Teori Keperawatan Hildegard e Peplau - Lengkap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI KEPERAWATAN HILDEGARD E. PEPLAU Biografi Hildegard. E. Peplau - Lahir di Reading, Pennsylvania [1909] - Lulus dari program diploma di Pottstown, Pennsylvania pada tahun 1931. - Selesai BA dalam psikologi interpersonal dari Bennington College pada tahun 1943. - MA di keperawatan psikiatri dari Universitas Colombia New York pada 1947. - Edd dalam pengembangan kurikulum 1953. - Profesor emeritus dari universitas Rutgers- Memulai program pasca sarjana muda pertama dalam keperawatan - Ditampilkan Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan pada tahun 1952 - 1968: interpersonal teknik-inti dari keperawatan jiwa - Bekerja sebagai direktur eksekutif dan presiden ANA. - Bekerja dengan W.H.O, NIMH dan korps perawat. - Meninggal pada tahun 1999.



Latar Belakang Ilmu Keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan profesional. Untuk tercapainya suatu keperawatan professional diperlukan suatu pendekatan, yang disebut “Proses Keperawatan” dan “Dokumentasi” keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang penyampaian informasi (komunikasi), penerapan sesuai standart praktik, dan pelaksanaan proses keperawatan. Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang digunakan, salah satunya adalah Hildegard E. Peplau. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumberkesulitan) dan proses interpersonal. Sepanjang karirnya, Dr. Hildegard Peplau menjadi pioneer di keperawatan. Peplau lahir pada tahun 1909 di Pennsylvania dan mengawali karirnya setelah lulus dari Diploma Keperawatan di Pottstown, Pennsylvania tahun1931. Setelah itu, dia lulus dari Bennington College dengan gelar BA di Psycology Interpersonal tahun 1943, dan dari Columbia University di New York dia meraih gelar MA di keperawatan Psyciatric tahun 1947. Selain itu, gelar EdD dia peroleh di Curriculum Development tahun 1953. Hildegard Peplau mempublikasikan buku “Interpersonal Relations In Nursing” pada tahun 1952. Dia juga mempublikasikan beberapa artikel di majalah professional pada cakupan topik mulai dari konsep interpersonal hingga isu – isu terkini di keperawatan. Pamfletnya yang berjudul “Basic principles of patient counseling” dia dapatkan melalui penelitian & whorkshopnya.



Dr. Peplau dikenal secara nasional dan internasional sebagai seorang perawat dan pencetus/leader di perawatan kesehatan. Dia juga berkecimpung di organisasi meliputi WHO, the National Institute of mental Health dan Persatuan Perawat (Nurse Corps). Dr.Peplau pensiun pada tahun 1974, namun dia melanjutkan menulis jurnal & buku – buku professional. Peplau melihat antara perawat dan pasien “berpartisipasi & berkontribusi ke dalam hubungan, dimana hubungan itu sendiri menjadi terapeutik. Pandangan tersebut yang dibuat formula “Psychodynamic nursing” pada tahun 1952 dan selanjutnya disebut “a theory of interpersonal relations” pada tahun 1952.



Sumber Teori Hildegard E Peplau Peplau memasukkan pengetahuan ke dalam kerangka konseptualnya yang pada akhirnya berkembang menjadi model keperawatan berbasis teori. Peplau menggunakan pengetahuan yang dikutip dari ilmu perilaku dan model psikologikal untuk mengembangkan teori hubungan interpersonal. Kutipan dari model psikologikal menyatakan bahwa “ memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari orientasi terhadap penyakit ke salah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta perilaku yang dapat di eksplore dan dimasukkan ke dalam intervensi keperawatan. Hal ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan perasaan serta bagaimana cara menunjukkan perasaan tersebut. Hary Stack Sullivan, Percival Symonds, Abraham Maslow, Bella Mittleman dan Neal Elgar Miller adalah merupakan tokoh – tokoh sumber utama Peplau didalam mengembangkan kerangka konseptualnya. Bahkan beberapa konsep terapeutik ia dapatkan secara langsung dari tokohnya sendiri yakni Freud dan Fromm (Tomey & Alligood, 1998).



Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau Peplau mendefinisikan konsep utama teorinya sebagai “psychodynamic nursing” karena bertujuan memahami suatu perilaku untuk membantu orang lain mengidentifikasi kesulitan yang dimilikinya dan untuk mengaplikasikan prinsip – prinsip human relation dalam menyelesaikan masalah yang dibangun dari semua tingkat pengalaman (Tomey & Alligood, 1998). Menurut



Peplau,



keperawatan



adalah



terapeutik



karena



hal



ini



mengandung suatu seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan. Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan tujuan bersama ini akan mendorong kearah proses terapeutik dimana perawat dan pasien saling menghormati satu dengan yang lain sebagai individu, kedua-duanya mereka belajar dan berkembang sebagai hasil dari interaksi. Belajar menempatkan diri saat individu mendapat stimulus dalam lingkungan dan berkembang penuh sebagai reaksi kepada stimulus tersebut (George, 1995). Untuk mencapai tujuan ini atau tujuan-tujuan yang lain di capai melalui penggunaan serangkaian langkah-langkah dan pola yang pasti. Saat hubungan perawat dan pasien berkembang pada pola terapeutik ini, ada cara yang fleksibel dimana fungsi perawat dalam berpraktek – dengan membuat penilaian – dengan keahlian yang didapatkan melalui ilmu pengetahuan, serta dengan menggunakan kemampuan teknis dan berbagai asumsi (George, 1995). Ketika perawat dan pasien mengidentifikasi satu masalah pertama kalinya, mereka mulai menyusun tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Masing – masing



pendekatan yang gunakan sebagai tindakan nantinya,



tergantung dari perbedaan latar-belakang dan keunikan individu. Setiap individu dapat pandang sebagai satu struktur yang unik biologis-psikologis-spritual-sosial, dimana reaksi antara individu satu dengan yang lain tidak sama (George,1995).



