17 0 2 MB
2/2/2015
FERTILISASI • Macam fertilisasi: eksternal & internal • Fertilisasi pada sea urchin, ikan, amfibi, reptilia, aves, mamalia • Aplikasi : a.l. kegagalan dalam fertilisasi
Learning outcomes Students should be able to: 1. Distinguish between external and internal fertilization 2. Explain the process underlying recognition of egg and sperm 3. Explain the acrosome reaction and egg activation during fertilization 4. Describe the basic concepts underlying fertilization
1
2/2/2015
penetrasi: -Sperma mengalami reaksi akrosom untuk dapat menembus : jelly coat -Membran vitelin -Membran plasma
sperma
Pergerakan sperma menuju sel telur Sel telur
Fungsi fertilisasi : • • •
Internal Dalam saluran reproduksi betina: Sperma mengalami kapasitasi Gerakan sperma: kemotaksis + sel telur
Fertiliasai: Fusi pronukleus jantan & betina
penetrasi: -Sperma mengalami reaksi akrosom untuk dapat menembus : zona pelusida -Membran plasma
Transmisi informasi genetic dari induk ke anak amfimiksi : pembauran materi genetis maternal dengan fraternal diploiditas Inisiasi reaksi-reaksi dalam sitoplasma telur inisiasi proses perkembangan terjadi
Fertilisasi Eksternal • Ampleksus • Spawning • Kemotaksis : spesifik spesies • Ikan herring steroid • Korion lubang tunggal : micropyle • Sturgeon – glikoprotein
2
2/2/2015
Fertilisasi internal • Adaptasi penting terhadap lingkungan daratan • Fertilisasi terjadi di dalam tubuh hewan betina • Kopulasi : hewan jantan mendeposisikan sperma secara langsung ke dalam saluran reproduksi betina
• Sperma: • Materi genetic (haploid) • Bagian lain diperlukan untuk : • Pergerakan • Pengenalan sel telur • Penetrasi sel telur
• Sel telur: • Materi genetic (haploid) • Sitoplasma: • • • • • •
Organel Protein Ribosom dan tRNA mRNA Faktor-factor morfogenetik Senyawa kimia pelindung embrio dari lingkungan
Tugas : baca Gilbert Edisi 7ch 7
3
2/2/2015
Kapasitasi : • konsentrasi kolesterol membran plasma menurun • beberapa protein & karbohidrat di membran plasma hilang motilitas protein membran >>
•
kapasitasi (pada mamalia) di saluran reproduksi betina) motilitas >> di uterus - tuba melepaskan protein pembungkus pada sperma •
mencit : 1 jam manusia : 5-6 jam
Stadium telur saat fertilisasi terjadi
Roundworm: Ascaris
Nemertean
Lancelet : Branchiostoma
Cnidarians (e.g. anemones)
Mesozoan: Dicyema
Polychaete worm: Chaetopterus
Amphibian
Sea urchins
Sponges : Grantia
Mollusc: Dentallium
Most mammals
Polychaeta worm : Myzostoma
Core worm : Pectinaria
Fish
Clam worms Nereis
Many insects
Clam :Spisula
Starfish
Echiuroid worm: Urechis
Core worm
Dogs and foxes
Austin, 1965 Lancelet
4
2/2/2015
• Kontak dan pengenalan sperma x sel telur • Tujuan: sperma dan sel telur dari spesies yang sama • Contoh: • Spesies-specific~ membran di membran vitelin atau zona pelusida (ZP3) diskriminator
• Regulasi masuknya sperma ke sel telur • Tujuan : 1 sperma yang dapat memfertilisasi cegah polispermi
• Proses peleburan (fusi) materi genetic dari sperma (pronukleus jantan) dan sel telur (pronukleus betina) (karyogami) yang masing-masing punya kromosom n • Aktivasi metabolism sel telur untuk inisiasi perkembangan
Pengenalan telur dan sperma
• 5 langkah utama :
• Kemoatraksi sperma oleh molekul-molekul yang disekresikan oleh sel telur • Eksositosis enzim dari akrosom • Pengikatan sperma ke selubung ekstraselular (lapisan vitelin atau zona pelusida) sel telur • Penetrasi sperma melalui selubung ektraselular sel telur • Fusi membran sel telur dengan sperma
5
2/2/2015
Terjadinya pertemuan sperma dengan sel telur akibat : 1.
kemotaksis (key & lock): Echinodermata ginogamon (♀) >< androgamon (♂) • fertilizin (♀) >< antifertilizin (♂) ~ bindin (BM 300.000) (BM 10.000) • speract (Stronggylocentrotus purpuratus ♀) & resact (Arbacia punctulata ♀)
terdapat di selaput lendir telur
Reseptor resact ~ aktivasi dynein ATP-ase jumlah sperma
jumlah sel telur
Echinodermata
100 bilyun
4 juta
Manusia
350 juta
1-2
2.
3.
