Falfasah Teori Keperawatan Peplau  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN TEORI PEPLAU Dosen Pengampu : Ns. Hidayah, M.Kep



KELOMPOK 4 1.



Eti Mariani 2. Indriani Balinda Nurmanti 3. Sapril 4. Syarifah Ayu Monalisa 5. Uray Nely Variety 6. Kalista Ferstarya 7. Deliana Ismar



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REG. B KHUSUS SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2021/2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Peplau” ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Selain itu juga kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan tentang “Teori Peplau” baik untuk kami maupun bagi para pembaca. Dalam menyusun makalah ini pula, kami berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan sumber-sumber dan informasi, baik dari buku-buku yang telah direkomendasikan oleh dosen maupun website yang terpercaya.  Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Hidayah, M.Kep selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami sangat menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan mengenai pembuatan makalah ini, demi kesempurnaannya.  Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.



Kubu Raya, 13 September 2021



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan. Dalam ilmu keperawatan didasarkan oleh suatu teori yang sangat luas dimana suatu konsep teori diterapkan dalam praktik keperawatan . Teori yang digunakan adalah teori yang merupakan pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan. Tokoh tersebut salah satunya adalah Hildegard E. Peplau.  (Hockett, 2020) Peplau



mendefinisikan



konsep



utama



teorinya



sebagai



“Psyhodynamic nursing”. Menurut peplau,  keperawatan adalah teraupetik karena hal ini mengandung suatu seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan.  Selama perawat dan klien bekerja sama , mereka akan memiliki banyak pengetahuan dan kematangan berfikir selama proses interpersonal. Dan ini mengarah pada kejiwaan seseorang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, menghadapi kecemasan dan dapat menerima orang lain sebagaimana mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Jika seseorang tidak sanggup mengatasi permasalahan didalam hidup mereka, akan timbul permasalahan yang akan berakibat fatal yang tentunya mengganggu kehidupan orang yang mengalami permasalahan interpersonal. Untuk itu diperlukan peran perawat dalam mengatasi masalah ini, untuk membantu pasien mengatasi masalah yang mungkin tidak bisa di selesaikan sendiri oleh seseorang.  Disinilah Kami  mengangkat model konseptual jiwa interpersonal yang dimana model konsep ini erat sekali dengan teori Hildegard E.



Peplau sehingga perawat memiliki gambaran untuk melakukan tindakan keperawatan yang tepat (Wardana, 2016). Untuk menjalankan tugas keperawatan salah satunya seperti menghadapi masalah Kesehatan Jiwa, banyak model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard E. Peplau tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain. yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup sumber teori peplau, komponen sentral yang terdiri dari klien, perawat, kecemasan, dan hubungan interpersonal, bagaimana metaparadigma keperawatan menurut teori peplau. Ini semua sangat penting untuk dipelajari sebagai perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada makalah ini, akan dibahas model konsep dan teori dari Hildegarld E. Peplau. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah teori Hildegard E. Peplau ? 2. Bagaimana sumber teori Hildegard E. Peplau dalam mengembangkan teorinya ? 3. Apa yang dimaksud Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau?   4. Apa saja komponen sentral pada Teori Peplau?   5. Bagaimana Teori peplau dalam metaparadigma keperawatan?  6. Bagaimana Implementasi teori Peplau ? 7. Apa saja teori yang dilakukan oleh kemunitas keperawatan?  8. Apakah teori peplau bisa dilakukan oleh semua keperawatan dengan mengingat perbedaan masing-masing karakter perawat dalam melayani klien. Dan bagaimana kelebihan teori peplau ?



C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui bagaimana penjelasan Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau  2. Mengetahui cara yang dilakukan perawat dalam melayani pasien menurut teori Peplau. 



3. Mengetahui fase atau tahapan keperawatan menurut Hildegard E. Peplau.  4. Mengetahui bagaimana dampak jika hubungan interpersonal antara perawat dan klien jika dilakukan dengan baik.  5. Mengetahui perbedaan hubungan Tahapan Peplau dan teori perawat.   6. Mengetahui kelebihan dari teori Hildegard E.Peplau  D. Manfaat Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang teori yang dikembangkan oleh Hidegard E. Peplau dimana konsep utama teorinya sebagai “Psyhodynamic Nursing”, menganalisis bagaimana teori “International Relations In Nursing” oleh peplau, memahami bagaimana hubungan interpersonal sebagai seorang perawat terhadap klien. Sehingga dapat diterapkan pada praktek keperawatan



dalam



mengaplikasikan



asuhan



keperawatan.  



