F4 Kiki [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UKM F4. Upaya Pelayanan Gizi (1) Tanggal Mulai : 15 Maret 2021 Pembimbing: dr. Meilince Peserta Hadir: Masyarakat



Judul Laporan : Pengukuran Berat Badan dan Panjang atau Tinggi Badan Bayi dan Anak Sehat di Posyandu Muara Bulian RT 01



Latar belakang : Kecukupan gizi pada anak manifestasinya dapat dilihat dari pertumbuhan anak. Penilaian terhadap pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah pengukuran antropometrik. Adapun parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, lingkar kepala dan panjang tungkai (IDAI, 2011). Selain pemeriksaan antropometri, untuk menilai pertumbuhan dapat juga dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Berat badan dan tinggi badan merupakan parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Berat badan dan tinggi badan akan lebih bermakna bila diperhitungkan dengan umur, BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan tiga indikator utama antropometri gizi yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi pada balita. Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu kelompok umur yang rentan terhadap penyakitpenyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah dengan melalui pengukuran status gizi balita. Kurang gizi pada anak balita tidak mudah dikenali oleh pemerintah atau masyarakat bahkan keluarga. Artinya andaikata disuatu desa terdapat sejumlah anak yang menderita gizi kurang dan tidak segera menjadi perhatian karena anak tampak tidak sakit. Faktor timbulnya gizi kurang pada anak balita lebih kompleks, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan dari berbagai segi kehidupan anak secara terintegrasi. Artinya tidak hanya memperbaik aspek makanan saja tetapi juga lingkungan hidup anak seperti pada pegasuhan, pendidikan ibu, air bersih dan kesehatan lingkungan, mutu layanan kesehatan dan sebagainya.



Permasalahan : -



Pengetahuan masyarakat tentang penyimpangan tumbuh kembang anak masih kurang -



Kurangnya sikap mawas diri terkait status gizi anak sehingga tidak menyadari gangguan yang mungkin dapat terjadi akibat masalah gizi



-



Fokus masyarakat yang datang ke Posyandu hanya untuk melakukan imunisasi tanpa tahu pentingnya pengukuran berat dan tinggi badan tiap bulannya



-



Perencanaan dan Pemilihan Intervensi : -



Pengukuran dilakukan di Posyandu Muara Bulian RT 01 terhadap anak-anak yang datang untuk melakukan imunisasi



-



Dilakukan pengukuran status gizi anak meliputi usia, berat badan, panjang/tinggi badan.



-



Dilakukan interpretasi hasil pengukuran status gizi melalui kurva pertumbuhan BB/U dan TB/U



-



Dilakukan sesi konsultasi pada orangtua mengenai gizi anak



-



Dilakukan imunisasi tingkat dasar dan lanjutan pada anak balita



-



Pemberian biskuit balita



Pelaksanaan : -



Pengukuran dilakukan di Posyandu Muara Bulian RT 01 terhadap anak-anak yang datang untuk melakukan imunisasi



-



Dilakukan pengukuran status gizi anak meliputi usia, berat badan, panjang/tinggi badan. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan : 1. An. IB, 1 tahun 5 bulan, BBL: 3000 gram, BB sekarang: 6500 gram, PB:76 cm, LK: 48 cm, Imunisasi: DPT 3, HiB 3, Hep.B 3, Polio 4 2. An. AA, 3 bulan, BBL: 3500 gram, BB sekarang: 6500 gram, PB: 54 cm, LK: 40 cm, Imunisasi: DPT 1, HiB 1, Hep.B 1, Polio 2 3. An. AZ, 3 bulan, BBL: 2600 gram, BB sekarang: 6600 gram, PB: 58 cm, LK: 40 cm, Imunisasi: BCG, Polio 1 4. An. NA, 6 bulan, BBL: 3000 gram, BB sekarang: 7800 gram, PB: 65 cm, LK: 43 cm, Imunisasi: DPT 2, HiB 2, Hep.B 2, Polio 3 5. An. MG, 7 bulan, BBL: 2400 gram, BB sekarang: 7400 gram, PB: 67 cm, LK: 45 cm, Imunisasi: DPT 1, HiB 1, Hep.B 1, Polio 1



6. An. MJ, 7 bulan, BBL: 2850 gram, BB sekarang: 7800 gram, PB: 65 cm, LK: 44 cm, Imunisasi: DPT 2, HiB 2, Hep.B 2, Polio 3 7. An. KU, 6 bulan, BBL: 3200 gram, BB sekarang: 7100 gram, PB: 63 cm, LK: 42 cm, Imunisasi: DPT 1, HiB 1, Hep.B 1, Polio 1 8. An. GK, 2 bulan, BBL: 3600 gram, BB sekarang: 5700 gram, PB: 55 cm, LK: 38 cm, Imunisasi: DPT 1, HiB 1, Hep.B 1, Polio 2 9. An. AI, 3 bulan, BBL: 2800 gram, BB sekarang: 7400 gram, PB: 58 cm, LK: 39 cm, Imunisasi: DPT 1, HiB 1, Hep.B 1, Polio 2 10. An. MAR, 2 tahun, BBL: 3300 gram, BB sekarang: 10,5 kg, PB: 83 cm, LK: 47 cm, Imunisasi: Campak II -



Dilakukan interpretasi hasil pengukuran status gizi melalui kurva pertumbuhan BB/U dan TB/U Berdasarkan interpretasi di atas tidak didapatkan anak-anak dengan gizi kurang dan gizi buruk.