Perawat dan pasien mempelajari persepsi yang unik tersebut dari perbedaan lingkungan, adat-istiadat, kebiasaan, dan kepercayaan



yang



membentuk budaya individu tersebut. Setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda sehingga mempengaruhi persepsi dan perbedaan persepsi inilah sangat penting dalam proses interpersonal. Sebagai tambahan lagi, perawat harus memiliki pengetahuan keperawatan seperti managemen stress-krisis dan pengembangan teori, yang akan memberikan arahan pada pemahaman yang lebi tentang peran perawat professional pada proses terapeutik. Sebagai perawat dan pasien yang berhubungan terus harus mengerti peran masing-masing dan faktor – faktor yang mempengaruhi masalah. Dari pemahaman tersebut, perawat dan pasien berkolaborasi serta sharing sesuai tujuan yang ingin dicapai hingga masalah dapat teratasi (George, 1995). Selama perawat dan klien bekerja sama, mereka akan memiliki banyak pengetahuan dan kematangan berfikir selama proses. Peplau (1952/1988) memandang keperawatan sebagai “ maturing force and an educative instrument”. Dia percaya bahwa keperawatan adalah hasil pengalaman belajar mengenai diri sendiri sebaik individu lainnya yang terlibat dalam hubungan interpersonal. Konsep ini didukung oleh Genevieve Burton penulis lain tentang keperawatan (1950) mengatakan bahwa “ tingkah laku orang lain harus dimengerti agar dapat mengerti diri sendiri secara jelas”. Seseorang yang sadar dengan perasaannya sendiri, persepsinya sendiri serta tindakannya sendiri, akan lebih sadar terhadap reaksi orang lain (George,1995). Masing – masing terapeutik memberikan pengaruh pada pengembangan personal dan professional antara perawat dan pasien. Selama perawat bekerja sama dengan pasien untuk menyelesaikan masalah disetiap kehidupan, maka praktek perawat tersebut akan menjadi bertambah efektif. Masing – masing individu perawat mempunyai pengaruh secara langsung terhadap dirinya serta kemampuannya dalam terapeutik dan hubungan interpersonal (George,1995).



Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan yaitu: (1) orientasi, (2) identifikasi,



(3) eksploitasi, (4)



resolusi. Setiap tahap saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian masalah (George,1995)



Teori Hubungan Interpersonal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Blending perawat - pasien Hubungan gambar Menurut Peplau (1952/1988) , keperawatan adalah terapi karena merupakan seni penyembuhan , membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan . Perawatan dapat dilihat sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Dalam keperawata , tujuan bersama ini memberikan insentif untuk proses terapi di mana perawat dan pasien saling menghormati satu sama lain sebagai individu, keduanya belajar dan berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang individu belajar ketika dia atau dia memilih rangsangan di lingkungan dan kemudian bereaksi terhadap rangsangan tersebut.



Konsep utama Teori ini menjelaskan tujuan keperawatan adalah untuk membantu orang lain mengidentifikasi kesulitan yang dirasakan mereka. Perawat harus menerapkan prinsip-prinsip hubungan manusia terhadap masalah-masalah yang timbul di semua tingkat pengalaman. Teori Peplau menjelaskan tahapan proses interpersonal, peran dalam situasi keperawatan dan metode untuk mempelajari keperawatan sebagai proses interpersonal.



Keperawatan adalah terapi dalam bahwa itu adalah seni penyembuhan, membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan.



Keperawatan adalah proses interpersonal yang karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Pencapaian tujuan ini dicapai melalui penggunaan dari serangkaian langkah-langkah berikut serangkaian pola . Perawat dan pasien bekerja bersama-sama sehingga keduanya menjadi dewasa dan berpengetahuan dalam proses.



Definisi Orang : Organisme berkembang yang mencoba untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh kebutuhan. Lingkungan : Pasukan yang ada di luar organisme dan dalam konteks budaya Kesehatan : Sebuah simbol kata yang menyiratkan gerak maju kepribadian dan proses manusia lain yang sedang berlangsung ke arah kreatif, konstruktif, produktif, pribadi dan kehidupan masyarakat . Keperawatan : Suatu proses interpersonal yang terapeutik yang signifikan . Ini berfungsi kooperatif dengan proses manusia lainnya yang membuat kesehatan mungkin bagi individu dalam masyarakat.



Peran perawat Asing : menerima klien dengan cara yang sama yang bertemu orang asing dalam situasi kehidupan lainnya memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan. Guru: yang menanamkan pengetahuan mengacu pada kebutuhan atau kepentingan Sumber Person: orang yang menyediakan informasi yang dibutuhkan tertentu yang membantu dalam memahami masalah atau situasi baru Konselor : membantu untuk memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup saat ini , memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan.



