FILM TAARE ZAMEEN PAR Neww [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ade
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) “MENGANALISI FILM”



Disusun oleh Kader 217 118 401 E8



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA 2020



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberi rahmat dan hidayah-nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas ujian tengah semester (UTS) tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen mata kuliah, teman – teman, kerabat, dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan arahan dan bantuannya sehingga tugas ini dapat terselsaikan. Adapun tujuan utama atas penyusunan tugas ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini. Makale, 21 Mei 2020



1



DAFTAR ISI Halaman Judul.................................................................................................. i Kata Pengatar.................................................................................................... 1 Dartar Isi........................................................................................................... 2 Abstrak.............................................................................................................. 4 BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 5 1.1 Latar Belakang...................................................................................... 5 1.2 Rumusan masalah................................................................................. 6 1.3 Tujuan film........................................................................................... 7 1.4 Manfaat film......................................................................................... 7 BAB II ANALISIS FILM................................................................................. 8 2.1 Analisis film Taare Zameen Par........................................................... 8 BAB III MATERI BIMBINGAN KONSELING............................................. 13 A. Prinsip-prinsip belajar........................................................................... 13 B. Pandangan pakar psikologi tentang belajar.......................................... 14 C. Kesulitan dan kegagalan belajar........................................................... 16 D. Permasalahan belajar ditinjau dari aspek social emosional.................. 17 E. Pertumbuhan perkembangan anak........................................................ 18 F. Perkembangan Bahasa pada anak......................................................... 23 G. Pengaruh polah asurh orang tua terhadap perkembangan anak............ 25 H. Pengertian sekolah dasar....................................................................... 27 I. Perilaku social dan pengelompokan siswa sekolah dasar..................... 30 J. Peranan guru sebagai pembimbing....................................................... 40 K. Jenis dan bentuk bimbingan dan konseling SD.................................... 42 2



BAB IV ANALISIS FILM MENGGUNAKAN TEORI BK YANG TERKAIT A. Hakikat dan urgensi bimbingan dan konseling di SD.......................... 43 B. Bimbingan kecerdasan emosional........................................................ 44 C. Nuansa PBM berbasis bimbingan dan konseling................................. 46 D. Pengaruh polah asuh orang tua terhadap perkembangan anak............. 47 E. Pandangan pakar prikologi tentang belajar........................................... 48 F. Kesulitan dan kegagalan belajar........................................................... 50 G. Permasalahan belajar ditinjau dari aspek social emosional.................. 51 H. Perilaku social dan pengelompokan siswa SD..................................... 52 I. Jenis-jeni masalah pada siswa SD........................................................ 53 J. Studi kasus proses pemecahan masalah................................................55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 66 A. Kesimpulan...........................................................................................63 B. saran......................................................................................................66 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 69



3



ABSTRAK



Setiap film yang dibuat atau diproduksi pasti menawarkan suatu pesan kepada para penontonnya. Jika dikaitkan dengan pendidikan, suatu film yang di tawarkan harusnya memiliki efek yang baik yang sesuai dengan yang diharapkan, jangan sampai inti pesan tidak tersampaikan dengan dengan baik tap sebaliknya efek negative dari film justru secara mudah diserap oleh para penontonnya atau penggemarnya. Sala satu film mendidik dan bermanfaat adalah film India yang berjudul Taree Zameen Par, merupakan film yang di angkat dari kisa nyata. Film ini adalah film edukasi yang ditujukan kepada orang tua dan untuk semua kalangan yang akan menjadi orang tua. Dalam film Taree Zameen Par ini, banyak pesan pendidikan, moral dan komunikasi yang ingin disampaikan kepada penonton.



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersekolah merupakan pengalaman pembentuk perkembangan anak yang utama, yang mempengaruhi setiap aspek perkembangan anak. Di sekolah, anak-anak mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi sosial, mengembangkan tubuh dan pikirannya, dan menyiapkan kehidupan



masa



dewasa.



Masuk



sekolah



menandai



kemajuan



perkembangan anak. Kemajuan perkembangan dapat digambarkan berikut ini. Untuk mencapai kemajuan akademis, anak perlu terlibat pada aktivitas yang sedang terjadi di kelas. Semakin anak merasa lebih baik mengenal keterampilan akademisnya, anak semakin cenderung terlibat di kelas. Semakin keras anak bekerja di kelas, semakin berkembang rasa percaya dirinya. Menurut sejumlah penelitian, minat, perhatian, dan peran serta aktif anak berhubungan positif dengan pencapaian anak itu diukur dengan skor di sekolah. Pendidikan juga dimengerti secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses pemanusiaan diri ke arah tercapainya pribadi yang dewasa. Kata “pendidikan” mengandung sekurang- kurangnya empat pengertian, yaitu bentuk kegiatan, proses, buah atau produk yang dihasilkan proses tersebut, serta sebagai ilmu. Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, merumuskan hakikat pendidikan sebagai usaha orang tua bagi anak-anak dengan maksud untuk menyokongan kemajuan hidupnya, dalam arti memperbaiki pertumbuhanya kekuatan jasmani dan rohani yang ada pada anak-anak.



5



Pendidikan juga dimaksudkan untuk menuntun segala kekuatan yang ada agar masyarakat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya. Pendidikan bertujuan untuk mendapatkan kesempurnaan hidup lahir dan batin, baik sebagai perseorangan, maupun sebagai anggota masyarakat sosial. Proses pengembangan pendidikan pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satu proses pengembangan cara mendidik anak yaitu dengan menggunakan film. Film mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi oleh alasan bahwa film memiliki kemampuan mengantar peasan secara unik. Film slalu membentuk dan mempengaruhi masyarakat berdasarkan muatan pesan dibaliknya. Salah satu film yang digemari oleh orang Indonesia adalah film india, salah satu film india yang bercorak pendidikan adalah film Taare Zaamen Par. Sebagaimana film india pada umumnya, film ini juga disertai beberpa lagu untuk memperkuat alur ceritanya. Film ini dibintangi dan diproduksi oleh Aamir khan, yang ternyata mendulang kesuksesan. Film Taare Zameen Par ini memiliki keterkaiatan dengan pihak yang akan berkecimpung di dunia pendidikan. Film ini bisa menjadi referensi bagaimana cara mendidik anak-anak yang memiliki keterbatasan. Film ini juga menggambarkan bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang boleh dipaksakan kepada peserta didik, tetapi lebih kepada proses bagaimana pengembangan kemampuan atau bakat yang dimiliki peserta didik.



6



1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah isi film Taree Zameen Par itu? 2. Bagaimana pengembangan cara mendidik anak ? 1.3 Tujuan film 1. Untuk mendeskripsikan isi dari Film Taree Zameen Par. 2. Untuk mendeskripsikan pengembangan cara mendidik anak . 3. Untuk menemukan pengembangan cara mendidik anak MI dalam Film Taree Zameen Par 1.4 Manfaat Film 1. Dapat memberikan masukan dalam rangka mendukung teori yang berkaitan dengan pengembangan cara mendidik anak MI dengan Film Taree Zameen Par. 2. bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang pendidikan yang terkait dengan pengembangan cara mendidik anak dengan Film Taree Zameen Par. 3. Dapat memberikan informasi sekaligus pertimbangan kepada mereka yang berkepentingan dan tanggung jawab terhadap pendidikan (orang tua, guru dan masyarakat) bahwa strategi pendidikan yang baik memerlukan pendekatan yang modern, rasional, komprehensif, mudah dihayati dan ditangkap oleh peserta didik dalam seluruh gerak dan dinamika kehidupannya.



7



BAB II ANALISIS FILM 2. 1



Analisis Film Taare Zameen Par Setiap anak itu berbeda, masing-masing memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda beda pula. Setiap anak memiliki cara mereka sendiri dalam memahami suatu hal, dalam menyerap informasi dan juga dalam mendapatkan suatu ilmu. Dan tugas seorang gurulah untuk membimbing mereka, mengarahkan mereka, dan memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Begitu juga dengan anak berkebutuhan khusus “disleksia” mereka memiliki kesulitan belajar membaca, tapi banyak dari mereka yang memiliki potensi luar biasa salah satunya dalam bidang seni. Inilah yang ingin digambarkan dalam film “ Taare Zameen Par”Lahir dan bersekolah dalam lingkungan yang menganggap prestasi dan kepandaian



adalah



terukur



melalui



angka-angka,



Ishaan



Awasthi



(diperankan oleh Darsheet Safary) merasa ia menjadi pembanding bagi kakaknya yang super jenius, Yohan. Sang kakak menjuarai semua mata pelajaran seperti Aljabra, Geometri, Sejarah, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, dan Biologi terkecuali bahasa Hindi (juara 2 di kelasnya). Ishaan yang kesulitan dalam belajarnya, dianggap orang tua dan guru yang mengajarinya dengan metode pengajaran yang ortodok sebagai MALAS atau BODOH. Tak jarang guru di sekolah mengucapkan kata-kata destruktif semacam “Shameless Boy!” (anak laki-laki tak tau malu), “King of Moron” (raja dari orang tolol), “Lazy” (malas). Sedangkan di rumah, sang ayah yang merasa Ishaan sebagai produk gagal sering menyebutnya IDIOT. Bagi seumuran siswa SD kelas 3, Ishaan menghadapi permasalahan pelik yaitu kesulitan membaca dan menulis. Alhasil, dalam semua mata



8



pelajaran, Ishaan selalu gagal sebab dia tidak memahami apa yang ia baca dan tidak ada yang bisa memahami ketidak tahuan ishaan. Sang ibu yang telaten mengajari Ishaan menulis pun putus asa pada anak tersebut. Sang ibu mengira Ishaan tidak mau bersungguh-sungguh belajar menulis. Ibu tidak pernah tau bahwa ada permasalahan yang lebih pelik yang dialami Ishaan. Tertekan oleh sikap sang Ayah yang selalu bangga ketika anaknya memenangkan kompetisi, tertekan oleh guru dan teman-teman di sekolah, tertekan oleh teman-teman sebayanya di lingkungan tempat tinggalnya, Ishaan menjadi semakin tertutup. Hingga suatu hari sang kepala sekolah memanggil orang tua Ishaan untuk memindahkan Ishaan ke sekolah lain. Ishaan sang dyslexia inipun memasuki sekolah asrama yang begitu kaku dalam sistem pengajaran di kelas. Guru menjadi sumber ilmu utama, buku adalah sumber bacaan utama, dan meniru ucapan guru adalah kewajiban utama. Seperti burung beo, begitulah guru mengkondisikan siswa-siswanya. Jawaban yang tidak sama dengan guru adalah salah, seberapapun logisnya itu. Gambar yang tidak sama dengan guru berarti hukuman. Ishaan menjadi semakin depresi hingga seorang guru Seni pengganti



mengenali



gejala



dyslexia



Ishaan.



Dengan



pendekatan



pembelajaran yang menyenangkan, sang guru ini berhasil mengajarkan baca tulis kepada Ishaan melalui cara yang sangat kreatif, sesuai dengan bakat alami Ishaan, yaitu menggambarkan. A. Multiple Intelegences Dalam Diri Ishaan Di luar kesulitan membaca dan menulisnya, Ishaan yang dianggap anak keterbelakangan mental ini, mempunyai beberapa tipe kecerdasan yang tidak diapresiasi oleh lingkaran pendidikan di sekolah dan di rumah (oleh



9



sang Ayah). Mengambil istilah multiple intelegences yang digagas oleh Howard Gardner, Ishaan sang dyslexia mempunyai beberapa kecerdasan yang luar biasa di antaranya: 1. Kecerdasan Visua Ishaan mempunyai kemampuan menggambar dan melukis (painting) di atas rata-rata. Goresan kuasnya sangat tegas dan perpaduan warnanya sangat unik. Sangat superb. Dia juga memvisualisasikan apa yang dia pelajari melalui imajinasinya yang sangat kreatif. 2. Kecerdasan Natural Ikan, anjing, burung, sangat disukai Ishaan. Ia sayang sekali pada binatang



dan



memelihara



ikan



di



akuariumnya.



