Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Ibu Hamil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA



TESIS



Disusun oleh YANI MARLINA NIM :190101083



PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT PASCASARJANA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA 2021



KATA PENGANTAR



Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah



memberikan



menyelesaikan



rahmat



dan



karunia-Nya



sehingga



peneliti



dapat



tesis dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan



Dengan Hipertensi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya”. Penyusunan tesis ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir guna memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Direktorat Pasca Sarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia. Dalam pembuatan dan penulisan tesis ini, peneliti banyak mendapatkan masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Bapak Parlindungan Purba SH., M.Hum, Selaku ketua yayasan Sari Mutiara Indonesia 2. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba M.Kes, selaku Rektor UniversitasSari Mutiara Indonesia 3. Ibu Prof. Dr. dr. Myrnawati CH, MS. PKK, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia 4. Bapak Dr. Donal Nababan, SKM., M.Kes sekalu ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 5. Ibu Frida Lina Tarigan SKM, M.Kes, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat 6. Bapak Prof. Heru Santoso, MS., Ph.D selaku dosen pembimbing I 7. Seluruh staf, dosen dan pegawai administrasi pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia. 8. Teman-teman seangkatan dan seperguruan pada Program Pasca Sarjana yang telah memberikan motivasi dan juga bantuan.



i



9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan tidak dapat disebutkan satu persatu sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya peneliti, akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih.



Medan,



Penulis



ii



Maret 2021



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................i DAFTAR ISI..................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iv DAFTAR TABEL..........................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1 A.  Latar Belakang.................................................................................1 B.  Rusan Masalah..................................................................................3 C.  Tujuan...............................................................................................4 D.  Manfaat.............................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................7 A.  Konsep Dasar Kehamilan.................................................................7 B.  Hipertensi..........................................................................................8 C.  Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi..........................................18 D.  Kerangka Teori................................................................................23 E.  Kerangka Konsep.............................................................................24 F.  Hipotesis...........................................................................................24 BAB III METODELOGI PENELITIAN...................................................26 A.  Desain Penelitian.............................................................................26 B.  Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................27 C.  Populasi dan Sampel........................................................................27 D.  Definisi Operasional........................................................................28 E.  Pengumpulan Data...........................................................................29 F.  Pengolahan Data..............................................................................29 G. Analisa Data....................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA



iii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Kerangka Teori...........................................................................23 Gambar 2.2 Kerangka Konsep........................................................................24



iv



DAFTAR TABEL



Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................28



v



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran I Surat Izin Survey Awal Lampiran 2 Surat Balasan Survey Awal Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 4 Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 5 Kuesioner



vi



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes RI, 2019) Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan penyebab utama kematian ibu melahirkan, serta memiliki efek serius lainnya saat melahirkan. Hipertensi



pada



kehamilan



terjadi



pada



5%



dari



semua



kehamilan



(Karthikeyan, 2015). Di Amerika Serikat angka kejadian kehamilan dengan hipertensi mencapai 6-10 %, dimana terdapat 4 juta wanita hamil dan diperkirakan 240.000 disertai hipertensi setiap tahun. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke dan insidennya meningkat pada kehamilan dimana 15% kematian ibu hamil di Amerika disebabkan oleh pendarahan intraserebral (Malha et al., 2018). Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 diketahui bahwa hipertensi (27,1%) adalah persentasi tertinggi kedua penyebab kematian ibu setelah perdarahan (30,3%) (Imaroh et al., 2018). Di Indonesia prevalensi penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang mampu mengendalikan hipertensi (controlled hypertension). Berdasarkan data