BAB II PEMBAHASAN



A. Sejarah Teori Hildegard E.Peplau Hildegard E.Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading, Pennsylvania. Peplau lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, Pennsylvania pada tahun 1931. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari Bennington University, Vermont pada Tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teachers College, Columbia, New York pada Tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangankurikulum pada tahun 1953.



Gbr. 1 Hildegard E.Peplau  Hildegard E. Peplau, PhD yang dikenal sebagai “jiwa ibu menyusui,” meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. Satu-satunya perawat untuk melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden, dia menjabat dua istilah di Dewan International Council of Nurses (ICN).  Kontribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul



Interpersonal Relations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan



istilah



keperawatan



psikodinamik.



Menurutnya,



keperawatan



psikodinamik merupakan kemampuan seorang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu orang lain, mengidentifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level pengalaman. Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986; Marriner-Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien adalah proses interpersonal dan terapeutik (Mawaddah et al., 2020). B. Sumber Teori Hildegard  E.Peplau Sumber teori Hildegard E.Peplau bermula dari Peplau yang  menggunakan pengetahuan yang dikutip dari ilmu perilaku dan model psikologikal untuk mengembangkan teori hubungan interpersonal. Kutipan dari model psikologikal menyatakan bahwa “memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari orientasi terhadap penyakit ke salah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta perilaku yang dapat di eksplor dan dimasukkan ke dalam intervensi keperawatan. Hal ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan perasaan serta bagaimana cara menunjukkan perasaan tersebut. Hary Stack Sullivan, Percival Symonds, Abraham Maslow, Bella Mittleman dan Neal Elgar Miller adalah merupakan tokoh – tokoh sumber utama Peplau didalam mengembangkan



kerangka



konseptualnya.



Bahkan



beberapa



konsep



terapeutik ia dapatkan secara langsung dari tokohnya sendiri yakni Freud dan Fromm. C. Pengertian Teori Peplau Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan psikodinamik (Psychodynamic Nursing). Teori ini dipengaruhi oleh model hubungan interpersonal yang bersifat terapeutik (significant therapeutic



interpersonal process). Hildegard E. Peplau mendefinisikan teori keperawatan psikodinamikanya sebagai berikut: Peplau mendefinisikan konsep utama teorinya sebagai “psychodynamic nursing”karena bertujuan memahami suatu perilaku untuk membantu orang lain mengidentifikasi kesulitan yang dimilikinya dan untuk mengaplikasikan prinsip – prinsip human relation dalam menyelesaikan masalah yang dibangun dari semua tingkat pengalaman (Tomey & Alligood, 1998). Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik karena hal ini mengandung suatu seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan. Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan tujuan bersama ini akan mendorong kearah proses terapeutik dimana perawat dan pasien saling menghormati satu dengan yang lain sebagai individu, kedua-duanya mereka belajar dan berkembang sebagai hasil dari interaksi(George, 1995). Selama perawat dan klien bekerja sama, mereka akan memiliki banyak pengetahuan dan kematangan berfikir selama proses. Peplau (1952/1988) memandang keperawatan sebagai “maturing force and an educative instrument”. Dia percaya bahwa keperawatan adalah hasil pengalaman belajar mengenai diri sendiri sebaik individu lainnya yang terlibat dalam hubungan interpersonal. Konsep ini didukung oleh Genevieve Burton penulis lain tentang keperawatan (1950) mengatakan bahwa “ tingkah laku orang lain harus dimengerti agar dapat mengerti diri sendiri secara jelas”. Seseorang yang sadar dengan perasaannya sendiri, persepsinya sendiri serta tindakannya sendiri, akan lebih sadar terhadap reaksi orang lain (George,1995). D. Komponen Sentral Pada Teori Peplau Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.



