Farmasi Fisik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEARNING JOURNAL Nama Mata Kuliah



: Farmasi Fisik



Nama Mahasiswa



: Jumiati



Nomor Urut Daftar Hadir



:-



NIM



: 2001011248



Nama Dosen



: Ririyen Dessy N. Siahaan, S.Farm., Msi.,Apt



Pertanyaan! 1. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang suspensi? ➢ Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau suspensi yang direkonstitusikan dengan sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan 2. Jelaskan bagaimana ciri-ciri suspensi yang baik? •



Suspensi mempunyai ukuran partikel > 10 -5 cm.







Suspensi dapat dilihat dengan mikroskop.







Suspensi dapat disaring dengan kertas saring.







Suspensi bersifat labil artinya tidak tahan lama.







Suspensi mudah mengalami koagulasi.







Suspensi termasuk campuran heterogen.



3. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam sediaan suspensi? ➢ Dalam pembuatan sediaan suspensi ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang farmasis untuk menjaga kestabilan sediaan yang dibuat yaitu suspensi harus tetap homogen pada suatu periode, paling tidak pada periode antara pengocokan dan penuangan sesuai dosis yang diperlukan, suspensi harus diperhatikan untuk mengurangi kecepatan partikel terdispersi, viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga tidak mengganggu saat penuangan dari wadah 4. Apa yang dimaksud dengan flokulasi dan deflokulasi dalam suspensi? ➢ Flokulasi dan deflokulasi adalah peristiwa memisahnya (mengendapnya fase terdisper) antara fase terdisper dan fase pendisper terjadi dalam rentang waktu yang berbeda. 5. Jelaskan mekanisme terbentuknya suspensi terflokulasi dan terdeflokulasi? •



Mekanisme terbentuknya suspensi terflokulasi, dalam sistem ini partikel mengendap secara berkelompok dan mengendap bersama-sama.Partikel tersuspensi saling terikat dengan ikatan yang lemah membentuk jaring; karena beratnya bertambah, maka pengendapan terjadi serta membawa partikel-partikel tersuspensi lainnya yang terjerat dibawahnya (tengah jaring), dalam sistem flokulasi partikel yang mengendap tersebut akan mudah terdispersi kembali dengan pengocokan. Pengendapan jenis ini tidak membentuk endapan yang liat (cake).







Sedangkan suspensi terdeflokulasi ini partikel mengendap sindiri-sendiri secara perlahan tergantung pada jaraknya dari dasar dan perbedaan ukurannya. Partikel akan menyusun dirinya dan mengisi ruang-ruang kosong saat mengendap dan akhirnya membentuk sedimen tertutup dan terjadi aggregasi, selanjutnya membentuk cake yang keras dan sulit terdispersi kembali karena telah terbentuk jembatan kristal yang merupakan lapisan film yang liat pada permukaan sedimen.Suspensi deflokulasi tekanannya lebih besar pada dasar wadah, volume sedimentasi yang terbentuk kecil dan supernatan tampak keruh sehingga terlihat bahwa suspensi lebih stabil. Pengendapan jenis ini tidak disukai karena akan kesulitan dalam meredispersi sediaan walaupun sudah dilakukan pengocokan.



6. Jelaskan karakteristik suspensi terflokulasi dan terdeflokulasi? 1) Suspensi Deflokulasi •



Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan sedimentasi melebihi ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat.







Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip di antara sesamanya pada waktu mengendap.







Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus sangat lambat. Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat. Kekurangannya : apabila sudah terjadi pada saat sukar sekali diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.







Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paronya.



2) Flokulasi Suspensi •



Sistem flokulasi partikel berbentuk agregat yang dapat memicu terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok sehingga ukuran agregat relatif besar.







Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk dengan cepat mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam. Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi. Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.







Flokulasi dapat dikendalikan dengan : a. Kombinasi ukuran partikel b. Penggunaan elektrolit untuk mengontrol potensi zeta. c. Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalam suspensi. suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan



7. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi pengendapan dalam suspensi? ➢ Beberapa faktor yang mempengaruhi suspensi antara lain: - Ukuran partikel , semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan. Dengan ukuran partikel yang kecil maka daya tekan ke atas cairan akan memperlambat gerakan partikel untuk mengendap. - Kekentalan, kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran suspensi, dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. - Jumlah partikel (konsentrasi) , apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan. - Stabilitas fisik suspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi secara merata. Bila partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling menempel oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya disebut compacted cake dan event ini caking 8. Jelaskan parameter sedimentasi! ➢ Parameter pengukuran (sedimentasi) adalah konsentrasi sedimen tersuspensi Cs(mg/l), debit Q (m3/detik) dan keluarnya Qs sedimen tersuspensi (gr/detik).