Pengganti : membantu untuk memperjelas domain ketergantungan saling ketergantungan dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokat .



Pemimpin: membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan. Peran tambahan meliputi: 1 . ahli teknis 2 . konsultan 3 . guru kesehatan 4 . pamong 5 . sosialisasi agen 6 . agen Keamanan 7 . Manajer lingkungan 8 . penengah 9 . administrator 10 . Perekam pengamat 11 . peneliti



Fase hubungan interpersonal Diidentifikasi empat fase berurutan dalam hubungan antarpribadi : 1 . orientasi 2 . identifikasi 3 . eksploitasi 4 . resolusi



Fase Orientasi Masalah mendefinisikan fase dimulai ketika klien bertemu perawat sebagai orang asing. Mendefinisikan masalah dan menentukan jenis layanan yang dibutuhkan. Klien mencari bantuan, menyampaikan kebutuhan, mengajukan pertanyaan, berbagi prasangka dan harapan pengalaman masa lalu.



Perawat merespon, menjelaskan peran untuk klien, membantu untuk mengidentifikasi masalah dan menggunakan sumber daya yang tersedia dan layanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi fase orientasi.



Tahap Identifikasi Pemilihan bantuan profesional yang tepat. Pasien mulai memiliki rasa memiliki dan kemampuan menangani masalah yang menurunkan perasaan tidak berdaya dan putus asa. tahap eksploitasi. Gunakan bantuan profesional untuk pemecahan masalah alternatif. Keuntungan dari layanan yang digunakan didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan pasien. Individu merasa sebagai bagian integral dari lingkungan membantu. Mereka mungkin membuat permintaan kecil atau perhatian mendapatkan teknik. Prinsip-prinsip teknik wawancara harus digunakan dalam rangka mencari, memahami dan cukup menangani masalah mendasar. Pasien Mei berfluktuasi kemerdekaan. Perawat harus sadar tentang berbagai tahapan komunikasi. Perawat membantu pasien dalam memanfaatkan semua jalan bantuan dan kemajuan dibuat menuju langkah terakhir.



Fase Resolusi Pemutusan hubungan profesional. Kebutuhan pasien telah dipenuhi oleh efek kolaboratif pasien dan perawat. Sekarang mereka perlu untuk mengakhiri hubungan terapi mereka dan membubarkan hubungan antara mereka. Kadangkadang mungkin sulit bagi kedua ketergantungan psikologis berlanjut. Pasien melayang pergi dan istirahat ikatan dengan perawat dan keseimbangan emosional sehat ditunjukkan dan keduanya menjadi individu dewasa. Teori dan keperawatan Interpersonal proses. Keduanya berurutan dan fokus pada hubungan terapeutik. Kedua teknik untuk perawat dan pasien untuk berkolaborasi pada pemecahan , dengan tujuan akhir memenuhi kebutuhan pasien masalah penggunaan. Kedua komunikasi pengamatan penggunaan dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh keperawatan.



Penaksiran: Pengumpulan dan analisis data [ terus menerus ] Mungkin tidak perlu merasa orientasi. Pengumpulan data Non kontinyu kebutuhan yang dirasakan



mendefinisikan



kebutuhan



diagnosis



keperawatan



perencanaan. Saling menetapkan tujuan.



Identifikasi Penetapan tujuan saling



Implementasi Rencana dimulai menuju pencapaian saling menetapkan tujuan. Dapat dicapai oleh pasien, perawat atau keluarga



Eksploitasi Pasien aktif mencari dan menggambar bantuan pasien dimulai evaluasi. Berdasarkan perilaku saling diharapkan. Mungkin menyebabkan pemutusan dan inisiasi rencana baru.



Resolusi Terjadi setelah fase lainnya berhasil diselesaikan. Menghasilkan penghentian. Kerja dan karakteristik teori Peplau. Keterkaitan konsep. Empat fase saling berhubungan dengan komponen yang berbeda dari setiap tahap. Penerapan Interaksi pasien perawat dapat menerapkan konsep-konsep manusia makhluk, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.



Teori harus logis di alam. Teori ini menyediakan cara yang sistematis logis melihat situasi keperawatan. Konsep-konsep kunci seperti kecemasan , ketegangan, tujuan, dan frustrasi ditandai dengan hubungan eksplisit antara mereka dan fase progresif.



Generalisasi Teori ini memberikan kesederhanaan dalam hal perkembangan alami dari hubungan NP. Teori dapat menjadi dasar untuk hipotesis yang dapat diuji. Teori Peplau telah menghasilkan hipotesis diuji. Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka. Peplau kecemasan kontinum masih digunakan pada pasien kecemasan. Teori harus konsisten dengan teori-teori lain divalidasi , hukum , dan prinsip-prinsip tetapi akan meninggalkan pertanyaan yang belum terjawab terbuka yang perlu diselidiki. Teori Peplau konsisten dengan berbagai teori keterbatasan. Pertimbangan ruang pribadi dan sumber daya masyarakat pelayanan sosial dianggap kurang. Promosi kesehatan dan pemeliharaan yang kurang ditekankan. Tidak bisa digunakan pada pasien yang tidak memiliki dirasakan perlu misalnya. Dengan pasien ditarik, pasien tidak sadar. Beberapa daerah tidak cukup spesifik untuk menghasilkan hipotesis.



