Formalin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



1.



2014



PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Menurut Sitopan (2012), formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan. Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% – 40%. Formalin



mempunyai



fungsi



sebagai



antibacterial



agent



dapat



memperlambat aktivitas bakteri dalam makanan yang mengandung banyak protein, maka formalin bereaksi dengan protein dalam makanan dan membuat makanan menjadi awet. Tapi ketika masuk kedalam tubuh manusia, maka ia bersifat mutagenik dan karsiogenik yang dapat memicu tumbuhnya sel kanker dan cacatnya gen pada tubuh (Singgih,2013). Pemakaian formalin dalam makanan dapat menyebabkan timbulnya efek akut dan kronik yang dapat menyerang saluran pernapasan, pencernaant, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah tinggi), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu, juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf, pusat dan ginjal. Efek kronik berupa timbul iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada. Bila formalin dikonsumsi secara menahun dapat menyebakan kanker (Sitiopan,2012).



Materi Uji Kualitatif Formalin



62



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif formalin adalah agar praktikan mengetahui cara uji kualitatif formalin terhadap ikan segar dan beberapa produk perikanan. Tujuan dari praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin agar praktikan dapat melakukan Uji Kualitatif Formalin pada ikan segar dan beberapap produk perikanan.



1.3. Waktu dan Tempat Praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin dilaksanakan pada hari hari Selasa tanggal 21 Oktboer 2014 oleh kelompok 18 dan hari Jum’at tanggal 24 Oktober 2014 oleh kelompok 22 pada pukul 7.30selesai di Laboratorium THP Gedung C lantai 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang



Materi Uji Kualitatif Formalin



63



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2.



2014



METODELOGI



2.1. Alat dan Fungsi Alat yang digunakan pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin adalah : 



Tabung reaksi



: Sebagai wadah sampel yang diuji formalin.







Botol kaca



: Sebagai wadah larutan test kid.







Talenan



: Sebagai alas saat memotong daging ikan.







Pipet tetes 1 ml



: Untuk mengambil larutan dalam skala kecil.







Timbangan digital



: Untuk menimbang sampel dengan ketelitian 10-2 gram.







Mortar dan alu



: Untuk menghaluskan bahan yang berupa padatan.







Pisau



: Untuk memotong daging ikan.







Nampan



: Sebagai tempat alat dan bahan.







Spatula



: Untuk menghomogenkan larutan yang di uji.







Whasing bottle



: Sebagai tempat aquadest.







Rak tabung reaksi



: Sebagai tempat tabung reaksi.







Kamera



: untuk mendokumentasikan hasil praktikum.







Stopwatch



: Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan saat pengamatan perubahan warna pada uji formalin.







Tabung reaksi



: Sebagai wadah sampel yang diuji formalin.







Botol kaca



: Sebagai wadah larutan test kid.







Talenan



: Sebagai alas saat memotong daging ikan.







Pipet tetes 1 ml



: Untuk mengambil larutan dalam skala kecil.







Timbangan digital



: Untuk menimbang sampel dengan ketelitian 10-2



gram. Materi Uji Kualitatif Formalin



64



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014







Mortar dan alu



: Untuk menghaluskan bahan yang berupa padatan.







Pisau



: Untuk memotong daging ikan.







Nampan



: Sebagai tempat alat dan bahan.







Spatula



: Untuk menghomogenkan larutan yang di uji.







Whasing bottle



: Sebagai tempat aquadest.







Rak tabung reaksi



: Sebagai tempat tabung reaksi.







Kamera



: Untuk mendokumentasikan hasil praktikum.







Stopwatch



: Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan saat pengamatan perubahan warna pada uji formalin.



2.2. Bahan dan Fungsi Bahan yang digunakan pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin adalah : 



Tissue



: Untuk mengeringkan alat-alat yang sudah digunakan.







Air



: Untuk mencuci peralatan.







Test kit



: Sebagai indikator adanya formalin.







Ikan survei pasar



: Sebagai sampel yang akan diuji formalin.







Produk perikanan (scallop, nugget ikan, tempura ikan, kekian, bola ikan, otak-otak ikan dan bola cumi) : Sebagai sampel yang akan di uji formalin.







Aquadest



: Sebagai pelarut bahan yang diuji.