1. Klien Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal. 2. Perawat Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini, berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidik atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Peran perawat sebagai berikut: a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan perawat dan klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien. b. Nara sumber (resources person), memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab. c. Pendidik (teacher), merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan. d. Kepemimpinan (Leadership), mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu



memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi. e. Pengasuh pengganti (surrogate), membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna untuk membantu memenuhi kebutuhannya. f. Konselor (consellor), meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan. 3. Kecemasan Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologis individu. Dalam model Peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasa nya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu, perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik. 4. Hubungan Interpersonal Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruhmempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu: • Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. 



• Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal. • Masyarakat/lingkungan budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu



dipertimbangkan



dalam



menghadapi



kehidupan.



Kesehatan



didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. • Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien dan mencapai resolusi masalah. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit. Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat fase diantaranya : Fase-fase dalam keperawatan menurut Hildegard E.Peplau a.



Fase Orientasi. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. Pada tahap awal orientasi, perawat dan pasien bertemu sebagai dua orang asing. Pasien dengan keluarga memiliki "felt need” (kebutuhan yang dirasakan), oleh karena itu bantuan profesional akan dicari. . Jadi dengan saling menjelaskan dan mendefinisikan masalah dalam fase orientasi, pasien dapat mengarahkan energi yang terakumulasi dari kecemasan kebutuhan yang tak terpenuhi untuk lebih konstruktif berhadapan dengan masalah yang diajukan. sangat penting bahwa perawat bekerja sama dengan pasien dan keluarga



dalam menganalisis situasi, sehingga mereka bersama-sama dapat mengenali, memperjelas, dan mendefinisikan masalah yang ada. Contohnya perawat yang membantu gadis kecil yang merasa trauma (down) atas meninggalnya kedua orangnya saat kecelakaan.Perawat itu menenangkan sang gadis kecil dengan kata-kata yang bisa membuat gadis kecil itu tenang serta memeluk sang gadis kecil dengan memberikan rasa aman dan nyaman. Tahap orientasi secara langsung dipengaruhi oleh sikap pasien dan perawat tentang memberi atau menerima bantuan. Oleh karena itu, dalam tahap awal perawat perlu menyadari reaksi diri   pasien. b.



Fase Identifikasi. Pada tahap ini membahas peran perawat apakah sudah melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan. Tahap identifikasi, adalah dimana pasien merespon selektif terhadap orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya.Tanggapan pasien  terhadap perawat ada tiga macam: (1) berpartisipasi dan saling bergantung dengan perawat, (2) otonomi dan independen dari perawat, atau (3) menjadi pasif dan bergantung pada perawat. Contoh: Seorang pria berusia tujuh puluh tahun yang ingin merencanakan diet diabetes baru 1400 kalori. Jika hubungan adalah saling bergantung, perawat dan pasien berkolaborasi pada perencanaan makan. Jika hubungan menjadi independen, pasien akan berencana diet sendiri dengan masukan minimal dari perawat. Dalam hubungan tergantung, perawat melakukan perencanaan makan untuk pasien.



c.



 Fase Eksplorasi. Setelah memasuki fase  identifikasi, pasien bergerak ke fase eksploitasi, di mana pasien dapat menilai keuntungan - keuntungan dari semua layanan kesehatan yang tersedia.pada buku yang ditulis oleh Tomey & Alligood (1998) disebutkan bahwa selama tahap eksploitasi, pasien berusaha untuk memperoleh nilai penuh dari apa saja yang ditawarkan saat melakukan relasi (relationship). Individu mulai merasakan sebagai bagian integral dari lingkungan yang membantunya dan mengontrol situasi dengan cara memilah bantuan dari layanan yang ditawarkan. 