Penelitian Berdasarkan Teori Peplau Hays. D. ( 1961). Tahapan dan langkah-langkah pengajaran eksperimental untuk pasien dari konsep kecemasan: Temuan mengungkapkan bahwa ketika diajarkan dengan metode eksperimen, pasien mampu menerapkan konsep kecemasan setelah kelompok itu dihentikan. Burd. S.



F. Mengembangkan dan menguji kerangka intervensi



keperawatan untuk bekerja dengan pasien cemas : Siswa mengembangkan kompetensi dalam memulai hubungan interpersonal.



Fase - fase dalam Keperawatan menurut Peplau Hubungan perawat-pasien menurut Peplau dideskripsikan sebagai empat fase, meskipun terpisah, fase – fase tersebut overlap/tumpang tindih dan terjadi terus menerus selama hubungan itu terjalin.



1. Orientasi Pada tahap awal orientasi, perawat dan pasien bertemu sebagai dua orang asing. Pasien dengan keluarga memiliki "felt need” (kebutuhan yang dirasakan), oleh karena itu bantuan profesional akan dicari. Namun, kebutuhan ini tidak dapat dengan mudah diidentifikasi atau dipahami oleh individu-individu yang terlibat.Ini sangat penting bahwa perawat bekerja sama dengan pasien dan keluarga dalam menganalisis situasi, sehingga mereka bersama-sama dapat mengenali, memperjelas, dan mendefinisikan masalah yang ada. Contoh: Perawat dalam peran konselor membantu gadis remaja yang merasa "sangat down". Untuk menyadari bahwa perasaan ini adalah hasil dari sebuah pertengkaran dengan ibunya kemarin malam. Sebagai seorang perawat terus mendengarkan, ada faktor yang membuat gadis itu berdebat dengan ibunya dan perasaan tertekan. Karena perasaan ini dibahas, gadis itu mengakui berdebat sebagai faktor pencetus yang menyebabkan depresi. Dengan demikian perawat dan pasien telah menetapkan masalah. Anak dan orang tua kemudian setuju untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan perawat. Jadi dengan saling menjelaskan dan mendefinisikan masalah dalam fase orientasi, pasien dapat mengarahkan energi yang terakumulasi dari kecemasan kebutuhan yang tak terpenuhi untuk lebih konstruktif berhadapan dengan masalah yang diajukan. Hubungan didirikan dan terus diperkuat sementara kekhawatiran sedang diidentifikasi. Saat pasien dan keluarga berbicara dengan perawat, keputusan bersama perlu dibuat tentang jenis layanan professional apa yang harus digunakakan. Perawat sebagai narasumber, dapat bekerja dengan pasien dan keluarga. Sebagai alternatif perawat membuat kesepakatan bersama dari semua pihak yang terlibat, lihat keluarga untuk sumber lain seperti psikolog, psikiater, atau pekerja sosial. Pada tahap orientasi, perawat, pasien dan merencanakan keluarga apa jenis layanan yang dibutuhkan.



Tahap orientasi secara langsung dipengaruhi oleh sikap pasien dan perawat tentang memberi atau menerima bantuan. Oleh karena itu, dalam tahap awal perawat perlu menyadari reaksi diri kepada pasien. Perawatan adalah proses interpersonal, baik pasien dan perawat memiliki bagian yang sama penting dalam interaksi terapeutik. Perawat, pasien, dan keluarga bekerja sama untuk mengenali, memperjelas, dan mendefinisikan masalah yang ada. Hal ini dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan terkait dengan kebutuhan yang dirasakan dan rasa takut yang tidak diketahui. Penurunan ketegangan dan kecemasan mencegah masalah lain yang timbul sebagai akibat dari represi. Situasi stres diidentifikasi melalui interaksi terapeutik. Sangat penting bahwa pasien mengenali dan mulai bekerja melalui apa yang dirasakan terkait dengan penyebab penyakitnya. Dengan demikian, pada awal fase orientasi, perawat dan pasien bertemu sebagai orang asing. Pada akhir fase orientasi, mereka secara bersamaan berusaha untuk mengidentifikasi masalah dan menjadi lebih nyaman satu sama lain. Para perawat dan pasien sekarang siap untuk maju ke tahap berikutnya (George, 1995). Gambar 1.1 Faktor yang mempengaruhi hubungan perawat – pasien



2. Identifikasi Tahap berikutnya identifikasi, adalah dimana pasien merespon selektif terhadap orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Perawat membiarkan pasien mengeksplorasi perasaannya untuk membantu kondisinya yang sedang sakit sebagai pengalaman yang me-reorientasi perasaan dan kekuatan positif pada individu tersebut (Tomey & Alligood,1998). Setiap pasien mempunyai respon berbeda dalam fase ini.. Tanggapan pasien terhadap perawat ada tiga macam: (1) berpartisipasi dan saling bergantung dengan perawat, (2) otonomi dan independen dari perawat, atau (3) menjadi pasif dan bergantung pada perawat. Contoh: Seorang pria berusia tujuh puluh tahun yang ingin merencanakan diet diabetes baru 1600 kalori. Jika hubungan adalah saling bergantung, perawat dan pasien berkolaborasi pada perencanaan makan. Jika hubungan menjadi independen,



