Halal



10. Sumber daya



Tidak terbatas, keinginan Terbatas,



11. Informasi



manusia dibatasi tidak terbatas Ayat qauliyah (Al-Quran Ayat-ayat kauniyah (peristiwa



Usaha



Halal dan haram keinginan



manusia



dan Sunnah) dan ayat alam) 12. Manajemen strategi



kauniyah (peristiwa alam) Ayat qauliyah (Al-Quran Ayat-ayat kauniyah (peristiwa dan Sunnah) dan ayat alam)



13. Manajemen operasi



kauniyah (peristiwa alam) Sesuai koridor syariah



14. Manajemen keuangan



Terhindar



15. Manajemen pemasaran



(Maysir, gharar, riba) Menciptakan produk Menciptakan produk keinginan



16. Manajemen SDM



dari Maghrib Maksimalisasi profit



kebutuhan masyarakat



masyarakat



Kepribadian Islami



konsumerisme) Kebudayaan perusahaan



17. Instrumen pemberdayaan Zakat, masyarakat



Efektif dan efisien



waqf



infaq,



shadaqah, CSR



(menimbulkan







Persamaan Terdapat beberapa persamaan antara etika bisnis Islam dengan konvensional antara lain : 1. Dilihat dari tujuannya, keduanya memiliki kesamaan yakni untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. 2. Dilihat dari fungsinya dapat mengurangi dana yang diakibatkan dari pencegahan yang kemungkinan terjadinya friksi atau perpecahan, baik dari intern perusahaan itu sendiri maupun ekstern. 3. Sama – sama untuk membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat meciptakan keunggulan dalam bersaing.



2. Penerapan prinsip – prinsip etika bisnis pada 6 sektor 



Sector kuliner Dalam hal kuliner halal, maka harus menyertakan sertifikat halal LPPOM



MUI



yang



juga



turut



mengawal



misi



Kemenparekraf



dalam



mengembangkan wisata syariah. Sehingga konsumen muslim tidak ragu untuk berwisata kuliner karena sudah terjamin kehalalannya. Prinsip etika bisnis Islam yang sesuai dadalah prinsip kebenaran. Karena didalamnya mengandung unsur kejujuran. Kejujuran dalam menyampaikan informasi. Artinya kalau memang ada makanan



yang



diharamkan



atau



membahayakan



pelanggan



harus



disampaikan juga kepada konsumen. Kaitannya dengan sector kuliner adalah bahwa pengusaha kuliner harus memberitahu konsumen mengenai kehalalan produknya salah satu caranya dengan menunjukkan sertifikat halal LPPOM MUI. 



Sektor pariwisata Pada prinsipnya, wisata syariah menitikberatkan pada layanannya. Jadi tak hanya wisata ziarah, namun berbagai sektor pariwisata lainnya, seperti misalnya wisata bahari. Hal ini tentu bisa menepis kekhawatiran para wisatawan muslim yang ingin berkunjung ke Indonesia. Para pengunjung mendapatkan kemudahan dalam beribadah. Misalnya mengenai jajanan yang dijual disekitar tempat wisata harus halal, tersedianya tempat ibadah yang nyaman, keamanan pun terjamin.



Maka



prinsip



tanggungjawab.



etika



Karena



bisnis



dengan



Islam prinsip



yang ini,



sesuai



adalah



pengelola



prinsip



wisata



harus



bertanggungjawab atas keamanan dan kenyamanan pengunjung dalam 



berwisata syariah. Sektor farmasi Saat ini para



peneliti,



dosen-akademisi,



kalangan



industri



dan



profesional berbagi pengetahuan dan hasil penelitian, serta memberikan kontribusi guna menggali dan mengembangkan teknologi serta kesadaran konsumen. Mereka melakukan penelitian dalam hal pengembangan dan produksi bahan bio-aktif farmasi untuk obat-obatan yang sejalan dengan kaidah halal, sesuai dengan manual Sistim Jaminan Halal (SJH) di perusahaan farmasi DLBS. Kajian Thomson Reuters dalam laporan State of the Global Islamic Economy (2013) Khusus untuk produk farmasi syariah, konsumen muslin sedunia mengeluarkan belanja farmasi pada 2012 sebesar US$70 miliar, atau sebesar 6,6% dari belanja produk farmasi secara global. Nah, bisa dikatakan bahwa permintaan akan obat – obatan yang halal sangat tinggi bukan hanya untuk muslim saja.