Ia



sering



memperhatikan tingkah laku binatang dan takjub akannya. 3. Kecerdasan Sosial Bisa dibilang Ishaan berasal dari keluarga ekonomi menengah atas India yang cukup sejahtera. Namun, ia begitu peduli pada orang-orang yang kurang beruntung di sekitarnya. Ia begitu empati pada anak-anak asongan, para buruh kasar, pedagang-pedagang kaki lima, hingga para gelandangan. Ia bisa menatapi mereka selama beberapa saat dengan tatapan ingin menolong. 4. Kecerdasan interpersonal Ishaan



adalah



seorang



perenung



dan



pemikir.



Ketika



ia



melihat gerak polah ikan, atau melihat induk burung yang sedang memberi makan anak-anaknya. Perasaannya juga sangat sensitif, ia memikirkan apa yang salah dengan dirinya hingga semua orang mengecapnya buruk, kecuali ibunya yang juga tidak tahu kelainan apa yang dia alami. 5. Kecerdasan eksistensial Hampir sama dengan kecerdasan interpersonal, namun lebih menyangkut pada hal lain di luar diri pribadinya. Terlihat ketika 10



Ishaan menginterpretasikan sebuah puisi yang dibacakan oleh salah seorang teman di kelasnya. Ishaan menjelaskan puisi itu seperti seorang sastrawan atau filsuf. Sayangnya, gurunya menolak jawaban Ishaan. Jadi,



Ishaan



Linguistik, khususnya



hanya untuk



lemah



membaca



dalam Kecerdasan



dan



menulis.



Dalam



mendengarkan dan berbicara, Ishaan tidak mengalami kendala. Sayangnya, hanya karena lemah dalam satu jenis kecerdasan ini ditambah dengan sistem pendidikan yang hanya mengapresiasi baca tulis



hitung



sebagai



ukurannya,



Ishaan



dicap



sebagai



anak



berketerbelakangan mental, bodoh, atau idiot. Padahal, ia unggul di lebih banyak jenis kecerdasan daripada teman-temannya. Dyslexia, Gejala dan Penanganannya a. Kesulitan membaca dan menulis Dalam menulis tangan, ada pola kesalahan yang konstan, misalnya pada huruf yang jika dicerminkan sama P dan B (kecil), penulisan angka 7, huruf R, S yang terbalik. Untuk membaca, ia tidak bisa karena huruf-huruf yang dibuku seakan teracak dan tidak bisa dipahami. b. Kesulitan memperkirakan ukuran, jarak, dan kecepatan Ishaan sering terantuk (kejedot), tidak bisa melempar atau menangkap bola, serta sering terperosok ketika berjalan. c. Kesulitan memahami perintah yang kompleks Seperti misalnya, buka halaman 9 paragraf 4 baris ke 5. Ishaan kesulitan mengatasinya. d. Kemampuan gross motoric dan fine motoric yang rendah Gross motoric berkaitan dengan gerakan seluruh anggota badan, sedangkan fine motoric berkaitan dengan keterampilan yang menggunakan jari (tangan). 11



Sang guru yang ternyata mantan disleksis mengajari Ishaan menulis, membaca, dan menghitung dengan cara yang kreatif, melalui pintu kecerdasan yang sudah dimiliki Ishaan, yaitu natural dan visual, seperti: 



Menulis huruf di pasir Menulis dengan jari pada kulit tangan, menulis sembari mewarnai, menulis sembari membuat kerajinan tangan dari clay (lilin malam).







Memanfaatkan audio book Bersamaan dengan textbook. Ishaan mendengarkan rekaman di kaset sembari merunuti tulisan yang ada di buku bacaannya. Ishaan juga menuliskan huruf yang disebutkan sang guru dengan mata terpejam.







Diktat (dictation)\ Setelah Ishaan mengenal huruf dan angka, sang guru mendikte Ishaan dengan beberapa kata, kemudian lambat laun beberapa kalimat.







Mengajari berhitung dengan naik turun tangga Dan gerakan kinestetik lain. Sang guru menuliskan angkaangka di anak tangga, kemudian mengajari Ishaan penambahan dan pengurangan dengan naik turun tangga itu.



12



BAB III TEORI BK DARI BAB 1-5 3.1 Prinsip- Prinsip Belajar Dalam proses pengajaran, unsur belajar memegang peranan yang vital, bahwa mengajarar adalah proses pembimbing kegiatan belajar, adalah proses pembimbingan kegiatan belajar murid. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya proses belajar murid agar guru dapat memberikan bimbinagan dan pembelajaran yang serasi bagi murid. Namun dengan melihat kenyataan dilapangan terlihat bahwa setiap siswa SD secara tidak langsung belajar melalui penglihatan, pengalaman, dan proses berfikir untuk mengubah perilaku. Defenisi menurut belajar menurut pakar bahwa belajar merupakan proses memiliki pengetahuan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak tahu menjadi bisa. Selain itu belajar merupakan perubahan secara fisik mau pun motorik. Belajar juga merupakan aspek-aspek rohani. Didalam belajar terdapat tiga ranah yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Ketiga ranah itu yakni: 1) Ranah kognitif (cognitif domain) 2) Ranah efektif (affectife domain) 3) Ranah psikomotor (psycomotor domain) Guru perlu melatih ketiga ranah belajar tersebut agar semua aspek yang ada pada diri siswa dapat berkembang dengan baik dengan tetap memperhatikan prinsp- prinsp belajar seperti berikut:  Tujuan yang terarah  Motivasi yang kuat  Bimbingan untuk mengetahui hambatan 13



 Bimbingan cara belajar dengan pemahama  Interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan  Teknik-teknik belajar  Diskusi dan pemecahan masalah  Mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan seharihari. Anak SD pergi ke sekolah bukan karena paksaan melainkan karena kebutuhan oleh karena itu guru dan orang tua hendaknya tidak memaksa anak kesekolah namun mengarahkan anak bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.serta membangun motivasi pada diri anak bahwa belajar di sekolah berarti mempersiapkan diri untuk masa depan. Proses belajar memerlukan teknik yang bervariasi latihan, dikusi dan ulang dapat memperkaya anak dalam belajar serta dapat mengurangi kesalahan anak dalambelajar. Anak SD yang mengalami kesalahan dalam belajar disebabkan karena hal-hal di bawah ini:  Belajar tanpa ada tujuan yang jelas  Belajar tanpah rencana, hanya insidential  Hanya menghapal tanpah memahami  Tidak dikaitkan dengan pengalaman  Tidak dikaitkan dengan teknik-teknik bervariasi  Tidak dikaitkan dengan pengelolaan waktubelajar  Tidak menggunakan alat bantu yang utuh atau referensi 3.2 Pandangan Pakar Psikolog Tentang Belajar Secara garis besar ada tiga psikolog yang membahas tentang belajar yaitu: 1) Aliran Psikologi Behavioristik Menurut aliran ini hasil belajar mampu mengubah perilaku anak. Belajar dapat dilakukan apa bila proses belajar anak tersebut berhasil dimana anak di beri reward misalnya hadiah, pujian, namun 14



bagi siswa yang belum berhasil diberi pengutan negatif dan psitif atau bentuk verbal 2) Aliran Psiskologi Humanistik Aliran ini menekankan pada imajinatif siswa sebagai sebagai pribadi yang diberi kebebasan untuk memotivasi diri dalam belajar atau tidak ada paksaan untuk belajar 3) Aliran Psikologi Kognitif Aliran ini berpandangan bahwa anak akan belajar mandiri secara aktif, apabila menerima rangsangan dari luar dirinya. Stimulus yang telah diterima



reseptor



rangsangan



tersebut



akan



diterima



dan



diorganisasikan untuk disimpan dimemori jangkah panjang. Cara untuk meningkatkan motifasi belajar siswa SD antara lain sebagaberikut:  Memaduhkan motif- motif kuat yang sudah ada melalui kegiatan bermain atau ber-eksperimen  Memperjelas yang akan dicapai  Merumuskan tujuan- tujuan sementara  Merangsang pencapaian kegiatan Membuat situasi persaingan diantara murid- murid  Membuat persaingan dengan diri sendiri  Memberikan hasil kerja yang ingin dicapai  Memberikan contoh-contoh yang positif Setelah mempelajari cara-cara membangkitkan motivasi belajar, berikut adalah paparan tentang beberapa hukum belajar: 1. Hukum Kesamaan 2. Hukum Penuh Makna 3. Hukum Keterdekatan 4. Hukum Keterpaduan 5. Hukum Kontinuitas 15



Hukum ini perluh diaplikasikan dalam proses belajar mengajar agar mempermudah



anak



mengenal



kembali



proses



pembelajaran



berlangsung. 3.3 Kesulitan Dan Kegagalan Belajar Hal tentang kesulitan dan kegagalan serta permasalahan dalam belajar ditinjau dari segi akademis, gangguan simbolik, dan gangguan nonsimbolik, serta langkah awal sebagai bahan penyelesaian masalah belajar anak usia sekolah dasar. Ada tiga kesulitan belajar yang seringkali dalam perkembangan anak antara lain sebagai berikut: 1. Kesulitan Belajar Akademis Kesulitan belajar akademis siswa sekolah dasar sering dinamakan CALISTUNG ( membaca, menulis,berhitung) sebagai berikut: a. Kesulitan



membaca



dapat



disebabkan



karena



gangguan



pertumbuhan psiskologi dan juga hambatan dedaktik, metodik, atau pun ketidak mampuan membaca karena gagap. Gangguan dalam kemampuan embaca disebut Alfasia, sedangkan ketidak mampuannya dalam membaca karena gangguan fungsi saraf disebut Disleksia. b. Kesulitan menulis dapat disebabkan kemampuan psikomotor dimana ketidak mampuan motorik atau kurang terlatih dalam ecoding atau menjadikan lambang atau huruf tertentu. Tulisan anak SD yang sulit atau buruk akibat gangguan saraf disebut Disgraphia, sedangkan gerakan yang berlebihan disebut. c. Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan anak konsep – konsep kuantitatif terutama dalam konteks penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Kesulitan untuk mengerjakan bilangan pada saat berhitung disebut Discalculia. 16



2. Kesulitan Belajar yang Lain Dapat disebabkan karena gangguan simbolik antara lain gangguan pengamatan (visual resptive), gangguan gerak gerik ( motoraphasia) siswa seperti ini sulit unuk dapat memahami suatu opjek yang normal. 3. Gangguan Non-Simbolik Gangguan non simbolik adalah ketidak mampuan anak melihat isi pembelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengenal kembali apa yang telah di pelajari pada pelajaran sebelumnya. Ketidak mampuan pengamatan akan menimbulkan gangguan keliru karena iya tidak mampu memanipulasi benda walaupun indera motornya normal. Langkah awal yang perluh dilakukan adalah berbicara dengan kepala sekolah kemudian melakukan pengamatan yang cermat dan mendalam, buatlah cummulative records (Anecdotal Records) setelah memperoleh informasi dan memahami permasalahan anak tersebut, carilah penyuluhan atau referal untuk membuat program-program therapy atau treatment. 3.4 Permasalahan Belajar Ditinjau Dari Aspek Sosisal Emosional Dalam permasalahan sesial emosional anak berbeda- beda ada anak yang dalam belajar tidak mau diam dimana anak seperti ini disebut anak hiperaktif, ada lagi anak yang cenderung bosan yang disebut sebagai distractibility child, serta anak yang cenderung pendiam dikelas, pasif, dan suka menyendiri hal ini biasa disebut poor self concept, dan juga ada anak yang cepat bereaksi setiap ada pertanyaan dari guru hal ini biasa disebut implusif. Dikelas ada pulah anak yang suka merusak benda-benda yang adadisekitarnya anak ini biasa disebut trouble maker, serta anak yang cepat tersinggung dan tempramen disebut tive behavior.