-



Dilakukan sesi konsultasi pada orangtua mengenai gizi anak



-



Dilakukan imunisasi tingkat dasar dan lanjutan pada anak balita



-



Pemberian biskuit balita



Monitoring dan Evaluasi : -



Berjalan dengan baik.



-



Perkembangan anak bisa terpantau bersama oleh petugas kesehatan dan ibu pasien



-



Diperlukan kuisioner pre- dan post-test untuk menilai evaluasi pengetahuan ibu



(2) Tanggal Mulai : 16 Maret 2021 Pembimbing: dr. Meilince Peserta Hadir: Masyarakat Judul Laporan : Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan Anak, Deteksi Dini Stunting dan Pemberian Vitamin A di Poskesdes Sei Baung



Latar belakang : Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hal yang harus diperhatikan sejak usia dini. Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan akan berakibat terhadap kesejahteraaan anak. Salah satu gangguan dalam pertumbuhan anak yang saat ini sedang marak dibicarakan adalah stunting. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 Angka kejadian stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Hal ini masih jauh dari target WHO dimana angka stunting targetnya adalah 20%. Stunting merupakan suatu kondisi dimana panjang atau tinggi badan kurang dibandingkan umurnya, dengan kata lain anak mengalami ganggunan pertumbuhan yang menyebabkan anak tidak bertambah tingginya sehingga menjadi pendek dibandingkan dengan usianya. Kondisi anak pendek merupakan tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan anak. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya stunting diantaranya adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi pada masa sebelum dan masa kehamilan serta setelah melahirkan sehingga mengakibatkan kurang baiknya praktik pengasuhan anak, pelayanan kesehatan terutama ANC dan PNC sehingga akses untuk memperoleh pembelajaran dini yang berkualitas berkurang, masih kurangnya akses keluarga untuk memperoleh makanan bergizi yang disebabkan oleh masalah ekonomi yang rendah, kurangnya akses terhadap penggunaan air bersih dan sanitasi yang baik. Untuk mencegah terjadinya stunting diperlukan penanganan yang komprehensif terhadap semua pihak yang terkait dengan pertumbuhan anak yaitu orang tua terutama ibu, keluarga, lingkungan serta tenaga kesehatan dalam melakukan pemantauan pertumbuhan anak.



Permasalahan : -



Angka kejadian stunting pada anak di Indonesia masih cukup tinggi



-



Pengetahuan masyarakat tentang masalah gizi pada anak masih kurang



-



Kurangnya sikap mawas diri terkait status gizi anak sehingga tidak menyadari gangguan yang mungkin dapat terjadi akibat masalah gizi



-



Fokus masyarakat yang datang ke Posyandu hanya untuk melakukan imunisasi tanpa tahu pentingnya pengukuran berat dan tinggi badan tiap bulannya



Perencanaan dan Pemilihan Intervensi : -



Dilakukan penyuluhan mengenai status gizi anak



-



Dilakukan pengukuran status gizi anak meliputi usia, berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.



-



Dilakukan interpretasi hasil pengukuran status gizi melalui kurva pertumbuhan BB/U dan TB/U



-



Dilakukan sesi konsultasi pada orangtua mengenai gizi anak



-



Pemberian Vitamin A pada anak yang datang.



-



Pemberian susu tinggi protein bagi anak yang stunting



Pelaksanaan : Penyuluhan dan pengukuran dilakukan di Poskesdes Sei Baung, Rabu, 16 Maret 2021, pukul 08.30 - 11.00 WIB dengan agenda sebagai berikut: -



Penyuluhan mengenai protokol Kesehatan selama pandemik COVID-19, mencuci tangan, etika batuk, dan status gizi anak



-



Pengukuran status gizi anak meliputi usia, berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.



-



Interpretasi hasil pengukuran status gizi melalui kurva pertumbuhan BB/U dan TB/U



-



Sesi konsultasi pada orangtua mengenai gizi anak



-



Pemberian vitamin A pada setiap anak yang belum mendapatkan vitamin A



-



Pemberian susu tinggi protein bagi anak yang stunting



Monitoring dan Evaluasi : 1. An. MH, laki-laki, 2 tahun 7 bulan, BB 11,1 kg, TB 89,7 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 2. An ASA; Perempuan, 4 tahun 2 bulan, BB 12,4 kg, TB 96,3 cm 3. An MGA; Laki-laki, 1 tahun 1 bulan, BB 8 kg, TB 73 cm



4. An AD, Laki-laki, 2 tahun, BB 13,2 kg, TB 84,3 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 5. An AZA; Perempuan, 5 tahun; BB 13,3 kg, TB 101 cm 6. An YS, Laki-laki, 3 tahun 10 bulan, BB 12,7 kg, 93,7 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 7. An HK, Perempuan, 3 tahun, BB 10 kg, TB 81,5 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 8. An BCK, Perempuan, 2 tahun, BB 10,5 kg, TB 86,9 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 9. An NAN, Perempuan, 3 tahun 8 bulan, BB 13,1 kg, TB 99,5 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 10. An R, Laki-laki, 3 tahun 9 bulan, BB 11,5 kg, TB 86 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU -



Dari seluruh peserta; didapatkan 1 anak yang mengalami stunting yaitu An MGA; Laki-laki, 1 tahun 1 bulan, BB 8 kg, TB 73 cm.



