Fatwa Dalam Lintasan Sejarah Tasyri' [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FATWA DALAM LINTASAN SEJARAH TASYRI’ UIN MALIKI MALANG



َِ ‫نَويت التَّ علُّم والتَّ علِيم والتَّ َذ ُّكر والتَّ ْذكِْي والنَّ ْفع وا ِإلنْت‬ ‫اع َوا ِإلفَ َاد َة َوا ِإل ْستِ َف َاد َة‬ ‫ف‬ َ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ِ ِ ِ ‫اب هللا وسنَّ ِة رسول‬ ِ ِ‫ك ب‬ ِ ِ َّ ‫ُّعاءَ إِ ََل ا ْلَُدى َو‬ ‫الدالَلَةَ َعلَى‬ ‫الد‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ك‬ َّ َ‫اْل‬ ْ ‫َو‬ َ َ ْ ُ َِ ُ َِ ِِ َ ِ ‫ث ِ َعلَى التَّ َِم ُّس‬ ِ‫اْل ِْي ا‬ .‫ضاته َوقُ ْربِه َوثَ َوابِه‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫اء‬ ‫غ‬ ‫ت‬ ‫ب‬ َ َْ َ ْ َ َ َ ْ َْْ



Saya berniat belajar dan mengajar, mengingat-ingat dan mengingatkan, mengambil manfaat dan memberi manfaat, memberi faidah dan mengambil faidah, mendorong diri berpegang kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasulnya, berdoa untuk mendapat petunjuk, mencari jalan kebaikan untuk meraih ridla Allah, kedekatannya dan pahalanya.



FATWA



Fatwa bagi tradisi umat islam merupakan salah satu media untuk menyampaikan hukum-hukum Islam



(shariah)



Justicia Islamica Volume 15, Nomor 1 Juni Tahun 2018



Fatwa Era Rasulillah Terlepas perdebatan tentang apakah Rasulillah berijtihad ataukah sebagaimana penjelasan surat an-najm ayat 3 bahwa



Rasulillah tidak melakukan atau mengucapkan sesuatu kecuali didasari wahyu, Rasul adalah Mufti utama sebagai peletak dasar Syariat



Penulisan Fatwa Era Rasulillah



Pada masa Rasulullah saw penulisan fatwa sudah dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Ibn Umar, namun hal tersebut dilarang oleh Rasulullah saw, karena takut tercampur dengan al-Qur’an. Tetapi saat Fathu Makkah Rasulullah membolehkan para sahabat untuk menulis fatwa-fatwanya, atas permintaan ahlu Yaman.



Contoh Fatwa-Fatwa Rasulillah



‫وروى مالك في الموطأ عن أبي هريرة وزيد بن خالد الجهني ‪-‬رضي هللا عنهما–‪(( :‬أن‬ ‫رجلين اختصما إلى رسول هللا ‪-‬صلى هللا عليه وسلم‪ -‬فقال أحدهما‪ :‬يا رسول هللا اقضِ بيننا‬ ‫بكتاب هللا‪ ،‬وقال اآلخر ‪-‬وهو أفقههما‪ :-‬أجل يا رسول هللا اقضِ بيننا بكتاب هللا‪ ،‬وائذن لي‬ ‫في أن أتكلم‪ ،‬فقال‪ :‬تكلم‪ ،‬قال‪ :‬إن ابني كان عسيفًا على هذا فزنى بامرأته‪ ،‬فأِ ْخبرتِ أن على‬ ‫ابني الرجم‪ ،‬فافتديت منه بمئة شاة وبجارية‪ ،‬ثم إني سألت أهل العلم فأخبروني أن ما على‬ ‫ابني َج ْلدِ مئة وتغريبِ عام‪ ،‬وأخبروني أنما الرجم على امرأته‪ ،‬فقال رسول هللا ‪-‬صلى هللا‬ ‫عليه وسلم‪ :-‬أما والذي نفسي بيده ألقضين بينكما بكتاب هللا‪ :‬أما َ‬ ‫غنَمك وجاريتك فَ َردِ عليك‪،‬‬ ‫سا األسلمي أن يأتي امرأة اآلخر‪ ،‬فإن اعترفت َر َج َمها‪،‬‬ ‫و َجلَ َِد ابنه مئة وغربه عا ًما‪ ،‬وأمر أني ً‬ ‫فاعترفت فرجمها))‪ .‬قال مالك‪ :‬والعسيف‪ :‬األجير‬ ‫اإلمامِمالكِبنِأنس‪ِ:‬الموطأ‪ِ،‬تحقيقِمحمدِفؤادِعبدِالباقي‪ِ،‬دارِالحديث‪ِ،‬القاهرة‪1419ِ،‬هـ‪1999ِ/‬م‪ِ،‬كتابِالحدود‪ِ،‬بابِماِجاءِفيِالرجم‪ِ.627ِ/2ِ،‬وهذاِ‬ ‫الحديثِأخرجهِالبخاريِفيِكتابِاأليمانِوالنذور‪ِ،‬بابِكيفِكانتِيمينِالنبي‪ِ.‬ورواهِمسلمِفيِكتابِالحدود‪ِ،‬بابِمنِاعترفِعلىِنفسهِبالزنا‪.‬‬ ‫[‪ِ]3‬انظرِترجمتهمِفي‪ِ:‬التلمساني‪ِ:‬تخريجِالدالالتِالسمعية‪.91 - 82ِ،‬‬