17



Ada pulah anak yang mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan yang biasa disebut distruptive behavior dan juga anak yang sangat tergantung terhadap orang lain disekitarnya atau pun orang tuanya anak ini biasa disebut denpendency child. Ada pulah anak yang mempunyai sosial ekonomi rendah sehingga merasa dirinya bodoh dan enggan mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru karena iya merasa bahwa dirinya tidak mampu. Anak ini biasa disebut with drawl. Ada pula anak yang memiliki potensi intelektual di atasrata-rata namun memiliki prestasi akademis yang rendah, hal ini sebut underachiver. Ada pula anak yang memiliki semangaat belajar yang tingggi dalam hal apa pun misalnya iya tidak mudah menerima kritikan dari siapa pun termasuk gurunya, tidak mau menerima kegagalan yang biasa disebut overachiver atau pun anak yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama dalam merespon dan mengerjakan tugasny yang biasa disebut slow leaner serta dikelas juga sering dijumpai anak yang tidak peka dan peduli terhadap lingkungannya. Anak ini kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan teman- temannya yang ada di kelas. Anak ini biasa di sebut social interseption child. 3.5 Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Perkembangan (development merupakan perubahan yang dimulai sejak pertumbuhan yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Anak memiliki satu ciri yang khas, yaitu selalu bertumbuh dan berkembang sejak



konsepsi



sampai



berakhirnya



masa



remaja,



sedangkan



perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur atau fungsi tubuh yang lebih sulit dari pada pengukuran pertumbuhan. Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik dari fisik maupun psikosial. 18



Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkt sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial lingkungan anak. Namun sebgaian orang tua belum memahami betapa pentingnya tumbuh kembang anak. Mereka mengangga bahwaselama anak tidak sakit, berarti anak tdak mengalami masalah kesehatan termasuk tumbuh kembang. Faktor-faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan manusia. Sejak awal tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Bedasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendkung pentingnya pengaruh keturunan menunjukka tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, keceerdasan, dan kepribadian) mendapat pengaruh yng samakuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelah yang dalam perkembangan dipengaruhi oleh keturunan. 1. Pertumbuhan Fisik Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa. Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masaa tu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunya jaringan saraf yang membentuk sistem lengkap. Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secra langsung pertumbuhan fisik seseorang anak akan menentukan keterampulan dalam bergerak. Secra tidak langsung, pertumuhan dan perkembangan



19



fungsi akan memmengaruhi bagaimana anak tersebut memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain. 2. Keceerdasan Keceeradsaan atau daya fikir, berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Pertmbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan baik, oleh karena itu seorang manusia akan mengalami perkembangan kemmpuan berfikir. Susilowindradini mengemukkan kecerdasan itu diwariskan (diturunakan).ia juga mengemukakan bahwa lingkungan an budaya hanya mempunyai perana minim dalam kecerdasan. 3. Temperamen (Emosi) Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh mansia, dalam hidup atau dalam proses pertumbuhan dan perkembagn manusia, banyak hal yang dibutuhkan. Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu, kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Temperamen adalah gaya pelaku karakteristik individu dalam merspon,



ahli-ahli



perkembangan



sangat



tertarik



mengenai



temperamen bayi. Emosi merupakan gejala perasaan di sertai dengan perubahan atau perilaku fisik, seperti marah yang ditunjukkan dengan triakan suara keras, atau tingkah laku yang lainnya. 4. Sosial Sejalan dengan pertumbuhan fisiknya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan orang lain, dimlai dengan mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudar-saudaranya. 5. Bahasa



20



Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Stiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Pengertian bahasa sebgai alat komunikasi



dapat



diartikan



tanda,



gerak



dan



suara



untuk



menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah bahasa suara dan bahasa lisan. 6. Bakat Khusus Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan tau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Bakat khusus merupakan slah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidabg seni, olaraga, ataupun keterampilan. 7. Sikap, Nilai, dan Moral Bloom dalam W.S Winkel mengemukakan, bahwa tujuan akhir dari proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), pengusaan nilai dan sikap (afektif), dan penguasaan psikomotor. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikis manusia, manusia mulai dikenal terhadap nilai-nilai yang boleh dan hal-hal tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. 8. Interaksi keturunan dan lingkungan dalam Perkembangan Keturunan dalam lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi, dan berat badan, serta minat yang khas. a. Fase perkembangan Setiap orang berkembang dengan tersendirinya. Hampir sepanjang waktu perhatian



kitatertuju pada keunikan masing-



masing, sebagai manusia setiap orag melalui jalan yang umum Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Polah gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses 21



diantaranya: proses biologis, proses kognitif, dan proses sosial. Untuk



memudahkan



pemahaman



tentang



perkembnagan



berdasarkan waktu yang dilalui manusia denga sebutan fase. Santok dan Yussem membagikan atas lima , yaitu: fase pranatal(saat dalam kandungan), fase bayi, fase kana-kanak awal, fase anak akhir, dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukan setiap fase untuk memperoleh gambarwaktu suatu fase itu dimulai dan berakhir. 1) Fase prasental (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuatan dan masa kelahiran. 2) Fase bayi adalah satt perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua. 3) Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa prasekolah. 4) Fase



kanak-kanak



tengah



dan



akhir



adalah



fase



perkembangan berlaksungsung sejak berusia 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. 5) Fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa anak-anak kemasa dewasa awal, yang dimulai sejak berusia 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira berusia 18 sampai 22 tahun.remaja mengalami perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan-perubahan dingin ukuran bagian badan, berkembembang karakterisik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, dan perubahan suara. Fase remaja adalah satu perkembangan yang merupakan tranmisi dari masa kanak- kanak kemasa dewasa awal yang dimulai 22



sejak usia 10 sampai 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 22 tahun ditandai dengan adanya perubahan fisik serta adanya karakteristik seksual yang terjadi pada anak. Pada fase ini diupayakan kemandirian, pencarian jati diri, pemikiran logis, abstrak,dan idealis. b. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tidak normal yaitu 1) Fakor –faktor yang terjadi sebelum lahir yaitu hal- hal yang mempengaruhi anak sebelum lahir atau padasaat masih di dalam kandungaan. 2) Faktor kelahiran misalnya pendarahan pada bagian kepala bayi disebabkan oleh tekanan dinding rahim ibu sewaktu kelahiran. 3) Faktor yang dialami bayi sesudah lahir antara lain pngalaman trumatik pada kepala, rangsangan sinar matahari dan infeksi pada otak atau selaput otak. 4) Faktor psikologis antara lain kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua, yatim piatu serta faktor lainnya sehingga membuat anak kehampaan psikis, kering dari perasaan,



sehingga



mengakibatkan



keterlambatan



pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah serta foaktor psikologis dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik. 3.6 Perkembangan Bahasa Pada Anak Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak. Pemerolehan bahasa pada anak-anak merupakan prestasi manusia



yang paling



hebat dan



menakjubkan. Dalam perkembangan bahasa ini kita pelajari bagaimana anak- anak berbicara, mengerti, dan menggunakan bahasa. 23



1) Tahapan Perkembangan Bahasa Anak Secara Umum Manusia berintraksi dan berkomunikasi dengan yang lain dengan menggunakan bahasa yang mmerluhkan yang berkembang sesuai dengan tahap- tahap usianya. Bahasa adalah simbolisasi yakni suatu ide atau pemikiran yang dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui kode- kode verbal atau nonverbal. Dimana bahasa digunakan anak untuk berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya serta mengeluarkan pemikiran dan emosi serta bertukar pikiran. Bahasa juga menyangkut gestural dan pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekan makna wicara, sedangkan pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup gestural dengan makna berbeda- beda. Adapun tahap umum perkembangan kemampuan barbasis seorang anak, yaitu sebagai berikut: a) Reflexsive vocalization Pada usia 0- 3 minggu bayi akan mengelurkan tangisan yang masih berupa refleks. Jadi bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa iya sadari. Pada usia ini lebih dari tiga minggu bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan dimana tangisan ini sudah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan bayi. b) Lalling Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara tetapi belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar dari usia 2 sampai



24



6 bulan sehingga iya dapat mengucapakan kata dengan suku kata yang diulang-ulang seperti ba...ba...ma...ma... c) Eclalia Pada tahap ini bayi telah menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara- suara yang didengar dari lingkungannya dan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat ketika inginmeminta sesuatu d) True speache Bayi mulai dapat berbicara dengan benar, saat berusia sekitar18 bulan atau disebut usia balita. Namun pengucapan belumsempurna seperti orang dewasa. 2) Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Menurut Para Ahli Menurut



Lundsteen



tiga



tahapan



perkembangan



bahasa



diantaranya: a) Tahap paralingulistik sejak usia 0 - 3 bulan dimana bunyi berasal dari tenggorokan dan pada usia 3-12 bulan memakai bibir. b) Tahap protolingustik pada saat usia 12 bulan, 2 tahun sudah mengerti



dan



perkembangan



dapat dan



menunjukkan



berbicara



alat



beberapa



tubuh,



pata



kata



serta dan



kosakatanya mencapai 200 sampai 300 buah. c) Tahap lingustik 2 sampai 6 tahun atau lebih pada tahap ini anak mulai belajar tata bahasa dan perkembangan kasa katanya mencapai 3.000 buah. Menurut Bzock membagi tahapan perkembangan bahsa pada anak maulaidari lahir sampai usia 3 tahaun menjadi 2 tahap yaitu: a. Perkembangan



Bahasa



Prelingustik



25



Bayi



Seagai



Komunukasi



Terjadi pada usia 0-3 bulan dimana komunikasi lebih reflektif dari pada terencana, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik b. Kata-kata Pertama yaitu transisi ke bahasa anak dimulai sejak usia 3- 9 bulan salah satunya bahasa milestone adalah pengucapan kata-kata pertama bisa terhadap benda, orang dan tempat atau suatu peristiwa 3.7 Pengaruh Polah Asuh Orang Tua



Terhadap



Perkembangan



Anak Secara mentali, pemerolehan bahasa bisa dimulai sejak bayi berada dalam kandungan, dimana ibu mengajak bayi berkomunikasi tentang hal positif dan keharmonisan yang terjalin lewat komunikasi yang terjalin lewat komunikasi bisa mempengaruhi kejiwaan anak. Menurut para ahli perolehan bahasa anak sangat berhubungan dengan neuromuskulernya yang dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan oleh ibunya. Otot pada anak bergerak secara refleks sudah dapat dikontrol dimana berhubungan dengan gerakan lida, dan mulut. Keterampilan menyimak akan berdampak pada keterampilan. Stimulus orang tua yangbuah ceritadan biarkan anak berbicara sesuai dengan pemahamnya sendiri. Keadaan psikis anak tidak selalu dalam keadaan stabil sering kali timbul sensitivitas yang mempengaruhi sisi kejiwaan misalnya marah, kesal, atau benci pada suatu hal. Perolehan bahasa pada anak akan sangat tergantung pada lingkungan bahasa setiap anak, dimana rumah merupakan sekolah pertama bagi anak menuju gerbang pendidikan formal. Sebagai orang tua harus dapat menciptakan kondisi rumah sedemikian rupa agar mampu menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin. Dimana seorang anak sesuai nalurinya anak senantiasa ingin mengetahui segala hal dan mencoba sesuatu yang baru 26



Stimulus yang diberikan orang tua akan terbingkai dalam pola pikir, pola tindak, dan pola ucap anak. Jika orang tua ingin anaknya santun berbahasa maka berikanlah stimulus yang positif. Setiap aktivitas yang ada dan terjadi dilingkungan rumah merupakan rangkaian dari proses pemerolehan yang sifatnya berkala dan berkesinambungan. Dalam hal ini orang tua berperan sebagia motor penggerak yang memegang kendali pertama dan utama dalam perkembngan bahasa anak melalui (salah satunya) polah asuh yang mendidik. Awal anak memasuki lingkungan sekolah,maka pada waktu itulah permulaan anak mengenal sekolah. Anak akan mengenal sekolah sebagai tempat berkumpulnya anak-anak dari berbagai latar belakang kehidupan. Anak yang mulanya belum saling mengenal antara satu dengan yang lainnya,beberapa hari kemudian saling mengenal antara satu dengan yang lainnya diruang lingkup pergaulan yang terbatas, hanya anak-anak tertentu yang dikenal oleh anak,terutama teman sekelasnya rasa kesendirian mulai menjauhi



anak



dan



berubah



menjadi



kehidupan



sekolah



yang



menyenangkan. 3.8 Pengertian sekolah dasar Sekolah dasar adalah bagian terpadu dari system pendidikan nasional yang berlangsung selama 6 tahun di SD dan selama 3 tahun disekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Pada usia 6 tahun, anak memasuki jenjang pendidikan formal, dengan tanpa melalui pendidikan prasekolah (taman kanak-kanak). Terdapat enam aspek yang berkaitan dengan program bimbingan disekolah dasar yakni: a



Sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana teriraikan dalam UUSPN Nomor 2 tahun 1989, Pasal 4, dalam PP Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar, berkenaan dengan tujuan institusional.



