Famili Dan Jenis Ular [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAMILI DAN JENIS-JENIS ULAR YANG ADA DI PULAU SUMATERA 1. Famili Viperidae 1) Indonesian Pit Viper (Parias hageni) Famili : Viperidae



Persebaran: Sumatera Ular ini hidup di hutan hujan dataran rata dan bukit berhutan pada dataran rendah hingga ketinggian 1000m. Mereka biasa ditemukan setelah hujan saat malam hari. Aktif pada malam hari, hidup terutama di pepohonan namun juga dapat kadang-kadang ditemukan di semaksemak rendah dan dasar hutan. Ular ini memangsa pada burung, tikus dan mamalia kecil. Ular ini biasanya tidak bertemperamen agresif dan jarang cepat menggigit, tidak seperti kebanyakan Ular Beludak lainnya. Ular ini ditemukan di Sumatera. 2) Ular Bangkai Laut (Trimeresurus albolabris) Famili : Viperidae



Persebaran: Sumatera . Ular beludak ini dapat sering ditemukan di pepohonan bambu, dimana ular ini biasanya aktif pada malam hari dan dapat ditemukan di tanah saat memburu mangsanya. Ular ini berbisa tinggi dan dapat menggigit dengan sangat cepat, seringkali ular ini tidak terlihat oleh para pejalan di perkebunan desa sehingga ular ini sering menyebabkan gigitan, Walaupun gigitan dari ular ini jarang fatal, ular ini masih sangat berbahaya bagi manusia. Ular ini dapat diidentifikasi dengan tubuhnya yang hijau polos, dengan garis putih pada bibirnya dan ujung ekornya yang berwarna merah.Ular ini hidup di hutan hujan dataran rata dan bukit berhutan pada dataran rendah hingga ketinggian 3) Bornean Palm Pit Viper (Trimeresurus borneensis) Famili : Viperidae



Persebaran: Sumatera, Kalimantan, Borneo. Ular ini biasa ditemukan beristirahat pada vegetasi rendah, semak dan dapat ditemukan setinggi 3m di atas tanah. Walaupun buntut ular ini kuat dan dapat memegang pada cabang atau ranting pohon, ular ini biasa ditemukan di dasar lantai hutan. Ular ini berbisa tinggi dan dapat menggigit dengan sangat cepat, dan juga dapat sulit dilihat jika tersamar di sekitar vegetasi. Bisa ular ini terutama terdiri dari haemotoksin, gigitan dari ular ini menyebabkan langsung rasa sakit seperti kebakar dan pembengkakan besar pada daerah gigitan. Hanya sedikit gigitan telah terjadi dan tidak pernah terjadi kematian. 4) Shore Pit Viper (Trimeresurus purpureomaculatus) Famili Viperidae



Persebaran: Sumatera Ular ini adalah spesies yang dapat sering ditemukan di sekitar daerah pepohonan pada tepi pantai dan hutan bakau. Ular ini memiliki kecenderungan untuk langsung menggigit apapun yang mendekatinya tanpa memberikan pertanda dan memiliki temperamen yang tidak terduga. Ular ini harus didekati dan diperlakukan dengan hati-hati karena bisa haemotoksin yang dimiliki ular ini sangat kuat yang dapat menyebabkan kesakitan ekstrim dan bahkan kematian. Ular ini aktif pada malam hari, pada siang hari dapat ditemukan beristirahat di atas cabang pohon rendah hanya sekitar 1 hingga 2 meter di atas tanah. Warna tubuh ular ini dapat bervariasi, dari abu-abu gelap polos, ungu-coklat gelap atau coklat ringan dengan beberapa pola pada tubuhnya. 5) Ular Bandotan Pohon (Trimeresurus puniceus) Famili : Viperidae Persebaran: Jawa, Sumatera, Kepulauan Natuna, Mentawai, Simalur



Ular ini berbisa tinggi dan dapat menggigit dengan sangat cepat, dan juga dapat sulit dilihat jika tersamar di sekitar vegetasi. Bisa ular ini terutama terdiri dari haemotoksin, gigitan dari ular ini menyebabkan langsung rasa sakit seperti kebakar dan pembengkakan besar pada daerah gigitan. Hanya sedikit gigitan telah terjadi dan tidak pernah terjadi kematian. Warna tubuh ular ini dapat beragam, dapat berwarna abu-abu, coklat atau kemerahan dengan pola bulat-bulat atau garis-garis melintang. Ular ini tersebar di Jawa, Sumatera, Kepulauan Natuna, Mentawai dan Simalur. 6) Ular Bandotan Candi / Ular Wagler (Tropidolaemus wagleri), Famili : Viperidae



