4 0 4 MB
FORMULASI PASTA GIGI ANTIBAKTERI EKSTRAK KENTAL DAUN SINGKONG ( Manihot Utilisima ) DAN UJI EFEKTIVITAS TERHADAP Staphylococcus aureus
NAMA : ANTONIUS KISWANTA NPM : 15334021
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA JULI 2019
FORMULASI PASTA GIGI ANTIBAKTERI EKSTRAK KENTAL DAUN SINGKONG ( Manihot Utilisima ) DAN UJI EFEKTIVITAS TERHADAP Staphylococcus aureus
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi
NAMA : ANTONIUS KISWANTA NPM : 15334021
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA JULI 2019
FORMULASI PASTA GIGI ANTIBAKTERI EKSTRAK KENTAL DAUN SINGKONG ( Manihot Utilisima ) DAN UJI EFEKTIVITAS TERHADAP Staphylococcus aureus
SKRIPSI
NAMA : ANTONIUS KISWANTA NPM : 15334021
Disetujui Oleh:
Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt Pembimbing
2
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Antonius Kiswanta
NPM
: 15334021
Tanggal
: 27 Juli 2019
Ttd diatas MATERAI
3
HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Antonius Kiswanta
NPM
: 15334021
Mahasiswa
: S1 Farmasi
Tahun Akademik
: 2015/2016
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatann plagiat dalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul FORMULASI PASTA GIGI ANTIBAKTERI EKSTRAK KENTAL DAUN SINGKONG ( Manihot Utilisima ) DAN UJI EFEKTIVITAS TERHADAP Staphylococcus aureus Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
Jakarta, 27 Juli 2019
TTD diatas Materai
4
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh : Nama
: Antonius Kiswanta
NPM
: 15334021
Program Studi : S1 Farmasi Judul Skripsi : FORMULASI PASTA GIGI ANTIBAKTERI EKSTRAK KENTAL
DAUN
SINGKONG
(
Manihot
Utilisima
)
DAN
UJI
EFEKTIVITAS TERHADAP Staphylococcus aureus
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarja Farmasi pada Program Studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi, Institut Sains Dan Teknologi Nasional DEWAN PENGUJI Pembimbing : Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt (
)
Penguji
: ........................................................(
)
Penguji
: ........................................................(
)
Penguji
: .........................................................(
)
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : ........................
5
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Formulasi Pasta Gigi Antibakteri Ekstrak Kental Daun Singkong ( Manihot utilisima ) dan Uji Efektifitas Terhadap Staphilococcus aureus” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk Mencapai gelar Sarjana Program Studi Farmasi pada Fakultas Farmasi Institut Sains Dan Teknologi Nasional. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Teti Indrawati, M.Si.,Apt selaku pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan perhatian dalam membimbing sejak perencanaan tugas akhir hingga penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya ucapan terima kasih juga disampaikan kepada: 1. Dekan Fakultas Farmasi ISTN, Ibu Dr. Refdanita, M.Si.,Apt. 2. Kepala Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi ISTN, Ibu Ainun Wulandari, S. Farm., M. Sc., Apt. 3. Penasehat Akademik, Bapak Saeful Bahri, S,Si.,M.si 4. Seluruh dosen pengajar Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi ISTN. Atas ilmu yang telah diberikan selama masa pendidikan di Program Studi Farmasi. Serta seluruh karyawan Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi ISTN. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan karunia atas segala kebaikan yang telah mereka berikan. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun selalu diharapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, 27 Juli 2019 Penulis Antonius Kiswanta 6
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Sains Dan Teknologi Nasional, saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Antonius Kiswanta
NPM
: 15334021
Program Studi
: S1 Farmasi
Fakultas
: Farmasi
Jenis karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut Sains dan Teknologi Nasional Hak Bebas Royalti Noneksklusif (NonexclusiveRoyalty-
Free
Right)
atas
karya
ilmiah
saya
yang
berjudul :FORMULASI PASTA GIGI ANTIBAKTERI EKSTRAK KENTAL DAUN
SINGKONG
(Manihot
Utilisima)
DAN
UJI
EFEKTIVITAS
TERHADAP Staphylococcus aureus beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif ini Institut Sains dan Teknologi Nasional berhak menyimpan, mengalihmedia/format- kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) softcopy dan hard copy, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 27 Juli 2019 Yang menyatakan Antonius Kiswanta 7
ABSTRAK
Nama
:
Antonius
Kiswanta
Program Studi : Judul KENTAL
Farmasi
:FORMULASI PASTA GIGI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN
SINGKONG
(
Manihot
Utilisima
)
DAN
UJI
EFEKTIVITAS TERHADAP Staphylococcus aureus
Daun singkong selain digunakan sebagai sumber pangan juga memiliki efek antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Telah dilakukan penelitian tentang formulasi pasta gigi antibakteri ekstrak kental daun singkong ( Manihot utilissima ) dan uji efektivitas terhadap Staphylococcus aureus. Pasta gigi yang mengandung ekstrak kental daun singkong dibuat dengan empat variasi konsentrasi yaitu 0%, 20%, 40% dan 60%. Evaluasi yang dilakukan terhadap pasta gigi antibakteri antara lain : organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, viskositas dan uji pembentukan busa. Uji stabilitas dilakukan dengan dengan sentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 10 menit dan uji stabilitas dipercepat dengan peningkatan suhu selama 12 minggu. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji sifat organoleptik pasta gigi yang mengandung ekstrak kental daun singkong berwarna hijau pekat, homogen, berbau mint, kental, memiliki pH 7 dan viskositas antara 260.000-340.000cps. Hasil uji stabilitas menunjukan hasil yang stabil. Hasil uji antibakteri sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong dengan variasi konsentrasi 40% dan 60% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Kata
kunci
:
Daun singkong, antibakteri, pasta gigi
8 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
ABSTRACT
Name
:
Study Program
:
Title
: FORMULATION OF ANTIBACTERIAL DENTAL
PASTE
OF
CASSAVA LEAF
Antonius
Kiswanta Farmasi
EXTRACT
(Manihot
Utilissima) AND
EFFECTIVENESS TEST ON Staphylococcus aureus