Selama tahap ini, beberapa pasien kemungkinan menuntut lebih dibandingkan dengan ketika saat mereka sakit parah. Mereka mungkin mengajukan sedikit permintaan atau perhatian lain untuk mendapatkan teknik, tergantung dari kebutuhan individu tersebut. Prinsip-prinsip teknik wawancara harus digunakan dalam rangka untuk menggali, memahami, memecahkan masalah yang mendasari. Penting bahwa perawat mengeksplorasi penyebab yang mungkin untuk perilaku pasien. Hubungan terapeutik harus dijaga yang ditunjukkan melalui sikap penerimaan, perhatian, dan kepercayaan. Perawat harus mendorong pasien untuk mengenali dan mengeksplore perasaan, pikiran, emosi, dan perilaku dengan memberikan suasana yang tidak menghakimi dan iklim emosional terapeutik. Tujuannya bagi perawat dan pasien adalah mencoba mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.  Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya. d. Fase Resolusi. Pada tahap ini perawat berusaha untuk secara bertahan membantu klien agar bisa mandiri yang bertujuan untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri. Pasien dan perawat sekarang perlu untuk mengakhiri hubungan terapi mereka dan membubarkan hubungan antara mereka. Secara bertahap klien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi Selama fase resolusi berhasil dilakukan, maka pasien terlepas dari proses identifikasi untuk membantu seseorang (identifying with the helping person). Pasien akan menjadi independen dari perawat,seperti halnya perawat yang independen dari pasien. Sebagai hasil dari proses ini, pasien dan perawat menjadi individu yang kuat dan matur. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi, dan dapat melangkah ke tujuan baru. kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi potensi.



E. Teori



Peplau



dalam



metaparadigma



keperawatan



Metaparadigma keperawatan terdiri atas manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan. Metaparadigma keperawatan menurut peplau akan dijelaskan sebagai berikut: a.



Manusia



: Peplau menyebut manusia dengan istilah  men,



yang hidup dalam equilirium tidak stabil (Tomey & Alligood, 1998) yang berkaitan menurut George (1995) yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan  b.



Kesehatan



: yang mengimplementasikan ke perkembangan



kepribadian yang berkaitan ke arah produktif, kreatif, konstruktif dan lingkungan komunitas (Tomey & Allgood, 1998) c.



Lingkungan



: definisi lingkungan menurut peplau adalah, segala sesuatu



yang melibatkan organisme dimana budaya, adat istiadat dan kebiasaan serta keyakinan adalah faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghadapi suatu individu ( Tomey & Alligood, 1998) d.



Keperawatan : paradigma peplau mengenai keperawatan adalah suatu tindakan terapeutik yang dilakukan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan memulihkan penyakit yang dialami klien, dalam garis besar adalah membuat sehat individu dalam suatu komunitas ( George ,1995 )



F. Implementasi Teori Peplau Pada



awalnya,



Peplau



mengembangkan



teorinya



sebagai bentuk



keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya dia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik. Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata, yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan



penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini, klien mendapatkan keuntungan dengan



memanfaatkan



pelayanan



yang



tersedia



untuk



memenuhi



kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi. Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.



G. Teori yang dilakukan oleh komunitas keperawatan 1.  Praktek Keperawatan  Grace Sills menyatakan bahwa, Peplau memberikan perspektif baru, arahan baru, teori – teori yang dijadikan dasar praktik keperawatan untuk tindakan terapeutik dengan pasien. Ide Peplau menjelaskan desain untuk praktek keperawatan jiwa dengan lengkap (Tomey & Alligood, 1998). Strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan dengan mengaplikasikan teori keperawatan Hildegard E.Peplau yang dikenal dengan teori hubungan interpersonal dimana teori ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri (perawat) dan orang lain (pasien) dalam artian bahwa perawat perlu memahami perilakunya sendiri baru dapat memahami orang lain hal ini sangat membantu dalam mengidentifikasi kesulitan yang dirasakan oleh orang lain. Dalam teorinya ini, peplau mengajak bagi perawat untuk



saatnya berpindah dari orientasi terhadap penyakit kesalah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta perilaku yang dapat di eksplore dan di masukkan kedalam intervensi keperawatan guna menunjang mutu kualitas pelayanan keperawatan yang professional Peplau menjelaskan hubungan relasi antara perawat dan pasien, relasi ini merupakan kemitraan bukan hubungan yang pasif