Plastik clip



: Sebagai wadah produk perikanan.







Plastik PP



: Sebagai wadah produk hasil perikanan.







Kertas label



: Sebagai penanda dari beberapa sampel yang akan diuji formalinnya.



Materi Uji Kualitatif Formalin



65



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



2.3. Skema Kerja



Sampel



Dihaluskan



Ditimbang sebanyak 1 gram



Dimasukan kedalam tabung reaksi



Ditambahkan aquades 10ml



Ditambah test kit sebanyak 3 tetes



Dihomogenkan (dipilin)



Ditunggu selama 10 menit sampai berumah warna



Diamati perubahan warna



Hasil



Keterangan: +



: berwarna ungu hingga kebiruan



-



: berwarna merah muda



Gambar 3. Skema kerja Uji Kualitatif Formalin



Materi Uji Kualitatif Formalin



66



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



3.



2014



PEMBAHASAN



3.1. Data Hasil Pengamatan Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin didapatkan hail sebagai berikut:



3.1.1. Data Hasil Pengamatan Uji Formalin pada Produk Hasil Perikanan Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin pada produk hasil perikanan oleh seluruh praktikan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 18. Data uji kualitatif formalin produk hasil perikanan Nama Produk Scallop Kaki naga Nugget udang Bola salmon Tempura Bola cumi Kekian Otak-otak ikan



Jumlah 9 7 7 8 9 4 4 8



Hasil positif 4 2 6 2 4 1 3 4



% Negatif 5 5 1 6 5 3 1 4



positif 44.4 28.57 85.71 25 44.4 25 75 50



Negatif 55.6 71.43 14.29 75 56.6 75 25 50



3.1.2. Data Pengamatan Uji Formalin Ikan Segar Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin pada ikan segar oleh seluruh kelompok praktikan didapatkan hasil sebagai berikut:



Materi Uji Kualitatif Formalin



67



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



Tabel 19. Data uji formalin ikan segar Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



Sampel Ikan tongkol Ikan belanak Ikan patin Ikan bandeng Ikan bandeng Udang vannamei Ikan teri nasi Ikan tongkol Ikan belanak Ikan patin Ikan tuna Ikan bandeng Udang vannamei Ikan teri nasi Ikan tongkol Ikan belanak Ikan patin Ikan tuna Ikan bandeng Udang vannamei Ikan teri nasi Ikan tongkol Ikan belanak Ikan patin Ikan bandeng Ikan bandeng Udang vannamei Ikan teri nasi



Hasil + + + + + +



3.2. Analisa Prosedur Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin, langkat selanjutnya setelah menyiapkan alat dan bahan adalah memotong ikan yang didapat dari survey pasar dan mengambil dagingnya menggunakan pisau. Daging tersebut kemudian dihaluskan menggunakan mortar dan alu. Daging dihaluskan dengan tujuan untuk memperluas luas permukaan sampel. Daging kemudian ditimbang sebanyak 1 gram menggunakan timbangan digital sebagai bahan yang akan diuji. 1 gram daging tersebut lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan aquades sebanyak 10 ml. Setelah itu ditambahkan 3



Materi Uji Kualitatif Formalin



68



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



tetes tes kid sebagai indikator perubahan warna ada tidaknya formalin. Tabung reaksi tersebut kemudian dipilin selama 10 menit agar lebih homogen kemudian diamati perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut. Pada kelompok 1 menggunakan sampel ikan tongkol. Kelompok 2 menggunakan sampel ikan belanak. Kelompok 3 menggunakan sampel ikan patin.



Kelompok



4 menggunakan sampel ikan bandeng.