A part from being used as a food source, cassava leaves also have antimicrobial effects on the growth of Staphylococcus aureus bacteria. A study of the formulation of antibacterial toothpaste thick extract of cassava leaves (Manihot utilissima) and effectiveness test on Staphyloccus aureus. Toothpaste containing thick extracts of cassava leaves was made with four variations of concentration 0%, 20%, 40% and 60%. Evaluations carried out on antibacterial toothpaste include : organoleptic, pH, homogenity, dispersion, viscosity and foam formation test. The stability test was carried out by centrifuging at speed of 4000 rpm for 10 minutes and the stability test was accelerated by increasing the temperature for 12 weeks. Antibacaterial activity test was carried out by the weel diffusion method against Staphylococcus aureus bacteria. The test results of the organoleptic properties of toothpaste containing thick extracts of solid green cassava leaves, homogeneous, smelled of mint, thick, had a pH of 7 and viscosity between 260.000-340.000cps, Stability test result show stable results. Antibacterial test results of toothpaste preparations with thick extract of cassava leaves with variations in concentrations of 40% and 60% can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria Keywords : cassava leaves, antibacterial, tooth paste
9 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR ISI
HALAMAN
PERNYATAAN
ORISINALITAS
iii HALAMAN
PERNYATAAN
NON
PLAGIAT
iv HALAMAN
PENGESAHAN
v KATA
PENGANTAR
vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vii ABSTRAK viii ABSTRACT ix DAFTAR
ISI
x DAFTAR
GAMBAR
10 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
xii DAFTAR
TABEL
xiii DAFTAR
LAMPIRAN
xiv 1.
PENDAHULUAN 1
2.
1.1
Latar Belakang .......................................................................................................... .......................................................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah .......................................................................................................... .......................................................................................................... 2
1.3
Hipotesis .......................................................................................................... .......................................................................................................... 2
1.4
Tujuan Penelitian .......................................................................................................... .......................................................................................................... 2
1.5
Manfaat Penelitian .......................................................................................................... .......................................................................................................... 3
TINJAUAN
PUSTAKA 11 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
4 2.1
Tanaman Singkong (Manihot utilissima) .......................................................................................................... .......................................................................................................... 4 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Singkong ................................................................................................ ................................................................................................ 5 2.1.2 Morfologi Tanaman Singkong ................................................................................................ ................................................................................................ 5 2.1.3 Kandungan Kimia ................................................................................................ ................................................................................................ 6 2.1.4 Panen dan pasca panen ................................................................................................ ................................................................................................ 7 2.1.5
2.2
Fungsi dan Kegunaan Daun Singkong ................................................................................................ ................................................................................................ 8
Gigi .......................................................................................................... .......................................................................................................... 9 2.2.1
Anatomi
Gigi
9
12 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
2.2.2
Fisiologi
Gigi
11 2.2.3
Kerusakan
Pada
Gigi
12 2.2.4 Cara 14 2.3
mencegah
kerusakan
gigi
Staphylococcus aureus .......................................................................................................... .......................................................................................................... 15 2.3.1 Klasifikasi Staphylococcus aureus ................................................................................................ ................................................................................................ 15 2.3.2 Morfologi Staphylococcus aureus ................................................................................................ ................................................................................................ 16 2.3.4 Patogenitas Staphylococcus aureus ................................................................................................ ................................................................................................ 16
2.4
Pasta Gigi .......................................................................................................... .......................................................................................................... 17 2.4.1 Fungsi pasta gigi ................................................................................................ ................................................................................................ 17 2.4.2 Komponen
umum
pasta
gigi
13 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
................................................................................................ ................................................................................................ 19
3.
