Fix Ebnp Terapi Murottal - Anggun Julia Syafitri - p1337420920019 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EVIDENCE BASED PRACTICE TERAPI MUROTTAL (AL-QUR’AN) UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL DENGAN NOK DI RUANG OBSTETRI RSUP DR. KARIADI KOTA SEMARANG



ANGGUN JULIA SYAFITRI P1337420920019



PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sel mempunyai dua tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung pada aktivitas intinya. Homeostasis antara proliferasi sel dan kematian sel yang terprogram (apoptosis) secara normal dipertahankan untuk menyediakan integritas jaringan dan organ. (Sahil MF. 2007) Mutasi pada DNA sel menyebabkan kemungkinan terjadinya neoplasma sehingga terdapat gangguan pada proses regulasi homeostasis sel. Karsinogenesis akibat mutasi materi genetik ini menyebabkan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan pembentukan tumor atau neoplasma. (Sahil MF. 2007) Neoplasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat. Pertumbuhan tidak terkontrol yang seringnya terjadi dengan cepat itu dapat mengarah ke pertumbuhan jinak maupun ganas (kanker). (Sahil MF. 2007) Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Pada umumnya kista ini tidak mengganggu dan akan hilang dengan sendirinya. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. (Wiknjosastro, Hanifa. 2007). Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor



ganas atau kanker. Perjalanan



penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar. Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus menstruasi normal. Kista ovarium merupakan 6 kasus tumor



terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi kista ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi), Hasil laporan bulan Desember 2014 di ruang Pepaya RSUD Cengkareng dari 10 kasus terbanyak yang menyebabkan wanita di rawat, kista ovarium menempati urutan ke-7 dengan jumlah 6 pasien dari 10 penyakit terbanyak tersebut. Artinya, kista ovarium merupakan penyebab angka kesakitan pada wanita dan menyebabkan wanita harus dirawat di RS. Kista ovarium menimbulkan beragam manifestasi klinis pada pasien. Manifestasi klinis yang terjadi dapat berupa ketidaknyamanan pada abdomen, sulit buang air kecil, nyeri panggul, dan nyeri saat senggama serta gangguan menstruasi, serta kecemasan (ansietas). Selain menggunakan penanaganan farmakologi, kecemasan juga dapat ditangani dengan teknik non farmakologi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan yaitu terapi murrotal alquran bagi pasien yang beragama islam. Adapun pengaruh terapi mendengarkan ayat-ayat Al-Quran berupa, adanya perubahan perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,perubahan detak jantung dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi murotal bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi AlQur’an), maka otak maka memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan menangkutkan kedalam reseptor – reseptor mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (Yusri, 2006; Faradisi, 2009; Mottaghi, Esmaili, & Rohani, 2011) Berdasarkan penjabaran tersebut penulis tertarik untuk melakukan Evidence Based Nursing Practice (EBNP) berupa terapi murottal (Al-Qur’an) untuk menurunkan kecemasan ibu hamil dengan NOK di ruangan Obstetri RSUP DR.Kariadi Kota Semarang.



B. Tujuan 1.



Tujuan Umum Untuk mengetahui efektifitas penerapan Evidence Based Nursing Practice (EBNP) berupa t terapi murottal (Al-Qur’an) untuk menurunkan kecemasan ibu hamil dengan NOK di ruangan Obstetri RSUP DR.Kariadi Kota Semarang.



2.



Tujuan Khusus a.



Mengetahui tingkat kecemasan pasien sebelum dilakukan intervensi terapi murottal (Al-Qur’an)



b.



Mengetahui tingkat kecemasan pasien sesudah dilakukan intervensi terapi murottal (Al-Qur’an



c.



Mengevaluasi respon pasien selama melakukan terapi murottal (Al-Qur’an terhadap kecemasan ibu hamil dengan NOK



C. Manfaat Dapat mengaplikasikan hasil Evidence Based Nursing Practice (EBNP) khususnya studi kasus tentang pelaksanaan cara terapi murottal (Al-Qur’an) untuk menurunkan kecemasan ibu hamil dengan NOK



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Dasar Neoplasma Ovarium Kistik (NOK) 1. Definisi Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007). Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006). Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008). Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005). Neoplasma Ovarium Kistik adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari keganasan.