Kelompok



5



menggunakan sampel ikan bandeng. Kelompok 6 menggunakan sampel udang vannamei. Kelompok 7 menggunakan sampel ikan teri nasi. Kelompok 8 menggunakan sampel ikan tongkol. Kelompok 9 menggunakan sampel ikan belanak. Kelompok 10 menggunakan sampel ikan patin. Kelompok 11 menggunakan sampel ikan tuna. Kelompok 12 menggunakan sampel ikan bandeng. Kelompok 13 menggunakan sampel udang vannamei. Kelompok 14 menggunakan sampel ikan teri nasi. Kelompok 15 menggunakan sampel ikan tongkol. Kelompok 16 menggunakan sampel ikan belanak. Kelompok 17 menggunakan sampel ikan patin. Kelompok 18 menggunakan sampel ikan tuna. Kelompok 19 menggunakan sampel ikan bandeng. Kelompok 20 menggunakan sampel udang vannamei. Kelompok 21 menggunakan sampel ikan teri nasi. Kelompok 22 menggunakan sampel ikan tongkol. Kelompok 23 menggunakan sampel ikan belanak. Kelompok 24 menggunakan sampel ikan patin. Kelompok 25 menggunakan sampel ikan bandeng. Kelompok 26 menggunakan sampel ikan bandeng. Kelompok 27 menggunakan sampel udang vannamei. Kelompok 28 menggunakan sampel ikan teri nasi. Kemudian untuk pengujian kualitatif formalin pada produk hasil perikanan menggunakan sampel scallop, nugget ikan, tempura ikan, kekian, bola ikan, otakotak ikan dan bola cumi. Masing-masing produk hasil perikanan kemudian dihaluskan menggunakan mortar dan alu. Sampel dihaluskan dengan tujuan



Materi Uji Kualitatif Formalin



69



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



untuk memperluas luas permukaan sampel. Sampel kemudian ditimbang sebanyak 1 gram menggunakan timbangan digital sebagai bahan yang akan diuji. 1 gram sampel tersebut lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan aquades sebanyak 10 ml. Setelah itu ditambahkan 3 tetes tes kid sebagai indikator perubahan warna ada tidaknya formalin. Tabung reaksi tersebut kemudian dipilin selama 10 menit agar lebih homogen kemudian diamati perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut. Menurut Singgih (2013), beberapa metode analisa kimia yang sudah ada, untuk penetapan kandungan formalin, borak, dan zat pewarna berbahaya salah satunya dapat dilakukan dengan metode spot test. Yaitu metode analisa kimia dengan menggunakan reagent kit



(kit



tester).



Metode ini



mempunyai



keistimewaan antara lain cepat, murah, pasti dan tidak memerlukan peralatan yang rumit dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Prinsip kerjanya adalah dengan menambahkan cairan (reagent) pada bahan makanan yang diduga menggunakan bahan yang diselidiki, dengan hasil akhir terjadinya perubahan warna khas. FMR (formalin main reagent) merupakan salah satu jenis kit tester kandungan formalin Analisis formalin secara kualitatif dilakukan dengan menimbang sampel ikan asin sebanyak 10 gram kemu- dian dicincang (blender), ditambahkan air panas sebanyak 20 mL dan dibiarkan di- ngin. Setelah itu diambil sampel (extract) sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang selanjutnya ditambahk-an larutan titer antilin sebanyak empat tetes pada sambil dihomogenkan. Pengamat- an dilakukan dengan melihat perubahan warna pada ekstrak sampel. Produk ikan asin yang mengandung formalin akan berubah warnanya dari bening menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu kadar formalin semakin tinggi (Ali et al.,2014).



Materi Uji Kualitatif Formalin



70



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



3.3. Analisa Hasil Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin didapatkan hasil: 3.3.1. Analisa Uji Formalin Produk Hasil Perikanan Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin dengan sampel produk perikanan meliputi scallop, nugget ikan, tempura ikan, kekian, bola ikan, otak-otak ikan dan bola cumi didapatkan hasil sebagai berikut: Untuk produk scallop jumlah sampelnya 9. 4 sampel, larutannya menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+) mengandung formalin. Sedangkan 5 sampel, larutannya menghasilkan warna merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif



(-) mengandung



formalin. Dengan presentase positif 44,4% dan negatif 55,6%. Untuk produk kaki naga jumlah sampelnya 7. 2 sampel, larutannya menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+) mengandung formalin. Sedangkan 5 sampel, larutannya menghasilkan warna merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif



(-) mengandung



formalin. Dengan presentase positif 28,57% dan negatif 71,43%. Untuk produk nugget udang jumlah sampelnya 7. 6 sampel, larutannya menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+) mengandung formalin. Sedangkan 1 sampel, larutannya menghasilkan warna merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif (-) mengandung formalin. Dengan presentase positif 85,71% dan negatif 14,29%. Untuk produk bola salmon jumlah sampelnya 8. 2 sampel, larutannya menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+) mengandung formalin. Sedangkan 6 sampel, larutannya menghasilkan warna