1



dari riskesdas menurut Provinsi, prevalensi hipertensi Provinsi Aceh berada pada peringkat ke-10 yaitu (9,32%) setelah Bali (9,57%). Berdasarkan diagnosis dokter pada usia diatas 18 tahun yaitu pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi (8,4%) dari tahun 2013 (9,4%) dan berdasarkan hasil pengukuran pada tahun 2018 mengalami kenaikkan menjadi (34,1%) dari tahun 2013 (25,8%) . Berdasarkan jenis kelamin laki-laki (31,3%) dan perempuan (36,9%). Daerah perkotaan (34,4%) lebih tinggi dari pedesaan (33,7%) (Riskesdas, 2018). Seseorang dikatakan berisiko hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg (Kemenks RI, 2014). Faktor risiko hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu faktor risiko yang dapat diubah yaitu umur, jenis kelamin, Genetik, dan faktor risiko termasuk paritas untuk Ibu Hamil, dan yang tidak dapat diubah yaitu obesitas, stress, merokok, alkohol, konsumsi garam, (Widyanto, 2013). Berdasarkan laporan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, prevalensi kasus hipertensi pada tahun 2016 dari jumlah penduduk umur diatas 18 tahun mencapai 3,225,611 jiwa terdapat 80,178 kasus (2,48%). Sedangkan pada tahun 2017 terjadi peningkatan kasus hipertensi dari jumlah penduduk 2,988,315 jiwa terdapat 184,442 kasus (6,17%) (Dinas Kesehatan Aceh, 2019) Prevalensi kasus hipertensi berdasarkan pengambilan data awal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya diatas 18 tahun pada tahun 2017 penderita hipertensi mencapai 3,772 kasus (9,84%),sedangkan pada tahun 2018 terjadi peningkatan penderita hipertensi mencapai 6,007 kasus (11,3%), dimana kasus tersebut tersebar di 12 Puskesmas lainnya (Dinkes Nagan Raya, 2018).



2



Berdasarkan data dari Puskesmas Padang Panyang diperolah data jumlah ibu hamil pada tahun 2018 jumlah ibu hamil yang menderita hipertensi adalah sebanyak 23 orang dari total 284 kehamilan, pada thun 2019 terdapat 61 orang ibu hamil yang menderita hipertensi dari total 307 kehamilan dan pada tahun 2020 terdapat 38 orang ibu hamil yang menderita hipertensi dari total 283 kehamilan. (Puskesmas Padang Panyang, 2018). Hal yang melatar belakangi peneliti mengambil tempat penelitian di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya dikarenakan letak Puskesmas Padang Panyang berada pada pusat perkotaan yang lebih rentan untuk terkena penyakit hipertensi khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Panyang sehingga mayoritas masyarakatnya memiliki gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan termasuk pada Ibu Hamil. Dari hasil survey yang dilakukan terhadap 5 orang ibu hamil yang menderita hipertensi 2 diantaranya mengalami obeistas, 1 orang memiliki riwayat hipertensi dan 2 orang lainnya memiliki umur yang beresiko pada kehamilannya. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melihat FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apasajakah faktor-faktor yang berhubungan Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Panyang Pesisir Kabupaten Nagan Raya?”



3



Kecamatan Kuala



C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. b. Tujuan Khusus a)



Untuk mengetahui hubungan umur dengan hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.



b)



Untuk mengetahui hubungan paritas dengan hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.



c)



Untuk mengetahui hubungan riwayat hipertensi dengan hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.



d)



Untuk mengetahui hubungan indeks masa tubuh (IMT) dengan hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.



D. Manfaat a.



Manfaat Teoritis a)



Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak Puskemas agar dapat menyusun suatu program kerja dalam mengatasi kejadian hipertensi dalam kehamilan bagi ibu hamil di wilayah kerjanya



4



b)



Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.



b.



Manfaat Praktis a) Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang hipertensi dalam kehamilan dan mengetahui faktor apasaja yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada mereka b) Bagi Ibu Hamil Diharapkan dengan adanya penelitian ini ibu hamil menjadi lebih paham lagi mengenai hipertensi dalam kehamilan dan dapat menghindari faktor resikonya.



c) Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk mencegah dan menangani kasus hipertensi dalam kehamilan d) Bagi Petugas Kesehatan Hasil penelitian in diharapkan dapat dijadikan gambaran dan informasi agar petugas kesehatan dapat memberikan konseling dan juga pendidikan



kesehatan



kepada



seluruh



ibu



yang



memeriksakan



kehamilannya agar dapat terhindar dari faktor resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan



5



e) Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi bagi penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang sama.