pasien akan berencana diet sendiri dengan masukan minimal dari perawat. Dalam hubungan tergantung, perawat melakukan perencanaan makan untuk pasien. Sepanjang fase identifikasi, baik pasien dan perawat harus menjelaskan persepsi masing-masing dan harapan. Bagian pengalaman dari pasien dan perawat akan memiliki titik tengah, apa harapan mereka selama proses interpersonal. Seperti disebutkan dalam fase orientasi, sikap awal dari pasien dan perawat sangat penting dalam membangun hubungan kerja untuk mengidentifikasi masalah dan memutuskan bantuan yang tepat. Persepsi dan harapan pasien dan perawat dalam fase identifikasi lebih kompleks dari pada fase sebelumnya. Pasien sekarang menanggapi seorang yang membantu secara selektif. Hal ini memerlukan hubungan terapeutik lebih intensif. Untuk menggambarkan hal tersebut, seorang pasien yang telah dilakukan mastektomi mungkin menceritakan kepada perawat ketidakmampuannya untuk memahami latihan lengan, yang sebelumnya telah dijelaskan kepadanya sebagai regimen penting setelah operasi. Perawat mengamati pengaruh lengan menjadi edema (bengkak). Sementara perawat sedang menjajaki kemungkinan alasan untuk edema, pasien mengaku tidak melakukan latihan lengannya. Dalam rangka untuk memfasilitasi pemahaman pasien dan kembalinya latihan berikutnya, perawat dapat mengidentifikasi orang-orang profesional, seperti terapis fisik, perawat dan dokter, yang akan mengklarifikasi kesalahpahaman pasien. Umumnya, hal ini menjadi yang terbaik jika perawat obyektif membahas peran setiap orang serta keuntungan dan kerugian dari konsultasi dengan masing-masing orang tersebut. Namun, dalam kasus ini, pasien mungkin menyatakan bahwa dia tidak peduli untuk mendiskusikan latihan dengan perawat atau ahli terapi fisik karena dia merasakan hanya dokter memiliki informasi yang diperlukan. Sementara bekerja melalui fase identifikasi, pasien mulai memiliki rasa dan kemampuan menghadapi masalah, yang menurunkan perasaan tidak berdaya. Hal ini pada gilirannya menciptakan sikap optimistis dari mana kekuatan batin terjadi kemudian.



3. Eksploitasi Setelah identifikasi, pasien bergerak ke tahap eksploitasi, di mana pasien dapat menilai keuntungan - keuntungan dari semua layanan kesehatan yang tersedia. Tingkat dimana layanan ini digunakan berdasarkan pada kepentingan dan kebutuhan pasien (George,1995). Sedangkan pada buku yang ditulis oleh Tomey & Alligood (1998) disebutkan bahwa selama tahap eksploitasi, pasien berusaha untuk memperoleh nilai penuh dari apa saja yang ditawarkan saat melakukan relasi (relationship). Individu mulai merasakan sebagai bagian integral dari lingkungan yang membantunya dan mengontrol situasi dengan cara memilah bantuan dari layanan yang ditawarkan. Contoh: Wanita dengan lengan yang bengkak. Selama fase ini pasien mulai memahami informasi yang diberikan kepadanya untuk latihan lengan. Dia membaca pamflet dan sebuah film yang menggambarkan bentuk latihan lenganny; ia berdiskusi dengan perawat tentang masalah yang terkait, dan ia mungkin menanyakan tentang cara bergabung dengan kelompok latihan melalui bagian terapi fisik. Selama tahap ini, beberapa pasien kemungkinan menuntut lebih dibandingkan dengan ketika saat mereka sakit parah. Mereka mungkin mengajukan sedikit permintaan atau perhatian lain untuk mendapatkan teknik tergantung dari kebutuhan individu tersebut. Prinsip-prinsip teknik wawancara harus digunakan dalam rangka untuk menggali, memahami, memecahkan masalah yang mendasari. Penting bahwa perawat mengeksplorasi penyebab yang mungkin untuk perilaku pasien. Hubungan terapeutik harus dijaga yang ditunjukkan melalui sikap penerimaan, perhatian, dan kepercayaan. Perawat harus mendorong pasien untuk mengenali dan mengeksplore perasaan, pikiran, emosi, dan perilaku dengan memberikan suasana yang tidak menghakimi dan iklim emosional terapeutik.



Tujuannya bagi perawat dan pasien adalah mencoba mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sehingga memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.



4. Resolusi Tahap terakhir dari proses antarpribadi Peplau adalah resolusi. Kebutuhan pasien telah dipenuhi oleh upaya kolaboratif dari perawat dan pasien. Pasien dan perawat sekarang perlu untuk mengakhiri hubungan terapi mereka dan membubarkan hubungan antara mereka. Secara bertahap klien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi potensi. Seringkali ini sangat sulit bagi kedua pasien dan perawat. Ketergantungan kebutuhan dalam hubungan terapeutik sering melanjutkan psikologis setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi. Pasien mungkin merasa bahwa belum waktunya untuk mengakhiri hubungan. Contoh: Seorang ibu yang telah melahirkan sudah diperbolehkan pulang. Namun, setelah satu minggu, perawat menelfon untuk menanyakan mengenai perawatan bayi. Resolusi akhir juga mungkin sulit bagi perawat. Dalam contoh di atas, ibu mungkin bersedia untuk mengakhiri hubungan itu, tapi perawat dapat terus mengunjungi rumah untuk melihat bagaimana bayi berkembang. Perawat mungkin tidak dapat menjadi bebas dari ikatan ini dalam hubungan mereka. Kecemasan akan meningkat pada pasien dan perawat jika ada penyelesaian yang gagal. Selama fase resolusi berhasil dilakukan, maka pasien terlepas dari proses identifikasi untuk membantu seseorang (identifying with the helping person). Pasien akan menjadi independen dari perawat,seperti halnya perawat yang independen dari pasien. Sebagai hasil dari proses ini, pasien dan perawat menjadi individu yang kuat dan matur. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi, dan dapat melangkah ke tujuan baru.