27



b



Kebutuhan pada anak sekolah,terutama berkisar pada kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya, serta memperoleh pengakuan dari teman sebayanya.



c



Pola dasar bimbingan dipegang ialah pola generalis. Ini berarti bahwa semua tenaga pendidikan lazimnya terdapat dijenjang pendidikan dasar dilibatkan, walaupun mungkin tersisa satu atau dua tenaga professional bimbingan.



d



Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian informasi, dan konsultasi.



e



Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat bimbingan yang mencolok ialah sifat perseverative dan preventif, sehingga siswa dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar.



f



Tenaga yang memegang peranan kunci ialah guru kelas,ynag mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi dalam pengajaran.



 Karakteristik siswa sekolah dasar Masa usia sekolah dasar secara kronologis, siswa sekolah dasar pada umumnya berusia 6 sampai 13 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Seorang ahli mengatakan bahwa masa sekolah harus diartikan bahwa anak periode ini sudah menampakkan kepekaan untuk belajar. Hal ini sesuai dengan sifat ingin tahu dari anak dengan makin meluasnya daerah eksplorasi. Dalam satu permulaan periode persekolahan ini ialah sikap anak terhadap lingkungan, keluarga, yang tidak egosentris, objektif dan empiris. Sebagai pengajar disekolah tentu sudah maklum bahwa isi kurikulum sekolah dasar merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan 28



dasar dalam rangka membekali dan mempersiapkan upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. a) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar Beberapa sifat khas anak pada usia ini : Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekola. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan permainan yang tradisional Ada kecenderungan memuji sendiri. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain jika hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain Kalau tidak menyelesaikan sesuatu soal,maka soal itu dianggap tidak penting. Pada masa ini terutama usia 6-8 tahun anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau buruk. b) Masa kelas tnggi sekolah dasar Beberapa sifat khas anak pada masa ini adalah sbb: Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret,hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. Amat realistik, ingintahu, dan ingin belajar. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya.



29



Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri. Melihat



sifat-sifat



khas



sifat-sifat



khas



seperti



dikemukakan di atas, maka memang beralasan pada saat berusia anak antara 7 sampai dengan 12 tahun dimasukkan ole para ahli kedalam tahap perkembangan intelektual. Dalam tahap ini, perkembangan intelektual anak dimulai ketika anak sudah dapat berfikir atau mencapai hubungan antara kesan secara logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkan secara logis. Perkembangan intelektual ini biasanya di mulai pada masa anak sudah menerima pendidikan dan pengajaran. Pada perkembangan intelektual ini meliputi masa siap sekolah dan masa bersekolah, yaitu 7 samapi 12 tahun. Berkembangnya ingatan anak ini disebabkan oleh fungsi pengamatan yang sudah mampu menerima kesan-kesan dan dengan dibantu oleh penelitiannya mampu mengadakan kencaman terhadap kesankesan yang diterimahnya. Menurut Nasution, dkk. Dan Suryobroto dalam Syaiful Djamarah mengemukakan bahwa sifat-sifat khas anak masa pueral itu dapat diringkas dalam dua hal yaitu : (1) ditujukkan untuk berkuasa, (b) ekstraves sikap, tingka laku, dan perbuatan anak pun ditunjukkan untuk berkuasa ; apa yang diinginkan dan dijadikan idam-idaman adalah si kuat, si jujur, si menang, si juara, dan sebgainya.



30



3.9 Perilaku Sosial Dan Pengelompokan Siswa Sekolah Dasar Perilaku sosial merupakan pola perilaku yang relatif menetap yang di perlihatkan indidu dalam intraksinya dengan orang lain. Perilaku sosial individu merupakan aksi bagi timbulnya perilaku sosial pada orang lain atau muncul sebagai reaksi terhadap perilaku sosial terhadap orang lain. Perilaku sosialdapat dilihat dari banyaknya dimensi sebagaimana banyaknya indikator sifat- sifat interakasi diantara personal yang terlibat. Menurut lindregen dalam Ngalimun mengemukakan bahwa perilaku anak tercermin di dalam sikap dan perasaan yang dapat membawahnya ketindakan interpersonal yang lebih lanjut, karena itu peristiwa interpersonal dapat dipelajari dari macam- macam tindakan yang dilakukan seseorang yaitu: penerimaan, penolakan, agresi, kasih sayang, dan penghindaran. Peristiwa interpersonal dapat dipelajari pula dengan cara melihat proses komunikasi, kerja sama, dan persaingan. Pada usia sekolah dasar disebut dengan usia berkelompok, karena masa ini ditandai dengan meningkatnya minat anak anak terhadap aktivitas teman- teman, meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama dengan teman- temannya. Karena melalui kelampok itulah anak- anak akan memperoleh kegembiraan dan kepuasan dari bermain yang mereka lakukan atau pun sebagian tugas- tugas perkembangan dapat di penuhinya. 3.10



Beberapa Jenis Masalah Pada Siswa Sekolah Dasar Secara unuversal diakui bahwa setiap individu memiliki suatu



masalah, beberapa rintangan yang muncul di seklah dasar pada umumnya disebabkan oleh karakteristik anak itu sendiri. Saat yang belum matang anak memasuki usia sekolah, keterampilan akademis tang belum merata semua mata pelajaran dan bidang studi kemampuan sosial yang kurang berkembang, penyesuaian diri yang negatif, dan harapan-harapan orang 31



tua, kelompok dan lembaga pendidikan itu sendiri terlalu tinggi tidak realistis. Secara terperinci pernmasalahan yang dihadapi anak-anak sekolah dasar dikemukakan G.T. dalam Ngalimun sebagaii berikut:  Masalah Pribadi Permasalahan pribadi anak- anak usia dini sekolah dasar terutama berkenan dengan kemampuan intektual, kondisi fisik, kesehatan kebiasaan- kebiasan lainnya. Dikelas satu atau kelas dua tidak jarang ditemukan anak yang semestinya brlajar pada sekolah luar biasa tetapi mereka tetap disertakan dan disejajarkan dengan siswa yang memiliki kemampuan normal. Kejadian ini muncul sebagai akibat ketidak mampuan guru dalam mengindetifikasi kemampuan mereka secara dini. Dimana anak- anak yang memiliki kelemahan intektual tergolong ringan, baru diketahui setelah menginjak kelaskelas yang lebih tinggi, munculnya perilaku malas-malas datang kesekolah, bahkan sering mengakibatkan bertambahnya individual yang dilakukan oleh pihak sekolah yang didasarkan atas kemampuan intektual anak.  Masalah Penyesuaian Sosial Anak belajar bukan hanya dari seoran guru tetapi juga temantemannya dan bukan hanya kemampuan kognitif yang di pelajari melainkan ternasuk kemampuan sosial pun di pelajarinya dalam mengembangkan kemampuan sosial baik dengan teman- teman mau pun dengan guru, anak anak banyak mengalami perubahan misalnya perasaan rendah hati, ketergantungan pada kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian, permusuhan, dan lain-lain. Adanya



permasalahan penyesuaian sosial dengan guru



misalnya, anak tidak menyenangi guru, tidak ada gairah belajar atau masalah lain yang berhubungan dengan kedisiplinan. Gejalah perilaku di atas muncul sebagai akibat adanya masalah dalam keluarga, 32



perbedaan latar belakang ekonomi, sosial budaya dan keluarga, atau adanya penyimpangan kepribadian anak.  Masalah Akademik Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam setiap kelas dan setiap mata pelajaran atau bidang study. Permasalahn akademik bisa berupa tdak dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, ketidakberhasilan mereka dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja, tetapi mungkin juga sebagai akibat dari kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar, kurangnya fasilitas dan dukungan orang tua, atau karena kesalahan-kesalahan guru dalam cara mengajarnya sebagai akibat dari kurang memahami materi ajarnya. 3.11



Studi Kasus: Suatu Proses Pemecahan Masalah Istilah studi kasus terdiri atas 2 kata yaitu studi dan kasus. Secara



terpisah arti kedua kata itu dapat dibedakan. Dalam kamus besar indonesia, kata studi diartikan sebagai kajian, telaah, penelitian, penyelidikan ilmiah. Adapun kata kasus di artikan : a. Soal perkara, keadaan sebenrnya suatu urusanatau perkara, kedaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal. b. Kategori gramatikal, dari nomina, pronominaatau ajektiva, yang menunjukkan hubungan dengan kata lain dalam kontruksi sintaksis. Namun sebagai guru pembimbing stidaknya dalam memahami siswa perlu mendasari diri dengan beberapa pemikiran berikut : a. Orang bermasalah mempunyai kemampuan intelektual yang normal, tetapi ia mengalami masalah/gangguan pada emosional psikologis saja.