tetapi hubungan pengalaman bersama baik pasien dan perawat



dalam menjalin hubungan bisa memiliki pengalaman yang berbeda maupun sama. Hal ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan perasaan serta bagaimana cara menunjukkan perasaan tersebut sehingga pada praktik keperawatan sehari-harinya ketika perawat dan pasien mengidentifikasi satu masalah pertama kalinya, mereka mulai menyusun tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah. (Berikang, 2020) Menurut Peplau, keperawatan dapat dipandang sebagai salah satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Dalam praktik keperawatan tujuan bersama ini akan mendorong kearah proses terapeutik dimana perawat dan pasien saling menghormati sata dengan yang lain sebagai individu, keduaduanya mereka belajar dan berkembang sebagai hasil dari interaksi. Apabila dalam melakukan proses penerimaan pasien baru mengaplikasikan teori keperawatan tentang hubungan interpersonal, dan dilakukan sesuai standar rumah ssakit tersebut, maka akan terjadi peningkatan keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan di rumah sakit. (Berikang, 2020) Oleh karena keperawatan adalah disiplin praktis berdasarkan pengetahuan yang professional, maka perlu menggunakan infrastruktur pengetahuan untuk mengembangkan pendekatan baru dalam praktik klinis, yaitu penerapan tahapan hubungan terapeutik dengan pendekatan model teori Peplau. Menurut Alligood & Toomey, teori Peplau digunakan untuk membangun proses komunikasi terapeutik dengan tujuan yang sederhana.



Unsur utama dalam teori ini adalah komunikasi antara perawat dan pasien. Menurut Peplau, kurang atau tidak tepatnya dalam berkomunikasi antara perawat dan dan pasien dapat menyebabkan banyak masalah dalam keperawatan . Peplau mengacu pada pentingnya komunikasi dengan pasien dan peran penting dalam mengurangi ansietas melalui kerangka kerja untuk komunikasi perawat-pasien. Sehingga perawat akan mampu merespon kebutuhan pasien melalui membangun komunikasi terapeutik yang baik dengan pasien. (Mawaddah et al., 2020) Rawat inap dan prosedur operasi merupakan proses penyebab stress yang mengarah pada ansietas pasien. Selain itu kebutuhan untuk keamanan dan kenyamanan psikologis adalah salah satu kebutuhan dasar pasien yang dapat dicapai melalui komunikasi terapeutik yang tepat dan biaya yang murah. Oleh karena itu sangat penting mengaplikasikan metode pendekatan komunikasi terapeutik yang tepat seperti model komunikasi terapeutik peplau pada pasien penyakit fisik dengan masalah keperawatan ansietas.(Mawaddah et al., 2020) 2. Pendidikan Keperawatan  Buku Peplau yang berjudul “Interpersonal Relation in Nursing” ditulis khusus untuk membantu lulusan perawat dan mahasiswa keperawatan. Tulisan – tulisan Peplau berdampak pada tokoh – tokoh keperawatan lain yang juga menulis buku. Mereka menyatakan bahwa ide Teori Peplau, terutama definisi terhadap keperawatan dan proses keperawatan, pengembangan dari teori kecemasan dan pembelajaran, serta metode psikoterapeutik, menjadi bagian dari seleksi alam dari disiplin ilmu keperawatan (Tomey & Alligood, 1998). 3. Penelitian Keperawatan  Statement Sills mengenai hasil kerja Peplau dipengaruhi oleh pekerjaannya di klinik dan hasil studi, dimana hasil tersebut digunakan dalam penelitian sebagai alat untuk meningkatkan batang tubuh pengetahuan keperawatan. Pada penelitian – penelitian awal mengikuti



asumsi bahwa masalah pasien terjadi pada fenomena individu dan dieksplorasi dalam hubungan perawat – pasien. Thomas, Baker dan Estes menggunakan konsep kecemasan Peplau sebagai suatu makna untuk memecahkan



perasaan



marah



secara



konstruktif



melalui



proses



pembelajaran pada hubungan perawat – pasien (Tomey & Alligood, 1998).  Beberapa contoh penelitian yang menggunakan teori Peplau : a. Peningkatan Pendidikan Pasien Dan Keluarga Dengan Penguatan Peran



Interpersonal Champion Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Peplau. Peran interpersonal orang asing pendekatan teori peplau yang menekankan bagaimana champion promosi kesehatan harus mampu menenali latar belakang budaya, pendidikan dan agama dengan memperlakukannya dengan sopan dan caring (Dayer dan Diana, 2014) kepatuhan dimulai dengan dorongan secara emosional dan motivasi diri untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan sebelumnya telah mendapatkan pengetahuan. (Sukarip et al., 2019) b. Penerapan Social Skill Training dengan menggunakan pendekatan teori