2.4.3
Kestabilan Pada Produk Farmasi ................................................................................................ ................................................................................................ 22
2.4.4
Uji sifat fisik ................................................................................................ ................................................................................................ 23
2.4.5
Uji pasta gigi antibakteri ................................................................................................ ................................................................................................ 24
METODE
PENELITIAN
27 3.1
Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................................................... .......................................................................................................... 27
3.2
Bahan Uji .......................................................................................................... .......................................................................................................... 27
3.3
Alat Penelitian .......................................................................................................... .......................................................................................................... 27
3.4
Prinsip Penelitian .......................................................................................................... .......................................................................................................... 28 14 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
3.5
Metode dan Tahapan Penelitian .......................................................................................................... .......................................................................................................... 28 3.5.1 Determinasi Tanaman ................................................................................................ ................................................................................................ 28 3.5.2 Pemeriksaan Mutu Bahan Baku ................................................................................................ ................................................................................................ 28 3.5.3
Pembuatan Ekstrak Daun Singkong ................................................................................................ ................................................................................................ 28
3.5.4 Evaluasi ekstrak daun singkong ................................................................................................ ................................................................................................ 29 3.5.5 Penapisan fitokimia ................................................................................................ ................................................................................................ 29 3.5.6
3.6
Pembuatan pasta gigi ................................................................................................ ................................................................................................ 30
Evaluasi Pasta Gigi Ekstrak Daun Singkong .......................................................................................................... .......................................................................................................... 32 3.6.1 Uji
Sifat
Fisik
Pasta
Gigi
15 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
................................................................................................ ................................................................................................ 32 3.6.2 Uji Stabilitas Pasta Gigi ................................................................................................ ................................................................................................ 33 3.6.3 Pengujian Daya Hambat Ekstrak Daun Singkong Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus ................................................................................................ ................................................................................................ 33 3.7
4.
Skema Tahapan Penelitian .......................................................................................................... .......................................................................................................... 35
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
36 4.1
Hasil Determinasi Tanaman .......................................................................................................... .......................................................................................................... 36
4.2
Hasil Pemeriksaan Bahan Baku .......................................................................................................... .......................................................................................................... 36
4.3
Hasil Ekstraksi Daun Singkong (Manihot utilissima) .......................................................................................................... .......................................................................................................... 39
4.4
Hasil Penapisan Fitokimia Daun Singkong (Manihot utilissima) .......................................................................................................... .......................................................................................................... 40 16 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
4.5
Hasil Uji Sifat Fisik Pasta Gigi .......................................................................................................... .......................................................................................................... 41
4.6
Hasil Uji Stabilitas Sediaan Pasta Gigi .......................................................................................................... .......................................................................................................... 47 4.6.1
Uji
Sentrifugasi
47 4.6.2
Uji
stabilitas
dipercepat
48 4.7
5.
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kental daun singkong (Manihot utilissima) .......................................................................................................... .......................................................................................................... 55
KESIMPULAN
DAN
SARAN
57 5.1
Kesimpulan .......................................................................................................... .......................................................................................................... 57
5.2
Saran .......................................................................................................... .......................................................................................................... 57
DAFTAR
REFERENSI
58
17 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Daun singkong ..................................................................................................... ..................................................................................................... 5 Gambar 2.2 Anatomi gigi ..................................................................................................... ..................................................................................................... 9 Gambar 2.3 Bakteri Staphylococcus aureus ..................................................................................................... ..................................................................................................... 16
18 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR TABE Tabel 2.1
Tabel 3.1 Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Kadar HCN pada beberapa varietas singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 7Y Formula pasta gigi 3 Hasil pemeriksaan bahan karbopol 940 ....................................................................................................... ....................................................................................................... 36 Hasil pemeriksaan bahan baku methyl paraben ....................................................................................................... ....................................................................................................... 36 Hasil pemeriksaan bahan calcium carbonat ....................................................................................................... ....................................................................................................... 37 19 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Hasil pemeriksaan bahan glycerin 96% ....................................................................................................... ....................................................................................................... 37 Hasil pemeriksaan bahan sodium lauril sulfat ....................................................................................................... ....................................................................................................... 37 Hasil pemeriksaan bahan silitol ....................................................................................................... ....................................................................................................... 