33



b. Orang yang bermasalah bukan melakukan suatunperbuatan



yang



berkaitan dengan kejahatan/kriminal yang perlu mendapat sanksi hukum. Dalam hal ini, ada dua pertimbangan yang perluh dilihat ; pertama, adakah permasalahn yang khusus, kedua, adakah curiosity Andah dalam secara menyelururh dan mendalam tentang suatu kasus, terutama yang berkaitan dengan sumber penyebabnya dan jenis masalah yang dihadapi Adapun



kasus



telah



Andah



temukan,



maka



langkah



untuk



memahaminya, antara lain ; 1. Masalah hendaknya dipahami secara menyeluruh, mendalam dan objektif mengenali gejala dengan menemukan sendiri gejala yang bermasalah atau orang lain yang memberi informasi. 2. Membuat deskripsi kasus, menilai perilaku masalah, dijabarkan dan dikembangkan untuk dipahami. 3. Mencari sumber penyebab, akibat yang ditimbulkan, dan jeis bantuan. 4. Pengmpulan data yang diperlukan Adapun secara kognisi yang mendasari penyikapan terhadap kasus secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Keyakinan dan penghayatan bahwa manusia di takdirkan sebagai makhluk yang paling indah dan mempunyai derajat yang paling tinggi. 2. Keyakinan dan penghayatan bahwa keindahan derajat paling tinggi terwujud dalam bentuk kesenangan dan kebahagian hidup didunia akhirat dalam arti yang seluas-luasnya. 3. Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam perjalanan hidupnya, seseorang dapat engalami berbagai pernasalahan yang mengganggu perkembangangan dimensi kemanusian yang diupayakan pada perwujudan manusia seutuhnya. 4. Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor-faktor lingkunagn, disamping faktor dimensi yang lain sangat besar pengaruhnya terhadap 34



perkembangan dimensi dan timbullnya permasalahan pada diri seseorang disisi yang lain. 5. Pemahaman dan penghayatan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling bersama dengan pelayanan pendidikan pada umumnya mampu memberikan bantuan kepada orang-orang yang sedang mengalami perkembangan dan mengalami masalah dei teratasisnya masala-masalah mereka. 6. Bahwa seseorang yang sedang mengalami masalah tidak seharusnya dan tidak serta merta dianggap sebagai terlibat masalah kriminal perdana atau tidak sehat jasmani rohani, normal tidak normal. 7. Permasalahan yang sebenarnya besar kemungkinannnya tidak tepat sama seperti pendeskripsian awal. 8. Perluhnya strategi



dan teknik khusus untuk mengatasi



dan



memecahkan masalah pokok yang di alami seseorang. 9. Dalam menangani perlu dilibatkan berbagai pihak sumber dan unsur untuk secara efektif dan efisien mengatasi memecahkan masalah. Apabilah aspek kognisi tersebut telah dimiliki, selanjutnya perlu dipupuk kesadaran efektif, yaitu: 1. Memberikan



peghargaan/penghormatan



yang



setinggi-tingginya



terhadap kehidupan manusia sebagai individu atau kelompok. 2. Dengan keahlian mengoptimalkan dimensi kemnusiaan secara selaras, serta menuju seutuhnya demi kesenangan dan kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat. 3. Merasa prihatin dan menaruh simpati kepada orang yang mengalami permasalahan yang menghambat dimensi kemanusiaan. 4. Berusaha seoptimal mungkin menerapkan keahlian yang dimiliki untuk membantu agar dapat teratasi dalam waktu yang cepat 5. Bersikap positif terhadap orang yang mengalami masalah. 6. Berhati-hati, teliti, tekun, bertanggungjawab. 35



7. Penu kesadaran dan mengembangkan wawasan, ide, strategi dan teknik serta menerapkan secara tepat terhadap permasalahan yang dialami. 8. Tidak menahan permasalahan untuk ditangani sendiri 9. Tidak menutup kemungkinan untuk dialihtangankan jika ternyata ada pihak yang lebih ahli. Selanjutnya penyikapan positif terhadap masalah yang ada dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ; 1. Menerima kasus yang dipercayakan dengan perasaan tanggungjawab. 2. Mengembangkan wawasan terhadap kasus itu secara lebih terinci. 3. Mengembangkan strategi dan menerapkan teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi sumber-sumber pokok permasalahan. 4. Melibatkan berbagai pihak, sumber, unsur apabila diyakini hal-hal tersebut akan membantu pemecahan masalah. 5. Mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah Dalam penulisan studi kasus dapat disusun sebagai berikut. a. Sifat laporan studi kasus Pada dasarnya, tidak ada pola khusus dalam penulisan studi kasus, akan tetapi ada beberapa prinsip umun yang harus diamati yaitu : 



Penulis kasus harus objektif, sederhana, dan jenis walaupun secara pribadi penulis tertarik untuk mempelajari kasusu itu.







Di dalam laporan suatu kasus gunakanlah pernyataan umum, sebaiknya dilengkapi dengan ilustrasi kasus sehingga laporan dapat lebih menyakinkankarena dilengkapi dengan-dengan data-data pendukungnya dan batasi butur-butir yang tidak relevan.



 Isi studi kasus Suatu pertanyaan yang akan muncul dalam studi kasus ialah apakah treadment merupakan bagian dari prosedur yang harus di ikuti



36



dalam studi kasus. Dalam hal ini ada sebagian studi kasus berakhir sampai diaknosis, namun dalam laporan yang lain keberhasilan studi kasus itu meluas sampai dengan treatment. Setelah dianalisis dan didiagnosis tentatif sudah diformulasikan, harus di ikuti dengan treatment. Jika hal itu memang harus merupakan bagian dari catatan dalam studi kasus , dan jika terjadi alih tangan kasus kepada spesialis lain seperti psikiarti, maka catatan itu ditullis dalam studi kasus. Secara ringkas studi kasus dapat dilakukan dengan pedoman dalam bentuk tabel. Langkah-langkah Studi Kasus Langkah-langkah



Amati



Dan



Spesifik Pilih peristiwa atau kasus dari Siapa yang tingkah



laku



menjadi



siswa



perhatian



merupakan



yang dilakukan, dan melakukannya,



Tuliskan



Secara



melakukan,



dimana



kapan



waktu



bagaimana



bentuk



penyimpangan tingkah lakunya, berapa kali tingkah



tingkah laku. Cari penyebab



laku dilakukan da seterusnya. peristiwa Kenali peebab tingkah



laku



tersebut. penyimpang. Dari mana informasi tentang Dari teman klie mengatakan...dan kasus tersebut didapat? Siapa seterusnya yang



dapat



memberikan



informasi tentang peristiwa tersebut serta deskripsikan. Bagaimana cara mendapatkan Jelaskan informasi Simpulkan



tekniknya



misalnya



wawancarra, kunjungan, dll. apa



pokok



masalah Berikan bantuan merupakan Menggunakan



37



RET



atau



teknik



bimbingan konseling lainnya.. Kategori dalam bidang apa Sosial, pribadi, belajar, dan karakter Kesepakatan apa yang Lakukan bersama dengan... anak diambil



untuk



membuat



perubahan tingkah laku. Amati apakah sudah



ada Diinginkan sesuai kesepakatan klien



perubahan. Sebaliknya tingkah laku positif berdasarkan penelitian dari beberapa sekolah sebagai berikut. Perilaku positif anak di SD dan tindakan guru No Perilaku positif 1 Mendapat rangking 2 Menolong teman sakit



Tindakan Guru Memberi hadiah Memberikan pujian,



memberikan



reward untuk perilaku terpuji Pada waktu diberi tugas selalu Pujian, sanjungan, motivasi mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Rajin sekola Pujian, sanjungan Berbaris rapi sebelum masuk kelas. Menganjurkan melaksanakan



untuk



tetap



sekaligus



melatih



kedisiplinan. Berdoa sebelum dan sesudah jam Mengajurkan agar tetap dilaksanakan pelajaran. Selalu ramah dengan siapa saja.



Menganjurkan



siswa



mencontohkan



dan



mengaplikasikannya Agar sesuatu



membiasakan menggunakan



kehidupan. memberi Sebaiknya



lain



guru



agar tetap dalam



memberikan



tangan pembinaan dengan budaya terima



kanan.



kasih kepada pada orang yang



38



simpati Guru selalu memberikan semangat,



Anak selalu menjadi juara.



namun tetap menanamkan sikap rendah diri dan cara hidup sederhana dan membanggakan atas apa yang Suka bertanya Memperhatikan



saat



diperolehnya. Memberi jawaban yang memuaskan pelajaran Memberi pujian, memberi nilai agar



berlangsung Selalu



termotivasi



memanfaatkan



untuk



meningkatkan



kemampuan. waktu Memberi penghargaan,



dan



istrahat untuk membaca



menginformasikan pada anak yang



Belajar setiap hari



lain. Perluh



ditingkatkan



dan



dikembangkan Bekerja sama dengan mengatasi Memberi bimbingan persoalan Menaati peraturan yang berlaku.



Mengucapkan terima kasih/memberi



Bergaul dengan teman



pujian Akan



Anak



menjadi



tercermin



persoalan,



kekeluargaan bersemangat Selalu memotivasi siswa agar tetap



sehingga prestasi meningkat rajin Meminjam pensil kepada Memberi pujian dan bimbingan temannya yang tidak membawa pensil Mengerjakan puasa sunna Belajar tampa diingatkan



Agar ditingkatkan Memberi arahan agar terus dilakukan



Cepat menyelesaikan tugas



dan ditingkatkan Diberi tambahan tugas, menghafal,



menjawab, dan membuat pertanyaan. Selalu menulis kegiatan belajar menandatangani dirumah.



39



Disiplin menerima pelajaran Disiplin mengerjakan tugas Kreatif dalam menerima pelajaran Sebelum bel berbunyi sudah siap



Guru penu semangat Guru membahas sampai tuntas Guru membuat rangkuman Guru datang lebih awal dan siap



menerima pelajaran.



dengan materi



Berdasarkan tabel diatas mengidentifikasi bahwa pendekta sebgai pembimbing juga belum digunakan oleh seorang pembimbing akan lebih mengarahkan siswa kepada pemahaman diri yang lebih baik secara terus menerus dan kontinu melalui layanan-layannannya. Bahwa berdasarkan tabel diatas perlu dikembangkan, ia mempunyai kebiasaan positif yang perlu dibina dan dijadikan contoh siswa lain ; dan kebiasaan positif hobi positif, cita-cita positif merupakn bagian dari memahami individu oleh siswa itu sendiri dan guru atau pembimbing. Berdasarkan jawaban gurusekolah dasar yang berjumlah 53 orang, tidak terdapat petugas khusus di SD. Pelaksanaan bimbingan di SD No 1 2



Pelaksana Guru kelas GURU



mengapa Tidak ada guru BK di SD Tanggngjawab dan kewajiban



3



Kepala sekolah



guru dan kepala sekolah Tanggngjawab dan kewajiban



4



Kerja sama semua personel sekolah



guru dan kepala sekolah Tidak ada guru BK khusus



Berdasarkan data tersebut, bimbingan di SD yang diteliti penulis tidak ada petugas khusus untuk bimbingan dan konseling. Karena itu sebagai guru SD tentunya perlu menyiapkan diri tidak hanya sebagai petugas bimbingan.



40



3.12



Peranan Guru Sebagai Pembimbing Guru mempunyai peranan dan kedudukan instrument kunci keseluruhan



proses pendidikan terutama dalam pendidikan terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umunya. Rochman dalam Sutirna mengatakan bahwa guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci di dalam proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal bahkan pembangunan masyarakat pada umunya. Sehubungan denagn kualifikasi dan guru tersebut, Rohman dalam Sutira mengemukakan tiga poko tugas guru yaitu : 1. Tugas profesional, yaitu yang berkenan dengan profesionalnya. Tugas ini mencakup mendidik ( mengembangkan pribadi siswa), mengajar (mengembangkan intelektual keterampilan siswa) dan mengelola ketertiban sebagai penunjang ketahanan sekolah 2. Tugas manusiawi (human responsibility), yaitu tugas sebagai manusia. Dalam hal ini guru bertugas mewujudkan dirinya untu ditempatkan dalam kegaiatan kemanusiaan dan sesuai dengan martabat manusia. 3. Tugas kemasyarakatan (civic mission), yaitu tugas sebagai anggota masayarakat dan warga Negara yang baik sesuai dengan kaidah – kaidah yang terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945 seta GBHN. Sebagai derector of learning, guru sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar siswanya. Yang harus dilakukan guru ialah : 4. Mengenal dan memahami setiap siswa, baik secara individu maupun kelompok 5. Memberikan informasi – informasi yang diperlukan dalam proses belajar. 6. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya. 41



7. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah – masalah pribadai yang dihadapinya. 8. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan. Dari uraian di atas, dijelaskan pentingnya guru mata pelajaran memahami tentang layanan bimbingan dan konseling bukan berate guru mata pelajaran merebut tugas BK, melainkan dia berperan dalam proses pembelajaran mata pelajaran yang diampunya. Sifat bimbingan pada sekolah dasar yang mendapatkan prioritas pertama adalah sifat pengembagan dan pencegahan bimbingan. Dengan memperhatikan asas perbedaan individual dan adanya dorongan anak untuk



menjadi matang bimbingan usaha berusaha mengembangkan



kemampuan intelektual dan sosial anak sehingga mammpu mencapai hasil yang maksimal.kedua asas tadi diperhatikan pula dalam mencegah terjadinya kesulitan-kesulitan belajar dan penyesuaian pribadi/sosial anak yang menghambat proses belajarnya. Sifat penyembuhan bimbingan mendapat prioritas kedua disini, sebab disamping kuantitas pendekatan, metode, dan media mengajar guru dengan mempertimbankan aspek-aspek perbedaan individual yang terpadu tuntutan kelembagaan. 3.13



Jenis Dan Bentuk Bimbingan Dan Konseling Disekolah Dasar Dengan memperhatikan tujuan bimbingan sekolah dasar tampa ragu-



ragu, dapat dikatakan bahwa bimbingan studi mendapatkan prioritas pertama dan menjadi pusat kegiatan pada sekolah dasar. Bimbingan pribadi dan sosial ditempatkan sebagai penunjang dan mengelilingi bimbingan studi. Ini berarti bahwa dalam mengadakan bimbingan pada anak sekolah dasar, maka perhatian besar lebih dicurahkan pada hal-hal belajar anak, baik bimbingan yang bersifat pengembanagan, pencegahan atau penyembuhan. Oleh karena itu, aspek-aspek pribadi dan sosial anak 42



ditinjau dan dipertimbangkan pengaruhnya dalam mendukung atau menghambat proses belajar anak-anak.