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Dasar Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan



dengan



fertilisasi, nidasi dan implantasi. Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari Ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan Ovum (sel telur) dan spermatozoa (Sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan. Zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm yang berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional). Kehamilan terbagi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Dartiwen,2019).



b. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan Perubahan-perubahan fisiologis kehamilan menurut Sulistyawati (2017) adalah: a)



Perubahan Pada Sistem Gastrointestinal Perubahan sistem gastrointestinal terjadi karena semakin meningkat nya hormon progesteron yang dapat mengurangi peristali kusus dan menimbulkan berbagai komplikasi ringan samapai berat.



b)



Perubahan Pada Kulit Perubahan pada kulit ibu hamil terjadi karena terdapat hormon khusus. Perubahan kulit dapat bentuk hiperpigmentasi dan hiperemia dibeberapa tempat.



7



c)



Perubahan Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan untuk dapat mendukung peningkatan metabolisme sehingga tumbuh kembangnya janin sesuai dengan kebutuhan nya.



d)



Perubahan Sistem Kelenjar Dokrin Kehamilan telah mengubah seluruh sistem sehingga bersama-sama dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya janin dalam uterus dengan sempurna.



e)



Perubahan Metabolisme Pada Ibu Hamil Kehamilan merupakan satu tambahan kehidupan intra uteri yang memerlukan nutrisi, elektrolit, trace elemen dan lain-lain sehingga secara keseluruhan metabolisme anak meningkat sekitar 20-25%.



f)



Servik uteri Servik uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon ekrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka servik lebih banyak mengandung jarinagn ikat, hanya 10% jarinagn otot.



g)



Sistem respirasi Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi system respirasi dibandingkan dengan sistem kardiovaskuler.



c. Tanda Bahaya dalam Kehamilan Meurut Rukiyah (2015) tanda bahaya dalam kehamilan yaitu: a) Perdarahan Pervaginam Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri. b) Sakit Kepala Hebat Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan penglihatannya menjadi kabur atau terbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsia.



8



c) Perubahan Visual yang Secara Tiba-tiba Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, mislanya pandangan kabur atau terbayang. d) Nyeri Abdomen yang Hebat Nyeri



yang



hebat,



menetap



dan



tidak



hilang



setelah



beristirahat. Hal ini bisa berarti appendictis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain. e) Bengkak Pada Wajah atau Tangan Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan diserta dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda, anemia, gagal jantung atau preeklampsia. f) Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa Ibu mulai mersakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Gerakan bayi akan lebih muda terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.



B. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang) (Makmur & Fitriahadi, 2020)/. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang



9



mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian/ mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunnjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolic 90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (E, 2014). Menurut Sanif Hipertensi adalah penyebab terbesar penyakit kardiovaskuler di amerika serikat dan penyumbang terbanyak terhadap angka kesakitan kematian. Pria di dalam populasi umum memiliki angka diastolik tertinggi pada tekanan darahnya dibandingkan dengan wanita pada semua usia, hipertensi pada pria. Walau pria memiliki insiden tertinggi kasus kardiovaskuler pada semua usia, hipertensi pada pria dan wanita dapat menyebabkan stroke, pembesaran ventrikel kiri, dan disfungsi ginjal. Hipertensi terutama mempengaruhi wanita karena faktor resikonya dapat di modifikasi dan hipertensi sering terjadi pada wanita tua (Pitriani, Risa. Yanti, J. S., Afni, 2018) b. Hipertensi Gestasional Hipertensi Gestasional atau Hipertensi Gravidarum yaitu hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pasca persalinan (Walyani, 2015). Benzin T di dalam (Imaroh et al., 2018) menyatakan bawha Hipertensi pada kehamilan didefinisikan sebagai adanya tekanan darah 140mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya



10



normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15mmHg diatas nilai normal. Diagnosa hipertensi gestasional ditegakkan yang



pada



ibu



hamil



memiliki tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk pertama



kalinya pada masa kehamilan Hipertensi gestasional



namun tidak ditemukan proteinuria.



disebut



hipertensi



berkembang menjadi preeklamsi dan tekanan



transient darah



bila tidak



kembali



normal



setelah 12 minggu post-partum (Sari, 2016). Hipertensi gestasional saat ini secara global merupakan istilah hipertensi komplikasi yang terjadi pada kehamilan dan sudah diganti dengan istilah pregnancy-induced hypertension (PIH). Beberapa pasien terdapat tanda dan gejala menetap dengan gangguang hipertensi pada kehamilan harus konsultasikan dengan dokter obstetric segera. Baik ibu maupun janin



keduanya



dapat berubah



status



secraa



cepat



dan



membutuhkan managemen obstetric secara intensif (Kurniati et al., 2018) c. Etiologi Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada wanita yang terpajan ke vilus korion untuk pertama kali dan dalam jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa, sudah mengidap penyakit vascular, dan secara genetis rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil (Wagiyo & Putrono, 2016)



11



d. Tanda dan Gejala Manifestasi klinis untuk hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain tekanan darah diastolic < 100 mmHg, proteinuria samar sampai +1, dan peningkatan enzim hati minimal. Manifestasi klinik untuk hipertensi berat dalam kehamilan antara lain, tekanan darah diastolic 110 mmHg atau lebih, proteinuria +2 persisten atau lebih, nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan, nyeri abdomen atas, oliguria, kejang, kreatinin meningkat, trombositopenia, peningkatan enzim hati, pertumbuhan janin terhambat dan edema paru (Wagiyo & Putrono, 2016) Menurut (Haslan, 2020) Tanda dan Gejala Hipertensi pada kehamilan adalah sebagai berikut :



Gejala dan Tanda Yang Selalu Ada



Tanda dan Gejala Yang Kadang ada



Diagnosis



Tekanan Diastolik ≥90 mmHg pada kehamilan 20 minggu, Proteinuria -



Hipertensi dalam kehamilan



12



e. Patofisiologi Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh Volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembuluh-pembuluh darah halus di bawah kuku, fundus okuli, dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena. Kontriksi vascular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah (Wagiyo & Putrono, 2016) f. Klasifikasi Klasifikasi gangguan hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang dikutip dari (Kurniati et al., 2018) yaitu : a) Hipertensi Gestasional (a) Serangan baru hipertensi, umumnya setelah kehamilan 20 minggu (b) Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik (SBP) 140 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan diastolic 90 mmHg atau lebih b) Preeklampsia (a) Hipertensi gestasional ditambah proteinuria gestasional pada wanita dengan sebelumnya tekanan darahnya normal (b) Proteinurine gestasional didefinisikan sebagai adanya protein urine lebih tinggi dari 300 mg pada specimen acak atau 1+ atau lebih pada dipstick.



13



c) Eklampsia (a) Kejadian kejang pada pasien dengan tanpa penyebab kejang (b) Pada resiko tertinggi terjadinya mortalitas dan morbiditas, khususnya perdarahan otak d) Hipertensi Kronik (a) Hipertensi yang ada dan dapat diobservasi sebelum kehamilan atau diagnosa utama sebelum usia kehamilan 20 minggu (b) Preeklampsia atau eklampsia dapat ditempatkan di atas hipertensi kronis Menurut (Suhadi et al., 2016) hipertensi dalam kehamilan dapat dikategorikan dalam 4 kriteria yaitu preeclampsia, eklampsia, hipertensi gestasional, dan preeclampsia superimpose. Preeklampsia merupakan kondisi hipertensi maternal disertai dengan proteinuria dan atau disertai sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, dan Low Platelet Count). g. Pemeriksaan Diagnostik Hasil



pemeriksaan



CT



Scan



menunjukan



hepar



hematom



subkapsularis di hepar. Hasil pemeriksaan MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan (Wagiyo & Putrono, 2016) h. Pengkajian Menurut (Wagiyo & Putrono, 2016) pada asuhan keperawatan pada klien dengan PIH ada beberapa data yang perlu dikaji meliputi: a) Identitas