Ular Bandotan Candi, atau Ular Wagler mungkin adalah ular beludak yang dapat paling sering ditemukan di Asia Tenggara. Ular ini mendiami hutan dataran rendah, baik primer atau sekunder, dan di beberapa daerah pesisir yang ada di sekitar hutan bakau hingga ketinggian 1200m. Semua ular beludak berbisa, namun Wagler's Pit Viper umumnya tidak dianggap agresif. Di alam, ular ini paling mudah diidentifikasi oleh kepala segitiga mereka yang sangat khas dan beda dengan tubuhnya. Wagler's Pit Viper umumnya ditemukan beristirahat di vegetasi rendah, tetapi pencarian teliti juga dapat menemukan spesies di tingkat pertengahan kanopi banyak meter di atas tanah. 7) Broad Banded Temple Pit Viper (Tropidolaemus laticinctus), famili : Viperidae Persebaran: Sumatera



Ular ini endemik pada Pulau Sulawesi di hutan hujan lembab pada dataran rendah hingga perbukitan pada ketinggian paling rendah 550m. Corak pada tubuh ular ini sangat mencolok dan khas, dengan corak-corak kompleks yang berwarna colat gelap hingga kemerahan serta corak-corak hijau terang dengan keputihan pada ujung masing-masing corak. Daerah ventral ular ini memiliki corak cincin putih yang berwarna kemerahan hingga keunguan dan menciptakan sebuah garis pada bagian tengah ventral yang berwarna putih. 8) Sumatran Pit Viper (Parias sumatranus), famili : Vipiridae



Persebaran : Borneo, Simalur = Simeulue, Nias, Mentawi, Sumatera, Bangka, Belitung Ular ini hidup di hutan tropis dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 1000m dpl. Ia aktif pada malam hari dan biasa ditemukan di pohon namun juga dapat sering ditemukan pada tanah. Mangsanya merupakan kodok, burung kecil dan hewan mamalia kecil. Ular ini merupakan spesies yang cukup sering ditemukan pada daerah persebarannya dan hidup baik di habitat alaminya maupun dekat tempat tinggal manusia. Dorsal ular ini hitam dengan garisgaris hitam khususnya pada ular dewasa, sisik pada dahinya diujungi warna hitam, buntut berwarna merah-coklat yang lebih terang pada individu muda, daerah ventral hijaukekuningan.



2. Famili Elapidae 1) Ular Weling (Bungarus candidus) Famili : Elapidae



Persebaran : Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi Mereka biasa berdiam di dekat sumber air, seperti sawah, ular ini juga kadang-kadang menggunakan lubang tikus sebagai tempat bersembunyi. Ular ini bersifat pemalu dan biasanya bersembunyi dalam tempat tertutup pada pagi hari, dimana mereka aktif pada malam hari, mereka paling aktif pada jam 9 dan 11, dimana mereka keluar dari persembunyian dan dapat ditemukan di sekitar jalanan atau tepi jalan di sekitar rumput sedang mencari mangsa. Ular ini biasanya tidak bertemperamen agresif, khususnya jika masih pada pagi hari, mereka lebih memilih untuk menutupi kepala mereka dengan buntut mereka daripada mencoba menggigit. 2) Ular Welang (Bungarus fasciatus) Famili : Elapidae



Persebaran : Jawa, Kalimantan, Borneo, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Natuna, Sumatera, Ambon



Ular welang tersebar luas dan merupakan ular dari genus Bungarus yang paling umum. Menghuni daerah berhutan, rawa-rawa, hutan bakau, sawah dan sekitar pedesaan, ia menyukai daerah kering terbuka yang dekat dengan sumber air. Diketahui memiliki persebaran hingga daerah yang terganggu oleh aktivitas manusia, lebih sering ditemukan pada ketinggian yang rendah, namun kadang-kadang juga ditemukan hingga hutan pegunungan pada ketinggian maksimum 2500m dpl. Ular nokturnal dan hidup di tanah. Pemalu dan tidak agresif pada siang hari, ia menyembunyi di gundukan rayap, bawah kayu atau batu dan liang yang dibuat oleh hewan pengerat. Kebanyakan gigitan oleh ular terjadi pada malam hari, saat seseorang tidak sengaja menginjaknya karena tidak melihatnya. 3) Ular Kobra Sumatra / Sumatran Spitting Cobra (Naja sumatrana) Famili : Elapidae



Persebaran: Sumatera Ular ini sering ditemukan pada semak-semak, kadang-kadang juga akan masuk rumah warga karena sedang mencari mangsa tikus. Saat tidak aktif, ular ini akan mengumpat di daerah tertutup, seperti taman tak terurus, di sekitar selokan dan tempat teduh lainnya. Ular ini harus ditangani dengan sangat berhati-hati.Semburan bisa tersebut dapat menyebabkan luka permanen kepada mata korban. kasus paling buruk akan menyebabkan buta permanen. Warna tubuh ular ini sangat bervariasi dari setiap tingkat warna coklat hingga hitam, namun warna yang paling sering ditemukan adalah hitam, individu muda biasanya memiliki pola pucat pada daerah tenggorokan. 4) Ular Sendok Jawa (Naja sputatrix), Famili Elapidae