‫‪Adakah Fatwa di Era Sahabat‬‬



Mufti-Mufti Era Rasul



• • • • • • • • • • • • • •



Abu Bakar Assiddiq Umar Ibn Khattab Utsman Ibn Affan Ali Ibn Abi Thalib Abdurrahman Ibn Auf Abdullah Ibn Mas’ud Ubai Ibn Kaab Muadz Ibn Jabbal Ammar Ibn Yasir Khudzaifah Ibn al Yaman Zaid Ibn Tsabit Abu Darda’ Abu Musa al-Asy’ari Salman Al Farisi



Ref. Abdullah Ibn Muhammad, Fatawa Fi Syariat Islam, 1429, Riyad, Maktabah Ubaikan, Juz 1. hal. 76



Najmuddin Ibn Qadli Ajilun mengumpulkan para mufti era Nabi dalam bait nadzam ٌ‫معاذ‬ ‫وعـمار وزي ُد بن ثابت‬ ٌ



‫لقد كان يفتي في زمـان نبينا‬



‫وأفتى بمـرآه أبو بكر الرضـي‬



‫ومنهم أبو موسى وسلمان حبرهم‬



ُ‫وعوف حذيفة‬ ‫ي اب ُن مسعود‬ ٌ ُّ ‫أ ُ َب‬



ُ‫مع الخلفاء الراشدين أئمة‬



(ُ‫مزيـة‬



َّ



‫وصدَّقـه فيها وتلك‬



ُ‫كذاك أبو الدرداء وهو تتـمة‬



Sungguh orang-orang ini telah berfatwa di era Rasul Yaitu Muad, Ammar, Zaid Ibn Tsabit, Diantara mereka ada juga Abu Musa dan Salman, Abu Bakar berfatwa dengan cara pandang Rasul,



Serta Khulafa Rasyidin, Ubay Ibn Mas’ud, Abdurrahman Ibn Auf dan Khudzaifah Begitu juga Abu Darda’, dia adalah generasi terakhir, fatwanya dibenarkan dan hal itu adalah kelebihannya. ‫شذَ َراتُ الذَّ َهب في أخبار‬ َ :)1089 ‫ أبو الفالح عبد الحي الحنبلي (ت‬،‫ابن العماد‬ .158 /8 ،‫ت‬.‫ د‬،‫ بيروت‬،‫ دار اآلفاق الجديدة‬،‫َم ْن ذهب‬



Ref. Abdullah Ibn Muhammad,Fatawa Fi Syariat Islam,1429,Riyad,Maktabah Ubaikan, Juz 1.hal.77



Fatwa Era Shahabat



Pasca Nabi, Para sahabat merupakan tokoh sentral yang menjadi pemuka agama bagi masyarakat. Ada lebih dari 130 orang sahabat yang ditemukan fatwanya. Dilihat dari sudut pandang sedikit banyaknya fatwa, mufti dikalangan sahabat dibagi dalam tiga katagori : 1. Fatwanya banyak diriwayatkan, 2. Fatwanya sedang , 3. Fatwanya sedikit, hanya satu dua masalah yang diriwayatkan dari fatwa mereka



Sahabat Fatwanya Banyak Diriwayatkan 1. Umar Ibn Khattab 2. Ali Ibn Abi Thalib 3. Abdullah Ibn Mas’ud 4. Aisyah Ummul Mukminin 5. Zaid Ibn Tsabit 6. Abdullah Ibn Abbas 7. Abdullah Ibn Umar