BAB IV PEMBAHASAN (ANALISA ISI FILM MENGGUNAKAN TERORI BK YANG TERKAIT MULAI DARI BAB 1-BAB 5) 4.1 Hakikat Dan Urgensi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar Dasar pemikiran penyelenggaran bimbingan dan konseling, berdasarkan “Peraturan Pemerintah Permendikbud No.111 Tahun 2014”, tentang Penyelenggaraan Program Layananan Bimbingan dan Konseling di Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah. Adapun tidak kalah pentingnya adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi pada dirinya atau mencapai tugas – tugas perkembangan ( menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral – spiritual). Khususnya bagi peserta didik pada tingkat pendidikan dasar(prasekolah). 43



Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses perkembangan atau menjadi ( on becoming ), yakni berkembang kea rah pencarian jati diri, sehingga ia mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki. Proses pencarian itu memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pengalaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di samping itu, terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, dan bebas dari masalah, bahkan sangat rentan dengan masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu selalu berjalan dala alur linear, lurus,



atau



searah



dengan



potensi



yang



dimiliki



individu.



Perkembangan konseli tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang sangat melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup anak atau masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi sulit diprediksi atau diluar jangkauan kemampuan, akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku



konseli,



seperti



terjadinya



stagnasi



(kemandekan),



perkembangan, masalah – masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, lebih – lebih menjelang akhir tahun 2015 ini sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota – kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi mental seperti yang diungkapkan Bapak Presiden Ir. Joko Widodo dalam penyampaian pidatonya di APEC waktu itu. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan dan mengoneksikan tiga kegiatan 44



bidang utama secara sinergi, yakni bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan mengoneksikan tiga kegiatan bidang utama secara sinergi, yakni bidang administratif dan kepemimimpinan, bidang intruksional atau kurikuler dan bidang bimbingan dan konseling 4.2 Bimbingan Pengembangan Kecerdasan Emosional Seperti yang diketahui bahwa, salah satu tugas guru adalah untuk membantu proses perkembangan emosional peserta didik, bimbingan kepada peserta didik untuk mengembangkan kecerdasan emosional bermanfaat dalam hal – hal seperti berkut ini: 1. Peserta didik memiliki daya adaptabilitas tinggi, tanpa harus berstandar ganda atau berpura – pura. 2. Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka perilaku teman – temannya, guru, dan masyarakat. 3. Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka kekecewaan. 4. Peserta didik mampu mengungkapkan kemarahannya tanpa wujud sebagai pertengkaran. 5. Peserta didik memiliki kemampuan menahan diri atau “ menunda nafsu amarah” sehingga tidak menjadi agresif. 6. Peserta didik mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri, orang tua, keluarga, masyarakat di sekelilingnya. 7. Peserta didik mempunyai pandangan positif terhadap guru dan komunitas sekolah. 8. Peserta didik mampu mengurangi ekspresi verbal yang akan menjatuhkan atau merendahkan martabat orang lain. 9. Peserta didik mampu mengurangi ekspresi verbal yang akan menjatuhkan atau merendahkan martabat orang lain. 10. Peserta didik mampu meningkatkan hubungan pribadi dengan individu lain tau teman – temannya. 45



Bimbingan kecerdasan emosional peserta didik, sulit ditangkar hasilnya, karena guru tidak terobsesi dengan capai kuantitatif pengembangan kecerdasan emosional peserta didik. Ada beberapa cirri atau karakteristik individu yang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi dan memuaskan, seperti disajikan berikut ini: 1. Peserta didik memiliki empati, yaitu memahami orang lain secara mendalam. 2. Peserta didik mampu mengungkap dan memahami perasaan diri sendiri dan orang lain. 3. Peserta didik mampu mengendalikan amarah. 4. Peserta didik memiliki kemandirian, yaitu berdiri dengan “ kaki sendiri’ atau bernyanyi. 5. Peserta didik memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri. 6. Peserta didik memiliki daya disukai oleh orang lain. 7. Peserta didik mampu untuk memecahkan atau menghilangkan masalah yang timbul akibat interaksinya dengan ingkunangan sekitar. 8. Peserta didik memiliki semangat kesetiakawanan 9. Peserta didk memiliki sikap hormat – menghormati antar sesame. Guru memang berperan penting dalam pengembangan kecerdasan emosional peserta didik. Tentu saja kecerdasan emosi itu tumbuh dan harus dipupuk sejak kecil. Karenanya, orang tua memiliki peranan penting dalam membina kecerdasan emosional anak – anaknya. Beberapa prinsip yang harus diterapkan oleh orang tua dan guru dalam mengembangakan kecerdasan emosional anak disajikan sebagai berikut: 1. Membina hubungan persahabatan yang baik dan harmonis. 2. Membangun semangat egaliter dan kesetaraan kontektual. 3. Bekerja dalam harmonis yang berlangsung secara harmonis. 46



4. Memcapai prestasi yang tinggi sesuai dengan regulasi yang ada atau bersikap jujur. 5. Berempati tinggi dan toleran terhadap perilaku anak – anak. 6. Kemampuan untuk memecahkan atau menghilangkan masalah antara pribadi atau kearifan dalam mengatasi konflik. 7. Membangkitkan rasa humor atau jenaka, tanpa berolok – olok. 8. Memotivasi diri menghadapi saat- saat sulit dan genting. 9. Menghadapi situasi yang sulit dengan percaya kepada diri sendiri dan menjalin keakraban.



4.3 Nuansa Pbm Berbasis Bimbingan Dan Konseling Peran yang dilakukan guru dalam PBM merupakan satu kompetensi guru yang terpadu dalam keseluruhan kompetensi pribadi peran bimbingan merupakan kompetensi penyesuaian intraksional yang merupakan kemampuan guru menyesaikan diri dengan karakteristik siswa dan suasana belajar siswa. Hal ini diperkuat oleh pedoman pelaksanaan pola pembaruan sistem pendidikan tenaga kependidikan(P4SPTK) di Indonesia yang disebut dengan profil kemapuan dasar guru, dimana tertuang poin mengenal fungsi dan program pelayanan BK serta menciptakan iklim belajar yang serasi. Agar proses belajar mengajar bermakna, guru perlu memperhatikan hal – hal berikut: 1. Perlakuan terhadap siswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri. 2. Sikap positif dan wajar terhadap siswa.



47



3. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan. 4. Pemahaman sioswa secara empatik. 5. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu. 6. Penampilan diri secara ikhlas (genuince) di depan siswa. 7. Kekongretan dalam menyatakan diri. 8. Penerimaan siswa apa adanya. 9. Perlakuan siswa secara terbuka. 10. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu menyadari perasaan itu. 11. Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbata pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (materi) saja, melainkan menyangkut seluruh perkembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa. 12. Penyesuaian diri terhadap keadaan khusus. Perlakuan guru di atas, merupakan salah satu unsure yang dapat memengaruhi kegiatan PBM. Keberhasilan siswa akan kurang jika nuansa perlakuan terhadap siswa di atas diabaikan oleh seorang guru dalam perannya sebagai pembimbingan 4.4 Pengaruh Polah Asuh Orang Tua Terhadap



Perkembangan



Anak Secara mentali, pemerolehan bahasa bisa dimulai sejak bayi berada dalam kandungan, dimana ibu mengajak bayi berkomunikasi tentang hal positif dan keharmonisan yang terjalin lewat komunikasi yang terjalin lewat komunikasi bisa mempengaruhi kejiwaan anak. Menurut para ahli perolehan bahasa anak sangat berhubungan dengan neuromuskulernya yang dipengaruhi oleh stimulus yang



48



diberikan oleh ibunya. Otot pada anak bergerak secara refleks sudah dapat dikontrol dimana berhubungan dengan gerakan lida, dan mulut. Keterampilan menyimak akan berdampak pada keterampilan. Stimulus orang tua yangbuah ceritadan biarkan anak berbicara sesuai dengan pemahamnya sendiri. Keadaan psikis anak tidak selalu dalam keadaan stabil sering kali timbul sensitivitas yang mempengaruhi sisi kejiwaan misalnya marah, kesal, atau benci pada suatu hal. Perolehan bahasa pada anak akan sangat tergantung pada lingkungan bahasa setiap anak, dimana rumah merupakan sekolah pertama bagi anak menuju gerbang pendidikan formal. Sebagai orang tua harus dapat menciptakan kondisi rumah sedemikian rupa agar mampu menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin. Dimana seorang anak sesuai nalurinya anak senantiasa ingin mengetahui segala hal dan mencoba sesuatu yang baru. Stimulus yang diberikan orang tua akan terbingkai dalam pola pikir, pola tindak, dan pola ucap anak. Jika orang tua ingin anaknya santun berbahasa maka berikanlah stimulus yang positif. Setiap aktivitas yang ada dan terjadi dilingkungan rumah merupakan rangkaian dari proses pemerolehan yang sifatnya berkala dan berkesinambungan. Dalam hal ini orang tua berperan sebagia motor penggerak yang memegang kendali pertama dan utama dalam perkembngan bahasa anak melalui (salah satunya) polah asuh yang mendidik. 4.5 Pandangan Pakar Psikolog Tentang Belajar Secara garis besar ada tiga psikolog yang membahas tentang belajar yaitu: 1. Aliran Psikologi Behavioristik



49



Menurut aliran ini hasil belajar mampu mengubah perilaku anak. Belajar dapat dilakukan apa bila proses belajar anak tersebut berhasil dimana anak di beri reward misalnya hadiah, pujian, namun bagi siswa yang belum berhasil diberi pengutan negatif dan psitif atau bentuk verbal 2. Aliran Psiskologi Humanistik Aliran ini menekankan pada imajinatif siswa sebagai sebagai pribadi yang diberi kebebasan untuk memotivasi diri dalam belajar atau tidak ada paksaan untuk belajar 3. Aliran Psikologi Kognitif Aliran ini berpandangan bahwa anak akan belajar mandiri secara aktif, apabila menerima rangsangan dari luar dirinya. Stimulus yang telah diterima reseptor rangsangan tersebut akan diterima dan diorganisasikan untuk disimpan dimemori jangkah panjang. Cara untuk meningkatkan motifasi belajar siswa SD antara lain sebagaberikut:  Memaduhkan motif- motif kuat yang sudah ada melalui kegiatan bermain atau ber-eksperimen  Memperjelas yang akan dicapai  Merumuskan tujuan- tujuan sementara  Merangsang pencapaian kegiatan Membuat situasi persaingan diantara murid- murid  Membuat persaingan dengan diri sendiri  Memberikan hasil kerja yang ingin dicapai  Memberikan contoh-contoh yang positif Setelah mempelajari cara-cara membangkitkan motivasi belajar, berikut adalah paparan tentang beberapa hukum belajar: 6. Hukum Kesamaan 50



7. Hukum Penuh Makna 8. Hukum Keterdekatan 9. Hukum Keterpaduan 10. Hukum Kontinuitas Hukum ini perluh diaplikasikan dalam proses belajar mengajar agar mempermudah anak mengenal kembali proses pembelajaran berlangsung.