Resolusi terjadi hanya bila semua fase/tahap dapat terlewati secara baik. Indikasi fokus dari masing – masing fase ada pada tabel di bawah ini :



Tabel 1.1 Fase Hubungan Perawat-Pasien Fase



Fokus



Orientasi



Fase untuk mendefinisikan masalah



Identifikasi



Pemilihan bantuan profesional yang tepat



Eksploitasi



Penggunaan bantuan profesional sebagai alternatif pemecahan masalah



Resolusi



Pemutusan hubungan profesional



Pandangan lain yang dianggap relevan dengan Hubungan Interpersonal perawat – pasien adalah peran perawat. Peplau secara terperinci menguraikan beberapa peran perawat, jika dilakukan dengan baik, maka hubungan interpersonal pun akan akan menjadi baik sehingga berdampak pada kepuasan pasien. Peran-peran tersebut antara lain : 1) Stranger ; Peplau menyatakan bahwa, karena perawat dan pasien adalah orang asing diantara keduanya, maka perawat tidak boleh mendakwa pasien tetapi harus menerimanya seperti menerima dirinya sendiri, 2), Resource Person ; pada peran resource person, perawat menyediakan jawaban



spesifik,



khususnya



informasi



tentang



kesehatan,



dan



menginterpretasikan ke pasien tentang penanganan atau rencana perawatan medis 3) Teaching role; Teaching role merupakan kombinasi dari semua peran. Peplau mengembangkan bentuk mengajarnya ke dalam dua kategori, yakni instructional yang berisi pemberian informasi dan format yang dijelaskan dalam literatur pendidikan, serta experiental yang digunakan oleh learner sebagai dasar dari produk pembelajaran. Konsep learning ini digunakan di dalam teaching role secara tumpang tindih dengan peran perawat sebagai konselor,karena konsep learning menggunakan tehnik psikoterapeutik 4) Leadership role ; leadership role meliputi



proses



demokratik.



Perawat



membantu



pasien



menemukan



tugasnya/kewajibannya melalui hubungan yang kooperatif dan partisipasi aktif.



5) Surrogate role; pasien melimpahkan ke perawat dalam surrogate role ini. Fungsi perawat adalah membantu pasien mengenali persamaan antara dirinya dengan perawat tersebut. Pada fase ini, antara pasien dan perawat mengenali area dependen, independen dan terakhir interdependen, 6) Counseling role ; fungsi konseling pada hubungan perawat-pasien adalah sebagai jalan bagi perawat untuk merespon kebutuhan pasien. (Tomey & Alligood, 1998).



Teori Peplau dan Metaparadigma Keperawatan Teori keperawatan biasanya berkembang menjadi empat konsep individu, kesehatan, masyarakat, dan keperawatan. Peplau menyebut manusia dengan istilah men, yakni suatu organisme yang hidup dalam equilibrium tidak stabil (Tomey & Alligood, 1998). Sedangkan George (1995) menjelaskan pengertian manusia menurut Peplau sebagai suatu organisme yang bekerja keras dengan caranya sendiri untuk mengurangi tekanan yang berupa kebutuhan. Kesehatan, didefinisikan sebagai "simbol kata yang mengimplikasikan pergerakan ke depan kepribadian dan proses-proses manusia lainnya ke arah yang produktif, kreatif, konstruktif, dan lingkungan komunitas" (Tomey & Alligood, 1998). Secara implicit, Peplau mendefinisikan lingkungan dengan istilah segala sesuatu yang berada di luar organism dan dalam konteks budaya/culture (Tomey & Alligood, 1998). Saat ini ketika seorang perawat mempertimbangkan lingkungan pasien, dia belajar banyak faktor, seperti latar belakang budaya, rumah dan lingkungan kerja, bukan hanya mempertimbangkan penyesuaian pasien terhadap rutinitas rumah sakit. Persepsi yang sempit Peplau tentang masyarakat / lingkungan adalah keterbatasan utama dari teorinya. Teori ini tidak meneliti pengaruh-pengaruh lingkungan yang luas pada orang, tetapi lebih memfokuskan pada tugas-tugas psikologis (George, 1995).



Keperawatan dideskripsikan sebagai tindakan terapeutik yang signifikan pada proses interpersonal. Fungsi hal ini adalah kooperatif dengan proses manusia lainnya yang membuat kemungkinan sehat seorang individu dalam suatu komunitas (Tomey & Alligood,1998). Sedangkan dalam buku George (1995), Peplau mendefinisikan keperawatan sebagai hubungan manusia antara individu yang sakit atau yang membutuhkan layanan kesehatan dan perawat mengenali atau merespon kebutuhan untuk dibantu.