Materi Uji Kualitatif Formalin



71



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif (-) mengandung formalin. Dengan presentase positif 25% dan negatif 75%. Untuk produk tempura jumlah sampelnya 9. 4 sampel, larutannya menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+) mengandung formalin. Sedangkan 5 sampel menghasilkan warna merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif (-) mengandung formalin. Dengan presentase positif 44,4% dan negatif 55,6%. Untuk produk bola cumi jumlah sampelnya 4. 1 sampel, larutannya menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+) mengandung formalin. Sedangkan 3 sampel, larutannya menghasilkan warna merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif



(-) mengandung



formalin. Dengan presentase positif 25% dan negatif 75%. Untuk produk kekian jumlah sampelnya 4. 3 sampel, larutannya menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+) mengandung formalin. Sedangkan 1 sampel, larutannya menghasilkan warna merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif



(-) mengandung



formalin. Dengan presentase positif 75% dan negatif 25%. Untuk produk otak-otak ikan jumlah sampelnya 8. 4 sampel, larutannya menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+) mengandung formalin. Sedangkan 4 sampel, larutannya menghasilkan warna merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif



(-) mengandung



formalin. Dengan presentase positif 50% dan negatif 50%. Dari hasil analisa di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa produk hasil perikanan yang rentan penggunaan formalin yaitu nugget udang dengan presentase 85,7%. Hal tersebut disebabkan karena produk perikanan yaitu



Materi Uji Kualitatif Formalin



72



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



nugget udang merupakan makanan yang mudah rusak sehingga perlu adanya bahan tambahan agar makanan tersebut tetap awet. Sedangkan



produk



hasil



perikanan



yang



presentase



penggunaan



formalinnya cenderung sedikit adalah bola cumi dengan presentase 75%. Hal tersebut disebabkan karena konsumen tidak terlalu menyukai produk bola cumi. Pada



mekanisme



pengujian



formalin



berwarna



ungu



bila



positif



dikarenakan pada test kit ada kromatoform yang apabila berikatan dengan asam format yang terbentuk dari reaksi protein dan gugus karboksilat yang ada pada formalin akan menghasilkan warna ungu. Sedangkan apabila tidak mengandung formalin akan berwarna merah muda. Nugget, bakso, sosis dan mie merupakan jajanan yang banyak dijual oleh pedagang makanan di sekolah-sekolah. Bahan utamanya adalah campuran tepung terigu dan sedikit daging sebagai perasa. Makanan tersebut mudah rusak sehingga perlu adanya bahan tambahan agar makanan tersebut bisa awet tahan lama (Karyantina et al.,2011). Penggunaan formalin sebagai pengawet makanan semakin marak dilakukan oleh para pelaku bisnis yang tidak bertanggung jawab. Udang merupakan salah satu produk perikanan yang memilliki sifat mudah busuk (highly perishable), maka penanganan yang baik mutlak diperlukan agar mutu udang tetap segar pada saat dikonsumsi. Udang merupakan salah satu bahan makanan yang rentan menjadi sasaran pengawetan dengan formalin (Jannah et al., 2014).



3.3.2. Analisa Penggunaan Formalin terhadap Ikan Segar Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin dengan sampel ikan segar yang didapat dari survey pasar dari beberapa pasar di kota Malang didapatkan hasil sebagai berikut:



Materi Uji Kualitatif Formalin



73



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



Untuk sampel ikan tongkol digunakan oleh kelompok 1, 8, 15, dan 22. Pada kelompok 1, pada larutan terbentuk warna ungu setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tongkol pada kelompok 1 mengandung formalin. Sedangkan pada kelompok 8, 15, dan 22 larutan terbentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tongkol pada kelompok 8, 15, dan 22 tidak mengandung formalin. Untuk sampel ikan belanak digunakan oleh kelompok 2, 9, 16, dan 23. Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan belanak sebagai sampel, larutan membentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan belanak pada kelompok 2, 9, 16, dan 23 tidak mengandung formalin. Untuk sampel ikan patin digunakan oleh kelompok 3, 10, 17, dan 24. Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan belanak sebagai sampel, larutan membentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan patin pada kelompok 3, 10, 17, dan 24 tidak mengandung formalin. Untuk sampel ikan bandeng digunakan oleh kelompok 4, 5, 12, 19, 25, dan 26. Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan belanak sebagai sampel, larutan membentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan bandeng pada kelompok 4, 5, 12, 19, 25, dan 26 tidak mengandung formalin. Untuk sampel udang Vannamei digunakan oleh kelompok 6, 13, 20, dan 27. Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan belanak sebagai sampel, larutan membentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa udang Vannamei pada kelompok 6, 13, 20, dan 27 tidak mengandung formalin.