-



Pemberian susu tinggi protein bagi anak yang stunting



-



Konseling gizi bagi anak yang stunting agar datang ke Puskesmas setiap minggu untuk diukur tinggi dan berat badan



Monitoring dan Evaluasi: -



Sarana dan prasarana penyuluhan cukup terbatas, diperlukan tambahan sarana khusus seperti pamflet, poster atau proyektor untuk membuat penyuluhan lebih menarik



-



Masih banyak anak-anak yang tidak datang untuk melakukan pengukuran tinggi dan berat badan sehingga perlu adanya kerjasama antara bidan desa, petugas gizi dan dokter agar orang tua membawa anaknya untuk datang ke Poskesdes



(3) Tanggal Mulai : Pembimbing: dr. Meilince Peserta Hadir: Masyarakat Judul Laporan : Penyuluhan tentang MP ASI di Poskesdes Sei Baung



Latar belakang :



Permasalahan : -



Pengetahuan masyarakat tentang masalah gizi pada anak masih kurang



-



Pembuatan MP ASI



-



Fokus masyarakat yang datang ke Posyandu hanya untuk melakukan imunisasi tanpa tahu pentingnya pengukuran berat dan tinggi badan tiap bulannya



Perencanaan dan Pemilihan Intervensi : -



Dilakukan penyuluhan mengenai status gizi anak



-



Dilakukan pengukuran status gizi anak meliputi usia, berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.



-



Dilakukan interpretasi hasil pengukuran status gizi melalui kurva pertumbuhan BB/U dan TB/U



-



Dilakukan sesi konsultasi pada orangtua mengenai gizi anak



-



Pemberian Vitamin A pada anak yang datang.



-



Pemberian susu tinggi protein bagi anak yang stunting



Pelaksanaan : Penyuluhan dan pengukuran dilakukan di Poskesdes Sei Baung, Rabu, 16 Maret 2021, pukul 08.30 - 11.00 WIB dengan agenda sebagai berikut: -



Penyuluhan mengenai protokol Kesehatan selama pandemik COVID-19, mencuci tangan, etika batuk, dan status gizi anak



-



Pengukuran status gizi anak meliputi usia, berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.



-



Interpretasi hasil pengukuran status gizi melalui kurva pertumbuhan BB/U dan TB/U



-



Sesi konsultasi pada orangtua mengenai gizi anak



-



Pemberian vitamin A pada setiap anak yang belum mendapatkan vitamin A



-



Pemberian susu tinggi protein bagi anak yang stunting



Monitoring dan Evaluasi : 11. An. MH, laki-laki, 2 tahun 7 bulan, BB 11,1 kg, TB 89,7 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 12. An ASA; Perempuan, 4 tahun 2 bulan, BB 12,4 kg, TB 96,3 cm 13. An MGA; Laki-laki, 1 tahun 1 bulan, BB 8 kg, TB 73 cm 14. An AD, Laki-laki, 2 tahun, BB 13,2 kg, TB 84,3 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 15. An AZA; Perempuan, 5 tahun; BB 13,3 kg, TB 101 cm



16. An YS, Laki-laki, 3 tahun 10 bulan, BB 12,7 kg, 93,7 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 17. An HK, Perempuan, 3 tahun, BB 10 kg, TB 81,5 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 18. An BCK, Perempuan, 2 tahun, BB 10,5 kg, TB 86,9 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 19. An NAN, Perempuan, 3 tahun 8 bulan, BB 13,1 kg, TB 99,5 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU 20. An R, Laki-laki, 3 tahun 9 bulan, BB 11,5 kg, TB 86 cm, Pemberian vitamin A 100.000 IU -



Dari seluruh peserta; didapatkan 1 anak yang mengalami stunting yaitu An MGA; Laki-laki, 1 tahun 1 bulan, BB 8 kg, TB 73 cm.



-



Pemberian susu tinggi protein bagi anak yang stunting



-



Konseling gizi bagi anak yang stunting agar datang ke Puskesmas setiap minggu untuk diukur tinggi dan berat badan



Monitoring dan Evaluasi: -



Sarana dan prasarana penyuluhan cukup terbatas, diperlukan tambahan sarana khusus seperti pamflet, poster atau proyektor untuk membuat penyuluhan lebih menarik



-



Masih banyak anak-anak yang tidak datang untuk melakukan pengukuran tinggi dan berat badan sehingga perlu adanya kerjasama antara bidan desa, petugas gizi dan dokter agar orang tua membawa anaknya untuk datang ke Poskesdes