4.6 Kesulitan Dan Kegagalan Belajar Hal tentang kesulitan dan kegagalan serta permasalahan dalam belajar ditinjau dari segi akademis, gangguan simbolik, dan gangguan nonsimbolik, serta langkah awal sebagai bahan penyelesaian masalah belajar anak usia sekolah dasar. Ada tiga kesulitan belajar yang seringkali dalam perkembangan anak antara lain sebagai berikut: a. Kesulitan Belajar Akademis Kesulitan belajar akademis siswa sekolah dasar sering dinamakan CALISTUNG ( membaca, menulis,berhitung) sebagai berikut: 



Kesulitan membaca dapat disebabkan karena gangguan pertumbuhan psiskologi dan juga hambatan dedaktik, metodik, atau pun ketidak mampuan membaca karena gagap. Gangguan dalam kemampuan embaca disebut Alfasia, sedangkan ketidak



51



mampuannya dalam membaca karena gangguan fungsi saraf disebut Disleksia 



Kesulitan menulis dapat disebabkan kemampuan psikomotor dimana ketidak mampuan motorik atau kurang terlatih dalam ecoding atau menjadikan lambang atau huruf tertentu. Tulisan anak SD yang sulit atau buruk akibat gangguan saraf disebut Disgraphia, sedangkan gerakan yang berlebihan disebut.







Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan anak konsep







konsep



kuantitatif



terutama



dalam



konteks



penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Kesulitan untuk mengerjakan bilangan pada saat berhitung disebut Discalculia. b. Kesulitan Belajar yang Lain Dapat disebabkan karena gangguan simbolik antara lain gangguan pengamatan



(visual



resptive),



gangguan



gerak



gerik



( motoraphasia) siswa seperti ini sulit unuk dapat memahami suatu opjek yang normal. c. Gangguan Non-Simbolik Gangguan non simbolik adalah ketidak mampuan anak melihat isi pembelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengenal kembali apa yang telah di pelajari pada pelajaran sebelumnya. Ketidak mampuan pengamatan akan menimbulkan gangguan keliru karena iya tidak mampu memanipulasi benda walaupun indera motornya normal. Langkah awal yang perluh dilakukan adalah berbicara dengan kepala sekolah kemudian melakukan pengamatan yang cermat dan mendalam, buatlah cummulative records



(Anecdotal Records)



setelah memperoleh informasi dan memahami permasalahan anak



52



tersebut, carilah penyuluhan atau referal untuk membuat programprogram therapy atau treatment. 4.7 Permasalahan Belajar Ditinjau Dari Aspek Sosisal Emosional Dalam permasalahan sesial emosional anak berbeda- beda ada anak yang dalam belajar tidak mau diam dimana anak seperti ini disebut anak hiperaktif, ada lagi anak yang cenderung bosan yang disebut sebagai distractibility child, serta anak yang cenderung pendiam dikelas, pasif, dan suka menyendiri hal ini biasa disebut poor self concept, dan juga ada anak yang cepat bereaksi setiap ada pertanyaan dari guru hal ini biasa disebut implusif. Dikelas ada pulah anak yang suka merusak benda-benda yang adadisekitarnya anak ini biasa disebut trouble maker, serta anak yang cepat tersinggung dan tempramen disebut tive behavior. Ada pulah anak yang mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan yang biasa disebut distruptive behavior dan juga anak yang sangat tergantung terhadap orang lain disekitarnya atau pun orang tuanya anak ini biasa disebut denpendency child. Ada pulah anak yang mempunyai sosial ekonomi rendah sehingga merasa dirinya bodoh dan enggan mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru karena iya merasa bahwa dirinya tidak mampu. Anak ini biasa disebut with drawl. Ada pula anak yang memiliki potensi intelektual di atasrata-rata namun memiliki prestasi akademis yang rendah, hal ini sebut underachiver. Ada pula anak yang memiliki semangaat belajar yang tingggi dalam hal apa pun misalnya iya tidak mudah menerima kritikan dari siapa pun termasuk gurunya, tidak mau menerima kegagalan yang biasa disebut overachiver atau pun anak yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama dalam merespon dan mengerjakan tugasny yang



53



biasa disebut slow leaner serta dikelas juga sering dijumpai anak yang tidak peka dan peduli terhadap lingkungannya. Anak ini kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan temantemannya yang ada di kelas. Anak ini biasa di sebut social interseption child. 4.8 Perilaku Sosial Dan Pengelompokan Siswa Sekolah Dasar Perilaku sosial merupakan pola perilaku yang relatif menetap yang di perlihatkan indidu dalam intraksinya dengan orang lain. Perilaku sosial individu merupakan aksi bagi timbulnya perilaku sosial pada orang lain atau muncul sebagai reaksi terhadap perilaku sosial terhadap orang lain. Perilaku



sosialdapat



dilihat



dari



banyaknya



dimensi



sebagaimana banyaknya indikator sifat- sifat interakasi diantara personal



yang



terlibat.



Menurut



lindregen



dalam



Ngalimun



mengemukakan bahwa perilaku anak tercermin di dalam sikap dan perasaan yang dapat membawahnya ketindakan interpersonal yang lebih lanjut, karena itu peristiwa interpersonal dapat dipelajari dari macam- macam tindakan yang dilakukan seseorang yaitu: penerimaan, penolakan, agresi, kasih sayang, dan penghindaran. Peristiwa interpersonal dapat dipelajari pula dengan cara melihat proses komunikasi, kerja sama, dan persaingan. Pada usia sekolah dasar disebut dengan usia berkelompok, karena masa ini ditandai dengan meningkatnya minat anak anak terhadap aktivitas teman- teman, meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama dengan teman- temannya. Karena melalui kelampok itulah anak- anak akan memperoleh kegembiraan dan kepuasan dari bermain yang mereka lakukan atau pun sebagian tugas- tugas perkembangan dapat di penuhinya. 54



4.9 Beberapa Jenis Masalah Pada Siswa Sekolah Dasar Secara unuversal diakui bahwa setiap individu memiliki suatu masalah, beberapa rintangan yang muncul di seklah dasar pada umumnya disebabkan oleh karakteristik anak itu sendiri. Saat yang belum matang anak memasuki usia sekolah, keterampilan akademis tang belum merata semua mata pelajaran dan bidang studi kemampuan sosial yang kurang berkembang, penyesuaian diri yang negatif, dan harapan-harapan orang tua, kelompok dan lembaga pendidikan itu sendiri terlalu tinggi tidak realistis. Secara terperinci pernmasalahan yang dihadapi anak-anak sekolah dasar dikemukakan G.T. dalam Ngalimun sebagaii berikut:



a. Masalah Pribadi Permasalahan pribadi anak- anak usia dini sekolah dasar terutama berkenan dengan kemampuan intektual, kondisi fisik, kesehatan kebiasaan- kebiasan lainnya. Dikelas satu atau kelas dua tidak jarang ditemukan anak yang semestinya brlajar pada sekolah luar biasa tetapi mereka tetap disertakan dan disejajarkan dengan siswa yang memiliki kemampuan normal. Kejadian ini muncul sebagai akibat ketidak mampuan guru dalam mengindetifikasi kemampuan mereka secara dini. Dimana anak- anak yang memiliki kelemahan intektual tergolong ringan, baru diketahui setelah menginjak kelas-kelas yang lebih tinggi, munculnya perilaku malas-malas datang kesekolah, bahkan sering mengakibatkan bertambahnya individual yang dilakukan oleh pihak sekolah yang didasarkan atas kemampuan intektual anak. b. Masalah Penyesuaian Sosial 55



Anak belajar bukan hanya dari seoran guru tetapi juga temantemannya dan bukan hanya kemampuan kognitif yang di pelajari melainkan ternasuk kemampuan sosial pun di pelajarinya dalam mengembangkan kemampuan sosial baik dengan teman- teman mau pun dengan guru, anak anak banyak mengalami perubahan misalnya perasaan rendah hati, ketergantungan pada kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian, permusuhan, dan lain-lain. Adanya



permasalahan penyesuaian sosial dengan guru



misalnya, anak tidak menyenangi guru, tidak ada gairah belajar atau masalah lain yang berhubungan dengan kedisiplinan. Gejalah perilaku di atas muncul sebagai akibat adanya masalah dalam keluarga, perbedaan latar belakang ekonomi, sosial budaya dan keluarga, atau adanya penyimpangan kepribadian anak. c. Masalah Akademik Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam setiap kelas dan setiap mata pelajaran atau bidang study. Permasalahn akademik bisa berupa tdak dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, ketidakberhasilan mereka dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja, tetapi mungkin juga sebagai akibat dari kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar, kurangnya fasilitas dan dukungan orang tua, atau karena kesalahan-kesalahan guru dalam cara mengajarnya sebagai akibat dari kurang memahami materi ajarnya. d. Studi Kasus: Suatu Proses Pemecahan Masalah Istilah studi kasus terdiri atas 2 kata yaitu studi dan kasus. Secara terpisah arti kedua kata itu dapat dibedakan. Dalam kamus 56



besar indonesia, kata studi diartikan sebagai kajian, telaah, penelitian, penyelidikan ilmiah. Adapun kata kasus di artikan : a. Soal perkara, keadaan sebenrnya suatu urusanatau perkara, kedaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal. b. Kategori gramatikal, dari nomina, pronominaatau ajektiva, yang menunjukkan hubungan dengan kata lain dalam kontruksi sintaksis. Namun sebagai guru pembimbing stidaknya dalam memahami siswa perlu mendasari diri dengan beberapa pemikiran berikut : a. Orang bermasalah mempunyai kemampuan intelektual yang normal, tetapi ia mengalami masalah/gangguan pada emosional psikologis saja. b. Orang yang bermasalah bukan melakukan suatunperbuatan yang berkaitan dengan kejahatan/kriminal yang perlu mendapat sanksi hukum. Dalam hal ini, ada dua pertimbangan yang perluh dilihat ; pertama, adakah permasalahn yang khusus, kedua, adakah curiosity Andah dalam secara menyelururh dan mendalam tentang suatu kasus, terutama yang berkaitan dengan sumber penyebabnya dan jenis masalah yang dihadapi. Adapun kasus telah Andah temukan, maka langkah untuk memahaminya, antara lain ; 1. Masalah hendaknya dipahami secara menyeluruh, mendalam dan objektif mengenali gejala dengan menemukan sendiri gejala yang bermasalah atau orang lain yang memberi informasi. 2. Membuat deskripsi kasus, menilai perilaku masalah, dijabarkan dan dikembangkan untuk dipahami. 57



3. Mencari sumber penyebab, akibat yang ditimbulkan, dan jeis bantuan. 4. Pengmpulan data yang diperlukan Adapun secara kognisi yang mendasari penyikapan terhadap kasus secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Keyakinan dan penghayatan bahwa manusia di takdirkan sebagai makhluk yang paling indah dan mempunyai derajat yang paling tinggi. 2. Keyakinan dan penghayatan bahwa keindahan derajat paling tinggi terwujud dalam bentuk kesenangan dan kebahagian hidup didunia akhirat dalam arti yang seluas-luasnya 3. Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam perjalanan hidupnya, seseorang dapat engalami berbagai pernasalahan yang mengganggu perkembangangan dimensi kemanusian yang diupayakan pada perwujudan manusia seutuhnya. 4. Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor-faktor lingkunagn, disamping faktor dimensi yang lain sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan dimensi dan timbullnya permasalahan pada diri seseorang disisi yang lain. 5. Pemahaman dan penghayatan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling bersama dengan pelayanan pendidikan



pada



umumnya mampu memberikan bantuan kepada orang-orang yang sedang mengalami perkembangan dan mengalami masalah dei teratasisnya masala-masalah mereka. 6. Bahwa seseorang yang sedang mengalami masalah tidak seharusnya dan tidak serta merta dianggap sebagai terlibat masalah kriminal perdana atau tidak sehat jasmani rohani, normal tidak normal.