38 Hasil pemeriksaan bahan aquadest ....................................................................................................... ....................................................................................................... 38 Hasil pemeriksaan bahan oleum menthae piperitae ....................................................................................................... ....................................................................................................... 38 Hasil pemeriksaan TEA ....................................................................................................... ....................................................................................................... 39 Hasil pemeriksaan sorbitol ....................................................................................................... ....................................................................................................... 39 Hasil skrining fitokimia ekstrak kental daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 40 Hasil uji organoleptis pasta gigi ekstrak daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 41 Hasil uji homogenitas pasta gigi ekstrak daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 42 Hasil uji pH pasta gigi ekstrak daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 43 Hasil uji daya sebar pasta gigi ekstrak kental daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 44 20 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Tabel 4.16 Hasil uji viskositas pasta gigi estrak kental daun singkong selama penyimpanan 28 hari ....................................................................................................... ....................................................................................................... 45 Tabel 4.17 Hasil uji tinggi busa pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) selama penyimpanan 28 hari ....................................................................................................... ....................................................................................................... 46 Tabel 4.18 Hasil uji sentrifugasi pasta gigi ekstrak daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 47 Tabel 4.19 Hasil pengamatan organeptik stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 49 Tabel 4.20 Hasil uji pH stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 50 Tabel 4.21 Hasil uji homogenitas stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 52 Tabel 4.22 Hasil pemeriksaan viskositas stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong ....................................................................................................... ....................................................................................................... 53 Tabel 4.23 Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot utilissima) terhadap Staphylococcus aureus ....................................................................................................... ....................................................................................................... 56
21 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Permohonan Izin Penggunaan Fasilitas Lab. Mikrobiologi ISTN ................................................................................................ ................................................................................................ 61 Permohonan Izin Penggunaan Fasilitas Lab. Fitokimia ISTN ................................................................................................ ................................................................................................ 62 Permohonan Izin Pengunaan Fasilitas Lab. Teknologi Farmasi ................................................................................................ ................................................................................................ 63 Hasil Determinasi Tanaman Singkong (Manihot Utilissima) ................................................................................................ ................................................................................................ 64 Certificate of Analysis Glycerin ................................................................................................ ................................................................................................ 65 Certificate of Analysis Calcium Carbonat ................................................................................................ ................................................................................................ 66 Certificate of Analysis Carbopol ................................................................................................ ................................................................................................ 67 Certificate of Analysis Sorbitol ................................................................................................ ................................................................................................ 68 Certificate of Analysis Oleum Menthae
22 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
................................................................................................ ................................................................................................ 69 Certificate of Analysis Glycerin ................................................................................................ ................................................................................................ 70 Certificate of Analysis Etanol 70% ................................................................................................ ................................................................................................ 71 Uji Fitokimia ................................................................................................ ................................................................................................ 72 Uji pH ................................................................................................ ................................................................................................ 73 Uji Viskositas ................................................................................................ ................................................................................................ 74 Efektivitas Antibakteri ................................................................................................ ................................................................................................ 75 Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ................................................................................................ ................................................................................................ 76
23 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Menurut WHO (Poul E. Peterson, 2003), penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit ke 4 termahal dalam hal pengobatan jika tindakan kuratif yang lebih berperan dibandingkan tindakan pencegahan. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 2004 (Depkes RI, 2001), penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke 6 yang dikeluhkan masyarakat Indonesia. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut salah satunya dengan menyikat gigi menggunakan pasta gigi. Pasta gigi sangat efektif untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Jenis Pasta gigi yang digunakan merupakan salah satu faktor yang berperan di dalamnya, karena pasta gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta menghilangkan bakteri pada area mulut. Saat ini telah dikembangkan pasta gigi herbal sesuai dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap penggunaan bahan alami. Penelitian yang dilakukan oleh muthmaina dkk mengemukakan bahwa daun singkong (Manihot Utilissima) memiliki kandungan flavonoid, saponin dan tanin yang digunakan sebagai antibakteri. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun singkong memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 20%, 30%, dan 40% dengan diameter zona hambat rata-rata masingmasing sebesar 11,33 mm, 12,66 mm, dan 15,33 mm. Penelitian
lain yang
dilakukan oleh mutia dkk mengemukakan bahwa daun singkong (Manihot Utilissima) memiliki efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, dengan nilai konsentrasi hambat sebesar 0,03125%. (Mutia, dkk, 2017) Komponen pasta gigi secara umum terdiri atas bahan abrasif, bahan pelembab, bahan pengikat, bahan pembersih, bahan pengawet, bahan pewarna dan 1 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
2 pemberi rasa, air, bahan pengharum, dan fluoride. Pasta gigi dibuat dengan berbagai macam basis yaitu PGA, PEG, HPMC dan karbopol. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lubrizol, mengemukan bahwa basis karbopol dengan konsentrasi 0.02% dalam pasta gigi dapat memberikan viskositas yang baik pada sediaan. Karbopol merupakan gelling agent yang dapat terdispersi dalam air sehingga sediaan dapat dengan mudah dibilas dengan air dalam penggunaanya. (Lubrizol, 2002) Berdasarkan uraian diatas dicarilah formulasi yang tepat bertujuan untuk mengetahui formula pasta gigi yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pasta gigi ekstrak kental daun singkong yang dihasilkan dievaluasi organoleptis, ph, daya lekat, viskositas, dan daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. 1.2
Perumusan Masalah 1.
