F1 Kesehatan Jiwa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Kasus Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Penyuluhan Kader Kesehatan Jiwa Pada Wilayah Puskesmas Kalitidu



Oleh : dr. Veryne Ayu Permata M.



Pembimbing : dr. Wahyu Widarti



Pusat Kesehatan Masyarakat Kalitidu Kabupaten Bojonegoro Tahun 2017



A. Latar Belakang Kesehatan jiwa di Indonesia selama ini relatif terabaikan, padahal penurunan produktivitas akibat gangguan kesehatan jiwa terbukti berdampak nyata pada perekonomian. Di Indonesia, jumlah penderita masalah kesehatan jiwa cukup tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hampir seluruh bagian dari wilayah Indonesia dan selama beberapa dekade, populasi telah mengalami masa sulit karena konflik, kemiskinan ataupun bencana alam. Sejumlah besar masyarakat Indonesia mengalami penderitaan mental yang bervariasi mulai dari tekanan psikologis ringan hingga gangguan jiwa.meskipun gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan menyebabkan penderinya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga penderita dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Sampai saat ini perhatian pemerintah terhadap kesehatan



jiwa



di



tanah



air



boleh



dikatakan



kurang



memuaskan(Notosoedirjo,2005). Prevalensi gangguan mental di negara AmerikaSerikat (6%-9%), Brazil (22.7%), Chili (26.7%), dan Pakistan (28.8%) (WHO,2003). Upaya untuk meningkatkan kesehatan jiwa, mencegah dan mengatasi gangguan jiwa merupakan 3 poin yang dijadikan fokus utama dalam rangka mengurangi naiknya beban, ketidakmampuan maupun kematian yang muncul sebagai akibat dari adanya gangguan mental. Tiga fokus utama tersebut, dapat diaplikasikan oleh para klinisi kepada pasien secara individual, dan juga oleh perencana program kesehatan publik untuk target dalam skala lebih luas. Mengintegrasikan peningkatan, pencegahan, maupun manajemen terkait masalah kesehatan jiwa akan sangat membantu dalam menghindari kematian,mengurangi stigma yang melekat pada seseorang dengan gangguan jiwa dan memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat. (WHO, 2002). Pengabaian kesehatan jiwa ini umumnya disebabkan oleh adanya kebingungan dan asumsi yang salah dalam memahami konsep kesehatan mental maupun gangguannya sebagai bagian dari kesehatan general.Hampir di setiap belahan dunia penanganan gangguan jiwa dipisahkan dari penanganan yang



berkaitan dengan kondisi fisik. Bahkan, upaya untuk menjaga kesehatan jiwa seakan-akan terpisah jauh dari permasalahan dunia yang sebenarnya, dan parahnya seringkali ditemukan kasus gangguan jiwal yang tidak ditangani secara semestinya (Walker, Moodie & Herrman, 2004). Proses pemberian informasi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan media promosi. Penerapan promosi kesehatan mental bertujuan sebagai langkah penting dalam menyampaiakan sebuah dasar pengetahuan yang sering muncul sehingga dapat digunakan ke dalam bentuk praktek yang efektif dalam sebuah aturan (Barry MM, 2007). Penelitian promosi kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Barry dan Jenkins (2007) menggambarkan bahwa fakta-fakta penelitian dan pengalaman praktek promosi kesehatan jiwa menjadi sebuah faktor kunci yang dapat membuat promosi tersebut bekerja secara sukses. Penelitian tersebut menggambarkan berupa penemuan-penemuan, penyorotan terhadap efektifitas promosi kesehatan jiwa



yang



sedang



berlangsung,



dan



proses



identifikasi



kondisi



yang



memungkinkan muncul dalam penerapan program tersebut. Dari fenomena-fenomena diatas membuat penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Penyuluhan Kader Kesehatan Jiwa Pada Wilayah Puskesmas Kalitidu” B. Permasalahan di Masyarakat Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan jiwa dan stigma negatif yang diberikan pada pasien gangguan jiwa. C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi Dari permasalahan di atas maka penulis merencanakan untuk melakukan suatu intervensi berupa penyuluhan mengenai kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kalitidu yang menyasar pada kader jiwa yang telah dipilih oleh desa. Tujuan penyuluhan ini adalah untuk menambah pengetahuan para kader jiwa mengenai kesehatan jiwa meliputi gejala, faktor risiko serta apa yang harus dilakukan pada pasien kesehatan jiwa. Prioritas masalah yang akan dibahas adalah pengertian kesehatan jiwa, gejala gangguan jiwa, dan penanganan pasien



gangguan jiwa serta upaya pencegahan putus obat pada pasien jiwa agar tidak timbul relaps yang lebih parah. D. Pelaksanaan Proses intervensi dilakukan pada hari Rabu, 27 September 2017. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada kader jiwa wilayah kerja Puskesmas Kalitidu di Aula Puskesmas Kalitidu. Penyuluhan dihadiri oleh 20 orang. Pemaparan materi berlangsung selama 50 menit. Materi penyuluhan yang diberikan melingkupi pengertian kesehatan jiwa, gejala gangguan jiwa, dan penanganan pasien gangguan jiwa serta upaya pencegahan putus obat pada pasien jiwa agar tidak timbul relaps yang lebih parah. Setelah pemaparan materi dilakukan sesi tanya jawab yang berlangsung sekitar 30 menit. E. Monitoring dan Evaluasi Evaluasi pengetahuan mengenai kesehatan jiwa dilakukan oleh penulis sejak awal penyuluhan dimulai dengan melempar pertanyaan kepada audience dengan hasil evaluasi awal bahwa kebanyakan audience sudah mengerti secara umum mengenai kesehatan jiwa. Selanjutnya juga dilakukan evaluasi di akhir dengan cara membuka sesi tanya jawab dimana penulis mendapatkan respon yang baik yaitu audience aktif menjawab pertanyaan yang diajukan pembicara. F.



Kesimpulan Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan jiwa dapat menjadi



salah satu faktor penyebab pandangan negatif terhadap pasien gangguan jiwa sehingga penanganan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) belum dapat menyeluruh didukung dari berbagai piha. Dengan diberikannya penyuluhan tentang kesehatan jiwa ini, diharapkan mampu mengubah stigma masyarakat melalui kader kesehatan jiwa sehingga ODGJ mampu mendapatkan dukungan dan penanganan yang tepat . Kalitidu, 27 September 2017



Dokter Internsip



dr. Veryne Ayu P.M.



Komentar/Umpan Balik



DOKUMENTASI



Dokter Pendamping



dr. Wahyu Widarti