Shahabat Yang Fatwanya Diriwayatkan Sedang (tidak terlalu banyak tidak terlalu sedikit. 1. Abu Bakar Siddiq, 2. Ummu Salamah 3. Anas Ibn Malik, 4. Abu Said al-Hudri 5. Abu Hurairah 6. Utsman Ibn Affan 7. Abdullah Ibn Amr Ibn Ash 8. Abdullah Ibn Zubair 9. Abu Musa Al Asy’ari 10. Said Ibn Abi Waqqash



11. Salman Al Farisi 12. Jabir Ibn Abdullah 13. Muad Ibn Jabbal 14. Tholhah 15. Zubair 16. Abdurrahman Ibn Auf 17. Imron Ibn Hasyin 18. Abi Bakrah, 19. Ubadah Ibn Shamit 20. Muawiyah Ibn Sufyan



Jumlah sahabat yang berfatwa dengan satu dua masalah saja, sangat banyak, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Hazm (w.456H) dalam kitabnya



ashab al futya min as shahabah wa al tabiin wa man ba’dahum fi maratibihim fi katsrah al futya. Begitu juga disampaikan Ibn Qayyim dalam i’lam al muwaqqi’in an rabbi al-alamin.



DINAMIKA FATWA DI ERA SHAHABAT • Umar bin Khattab melarang sahabat senior (kibar shahabah) untuk meninggalkan Madinah kecuali untuk keperluan mendesak. Hal itu agar mudah mengadakan ijma’ untuk memutuskan masalah yang diperselisihkan. • Pada masa Utsman, penaklukan bertambah luas, maka beliau membolehkan para sahabat mendiami daerah taklukan. • Penduduk daerah banyak yang meminta fatwa kepada para sahabat, dan meriwayatkan hadis serta belajar dari mereka. • Dari segi pengetahuan para sahabat tentu tidak sama, juga hafalan mereka. Disamping itu daerah-daerah taklukan tersebut berbeda adat istiadatnya, situasi sosial ekonomi dan kehidupan. • Sementara ulama-ulama kota yang jauh sulit mengadakan hubungan ilmiah karena susahnya transportasi. Akibatnya, penduduk daerah sangat bergantungpada fatwa dan hadits serta tradisi perbuatan para ulama sahabat diwilayahnya.



Contoh Fatwa Abdullah Ibn Mas’ud



Abu Yahya Zakaria Ibn Ghulam Qadir, Atsar al Shahabah fi al Fiqh, 2000, Jedah, Daar al Harar, hal. 982



Fatwa Abdullah Ibn Abbas



Fatwa Umar Ibn Khattab



Serombongan ahli waris mengadu kepada Umar Bin Khattab. Bahwa mereka terdiri dari suami(1/2) ibu (1,6) dan tiga orang saudara seibu dan saudara kandung. Saudara laki-laki kandung, berdasarkan hadits nabi bila harta sudah terbagi habis maka saudara kandung tidak dapat bagian apa-apa. Tidak dapatnya saudara kandung, sedangkan saudara seibu mendapat, tentu tidak enak dirasakannya. Dalam hal ini umar menetapkan bahwa saudara kandung bergabung dengan saudara seibu dalam mengambil hak 1/3 harta yaitu hak saudara seibu.



Pengaruh Mufti Wilayah Terhadap Munculnya Kelompok Mazhab Al-Says, Muhammad 'Ali, Tdr'ikh al-Fiqh al-Isldmf, Maktabah Muhammad 'Ali al-Sabih, (t.t) hal. 80.



Umat Islam senantiasa berkiblat pada ulama-ulama di daerah mereka, mereka percaya penuh kepada ulama tersebut sehingga menyebabkan timbulnya sifat kebergantungan yang mutlak terhadap pandangan-pandangan hukum yang dikeluarkan. Hasilnya mereka tidak lagi merasa perlu untuk merujuk pandangan-pandangan ulama lain dalam menghadapi berbagai permasalahan. Kondisi terjadi di setiap wilayah kekuasaan Islam. Sebagai contoh fatwa-fatwa Abdullah Ibn Umar, Abdullah Ibn Abbas dan para pengikutnya menjadi pegangan bagi penduduk Madinah, fatwa-fatwa Abdullah Ibn Mas'ud dan muridnya pula panutan bagi penduduk Kufah, sementara pandangan Abu Musa al-Asy'ari dan Anas bin Malik menjadi pegangan penduduk Basrah, fatwa-fatwa Mu'ad Ibn Jabal dan Ubadah Ibn Samit dipegang oleh penduduk Syam dan begitu juga fatwa fatwa hukum Abdullah Ibn Amr Ibn Ash menjadi panutan penduduk Mesir. Kondisi ini menggambarkan munculnya aliran bermazhab di kalangan umat Islam.