Apakah ekstrak kental daun singkong dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% dapat dibuat menjadi sediaan pasta gigi antibakteri ?
2.
Apakah sediaan pasta gigi antibakteri ekstrak kental daun singkong dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
1.3
Hipotesis 1.
Ekstrak kental daun singkong dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% dapat dibuat menjadi sediaan pasta gigi antibakteri yang baik.
2.
Sediaan pasta gigi antibakteri ekstrak kental daun singkong dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
1.4
Tujuan Penelitian 1.
Memformulasikan ekstrak kental daun singkong menjadi sediaan pasta gigi antibakteri.
2.
Mengetahui seberapa besar aktivitas antibakteri yang dihasilkan oleh pasta
gigi
ekstrak
kental
daun
singkong
terhadap
bakteri
staphylococcus aureus.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
3 1.5
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang efek
antibakteri dari ekstrak kental daun singkong (Manihot utilissima) terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang diformulasikan dalam sediaan pasta gigi.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Singkong (Manihot utilissima)
Singkong (Manihot utilisima atau Manihot esculenta crantz) merupakan salah satu tanaman yang tersebar luas di Indonesia dan sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara di dunia. Di benua Asia, singkong tersebar di Thailand, Vietnam, India, dan RR Cina dan di benua Afrika tersebar di Nigeria, Kongo, Ghana, Mozambik, Angola, dan Uganda, sedangkan di benua Amerika produksi singkong terbesar ada di Brasil. Beberapa ahli botani menyatakan bahwa tanaman singkong berasal dari Amerika yang beriklim tropis dan seorang ahli botani Rusia, Nikolai Ivanovick Vavilov, memastikan bahwa tanaman singkong berasal dari Brasil (Benua Amerika bagian selatan) (Gardjito dkk, 2013).
Singkong merupakan tanaman tropis yang tumbuh pada 30º lintang utara sampai 30º lintang selatan dan sebagian besar berkembang di 20º lintang utara sampai 20° lintang selatan serta membutuhkan iklim lembab. Pertumbuhan singkong akan berhenti di bawah temperatur 10C. Pertumbuhan singkong yang paling banyak di dataran rendah tropis, di ketinggian 150 meter dari permukaan laut dengan temperatur rata-rata 25 sampai 27 °C, tetapi ada beberapa varietas singkong yang tumbuh sampai pada ketinggian 1500 meter dari permukaan laut. Singkong juga dapat tumbuh dengan baik ketika curah hujan cukup melimpah. Curah hujan setiap tahun yang dibutuhkan untuk pertumbuhan singkong sebesar 500 mm sampai 5000 mm. Singkong dapat tumbuh pada tanah liat berpasir atau tanah liat berpasir yang lembab dan subur ataupun jenis tanah yang lain dengan tekstur tanah cukup gembur untuk memungkinkan perkembangan umbi (Grace, 1977).
4 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
5
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Singkong
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Spesies
: Manihot utilissima
Pohl.
: Manihot esculenta (Soelistijono, 2006).
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
6
Gambar 2.1 Daun singkong
2.1.2 Morfologi Tanaman Singkong
Morfologi Tanaman Singkong, tinggi kurang lebih 3m, batang berbentuk bulat, bekas tangkai daun menonjol, dan berwarna putih kotor. Daun, tunggal, berbagi tiga sampai sembilan, tangkai panjang 6-30 cm, berwarna kuning hijau sampai hijau. Bunga, majemuk, bentuk tandan, tiga sampai lima, pangkal bunga betina berbagi lima, bunga jantan bentuk lonceng, bertajuk lima, benang sari sepuluh,tangkai putik bersatu, kepala sari berlekuk, berwarna putih kotor, mahkota segi tiga berwarna putih kotor. Buah, berbentuk kotak, bulat dan berwarna hijau. Biji berbentuk kecil dan berwarna coklat. Akar tunggang dan berwarna coklat muda (Hutapea, 2000). 2.1.3 Kandungan Kimia
Daun singkong memiliki kandungan flavonoid dan saponin yang dikenal sebagai senyawa di dalam dunia tumbuhan yang memiliki peran sebagai anti inflamasi dan antibakteri. Kedua zat tersebut berperan dalam menghambat siklus radang yaitu siklooksigenase dan lipoksigenase. Vitamin C yang terkandung dalam daun singkong sebesar 275 mg setiap 100 g daun singkong (Rukmana, 1997).