2. Jenis - Jenis Kista Ovarium Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : a. Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone diantaranya adalah : 1) Kista non fungsional. a) Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks. 2) Kista fungsional.



a) Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun. b) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi. c) Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa. d) Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium. b. Kista neoplasma 1) Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista. 2) Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain 3) Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium) 4) Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid 5) Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis. 3. Etiologi Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa



darah yang keluar akibatdari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid. 4. Patofisiologi Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk



karena



gonadotropin



yang



stimulasi berlebih.



gonadotropin Pada



atau



neoplasia



sensitivitas



tropoblastik



terhadap gestasional



(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel



granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. 5. Pathway Degenerasi ovarium



Kistoma ovari



Histerektomi



Kurang informasi



Infeksi ovarium



pembesaran ovarium



Oovorektomi



Ruptur ovarium Resiko perdarahan



Luka operasi Kurang pengetahuan



Cemas



Diskontinuitas jaringan



Gangguan perfusi jaringan



Port d’entry Resiko infeksi



Komplikasi peritonia



Pembatasan nutrisi



Metabolisme menurun



Peritonitis



Hipolisis Resiko perdarahan



Nyeri



anestesi



Peristaltic usus menurun



Absorbsi air di kolon



Asam laktat keletihan Gangguan metabolisme Self care defisit



Resiko konstipasi



Resti injuri



Nervus vagus



Reflex menelan Resiko aspirasi



6. Komplikasi a. Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium. b. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium. 7. Pemeriksaan penunjang Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan: a. Ultrasonografi (USG)Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. b. Laparoskopi Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi. c. Hitung darah lengkap Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.



8. Penatalaksanaan medis a. Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste. b. Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat. 9. Manifestasi klinis Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium : a. Perut terasa penuh, berat, kembung b. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil) c. Haid tidak teratur d. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha. e. Nyeri sanggama f. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.



Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera: a. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba b. Nyeri bersamaan dengan demam c. Rasa ingin muntah B. Konsep Dasar Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Dalami, dkk 2014). Menurut Prasetyono pada tahun 2005 dalam Ireel, dkk (2018) kecemasan adalah penjelmaan dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi manakala seseorang sedang mengalamai berbagai tekanan–tekanan atau ketegangan (stress) seperti perasaan frustasi dan pertentangan batin (konflik batin). Menurut Walasary, dkk (2015) kecemasan adalah pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Menurut Keliat, dkk (2013:15) kecemasan adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks berkaitan dengan perasaan takut, sering disertai oleh sensasi fisik seperti jantung berdebar, napas pendek atau nyeri dada. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut adalah adanya objek/sumber yang spesifik dan dapat diidentifikasi serta dapat dijelaskan oleh individu. Sedangkan kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu atau tidak berdaya (Suliswati dkk, 2015).



Berdasarkan pendapat dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan respon emosional yang diakibatkan oleh adanya tekanan yang dianggap mengancam tanpa objek yang spesifik.



2. Tanda dan Gejala Kecemasan Salah satu alat ukur kecemasan yang sering digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Purnama pada tahun 2015 terhadap tingkat kecemasan menjelang persalinan pada ibu hamil dan penelitian oleh Shadri, dkk pada tahun 2018 terhadap tingkat kecemasan siswa mengikuti aktivitas konseling kelompok. Menurut Chrisnawati & Aldino (2019) HARS menggunakan serangkaian pertanyaan dengan jawaban yang harus diisi oleh pasien sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh pasien tersebut. Jawaban yang diberikan merupakan skala (angka) 0, 1, 2, 3, atau 4. yang menunjukan tingkat gangguan dan setelah pasien menjawab sesuai apa yang dirasakannya, maka hasilnya dapat dihitung dengan menjumlahkan total skor yang didapat dari setiap soal (pernyataan). Validitas instrumen HARS ditunjukan pada bagian Corrected Item-Total Correlation seluruh soal memiliki nilai positif dan lebih besar dari syarat 0.05, sedangkan reliabilitas ditunjukan dengan nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.793 dengan jumlah item 14 butir lebih besar dari 0.6, maka kuisoner yang digunakan terbukti reliabel (0.793>0.6). Menurut Saputro & Fazris pada tahun 2017 dalam Chrisnawati & Aldino (2019), Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956, untuk mengukur semua tanda kecemasan baik psikis maupun somatik. HARS terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kecemasan pada anak dan orang dewasa. Skala HARS penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi: a. Perasaan Cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung. b. Ketegangan: merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah menangis, dan lesu, tidak bisa istirahat tenang, dan mudah terkejut.



c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila ditinggal sendiri, pada binatang besar, pada keramain lalu lintas, dan pada kerumunan orang banyak. d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan mimpi menakutkan. e. Gangguan kecerdasan: daya ingat buruk, susah berkonsentrasi. f. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari. g. Gejala somatik: sakit dan nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil. h. Gejala sensorik: tinitus, penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, dan perasaan ditusuk-tusuk. i. Gejala kardiovaskuler: berdebar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, perasaan lesu lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung hilang sekejap. j. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas, napas pendek/ sesak. k. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, berat badan turun, susah buang air besar. l. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan air seni, amenorrhoe, menorrhagia, frigid, ejakulasi praecocks, ereksi lemah, dan impotensi. m. Gejala otonom: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing, dan bulu roma berdiri. n. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kerut kening, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek cepat, dan muka merah. Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori: 0 = Tidak ada gejala sama sekali



1 = Satu gejala yang ada 2 = Sedang/separuh gejala yang ada 3 = Berat/ lebih dari separuh gejala yang ada 4 = Sangat berat semua gejala ada Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahkan skor 1-14 dengan hasil: Skor