a) Volume Sedimentasi Volume sedimentasi diamati dari hari pertama sampai beberapa waktu. Suspensi tersebut diukur tinggi sedimen akhir (Hu) dan tinggi suspensi awal (Ho). Volume sedimentasi merupakan perbandingan antara tinggi sedimen akhir dengan tinggi suspensi awal. b) Viskositas Viskositas ditetapkan dengan viskosimeter elektrik pada suhu 25 °C. viskositas yang sesuai menghasilkan sediaan suspense yang baik karena sediaan jadi lebih mudah dituang. c) Kemudahan Dituang Suspensi dituang dari botol dengan kemiringan kurang lebih 450, waktu yang diperlukan untuk mencapai volume tertentu dicatat. Waktu yang di gambarkan saat penuangan suspense juga akan menggambarkan nilai viskositas suspensi tersebut. d) Ukuran Partikel Ukuran partikel ditentukan secara mikroskopis. Ukuran partikel juga menentukan system suspensi pada suatu sediaan. e) Redispersibilitas Suspensi yang telah disimpan dikocok dengan kecepatan tertentu menggunakan alat penggojok. Waktu yang diperlukan untuk terdispersi kembali dicatat. Kemampuan terdispersi kembali oleh suatu sediaan suspense merupakan parameter penting yang menggambarkan stabilitas suspensi 9. Hitunglah berapa nilai volume sedimentasi dari ketiga suspensi di samping ini! I.



F=Vu/Vo=100-5-/100=50/100=0,5



II.



F=Vu/Vo=150-50/100=500/10=1



III.



F=Vu/Vo=150-100/100=50/100=0,5



10. Jelaskan 3 metode dalam formulasi suspensi! I.



Metode Dispersi Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilage yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan. Untuk menurunkan tegangan antar muka anatara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent. Zat pem basah yang digunakan antara lain: alcohol, gliserin, sorbitol dan cairan higrokopis lainnya.



II.



Metode Praesipitasi Zat yang hendak didispersi di larutkan dahulu di dalam pelarut organic yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organic diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Cairan organic tersebut adalah: etanol, propilenglikol, polietilenglikol.



11. Jelaskan mekanisme elektrolit, surfaktan, dan polimer dalam membentuk suspensi terflokulasi? Elektrolit bekerja sebagai zat yang memflokulasi dengan cara mengurangi tahanan elektrik antara partikel tersebut sehingga terjadi suatu pengurangan zeta potensial dan pembentukan suatu jembantan antara partikel-partikel yang berdekatan. Jembatan antar partikel ini menyebabkan ikatan antar partikel tersebut merupakan suatu struktur yang longgar. Elektrolit yang dapat digunakan antara lain adalah, KCl,NaCl. Surfaktan telah digunakan untuk menghasilkan flokulasi dari partikel yang tersuspensi, baik dari jenis nonionik maupun ionik. Surfaktan ionik menyeba bkan flokulasi melalui netralisassi muatan partikel.Struktur yang panjang dari surfaktan nonionik dapat diadropsi oleh lebih dari satu partikel, sehingga terbentuk struktur flokulat yang longgar.



Polimer merupakan suatu senyawa berantai panjang dengan bobot molekul yang tinggi dan mengandung gugus-gugus aktif di sepanjang rantainya.Zat ini bekerja sebagai zat pemflokulasi karena sebagian rantainya diadsobsi pada permukaan partikel, dengan bagian yang tersisa mengarah ke medium dispersi dan menjadi jembatan perlekatan dengan partikel lainnya, yang pada akhirnya terbentuk flokulasi. Beberapa polimer merupakan polielektrolit yang dapat terionisasi dalam medium air.Kemampuan ionisasi tergantung pada pH dan kekuatan ion dari medium dipersi. Polimer ini dapat bekerja membentuk medan elektrostatik dan memberi efek sterik sebagai koloid pelindung yang mencegah partikel bergabung dengan kuat. Sifat seperti ini ditunjukkan oleh polimer linear misalnya Na CMC, dan dapat menjadi agen pemflokulasi.



12. Jelaskan bagaimana mengevaluasi stabilitas suatu sediaan suspensi! 1. Ukuran Partikel Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya. 2. Kekentalan / Viskositas Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ” STOKES”



Ket: V = Kecepatan Aliran d = Diameter Dari Partikel p = Berat Jenis Dari Partikel p0 = Berat Jenis Cairan g = Gravitasi ŋ = Viskositas Cairan 3. Jumlah Partikel / Konsentrasi Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat. 4. Sifat / Muatan Partikel Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan



zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid). Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1. Bahan pensuspensi dari alam. Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom / hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi bakteri. a. Termasuk golongan gom: Contonya: Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth , Algin b. Golongan bukan gom: Contohnya: Bentonit, Hectorit dan Veegum. 2. Bahan pensuspensi sintesis a. Derivat Selulosa Contohnya: Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. b. Golongan organk polimer Contohnya: Carbaphol 934. B.



Penilaian Stabilitas Suspensi 1. Volume sedimentasi Adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.



2. Derajat flokulasi. Adalah Suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc).



3. Metode reologi Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan. 4. Perubahan ukuran partikel Digunakan cara Freeze-thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.



Hormat saya ttd (Jumiati) 2001011248