14



b) Keluhan utama c) Riwayat penyakit sekarang d) Riwayat penyakit dahulu e) Riwayat penyakit keluarga f) Riwayat psikososial g) Riwayat maternal h) Pengkajian system tubuh i. Komplikasi Hipertensi pada kehamilan akan menimbulkan beberapa komplikasi pada kehmailan baik pada ibu maupun janin sebagai berikut : a)



Jangka pendek Efek jangka pendek pada ibu adalah dapat mengalami penyakit eklampsia, hemoragik, iskemik stroke, kerusakan hari (HELL sindrom, gagal hati, disfungsi ginjal, persalinan sesarea, persalinan dini dan juga abruption plasenta). Sedangkan efek jangka pendek pada janin adalah terjadinya kelahiran preterm, iduksi kelahiran, gangguan pertumbuhan janin, syndrome pernafasan dan kematian janin (Alatas, 2019).



b)



Jangka panjang Wanita yang mengalami



hipertensi pada saat kehamilan



sebelumnya akan memiliki risiko kembali mengalami hipertensi pada kehamilan berikutnya, juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti kardiovaskular, penyakit ginjal dan timbulnya kanker. Menurut Vida et all Hipertensi pada kehamilan dapat berkembang menjadi preeklampsia,



eklampsia



dan



sindrom



15



HELLP.



Kemudian



dapat



bermanifestasi dengan kejadian serebral iskemik atau hemoragik pada pra, peri, dan postpartum menjadi penyakit stroke. Gejala preeklampsia/eklampsia adalah sakit kepala, gangguan penglihatan (kabur atau kebutaan) dan kejang. Hal ini dapat menyebabkan kecacatan bahkan



kematian



bagi



ibu



dan



janin



bila



tidak segara dilakukan penanganan (Alatas, 2019) j. Pencegahan Pencegahan hipertensi dalam kehamilan menurut (Triana et al., 2015) adalah sebagai berikut: a)



Pembatasan kalori, cairan dan diet rendah garam tidak dapat mencegah hipertensi karena kehamilan, bahkan sebaliknya dapat membahayakan janin



b)



Manfaat aspirin, kalsium dan lain-lain dalam mencegah hipertensi karena kehamilan belum sepenuhnya terbukti



c)



Yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan secara cepat dan tepat. Kasus harus ditindak lanjut secara berkala dan diberi penerangan yang jelas bilamana harus kembali ke pelayanan kesehatan. Dalam rencana pendidikan, keluarga (suami, orang tua, mertua dll) harus dilibatkan sejak awal



d)



Pemasukan cairan terlalu banyak mengakibatkan edema paru



16



k. Pengobatan Dikutip dari (Suhadi et al., 2016) bahwa pilihan terapi oada hipertensi gestasional adalah sebagai berikut :



Inisiasi : Nifedipin short acting (kapsul), Hydralazine parenteral atau labetalol parenteral



Severe Hypertension (tekanan darah ≥160/≥110 mmHg)



Alternatif : Infus nitroglycerin, metildopa, labetalol, klonidin, dan kaptopril (hanya saat post partum) Methildopa, labetalol, β-blockerlain (acebutolol, metoprolol, pindolol, dan propranolol) dan calcium channer blockers (nifedipin) ACEI dan ARB, atenolol dan prazosin sebaiknya tidak digunakan selama masa kehamilan



Non- severe hypertension (tekanan darah 140-159/90-109 mmHg) dengan/tanpa komorbiditas