Materi Uji Kualitatif Formalin



74



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



Untuk sampel ikan teri nasi digunakan oleh kelompok 7, 14, 21, dan 28. Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan teri nasi sebagai sampel, larutan membentuk warna ungu setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan teri nasi pada kelompok 7, 14, 21, dan 28 mengandung formalin. Untuk sampel ikan tuna digunakan oleh kelompok 11 dan 18. Pada kelompok 11, pada larutan terbentuk warna ungu setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tongkol pada kelompok 11 mengandung formalin. Sedangkan pada kelompok 18 larutan terbentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tongkol pada kelompok 18 tidak mengandung formalin. Pada pengujian formalin dengan sampel ikan segar didapatkan hasil positif megandung formalin sebanyak 6 ikan, 5 diantaranya adalah ikan teri nasi. Penggunaan formalin pada ikan teri nasi karena ikan teri nasi berukuran kecil sehingga mudah rusak dan cepat busuk. Sedangkan pengujian formalin yang hasilnya negatif sebanyak 22 dan yang paling banyak tidak mengandung formalin adalah ikan tongkol. Hal ini dikarenakan selera dan kebutuhan konsumen akan ikan tongkol yang tinggi. Pada mekanisme pengujian formalin berwarna ungu bila positif dikarenakan pada test kit ada kromatoform yang apabila berikatan dengan asam format yang terbentuk dari reaksi protein dan gugus karboksilat yang ada pada formalin akan menghasilkan warna ungu. Sedangkan apabila tidak mengandung formalin akan berwarna merah muda. Di sisi lain, ikan dan udang termasuk jenis bahan pangan yang mudah rusak (membusuk). Hanya dalam waktu beberapa jam saja sejak ditangkap dan didaratkan akan timbul proses perubahan yang mengarah pada kerusakan. Cara yang umum dilakukan untuk mencegah kerusakan yaitu pengawetan dengan



Materi Uji Kualitatif Formalin



75



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



menggunakan es balok. Kendala yang dihadapi bila menggunakan es balok adalah dibutuhkan jumlah yang cukup banyak sehingga tidak praktis dan harganya relatif mahal. Hal tersebut menyebabkan nelayan dan penjual yang curang menggunakan zat kimia berbahaya seperti formalin sebagai pengganti es balok (Suryadi et al., 2010). Ikan merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan biologis oleh enzim atau mikroba pembusuk. Ikan segar akan mulai mengalami pembusukan pada jam ke-5 sampai jam ke-8 setelah penangkapan. Oleh karena itu diperlukan upaya pengawetan agar ikan dapat diterima konsumen dalam keadaan masih layak dikonsumsi. Usaha pengawetan yang dapat dilakukan sebenarnya cukup beragam mulai penggunaan suhu rendah sampai dengan radiasi, tetapi beberapa penemuan di lapangan, menunjukkan bahwa formalin banyak digunakan untuk mengawetkan ikan (Florensia et al., 2012).



Materi Uji Kualitatif Formalin



76



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



4.



2014



PENUTUP



4.1. Kesimpulan Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 



Formalin adalah larutan formaldehida dalam air dengan kadar air 80-90% dengan rumus kimia H2CO.







Formalin



merupakan



bahan



yang



dilarang



penggunaannya



dalam



makanan. 



Efek dari penggunaan formalin dalam jangka panjang yaitu menyebabkan iritasi lambung, gangguan fungsi otak dan sumsum tulang belakang. Untuk jangka pendek menimbulkan muntah, diare, dan kencing bercampur darah.







Formalin kerap digunakan pada ikan dengan tujuan agar ikan tidak cepat rusak dan tahan lama.