58



7. Permasalahan yang sebenarnya besar kemungkinannnya tidak tepat sama seperti pendeskripsian awal. 8. Perluhnya strategi dan teknik khusus untuk mengatasi dan memecahkan masalah pokok yang di alami seseorang. 9. Dalam menangani perlu dilibatkan berbagai pihak sumber dan unsur untuk secara efektif dan efisien mengatasi memecahkan masalah. Apabilah aspek kognisi tersebut telah dimiliki, selanjutnya perlu dipupuk kesadaran efektif, yaitu: 1. Memberikan



peghargaan/penghormatan



yang



setinggi-



tingginya terhadap kehidupan manusia sebagai individu atau kelompok. 2. Dengan keahlian mengoptimalkan dimensi kemnusiaan secara selaras, serta menuju seutuhnya demi kesenangan dan kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat. 3. Merasa prihatin dan menaruh simpati kepada orang yang mengalami



permasalahan



yang



menghambat



dimensi



kemanusiaan. 4. Berusaha seoptimal mungkin menerapkan keahlian yang dimiliki untuk membantu agar dapat teratasi dalam waktu yang cepat 5. Bersikap positif terhadap orang yang mengalami masalah. 6. Berhati-hati, teliti, tekun, bertanggungjawab. 7. Penu kesadaran dan mengembangkan wawasan, ide, strategi dan



teknik



serta



menerapkan



secara



tepat



terhadap



permasalahan yang dialami. 8. Tidak menahan permasalahan untuk ditangani sendiri 9. Tidak menutup kemungkinan untuk dialihtangankan jika ternyata ada pihak yang lebih ahli. 59



Selanjutnya penyikapan positif terhadap masalah yang ada dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ; 1. Menerima



kasus



yang



dipercayakan



dengan



perasaan



tanggungjawab. 2. Mengembangkan wawasan terhadap kasus itu secara lebih terinci. 3. Mengembangkan strategi dan menerapkan teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi sumber-sumber pokok permasalahan. 4. Melibatkan berbagai pihak, sumber, unsur apabila diyakini halhal tersebut akan membantu pemecahan masalah. 5. Mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah. Dalam penulisan studi kasus dapat disusun sebagai berikut. 1. Sifat laporan studi kasus Pada dasarnya, tidak ada pola khusus dalam penulisan studi kasus, akan tetapi ada beberapa prinsip umun yang harus diamati yaitu : a. Penulis kasus harus objektif, sederhana, dan jenis walaupun secara pribadi penulis tertarik untuk mempelajari kasusu itu. b. Di dalam laporan suatu kasus gunakanlah pernyataan umum, sebaiknya dilengkapi dengan ilustrasi kasus sehingga laporan dapat lebih menyakinkankarena dilengkapi dengan-dengan data-data pendukungnya dan batasi butur-butir yang tidak relevan. 2. Isi studi kasus Suatu pertanyaan yang akan muncul dalam studi kasus ialah apakah treadment merupakan bagian dari prosedur yang harus di ikuti dalam studi kasus. Dalam hal ini ada sebagian studi kasus berakhir sampai diaknosis, namun dalam laporan yang lain keberhasilan studi kasus itu meluas sampai dengan treatment.



60



Setelah dianalisis dan didiagnosis tentatif sudah diformulasikan, harus di ikuti dengan treatment. Jika hal itu memang harus merupakan bagian dari catatan dalam studi kasus , dan jika terjadi alih tangan kasus kepada spesialis lain seperti psikiarti, maka catatan itu ditullis dalam studi kasus. Secara ringkas studi kasus dapat dilakukan dengan pedoman dalam bentuk tabel.



Langkah-langkah Studi Kasus Langkah-langkah Amati Dan Tuliskan Secara Spesifik Pilih peristiwa atau kasus dari Siapa yang melakukan, dimana tingkah laku siswa yang menjadi dilakukan, kapan waktu melakukannya, perhatian



dan



merupakan bagaimana bentuk tingkah lakunya,



penyimpangan tingkah laku.



berapa kali tingkah laku dilakukan da



Cari penyebab peristiwa tersebut.



seterusnya. Kenali peebab



penyimpang. Dari mana informasi tentang kasus Dari teman



klie



tingkah



laku



mengatakan...dan



tersebut didapat? Siapa yang dapat seterusnya memberikan



informasi



peristiwa



tersebut



deskripsikan. Bagaimana cara



tentang serta



mendapatkan Jelaskan



informasi



tekniknya



wawancarra, kunjungan, dll. 61



misalnya



Simpulkan apa pokok masalah Berikan bantuan merupakan Menggunakan



RET



atau



teknik



bimbingan konseling lainnya.. Kategori dalam bidang apa Sosial, pribadi, belajar, dan karakter Kesepakatan apa yang diambil Lakukan bersama dengan... anak untuk membuat perubahan tingkah laku. Amati apakah sudah ada perubahan.



Diinginkan sesuai kesepakatan klien



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.



Kesimpulan Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai



perkembangan



yang



optimal,



mandiri



serta



dapat



merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.



62



Menjadi guru yang disenangi banyak siswa itu tergantung pada bagaimana cara guru menaruh posisi yang baik untuk siswanya. misalnya, saling berkomunikasi dengan siswa, saling mengayomi, dan mampu menjadi guru yang dapat memberikan fasilitas untuk setiap kebutuhan siswa. Jadi kedekatan antara guru bk dengan peserta didik itu dikatakan mudah jika seorang guru mampu memberikan layanan bimbingan serta materi disajikan dalam kategori yang cukup menarik (motivasi) sehingga dapat dikembangkan dengan ketrampilan setiap guru tersebut. Sebagai guru yang dipercaya mempunyai potensi kualitas yang tinggi, maka selain paham mengenai semua materi, guru juga dituntut untuk mengemas serta membungkus layanan bimbingan dengan layanan yang mengasikkan dan mencerdaskan siswa Anak SD yang mengalami kesalahan dalam belajar disebabkan karena hal-hal di bawah ini:  Belajar tanpa ada tujuan yang jelas  Belajar tanpah rencana, hanya insidential  Hanya menghapal tanpah memahami  Tidak dikaitkan dengan pengalaman  Tidak dikaitkan dengan teknik-teknik bervariasi  Tidak dikaitkan dengan pengelolaan waktubelajar  Tidak menggunakan alat bantu yang utuh atau referensi Cara untuk meningkatkan motifasi belajar siswa SD antara lain sebagaberikut:  Memaduhkan motif- motif kuat yang sudah ada melalui kegiatan bermain atau ber-eksperimen  Memperjelas yang akan dicapai  Merumuskan tujuan- tujuan sementara  Merangsang pencapaian kegiatan 63



Ada tiga kesulitan belajar yang seringkali dalam perkembangan anak antara lain sebagai berikut: 4. Kesulitan Belajar Akademis 5. kesulitan belajar lain 6. Gangguan Non-Simbolik Pertumbuhan dan perkembangan anak melalui 9. Pertumbuhan Fisik 10. kecerdasan 11. temperamen (emosi) 12. social 13. bakat 14. Bahasa dll Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Menurut Para Ahli 1. Tahap paralingulistik 2. Tahap protolingustik 3. Tahap lingustik 2 sampai 6 tahun Masalah yang sering terjadi pada siswa SD adalah 1. masalah pribadi 2. Masalah Penyesuaian Sosial 3. masalah akademis Berkaitan tentang kompetensi bimbingan konseling seorang guru harus mampu menguasai konsep dari semua kompetensi yang ada beserta syaratsyaratnya, supaya ketika menjalankan tugasnya tidak terjadi kekacauan atau strategi yang monoton. Kompetensi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang guru, maka dari itu mutu dan juga produktifitas pekerjaan guru harus menampakkan kelakuan maupun perilaku yang bersifat profesional dan berkualitas. karna posisi guru menjadi sosok tauladan bagi setiap siswanya. 64



Oleh karena itu guru melakukan tugasnya bukan untuk diri sendiri akan tetapi seorang guru melaksanakan tugasnya untuk segenap kepentingan dalam mendidik anak-anak bagi Bangsa dan Negara. Kompetensi guru mencakup empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Dari melihat film Taare Zameen Par ini saya menyimpulkan bahwa gangguan Disleksia tidak bersifat permanen karena Disleksia dapat di sembuhkan dengan memberi perhatian yang lebih, memberikan kasih dan sayang, menumbuhkan rasa percaya diri, dan anak diajarkan dengan cara atau metode yang sesuai dengan yang di butuhkan anak Disleksi. 5.2 Saran Sebagai guru BK tentu kita sangat menaruh harapan besar agar BK dapat berjalan efektif di sekolah. Kita merasa prihatin jika pelaksanakan tugas-tugas BK di sekolah kurang maksimal, oleh karena itu untuk dapat mingkatkan kinerja BK disekolah kita harus bekerja keras agar eksistensi BK disekolah dapat dakui keberadaanya dan terasa manfaatnya baik terhadap siswa, guru, sekolah dan masyarakat., oleh karenan itu ada beberapa saran yang dapat direnungkan dan dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Buatlah program BK sesuai dengan kubutuhan dan situasi kondisi sekolah 2. Laksanakan program sesuai dengan kemampuan anda dan sekolah 3. Laksanakan sosialisasi tentang tugas BK di Sekolah agar para siswa , guru dan kepala sekolah memahaminya tentang tugas-tugas BK di sekolah. 4. Jangan terlalu menuntut kepada sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana BK



jika sekolah memang



65



tidak mampu



menyediakannya.Namun membuat usulan adalah hal yang bijak untuk dilaksanakan. 5. Kuasai konsep BK dan Jangan malu bertanya jika anda memang tidak menguasai layanan BK disekolah, bertanya lebih baik dari pada salah dalam melaksanakan layanan BK. 6. Jalin kerja sama yang solid antar guru BK melalui komunikasi intensif dalam forum MGBK, ABKIN dan forum-forum lain yang dapat meningkatkan kinerja BK. 7. segera di “ Referal “ atau alih tangankasuskan. Jangan memaksakan diri untuk menangani kasus yang bukan menjadi tanggung jawab anda sepeti narkotika, kasus-kasus Kriminal, atau kasu-kasus kelainan jiwa, ingat bahwa betanggiung jawab sebatas siswa yang normal. Dan jika hal ini terjadi di sekolah, maka segera kordinasi dengan pihak terkait untuk 8. Tumbuhkan Niat dan mantapkan hati bahwa “ Saya akan menjadi guru BK yang professional mulai hari ini.



66



DAFTAR PUSTAKA 1. Ummu Umaroh, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Film Taare Zameen Par (Pandangan Pendidikan Islam) (skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013) 2. Darmaningtyas. Pendidikan Pada dan Setelah Krisis (Evalussai Pendidikan di Masa Krisis) (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1999) 3. Lusi Nuryanti, PSIKOLOGI ANAK (Jakarta: PT INDEKS, 2008), 37.



67