Hildegard peplau terhadap penurunan gejala dan kemampuan pasien isolasi sosial. Aplikasi teori Interpersonal Peplau digunakan dalam melakukan asuhan keperawatan dengan tujuan dapat membantu meningkatkan keterampilan kognitif, perilaku dan berkomunikasi pada klien isolasi sosial. (Yani et al., 2020) c. Penerapan Model Komunikasi Terapeutik Peplau Pada Pasien Penyakit



Fisik Dengan Ansietas. Hasil ada perbedaan ansietas sebelum dan sesudah pemberian intervensi baik pada kelompok control maupun kelompok intervensi. (Mawaddah et al., 2020) H. Cara keperawatan agar bisa melaksanakan teori peplau dan Kelebihan  teori Peplau Aplikasi teori keperawatan Peplau yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya



hubungan antara perawat dank lien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien. a. Hildegard Peplau ahli teori keperawatan yang terkenal, mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori Peplau mengatakan bahwa perawat dank lien berpartisipasi dan berkontribusi pada hubungan dan lebih jauh lagi bahwa hubungan itu sendiri dapat bersifat terapeutik. b. Perawat menggunakan hubungan perawat-klien sebagai pengalaman interpersonal korektif bagi kliennya. c. Intervensi keperawatan sering berfokus pada maslaah interpersonal “disini dan sekarang “ (bertentangan dengan masalah dimasa lalu atau maslaah hubungan sebelumnya) dan pemecahan maslaah interpersonal. d. Intervensi ansietas merupakan fungsi keperawatan yang penting. Ciri-ciri ansietas adalah keprihatinan, kesulitan, ketidakpastian, atau ketakutan yang terjadi akibat ancaman yang nyata atau dirasakan; ansietas adalah respons subjektif terhadap stress. Teori peplau bisa dilakukan oleh semua perawat tapi perawat harus bisa berkomunikasi dengan pasien dengan menerapkan caring secara baik dan benar serta fokus menggunakan terapi terapeutik. Sebagai seorang perawat juga harus bisa mengendalikan sifat asli karena pasien sangat membutuhkan seseorang yang bisa dipercaya dan memahami kondisinya tersebut agar proses penyembuhan pasien bisa cepat dan lancar tanpa kendala apapun serta mentalnya bisa mandiri juga pada saat perawat tidak lagi berada disamping pasien.Teori peplau juga bisa dilaksanakan dengan cara seorang perawat harus profesional dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya untuk pasien yang dijelaskan  dengan adanya perbedaan antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan



pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini berfungsi dengan tujuan lebih jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat konsumen.  1.



Tujuan Teori Peplau Untuk melatih dan mendidik pasien/ klien beserta keluarga nya dan membantu pasien untuk mencapai kematangan kepribadian.



2.



Kelebihan Teori Peplau:     a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik. b. Dapat menurunkan kecemasan pasien dalam teori keperawatan c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik. d. Dapat mendorong pasien untuk lebih mandiri e. Dapat membuat suasana hati pasien menjadi nyaman dan aman. f. Dapat mempercepat proses kesembuhan pasien



3.



Kekurangan Teori Peplau                      a. Kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan; dianmika intra keluarga, pertimbangan ruang individu serta layanan sumberdaya sosial komunitas/ masyarakat juga kurang diperhatikan. b. Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan kebutuhan nya..



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan psikodinamik (Psychodynamic Nursing). Teori ini dipengaruhi oleh model hubungan interpersonal yang bersifat terapeutik (significant therapeutic interpersonal process). Teori Hildegard E. Peplau (1952) berfokus pada individu,perawat,dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien ( Torres, 1986) Dalam teori nya Peplau mengatakan keperawatan adalah terapeutik karena hal ini mengandung suatu seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan. Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Peplau (1952/1988) memandang keperawatan sebagai “maturing force and educative instrument”. bahwa keperawatan adalah hasil pengalaman belajar mengenai diri sendiri sebaik individu lainnya yang terlibat dalam hubungan interpersonal. Hubungan perawat dan pasien menurut Peplau didefinisikan sebagai 4 fase yaitu fase Orientasi ( mendefinisikan masalah ) , fase Identifikasi ( pemilihan bantuan professional ), fase Eksploitasi ( penggunaan bantuan profesional sebagai alternatif pemecah masalah ), dan fase Revolusi ( pemutusan hubungan professional ). Teori Peplau ini memberikan beberapa kelebihan yaitu dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik, dapat menurunkan kecemasan pasien dalam teori keperawatan, dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik, dapat mendorong pasien untuk lebih mandiri serta dapat mempercepat kesembuhan pasien.