Hubungan Antara Tahapan Peplau dan Proses Keperawatan Kontinum Peplau pada empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi dapat dibandingkan dengan proses keperawatan seperti yang dibahas dalam (Tabel 1.1). Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas intelektual’’ yang disengaja dimana praktek keperawatan didekati secara tertib, sistematis. Ada banyak kesamaan antara proses keperawatan dan fase interpersonal Peplau. Fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik. Keduanya bila menemui “stress” harus menggunakan tehnik problem solving secara kolaboratif, dengan tujuan akhir adalah menemukan kebutuhan pasien.. Keduanya menggunakan observasi, komunikasi, dan recording sebagai alat dasar untuk praktek perawat. Ada perbedaan juga antara fase Peplau dan proses keperawatan. Keperawatan profesional saat ini memiliki pengertian tujuan yang lebih jelas dan memiliki area praktek yang spesifik. Keperawatan beranjak dari peran physician’s helper ke arah consumer advocay.



Tabel 1.2. Perbandingan Proses Keperawatan dan Fase Peplau 



Proses Keperawatan



Fase Peplau



(1) Pengkajian



(1) Orientasi



Pengumpulan data dan analisis



Perawat dan pasien datang bersama-sama



Tidak perlu selalu berarti "kebutuhan sebagai orang asing, pertemuan yang yang dirasakan" mungkin diinisiasi diinisiasi



oleh



pasien



mengungkapkan



oleh perawat.



dirasakan",



yang



"kebutuhan



bekerja



yang



sama



mengenali,



memperjelas,



mendefinisikan



fakta



terkait



untuk dan dengan



kebutuhan. (Catatan: pengumpulan data kontinu).



(2) Diagnosa keperawatan



(2) Pasien memperjelas "kebutuhan yang



Ringkasan pernyataan berdasarkan dirasakan." analisis perawat.



(3) Identifikasi



(3)Perencanaan Saling menetapkan tujuan.



Penetapan



tujuannya



adalah



bergantung/interdependen. mempunyai



perasaan



Saling Pasien



memiliki



dan



respon selektif terhadap siapa yang memenuhi kebutuhannya.



(4) Eksploitasi



(4) Pelaksanaan



Rencana diinisiasi ke arah pencapaian Pasien tujuan yang telah ditetapkan.



secara



menggambar



aktif



yang



mencari



dituangkan



dan pada



Mungkin dipenuhi oleh pasien, health pengetahuan dan keahlian dari mereka care pasien.



professional



atau



keluarga yang dapat membantu.



(5) Evaluasi Berdasarkan



(5) Resolusi penetapan



akhir yang diharapkan. Dapat



perilaku Terjadi setelah fase lain yang berhasil diselesaikan secara lengkap.



menyebabkan Menyebabkan



penghentian/terminasi



penghentian/terminasi hubungan atau hubungan. inisiasi rencana baru.



Peplau mengidentifikasi kebutuhan, frustasi, konflik, dan kecemasan sebagai konsep utama pada situasi keperawatan. Tahap orientasi Peplau yang sejajar dengan awal fase pengkajian bahwa baik perawat dan pasien datang bersama-sama sebagai orang asing. Pertemuan ini diprakarsai oleh pasien yang menyatakan kebutuhan, meskipun kebutuhan tidak selalu bisa dipahami. Secara bersama, perawat dan pasien mulai bekerja melalui mengenali, memperjelas dan mendefinisikan fakta terkait kebutuhan ini. Langkah ini disebut sebagai pengumpulan data dalam tahap penilaian dari proses keperawatan. Pada proses keperawatan, diagnosa keperawatan mengatasi satu masalah atau defisit kesehatan yang teridentifikasi. Diagnosis keperawatan adalah ringkasan pernyataan dari data yang dikumpulkan. Peplau menyatakan bahwa "selama periode orientasi pasien menjelaskan kesan keseluruhan masalahnya", sedangkan dalam proses keperawatan, perawat menyimpulkan diagnosis dari data yang dikumpulkan. Tahap berikutnya pada proses keperawatan adalah perencanaan. Dalam tahap perencanaan proses keperawatan, perawat secara khusus merumuskan bagaimana pasien akan mencapai tujuan yang ditetapkan. Pada Peplau menekankan bahwa perawat ingin mengembangkan hubungan terapeutik sehingga kecemasan pasien akan disalurkan secara konstruktif untuk mencari sumber daya, sehingga menurunkan perasaan putus asa. Langkah dalam perencanaan masih dapat dipertimbangkan dalam fase identifikasi Peplau.