Fatwa Era Tabiin Ref. Abdullah Ibn Muhammad, Fatawa Fi Syariat Islam, 1429, Riyad, Maktabah Ubaikan, Juz 1. hal. 79



• Fatwa era tabiin diawali saat shahabat besar masih ada. Ibn Qayyim (w:751) menyatakan: Tabiin besar berfatwa dan masyarakat meminta fatwa pada mereka dan para sahabat yang mengetahuinya memperkenankannya. • Abdurrahman Ibn Zaid Ibn Aslam (w:182) saat Abdullah Ibn Abbas, Abdullah Ibn Zubair, Abdullah Ibn Amr Ibn al-Ash meninggal, maka ahli Fiqh Makkah adalah Atho’ Ibn Abi Rabbah, ahli Fiqh Yaman adalah Thowus, Ahli Fiqh Yamamah adalah Yahya Ibn Abi Katsir, Ahli Fiqh Kuffah adalah Ibrahim, Ahli Fiqh Basrah adalah Hasan, Ahli Fiqh Sham adalah Makhul, Ahli Fiqh Khurosan adalah Atho’ al Khurosani, Ahli Fiqh al Madinah: Said Ibn Musayyib.



INTERAKSI ILMIAH ANTARA GENERASI SAHABAT DAN TABI'IN



Dalam rangka mewujudkan generasi yang mampu berijtihad dan memegang tanggungjawab fatwa. Para sahabat melakukan pelbagai usaha menjalin hubungan ilmiah dan maklumat kepada generasi tabi'in. Sayidina Umar Ibn Khattab misalnya telah menghantar Abdullah Ibn Mas'ud bersama tentara-tentara Islam yang dikirim ke Kufah untuk membimbing dan mengajar masyarakat, sebagaimana pernah diriwayatkan bahwa Umar menyebutkan: “Sesungguhnya aku telah hantarmu Abdullah Ibn-Mas'ud



sebagai guru dan utusanku, aku telah mendahulukanmu dari diriku sendiri maka hendaklah kamu merebut peluang ini." Selain itu beliau juga telah menghantar Syurayh Ibn Harith alKindi menjadi hakim di Kufah, Ka'b Ibn Suar di Basrah sementara 'Abd al-Rahman Ibn Ghanam al-Asy'ari diminta ke Sham untuk mengajar penduduk Islam di sana Ibn Hajar, Tahdhib al-Tahdhib, Juz 6, Beirut: Dar Sadir, (1969), hal. 250.



Aliran Keilmuan Ibn Qayyim, A'lam alMuwaqqi'in, Juz 1, Mesir: Idarah Taba'ah Muniriyyah, (t.t), hal. 18.



• Interaksi keilmuan para sahabat memunculkan generasi tabi‘in yang popular dengan gelar fuqaha sab'ah. (tabiin yang berfatwa di zaman sahabat dan bermukim di madinah) • Fuqoha sab’ah itu adalah Sa'id Ibn al-Musayyab, Sulayman Ibn Yasar, Al-Qasim Ibn Muhammad Ibn Abl Bakr al-Siddiq, Abu Bakr Ibn 'Abd alRahman Ibn Harith Ibn Hisyam, 'Urwah Ibn al-Zubayr Ibn al-'Awwam, Kharijah Ibn Zayd dan 'Ubayd Allah Ibn 'Utbah Ibn Mas'iid al-Huzali. • Kufah dihuni sebagian besar para sahabat seperti 'Abd Allah ibn Mas'ud, Abu Musa al-Asy'ari, Sa'd Ibn Abi Waqqas, Anas Ibn Malik dan Iain-lain. Daripada mereka lahir ulama tabi'ln seperti 'Alqamah Ibn Qays al-Nakha'i, al-Aswad Ibn Yazid al-Nakha'i, Abu Maysarah 'Amr Ibn Shurahil al-Hamdani dan Iain-lain. • Kedua pusat kegiatan ilmu dan fatwa-fatwa ini masing-masing mempunyai latar belakang tersendiri sehingga melahirkan aliran pemikiran yang saling berbeda. • Perbedaan aliran ini mulai muncul pada zaman sahabat namun makin meluas pada zaman tabi'in sehingga terbentuk dua aliran berbeda.