Persebaran: Jawa, Lombok, Sumatera, Flores, Komodo, Bali, Alor, Sulawesi, Lomblen Ular Sendok Jawa merupakan ular elapid berbisa tinggi yang cukup sering ditemukan pada ketinggian rendah di daerah terganggu oleh aktivitas manusia hingga ketinggian 600m dpl. Biasanya ular ini akan menghindari konfrontasi dengan manusia, namun ular ini akan melawan jika terpaksa dengan menegakkan tubuhnya, memperlihatkan "kerudungnya" dan membuat suara mendesis jika merasa terancam. Sifat defensif ini lebih sering dilakukan oleh individu dewasa. Jika sang penganggu tidak segera memundurkan diri, maka ular kobra ini akan menyemburkan bisa kepada matanya, semburan bisa oleh ular ini diketahui tepat sasaran. Ular ini dapat hidup di daerah dekat dengan tempat tinggal manusia, habitat ideal bagi ular ini sangat beragam mulai dari taman dekat kota, daerah pedesaan dan sekitar selokan. 5) Ular Picung (Rhabdophis subminiatus) Famili : Elapidae



Ular ini memiliki warna leher merah mencolok, yang merupakan ciri khas ular ini. Dapat tumbuh hingga 1.3m, ular bertaring belakang ini dulu diketahui sebagai spesies yang berbisa rendah. Namun telah diketahui setelah beberapa kasus gigitan bahwa ular ini ternyata berbisa tinggi gigitannya dan dapat mengancam nyawa manusia. Dengan fakta bahwa ular ini sering ditemukan, sehingga membuatnya menjadi lebih berbahaya. Dengan penampakannya yang terlihat menarik dan ukurannya yang biasa kecil, ular ini dapat membahayakan orang-orang yang tidak sadar akan kemampuan bisa tinggi yang dimiliki oleh ular ini.Ular Picung / Red Necked Keelback (Rhabdophis subminiatus). 9) Ular Cabai Kecil (Calliophis intestinalis) Famili : Elapidae



Persebaran : Jawa, Kepulauan Mentawai, Sumatera . Ular ini dapat ditemukan di hutan lembab, sawah, kebun desa dan kadang-kadang di taman rimbun yang tak terurus. Ular ini memiliki sifat yang pemalu sehingga jarang terlihat walaupun sebernarnya populasi ular ini cukup melimpah. Ular ini hidup penuh di tanah, biasa memangsa pada ular kecil lainnya, khususnya Ular Kawat, namun juga akan memangsa kodok. Ia menyukai habitat yang tertutup dan lembab, tempat-tempat gelap yang lembab atau berisi air memiliki potensi untuk menjadi sarang bagi ular ini. Ular ini dikenal dari garis kemerahan-coklat pada bagian atas tubuhnya, bagian bawah buntutnya berwarna merah. Di setiap sisi tubuh bagian bawahnya terdapat sebuah garis pucat. 10) Blue Sea Krait (Laticauda laticaudata), famili : Elapidae Persebaran : Sumatera, Borneo, Jawa, Bali



Ular berukuran sedang ini biasa ditemukan di terumbu karang, hutan bakau, laut terbuka dan pulau-pulau kecil. Ular ini aktif baik pada siang maupun malam hari, ia memangsa terutama pada ikan ramping dan belut, biasanya ditemukan di perairan dangkal pada kedalaman 0 15m, juga pernah ditemukan dekat dengan badan air tawar, ular ini dilaporkan pernah ditemukan hingga kedalaman 80m. Sering terlihat beristirahat di pulau kecil berbatu, bebatuan di darat merupakan habitat bersembunyi utama ular ini saat di darat. 11) Black Banded Sea Krait (Laticauda semifasciata), Famili : Elapidae Persebaran : Sumatera, Borneo, Jawa, Bali



Ular berbisa tinggi ini dapat diidentifikasi dengan belang-belang hitam atau coklat tua khas yang mengalir sepanjang tubuhnya. Terdapat warna biru, abu-abu atau kehijauan-warna yang menyelingi belang-belang pada bagian atas tubuh yang menyatu dengan warna kuning pada



bagian setengah bawah tubuh, bagian bawah ular ini abu-abu putih atau biru pucat. Pada ular lebih tua, belang-belang memudar sedikit dan warnanya menjadi lebih ringan. Spesies ini memiliki kepala coklat gelap dengan tanda putih atau kekuningan melengkung di atas. 12) Slender Sea Snake (Hydrophis gracilis), Famili : Elapidae Persebaran : Sumatera, Borneo, Jawa



Ular ini biasanya ditemukan pada kawasan perairan yang tidak jauh dari pesisiran pantai, ia ditemukan di perairan rawa-rawa bakau dan perairan terumbu. Terutama menghuni perairan dalam pada dasar laut yang biasanya lumpur atau pasir hingga kedalaman 30m, dapat ditemukan hingga sejauh 5km dari pesisiran pantai. Ular ini umum ditemukan di perairan Jawa Utara. namun biasanya cukup jarang ditemukan karena persebarannya tidak padat. Ular ini memangsa khusus pada belut.