Oleh karena itu,teori peplau ini sangat penting untuk perawat karena mencakup semua komponen seni keperawatan yang terorganisir dengan baik sehingga membuat perawat mudah mempraktekannya di lapangan.



B. SARAN Setelah membaca makalah teori Hildegard E. Peplau  ini diharapkan pembaca dapat memahami teori dan aplikasinya dengan baik sehingga wawasan



pembaca



keperawatan menjadi



tentang



teori



Hildegard semakin



E.



Peplau



tentang luas.



Diharapkan kepada semua perawat untuk dapat mengembangkan ilmunya dal am melaksanakan asuhan keperawatan atau pengabdian masyarakat, serta dap at mengaplikasikan langsung teori teori yang sudah ada dalam melaksanakan  asuhan keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA



Berikang, C. W. (2020). Teori Hildegard Peplau Hubungan Interpersonal Perawat



dan



Pasien



Keperawatan



Membantu



Yang



Meningkatkan



Profesional.



Mutu



Pelayanan



PPNI



Sulut.



https://www.ppnisulut.org/2020/01/teori-hildegrad-peplau-hubungan.html D’Antonio, P ; Beeber, L ; Sills, G ; & Naegle, M. (2013). The Future In the Past : Hildegard Peplau and Interpersonal Relations In Nursing. Nursing Inquiry, 21(4), 311-317 Deane, W. N; & Fain, J. A. (2016). Incorporating Peplau’s Theory of Interpersonal Relations to Promote Holistic Communication Between Older Adults and Nursing Students. Jurnal of Holistic Nursing, 34(1), 35-41 Hockett, L. (2020). Hildegard Peplau. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Hildegard_Peplau&action=info http://www.masbied.com/2012/08/19/teori keperawatan -hildegard-e-peplau/ http://panda5ice.wordpress.com/2011/08/25/hildegard-e-peplau/ http://perawattegal.wordpress.com/2009/2/12/model-konseptual-peplau/ http://en.wikipedia.org/wiki/Hildegard_Peplau Mawaddah, N., Mujiadi, M., & SA, R. (2020). Penerapan Model Komunikasi Terapeutik Peplau Pada Pasien Penyakit Fisik Dengan Ansietas. Indonesian Journal



for



Health



Sciences,



4(1),



16.



https://doi.org/10.24269/ijhs.v4i1.2341 Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri.Mosby Elsevier Priambolo, g. (2013). teori keperawatan hildegard E.PEPLAU. SALIS, R. (2014/2015). Konsep Dasar Keperawatan Makalah Model Konsep Dan Teori Keperawatan Menurut Hildegard E Peplau. Madiun: academia.edu



Sukarip, S., Haryati, T. S., Lestari, A., Purnamaria, M., Dja’afara, C., Nonaria, L., Mulyadi, M., & Gautami, E. (2019). Peningkatan Pendidikan Pasien dan Keluarga dengan Penguatan Peran Interpersonal Champion Promosi Kesehatan



dengan



Pendekatan



Peplau.



The



Journal



of



Hospital



Accreditation, 1(1). https://doi.org/10.35727/jha.v1i1.15 Swastikarini, s. (2014). MAKALAH KRITIKAL REVIEW JURNAL SAINS " HILDEGARD E PEPLAU". SUMATERA BARAT , PADANG: scribd.com. Wardana,



N.



(2016).



Makalah



Teori



Peplau.



Scribd.



https://id.scribd.com/document/335060588/Makalah-Teori-Peplau Yani, A., Hamid, S., & Susanti, Y. (2020). Penerapan Social Skill Training Dengan Menggunakan Pendekatan Teori Hildegard Peplau Terhadap Penurunan Gejala Dan Kemampuan Pasien Isolasi SOsial. Jurnal Keperawatan, 12, 327–340. https://doi.org/10.32583