Secara umumnya karakteristik fatwa dan perundangan pada era tabi'in masih hampir sama dengan apa yang berlaku pada zaman sahabat. Mereka masih berpegang kepada kaidah ijtihad yang dilalui oleh para sahabat dengan merujuk segala keputusan hukum yang bersumber dari teks al-Qur'an kemudian al-Sunnah dan seterusnya ijtihad para sahabat. Jika tidak juga ditemui penyelesaian mereka akan berijtihad sebagaimana para sahabat berijtihad



Karakter Fatwa dan Perundangan Era Tabiin A l - A s y q a r, U m a r S u l a y m a n , Ta r i k h a l - F i q h a l - I s l a m i , 1 9 8 2 , K u w a i t : M a k t a b a h a l - F a l a h , h a l . 8 1



• Meski tabiin berusaha mengikat diri dengan metodologi para sahabat namun kadang-kadang mereka banyak bergantung kepada al-ra'y dalam membuat keputusan hukum dan fatwa. Lebih-lebih lagi dalam menghadapi berbagai perubahan dan fenomena baru dalam masyarakat yang menyentuh seluruh keperluan kehidupan, sama ada yang berkait dengan isuisu kemasyarakatan maupun yang berkait langsung dengan isu agama secara khusus. • Kondisi sosial politik negara pada zaman tabiin tidak begitu stabil dan mulai terjadi perpecahan antar umat Islam. • Perpecahan yang terjadi pada akhir zaman Khulafa al-Rasyidin, meluas dan semakin meruncing. Hingga muncul 3 kelompok politik dalam negara, seperti; al-Khawarij, al-Syi'ah dan Ahlu Sunnah wal Jamaah • Keberadaan kelompok politik ini turut mempengaruhi fatwa ulama karena kelompok politik memunculkan pendirian hukum dan metodologi pengambilan hukum sendiri yang berbeda satu sama lain.



Pengaruh Politik Terhadap Fatwa Abu Zahra, Tarikh al-Madhdhib al-Isldmiyyah, 1987 , Dar al-Fikr al-'Arabi, Juz 2, hal. 246



Fatwa dan permohonan istifta’ senantiasa



berjalan karena kebutuhan untuk itu tidak berhenti tapi terus berkembang. Mengacu metodologi dan mengambil ijtihad shahabat dan tabiin, namun kelompok khawarij, syiah, dzahiriyah tidak mau mengambil fatwa tabiin.



Fatwa Era Tabi’ Tabiin • https://www.dar-alifta.org/AR/ViewFatawaConcept.aspx?ID=%208 • Abu Zahra, Tarikh al-Madhdhib al-Isldmiyyah, 1987 , Dar al-Fikr al-'Arabi, Juz 2, hal. 400



Meski tidak menyetarakan dengan fatwa shahabat, tabi’ tabiin seperti Imam Malik menggunakan fatwa tabiin besar terlebih yang sama dengan a’mal ahlul madinah era tabi’tabiin, Imam Mazhab Empat membuat dasar metodologi pengambilan hukum dan mengkodifikasikan sehingga resistensi fatwa ulama lebih bisa diminimalisir dibanding era tabiin



Proses Terbentuknya Madzahib Masa Nabi



Penetapan hukum ditentukan langsung oleh RAsuL melallui ayat-ayat yang diturunkan.



Khulafaur



Sigharus



Masa



Rasyidin



Shohabah



Madzhab



Jika tak mengetahui dasar hukum dari quran maupun hadits mereka mengumpulkan sahabat dan menayangak adakah yang tahu, bila tidak t ada yang tahu baru dilakukan ijtihad



Karena jarak jauh dari sumber Hadits Menggunakan Qiyas dan illat Dengan bersumber Quran/Hadits Yang shahih menurut mereka