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
7 Kandungan senyawa dalam daun singkong adalah flavonoid, triterpenoid, saponin, tannin dan vitamin C (Nurdiana, 2013). Menurut hasil penelitian, daun singkong termasuk jenis sayuran yang banyak mengandung flavonoid. Kandungan utama flavonoid daun singkong adalah rutin yang merupakan glikosida kuersetin dengan disakarida yang terdiri dari glukosa dan shamnosa (Sukrasno dkk, 2007). Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan struktur kimia C6-C3C6 (Redha, 2010).
Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa yang merupakan golongan terbesar dari fenol ini dapat diekstraksi dengan etanol 70%. Flavonoid mampu menstimulasi peningkatan pengeluaran insulin dari sel β pankreas. Flavonoid mampu menstimulasi pengambilan glukosa pada jaringan perifer, mengatur aktivitas dan ekspresi enzim yang terlibat dalam jalur metabolisme karbohidrat dan bertindak menyerupai insulin (insulinomimetic), dengan mempengaruhi insulin signaling (Gerriton et al., 1995).
Berdasarkan kandungan zat racunnya singkong dapat dibedakan dalam :
1.
Tidak beracun yaitu bila kadar HCN kurang dari 50 mg/ kg. umbi basah kupas.
2.
Setengah beracun yaitu bila kadar HCN antara 50-100 mg/ kg umbi basah kupas .
3.
Sangat beracun yaitu bila kadar HCN lebih dari 100 mg/kg umbi basah kupas.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
8
Tabel 2.1 Kadar HCN pada beberapa varietas singkong
No
Jenis
Kadar HCN (mg/kg singkong basah)
1
Valenca
100
6
Muara
>100
7
Mentega
7 menit
Tanin
+
Terbentuk warna hijau pekat
Dalam skrining fitokimia, prinsip yang digunakan pada uji alkaloid yaitu reaksi pengendapan yang terjadi karena adanya penggantian logam. Atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion logam (McMurry dan Fay, 2004). Hasil positif alkaloid pada uji ini ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
54 Pada ekstrak kental daun singkong (Manihot utilissima) positif mengandung flavonoid dengan adanya terbentuk endapan warna kuning pada sampel yang direaksikan dengan tembaga asetat. Hal ini dikarenakan setelah penambahan Hcl dan logam Mg inti benzopiron yang terdapat dalam senyawa flavonnoid akan tereduksi, yang ditandai dengan terbentuknya endapan warna kuning
atau
merah
jingga
Pada pengujian saponin, saponin mengandung gugus glikosil yang berperan sebagai gugus polar serta gugus steroid dan triterpenoid yang berfungsi sebagai gugus nonpolar akan bersifat aktif permukaan sehingga saat dikocok dengan air saponin dapat membentuk misel, dimana struktur polar akan menghadap ke luar sedangkan gugus nonpolar akan menghadap ke dalam. Pada kondisi ini akan terbentuk saponin berbentuk seperti busa (Sangi dkk., 2008).
Pengujian tanin dilakukan dengan menambahkan FeCl3 yang bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada tanin. Fungsi FeCl3 adalah menghidrolisis golongan tanin sehingga akan menghasilkan perubahan warna biru kehitaman dan tanin terkondensasi yang menghasilkan warna hijau kehitaman (Sangi dkk., 2008)
4.5
Hasil Uji Sifat Fisik Pasta Gigi
1.
Uji organoleptis
Uji organoleptis pada sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong yang direplikasi sebanyak 3 kali pada hari ke-0, hari ke-7, hari ke-14,dan hari ke-28 dengan mengamati tekstur, bau, warna, dan rasa secara visual. Hasil ditampilkan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil uji organoleptis pasta gigi ekstrak daun singkong Formula Parameter Hari
Hari
Waktu pengujian Hari
Hari
Hari
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
55
Formula I Tekstur Aroma Warna Rasa Formula II
Tekstur Aroma Warna Rasa
Formula III
Tekstur Aroma Warna Rasa
Formula IV
Tekstur Aroma Warna Rasa
ke-1 Kental Mint Putih Segar, manis Kental Mint Hijau Segar, manis Kental Mint Hijau Segar, manis Agak kental Mint Hijau pekat Segar, manis
ke-7 Kental Mint Putih Segar, manis Kental Mint Hijau Segar, manis Kental Mint Hijau Segar, manis Agak kental Mint Hijau pekat Segar, manis
ke-14 Kental Mint Putih Segar, manis Kental Mint Hijau Segar, manis Kental Mint Hijau Segar, manis Agak kental Mint Hijau pekat Segar, manis
ke-21 Kental Mint Putih Segar, manis Kental Mint Hijau Segar, manis Kental Mint Hijau Segar, manis Agak kental Mint Hijau pekat Segar, manis
ke-28 Kental Mint Putih Segar, Manis Kental Mint Hijau Segar, Manis Kental Mint Hijau Segar, Manis Agak kental Mint Hijau pekat Segar, Manis
Keterangan :
Formula I Formula II Formula III Formula IV
: Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 0% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 20% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 40% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 60%
Hasil pengamatan organoleptis pada tabel 1 menunjukan tekstur dari sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) selama 28 hari penyimpanan menunjukan pada formula 1 sampai formula 3 memiliki tekstur kental, pada formula 4 memiliki tekstur agak kental.