Banyak hambatan untuk sperma
Pergerakan sperma dalam cluster ---> motilitas
HAMBATAN YANG DIHADAPI SPERMATOZOA UNTUK MEMBUAHI :
1. pH vagina (asam) : 4,3 oleh cairan semen ---> 7,2 2. - Lekukan (kript) pada serviks - Mukus yang viskos (oleh hormon saat ovulasi dibantu encer) 3. Sel telur tak selalu ada di saluran telur 4. Reotaksis positif (melawan arus) Spermatozoa yang tidak berhasil membuahi : • dari uterus ‘disapu’ ke vagina ---> ke luar • dari oviduk : dicerna oleh sel-sel fagositik
6
2/2/2015
Reaksi akrosom • Pada sea urchin meliputi 2 reaksi: • Fusi membran vesikel akrosom dengan membran sperma eksositosis komponen dalam akrosom • Pemanjangan prosesus akrosom
Reaksi akrosom pada sperma sea urchin
Reaksi akrosom pada sperma Hamster: Fusi membran vesikel akrosom dengan membran sperma
Pada mamalia
sperma berikatan dengan ZP3
pengikatan sperma dengan zona pelusida (yang sudah berikatan dengan N-acetylglalactosaminyl dari ZP3) Reaksi akrosom pada sperma sperma yang sudah melepas akrosom berikatan dengan glikoprotein ZP2
Molekul ZP: ZP1, ZP2, ZP3
dibantu oleh : • proakrosin enzim akrosin pencerna ZP2 • dan atau protein PH20 (marmot) tergantung hewan
Interaksi antara sperma dan sel telur bersifat species specific ZP Terdeteksi pada mencit, marmot dan manusia
7
2/2/2015
Fertilization cone – sea urchin
Diagram of the fusion of hamster sperm and egg plasma membranes (Developmental Biology, Ed 7, ch 7
Pencegahan polispermi • Segera sesudah 1 (satu) sperma berada di dalam sel telur pencegahan polispermi
Fast blocking & slow blocking
Proses Fertilisasi pada bulu babi Fusi Membran -fast block polyspermy Inisiasi proses perkembangan
- Membran sperma dan membran sel telur berfusi Perubahan tegangan potensial membran sel telur -60 mV + 20 mV
- Menyebabkan depolarisasi membran yang menginaktifkan reseptor sperma
Terjadi oleh perubahan 3 macam ion : 1. permeabilitas membran terhadap ~ Na+ naik depolarisasi membran (beberapa detik) 2. Influks Ca++ dari deposist intraseluler meningkat -->>Ca++----> pH 3. Effluks H+ dan influks Na+ mulai 60 detik pH
8
2/2/2015
Proses Fertilisasi pada bulu babi
Inti sel sperma dan dimulainya reaksi korteks • Fusi membran menyebabkan meningkatnya [Ca++] • Lepasnya Ca++ menyebabkan granula korteks berfusi dengan plasma membrane sel telur dan melepaskan isinya (eksositosis ) ke rongga polyspermi perivitelline • Inti sel sperma memasuki sitoplasma sel telur Slow block
slow blocking permanen Inisiasi reaksi korteks : pecahnya granula korteks (di bawah membran plasma) ∑15000 /1µm pelepasan isi g.k. ke rongga perivitelin (di luar membran plasma) Isi g.k. : macam-macam enzim; protein-protein struktural, mukopolisakarida sulfat (glikosaminoglikans = GAG)
Reaksi Granula Korteks
• • Proteases melarutkan hubungan antara ZP dan membran oosit • Enzim lain mengeraskan ZP • Tyrosine-tyrosine cross linkages • GAGs meningkatkan osmolaritas rongga antara oosit dan ZP • Water memasuki rongga dan mengangkat ZP lepas dari oosit
9
2/2/2015
sperma berikatan dengan ZP3
Molekul ZP: ZP1, ZP2, ZP3
pengikatan sperma (yang sudah berikatan dengan N-acetylglalactosaminyl dari ZP3 dan sudah melepas akrosom) dengan glikoprotein ZP2
dibantu oleh : • proakrosin enzim akrosin pencerna ZP2 • dan atau protein PH20 (marmot) tergantung hewan
masuk ke dalam sel telur
Interaksi antara sperma dan sel telur bersifat species specific reaksi korteks (butir-butir korteks melepas isinya, a.l. protease pengubah ZP2), sehingga sperma lain yang terikat ZP3 tidak dapat terus masuk
ZP Terdeteksi pada mencit, marmot dan manusia
Proses Fertilisasi pada bulu babi 4
5
3 2 6 1
Berlanjutnya reaksi korteks dan aktivasi sel telur • •
Perubahan lapisan vitelline menjadi membran fertilisasi Meningkatnya respirasi sel dan sintesis protein (egg activation) Untuk hewan-hewan tertentu penyelesaian meiosis
10
2/2/2015
Fusi materi genetik jantan dan betina: 1. pembentukan pronukleus jantan (dekondensasi) dan betina (haploid monad) 2. klimaks : amfimiksi pembentukan dan peleburan pronukleus jantan dan betina: peleburan materi genetik fraternal dan maternal • aktivasi metabolisme telur menjelang pembelahan
Fertilisasi pada sel telur manusia
11
2/2/2015
• Fungsi pronukleus jantan dan betina berbeda: • Contoh : transplantasi pronukleus & epronukleasi pronukleus jantan + tak ada pronukleus betina mola (hydatidiform mole)
Gen paternal + gen maternal tertentu harus on normal
12