Quran, Hadits, ijtihad Shahabat Terdahulu, Ijtihad



Madrasah Kuffah Abdullah Ibn Mas’ud Ali Ibn Abi Thalib



Munculnya Metodologi Perumusan Hukum/ Ushul Fiqh



Madrasah Hijaz Abdullah Ibn Umar Aisyah Ibn Abu Bakar Zaid Ibn Tsabit



Wahyu Dan Teks Literal



Sanad Keilmuan Para Mujtahid Empat



RasuluLlah Khulafaurrasyidin



Madzhab Hijaz Abdullah Ibn Umar



Said Ibn Musayyib



Zaid Ibn Tsabit



Urwah Bin Zubair



Sulaiman Ibn Yasar



Kharijah Ibn Zaid Ibn Tsabit



Madzhab Kuffah



Aisyah Bint



Ali Ibn



Abdullah



Abu Bakar



Abi Tholib



Ibn Mas’ud



Qasim Ibn Muhammad Ibn Abubakar Siddiq



Nafi’



Tujuh Ahli Fiqh Imam Ahmad Ibn Hanbal



Abubakar Ibn Abdurrahman



Alqamah an Nakhai



Syuraih Ibn Harits al Kindi



Said Ibn Jubair



Hammad Ibn Salman



Bin Harits ibn Hisyam



Ubaidillah Ibn Abdullah ibn Utbah Ibn Mas’dud



Imam Malik



Imam Abu Hanifah



Imam Syafii



Contoh Perbedaan Fatwa antara ahl Madinah dan Kufah Seorang suami bersumpah ila’ pada isterinya: • Fatwa ulama Madinah, perceraian ditangguhkan hingga suami memilih membayar fidyah atau menjatuhkan talak • Fatwa ulama kuffah, isteri tercerai secara otomatis bila dalam jangka waktu 4 bulan tidak mengumpuli isterinya



Fatwa pada kurun ke empat • Pada kurun setelah tabi’tabiin, permasalahan semakin komplek. Wilayah islam semakin luas. Mereka semakin bergantung pada ulama-ulama setempat tanpa menentukan mazhabnya. Para ulama berfatwa di berbagai tempat tanpa terkendali meski belum pada tingkatan mujtahid. • Mustofa Zarqa’ menganggap kurun ke empat hingga kurun ke tujuh merupakan zaman kejumudan dari pergerakan ijtihad. • Gerakan tadwin era tabi’ tabiin, memunculkan ulama-ulama mazhab yang terkhusus pada satu mazhab. Para khalifah juga tidak sedikit yang lebih memilih bertaqlid dan bahkan menjadikan fatwa ulama tertentu sebagai mazhab resmi



Pengelolaan Jabatan Mufti • Po s i s i fat wa ya n g s p e s i f i k p a d a s e o ra n g h a k i m m u l a i m u n c u l s e j a k za m a n p e m b e s a r d i M a g h r i b d a n A n d a l u s i a , m e re ka m e n ata m u l a i at u ra n d a n m u f t i d a n m e nye m p u r n a ka n b i n g ka i p e ra d i l a n / ke ku a s a a n y u d i kat i f. • Pa d a e ra i n i m u n c u l i st i l a h m u f t i , s h e i k h , fa q i h m u f t i ya n g m e m p u nya i t u ga s m a s i n g - m a s i n g d a n b e r l a n g s u n g h i n g ga a k h i r p e r i o d e d a u l a h u t s m a n i ya h . • E ra i t u d i te m u ka n p u l a l e m b aga fat wa d a n p a ra q a d l i m e r u j u k p a d a l e m b a ga i n i d a l a m b e r fat wa .



Institusi Fatwa Wahbah Zuhaili menyatakan sejak era kurun 10 hijriyah, posisi fatwa secara resmi ditangan penguasa. • Pemilihan mufti dari para ulama dilakukan penguasa dan disebar keseluruh daerah. Karenanya sejak saat itu fatwa merupakan jabatan resmi kenegaraan dan keagamaan. Tidak ada lagi mufti umum. • Sejak saat itu para mufti di dunia islam ada pada kekuasaan negara dan menjadi jabatan resmi. Semua dikembalikan pada mufti resmi. • Sejak saat itu terjadi penurunan penerapan syariat dalam pengelolaan, pensyariatan dan putusan qadla’ •



Doa Penutup ْ َّ َ َ ِ‫ارد ْد‬ ‫ف‬ ِ ‫ه‬ ‫ت‬ ِ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ِ‫ا‬ ‫م‬ ‫ِو‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ْ ْ َ َ َ ‫اللَّه َّمِإنيِا ْستو َد ْعت َكِ َماِِقَ َرأ‬ َ ِ‫يِع ْن َدِ َحا َجتيِإلَيْه‬ َّ ‫إل‬ Ya Allah saya menitipkan apa yang telah saya baca dan saya pelajari, tolong kembalikan kepada saya pada saat saya membutuhkannya