Hasil pengamatan bau dari sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) selama 28 hari penyimpanan menunjukan pada formula 1 sampai formula 4 memiliki bau mint. Selama pengamatan 28 hari bau dari ke 4 formula tidak mengalami perubahan. Bau yang tidak
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
56 berubah selama penyimpanan disebabkan oleh sediaan yang terjaga selama proses penyimpanan.
Hasil pengamatan warna dari sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) selama 28 hari penyimpanan menunjukan pada formula 1 memiliki warna putih, formula 2 dan formula 3 memiliki warna hijau, sedangkan pada formula 4 memiliki warna hijau pekat. Ke-4 formula tidak terjadi perubahan warna. Warna yang tidak berubah selama penyimpanan disebabkan oleh stabilitas yang terjaga pada sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima).
2.
Uji homogenitas
Sediaan pasta gigi dikatakan homogen bila terdapat persamaan warna yang merata dan tidak adanya partikel kasar atau bahan kasar apabila diraba. (Setyaningrum, 2013)
Tabel 4.13 Hasil uji homogenitas pasta gigi ekstrak daun singkong Waktu pengujian Formula
Parameter
Formula I
Hari Hari Hari Hari Hari ke-1 ke-7 ke-14 ke-21 ke-28 Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
Formula II
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
Formula III
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
Formula IV
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
Keterangan : Formula I Formula II Formula III Formula IV
: Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 0% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 20% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 40% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 60%
Hasil pengamatan homogenitas pada sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) formula I, II, III dan IV selama 28 hari
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
57 penyimpanan, ke-4 formula terlihat homogen pada setiap bagian permukaan, hal ini terlihat dari tersebarnya persamaan warna, bentuk, dan penyebaran ukuran partikel terlihat merata dan tidak ada penggumpalan pada setiap formula. Hal ini dikarenakan pada pembuatan sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) seluruh bahan untuk pembuatan pasta gigi telah dihaluskan terlebih dahulu sehingga mudah tercampur dan menghasilkan sediaan yang homogen. Faktor yang mempengaruhi homogenitas adalah distribusi ukuran partikel. Jika ukuran partikelnya seragam maka akan didapat sediaan yang homogen. (Paul, Obeng, dan Krests, 2004)
3.
Uji Ph
Pengujian Ph dilakukan untuk memastikan bahwa Ph dari sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) yang dibuat, apakah sesuai standar SNI yang telah ditetapkan
Tabel 4.14 Hasil uji pH pasta gigi ekstrak daun singkong
Formula
Keterangan
Formula I
7
7
7
7
7
Ms
Formula II
7
7
7
7
7
Ms
Foemula III
7
7
7
7
7
Ms
Formula IV
7
7
7
7
7
Ms
Keterangan tabel : Ms : Memenuhi syarat Syarat Ph untuk pasta gigi yaitu 4,5-10,5
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
58 Pengukuran Ph dilakukan menggunakan kertas Ph meter. Berdasarkan hasil pengamatan Ph selama 28 hari , Ph yang didapat untuk tiap masingmasing formula pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) stabil selama penyimpanan . Sediaan pasta gigi yang dibuat memiliki Ph 7 pada formula 1 sampai 4. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong(Manihot Utilissima) memiliki Ph yang masih masuk dalam rentang konsentrasi Standar Nasional Indonesia untuk sediaan pasta gigi yaitu 4,5-10,5.
4.