Menurut Khalil et al. penggunaan metildopa pada hipertensi gestasional menunjukan tidak memiliki resiko terhadap resistensi arteri sehingga dapat dikatakan penggunaan metildopa tidak mengganggu sirkulasi uteroplasental. Menurut Dharwadker et al labetol merupakan pilihan terapi yang aman, lebih cepat mencapai target tekanan darah dan kemungkinan timbulnya efek samping lebih kecil pada maternal maupun neonatal saat digunakan selama kehamilan. Penggunaan β-blocker pada trimester 1 beresiko menimbulkan fetal growth retardation. Penggunaan diuretic terkait bila terjadi udema harus diberikan dengan hati-hati. Seluruh agen yang terkait dengan system RAAS seperti ACEI/renin inhibitor (aliskiren) tidak boleh diberikan sama sekali kepada maternal (Suhadi et al., 2016).



17



Menurut (Triana et al., 2015) pengelolaan hipertensi dalam kehamilan tanpa protein uria jika kehamilan < 35 minggu, maka dapat dilakukan pengobatan rawat jalan sebagai berikut : a) Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin setiap minggu b) Jika tekanan darah meningkat, kelola sebagai preeclampsia c) Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin yang terhambat, rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.



C. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi a. Umur Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Makmur & Fitriahadi, 2020) menyatakan bahwa dari 19,9 % ibu yang menderta hipertensi dalam kehamilan mayoritas memiliki usia yang berisko yaitu sebanyak 11,3%. Hasil uji chi square test juga diperoleh p = 0,000 yang berrti ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan. (Imaroh et al., 2018) menyatakan bahwa ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian hipertensi, bahkan umur ibu merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai (p=0,032; OR=4,911; 95% CI = 1,325 – 18,205 ). Sehingga pada penelitian ini didapat bahwa umur ibu 35 tahun mempengaruhi faktor resiko terjadinya hipertensi. b. Jenis Kelamin



18



Penyakit hipertensi ternyata memiliki keterkaitan dengan jenis kelamin laki-laki dan usia. Namun pada usia tua hipertensi meningkat tajam pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki (Pikir et al., 2015). Tidak ada perbedaan yang signifikan secara klinis dalam tingkat tekanan darah antara anak laki-laki dan perempuan. Setelah pubertas laki-laki cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dari pada wanita. Setelah wanita menopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada pria dengan usia yang sama (Ferry & Hall, 2017) c. Obesitas Obesitas merupakan masa tubuh yang meningkat disebabkan jaringan lemak yang jumlahnya berlebihan.Pada orang-orang yang gemuk seringkali terdapat hipertensi, walupun sebab-sebabnya yang belum jelas.Oleh itu



orang



yang



terlampau



gemuk



untuk



sebab



lebih menurunkan berat



badannya. Orang yang kegemukan biasanya lebih cepat lelah, nafas sesak, jantung berdebar-debar walaupun aktifitas yang dilaksanakan olehnya tidak seberapa. Karena senantiasa memikul beban tubuh yang berat maka jantung harus bekerja lebih berat dan harus bernafas lebih cepat supaya kebutuhan tubuh akan darah dan oksigen dapat dipenuhi. Oleh sebab itu lamakelamaan akan mengakibatkan hipertensi (Ariani, 2017). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Framingham di dalam buku (Pikir et al., 2015) menyatakan bahwa 70% laki-laki yang menderita dan 61% wanita yang menderita memilki kelebihan lemak atau berat badan yang



19



berlebih. Artinya ada hubungan antara kelebihan berat badan atau obesitas dengan kejadian hipertensi baik pada wanita maupun pada pria. d. Genetik/Keturunan Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan dapat meningkatkan resiko empat sampai delapan kali menderita hipertensi. Oleh karena itu perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung atau hipertensi. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan genetik untuk penyakit hipertensi dalam kehamilan (Wagiyo & Putrono, 2016) e. Riwayat Hipertensi Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square bahwaterdapat hubungan antara riwayat hipertensi keluarga terhadap kejadian hipertensi



kehamilan



dengan



besar nilai p=0,015 (p