Pada tahap implementasi, seperti dalam fase eksploitasi Peplau, pasien akhirnya menuai manfaat dari hubungan terapeutik dengan menggambarkan pada pengetahuan dan keahlian perawat. Dalam kedua fase (implementasi dan eksploitasi), rencana individual telah terbentuk, berdasarkan kepentingan dan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, dalam kedua tahap rencana yang diprakarsai menuju penyelesaian tujuan yang diinginkan. Ada perbedaan implementasi dan eksploitasi., pada fase eksploitasi,



pasien adalah orang yang aktif mencari



berbagai jenis layanan untuk memperoleh manfaat maksimal yang tersedia sedangkan implementasi ditentukan oleh rencana atau melaksanakan prosedur. Eksploitasi berorientasi pada pasiean, sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pasien atau oleh orang lain termasuk para profesional kesehatan dan keluarga pasien. Pada fase resolusi Peplau, fase-fase lainnya telah berhasil dipenuhi, kebutuhan telah dipenuhi serta resolusi dan pemberhentian adalah hasil akhir. Dalam proses keperawatan, evaluasi merupakan langkah terpisah, dan penetapan perilaku akhir yang diharapkan digunakan sebagai alat untuk evaluasi. Dalam evaluasi, jika situasinya jelas, masalah bergerak ke arah penghentian. Jika masalah tidak terselesaikan, bagaimanapun tujuan dan sasaran tidak tercapai, dan jika perawatan tidak efektif, penilaian ulang harus dilakukan. Tujuan-tujuan baru, perencanaan, implementasi dan evaluasi kemudian disusun.



Penerimaan Teori oleh Komunitas Keperawatan 1.



Praktek Keperawatan Grace Sills menyatakan bahwa, Peplau memberikan perspektif baru,



arahan baru, teori – teori yang dijadikan dasar praktek keperawatan untuk tindakan terapeutik dengan pasien. Ide Peplau menjelaskan desain untuk praktek keperawatan jiwa dengan lengkap (Tomey & Alligood, 1998).



2.



Pendidikan Keperawatan Buku Peplau yang berjudul “Interpersonal Relation in Nursing” ditulis



khusus untuk membantu lulusan perawat dan mahasiswa keperawatan. Tulisan – tulisan Peplau berampak pada tokoh – tokoh keperawatan lain yang juga menulis buku. Mereka menyatakan bahwa ide Teori Peplau, terutama definisi terhadap keperawatan dan proses keperawatan, pengembangan dari teori kecemasan dan pembelajaran, serta metode psikoterapeutik, menjadi bagian dari seleksi alam dari disiplin ilmu keperawatan (Tomey & Alligood, 1998) 3.



Penelitian Keperawatan Statement Sills mengenai hasil kerja Peplau dipengaruhi oleh pekerjaannya



di klinik dan hasil studi, dimana hasil tersebut digunakan dalam penlitian sebagai alat untuk meningkatkan batang tubuh pengetahuan keperawatan. Pada penelitian – penelitian awal mengikuti asumsi bahwa masalah pasien terjadi pada fenomena individu dan dieksplorasi dalam hubungan perawat – pasien. Thomas, Baker dan Estes menggunakan konsep kecemasan Peplau sebagai suatu makna untuk memecahkan perasaan marah secara konstruktif melalui proses pembelajaran pada hubungan perawat – pasien (Tomey & Alligood, 1998).



Keterbatasan Teori Peplau Beberapa keterbatasan teori peplau meliputi kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan ; bahwa dinamika intra keluarga, pertimbangan



ruang



individu,



serta



layanan



sumberdaya



sosial



komunitas/masyarakat juga kurang diperhatikan. Teori Peplau juga tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan kebutuhannya.



Kekuatan / Kelemahan Kekuatan: Fase memberikan kesederhanaan mengenai perkembangan alami dari hubungan perawat – pasien. Kesederhanaan ini menyebabkan kemampuan beradaptasi dalam setiap



interaksi



perawat



-



pasien,



sehingga



memberikan



generalisasi.



Kelemahan: Promosi kesehatan dan pemeliharaan yang kurang ditekankan. Teori ini tidak dapat digunakan pada pasien yang tidak memiliki kebutuhan yang dirasakan seperti dengan pasien ditarik.



Analisa Peplau dikonsep set yang jelas tentang peran perawat yang dapat digunakan oleh setiap perawat dengan praktek mereka. Ini menyiratkan bahwa tugas perawat tidak hanya peduli, tetapi profesi meliputi setiap kegiatan yang dapat mempengaruhi perawatan pasien. Gagasan tentang interaksi perawat-klien terbatas dengan orang-orang tidak mampu berbicara, khususnya mereka yang tidak sadar. Konsep ini sangat bisa diterapkan dengan perawatan pasien kejiwaan mengingat latar belakang Peplau. Tapi itu tidak terbatas pada mereka yang mengatur individu. Hal ini dapat diterapkan untuk setiap orang yang mampu dan memiliki kemauan untuk berkomunikasi. Fase-fase



terapi



perawat-klien



sangat



sebanding



dengan



proses



keperawatan sehingga sangat berlaku . Penilaian bertepatan dengan fase orientasi , diagnosis keperawatan dan perencanaan dengan tahap identifikasi, pelaksanaan untuk tahap eksploitasi , dan terakhir , evaluasi dengan fase resolusi .



Kesimpulan Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan pasien (Torres, 1986). Berdasarkan teori ini pasien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujun keperawatan adalah untuk mendidik pasien dan keluarga dan unutuk membantu pasien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk



praktik



keperawatan



jiwa.



Oleh



sebab



itu



perawat



berupaya



mengembangkan hubungan antara perawat dan pasien dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali. DAFTAR PUSTAKA Hidayat. 2004. Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika http://currentnursing.com/nursing_theory/interpersonal_theory.html Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC http://panda5ice.wordpress.com/2011/08/25/hildegard-e-peplau/ http://www.galihpriambodo.com/2013/02/teori-keperawatan-hildegard-epeplau.html