Mekanisme formalin sebagai pengawet adalah jika formaldehid bereaksi dengan protein sehingga membentuk rangkaian-rangkaian antara protein yang berdekatan akibat dari reaksi tersebut, protein mengeras dan tidak dapat larut.







Bila larutan sampel ditetesi test kit dan berubah menjadi berwarna ungu hingga kebiruan berarti sampel positif mengandung formalin.







Bila larutan sampel ditetesi test kit dan berubah menjadi berwarna merah muda berarti sampel negatif mengandung formalin.







Pada



mekanisme



pengujian



formalin



berwarna



ungu



bila



positif



dikarenakan pada test kit ada kromatoform yang apabila berikatan dengan asam format yang terbentuk dari reaksi protein dan gugus karboksilat yang



Materi Uji Kualitatif Formalin



77



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



ada pada formalin akan menghasilkan warna ungu. Sedangkan apabila tidak mengandung formalin akan berwarna merah muda. 



Produk perikanan yang rentan penggunaan formalin yaitu nugget udang dengan presentase 85,7%







Produk perikanan yang cenderung sedikit penggunaan formali yaitu bola cumi dengan presentase 75%







Ikan segar yang rentan penggunaan formalin adalah ikan teri nasi karena ukurannya yang kecil sehingga mudah rusak dan cepat busuk.







Ikan segar yang cenderung sedikit pengguanaan formalin adalah ikan tongkol dikarenakan selera dan kebutuhan konsumen yang tinggi akan ikan tongkol.



4.2. Saran Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin diharapkan praktikan lebih tenang sehingga tidak mengganggu praktikan lain dan lebih memahami skema kerja yang ada sehingga tidak banyak bertanya.



Materi Uji Kualitatif Formalin



78



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



DAFTAR PUSTAKA



Ali, Mahrus, Suparmono, Siti Hudaidah. 2014. Evaluasi Kandungan Formalin Pada Ikan Asin di Lampung. AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) Florensia, Stella ,Pramesti Dewi, Nur Rahayu Utami. 2012. Pengaruh Ekstrak Lengkuas pada Perendaman Ikan Bandeng terhadap Jumlah Bakteri. Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang,Indonesia Jannah, Miftahul, Widodo Farid Ma’ruf, Titi Surti. 2014. Efektivitas Lengkuas (Alpinia galanga) Sebagai Pereduksi Kadar Formalin pada Udang Putih (Penaeus merguiensis) Selama Penyimpanan Dingin. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang Karyantina, Merkuria, Linda Kurniawati, Fadjar Harimurti. 2011. Uji Kualitatif Kandungan Formalin Pada Jajanan Anak Sekolah Di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Qualitative Analysis For On Schoolchild .Food In Tasikmadu District, Karanganyar. Universitas Slamet Riyadi Surakarta Singgih, Hariyadi. 2013. Uji Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Menggunakan Sensor Warna Dengan Bantuan FMR (Formalin Main Reagent). Jurnal ELTEK, Vol 11 No 01, April 2013 ISSN 1693-4024 Sitiopan T, Henny Putri. 2012. Studi Identifikasi Kandungan Formalin Pada Ikan Pindang Di Pasar Tradisional Dan Modern Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 – 994 Suryadi, Herman, Maryati Kurniadi, Yuanki Melanie. 2010. Analisis Formalin Dalam Sampel Ikan Dan Udang Segar Dari Pasar Muara Angke. Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok 16424ISSN : 1693-9883. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VII, No. 3, Desember 2010, 16-31



Materi Uji Kualitatif Formalin



79



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



LAMPIRAN UJI KUALITATIF FORMALIN



Lampiran 3. Uji kualitatif formalin



(sampel ikan dari pasar)



(sampel produk 1)



(sampel produk 2)



(dihaluskan sampel)



(sampel ditimbang)



Materi Uji Kualitatif Formalin



80



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



(dimasukan sampel ke dalam tabung reaksi)



(ditambahkan aquades 10 ml)



(ditambah 3 tetes test kid)



(dihomogenkan dengan cara dipilin selama 10 menit) Materi Uji Kualitatif Formalin



81



Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan



2014



(diamati perubahan warna)



Materi Uji Kualitatif Formalin



82