Uji daya sebar
Hasil uji daya sebar pasta gigi ekstrak kental daun singkong ditampilkan tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil uji daya sebar pasta gigi ekstrak kental daun singkong
Formula Formula I
7,6
7,7
7,7
7,7
7,8
Formula II
7,7
7,7
7,7
7,8
7,8
Foemula III
7,8
7,8
7,9
8,0
8,0
Formula IV
8,2
8,2
8,2
8,3
8,3
Keterangan : Formula I Formula II Formula III Formula IV
: Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 0% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 20% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 40% : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 60%
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
59 Dari hasil pengamatan daya sebar pasta gigi ekstrak daun singkong, didapatkan daya sebar terkecil pada hari ke 0 pasta Formula I sebesar 7,6cm, Sedangkan daya sebar terbesar pada hari ke 21 dan ke 28 pasta Formula IV sebesar 8,3cm. Dari data penelitian diketahui bahwa semakin lama waktu penyimpanan daya sebar semakin besar, hal ini disebabkan karena semakin sering sediaan pasta gigi terkena udara. Semakin besar nilai diameter kemampuan menyebar maka semakin besar luas permukaan yang bisa dijangkau oleh sediaan pasta gigi.
5.
Uji viskositas
Hasil uji viskositas pasta gigi estrak
kental daun singkong
ditampilkan pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Hasil uji viskositas pasta gigi estrak kental daun singkong selama penyimpanan 28 hari
Formula
Viskositas (cp) Hari ke-
Keteranga n
F1
F2
0
7
14
21
28
340.00
348.00
352.000
356.000
360.00
0
0
292.00
304.00
308 .
0
0
000
Ms
0 312.000
316.00
Ms
0
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
60
F3
F4
284.00
288.00
0
0
272.00
276.00
0
0
292.000
296.000
304.00
Ms
0 280.000
296.00 284.000
Ms
0
Keterangan tabel : Ms : Memenuhi syarat Standar Viskositas yang memenuhi syarat yaitu 50.000-420.000 cp (Pierce,1981)
Hasil yang diperoleh menunjukan adanya penurunan viskositas pada setiap formula yang memiliki konsentrasi zat aktif lebih besar. Hasil pengamatan viskositas 4 formula pasta gigi ekstrak kental daun singkong dengan variasi kadar zat aktif sebanyak 0%, 20%, 40%, 60% kisaran viskositas yang diperoleh antara 272.000 – 360.000cp. Viskositas tertinggi pada formula 1 hari ke 21, sedangkan viskositas terendah terdapat pada formula 4 hari ke-0.. Formula 1 selama penyimpanan 28 hari memiliki viskositas antara 340.000- 352.000 cp . Formula 2 memiliki viskositas antara 292.000-316.000 cp. Formula 3 memiliki viskositas antara 288.000304.000 cp. Formula 4 memiliki viskositas antara 272.000-294.000 cp. Keempat formula tersebut telah memenuhi standar viskositas yang ditetapkan yaitu 50.000-420.000 cp. (Pierce 1981)
Dari tabel 2 yang memuat data viskositas dapat disimpulkan viskositas pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot utilissima) mengalami kenaikan selama penyimpanan 28 hari.
6.
Uji pembentukan busa
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
61 Hasil uji tinggi busa pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil uji tinggi busa pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) selama penyimpanan 28 hari
Keterangan
Keterangan tabel : Ms : Memenuhi Syarat Standar : Tinggi busa yang memenuhi syarat yaitu maksimal 15 mm (sediaan dipasaran)
Pengamatan tinggi busa dilakukan pada sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) yang disimpan selama 28 hari. Tinggi busa pada setiap formula berkisar antara 7-12 mm. Formula 1 berkisar antara 7-12 mm. Formula 2 berkisar antara 8-10 mm. Formula 3 berkisar antara 8-10 mm. Formula 3 berkisar antara 7-11 mm. Berdasarkan hasil pengukuran, tinggi busa semua formula mengalami penurunan ketinggian yang masih dapat memenuhi syarat tinggi busa maksimal sediaan pasta gigi yaitu 15 mm.
Parameter pada pembentukan tinggi busa sangat bergantung pada konsentrasi pembentuk busa, dalam formula ini menggunakan natium lauril
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
62 sulfat. Konsentrasi ekstrak yang digunakan juga dapat mempengaruhi tinggi busa sediaan. Busa terbentuk dengan adanya surfaktan dalam cairan dan mengubah sistem disperse antara gelembung udara yang dipisahkan oleh lapisan cairan sehingga surfaktan dapat menurunkan tegangan pada udara/ cairan antar muka (Exerowa dan Kruglyskou, 1988). Semakin tinggi viskositas maka zat yang keluar dari senyawa obat akan semakin sulit (Mada & Singh, 2010). Surfaktan yang sulit
keluar inilah yang
mempengaruhi tinggi busa.
Secara tidak langsung viskositas mempengaruhi tinggi busa. Semakin besar viskositas pasta gigi maka akan semakin sulit penetrasi air untuk bertemu surfaktan. Jika hal ini terjadi maka akan sulit untuk air bertemu foaming agent untuk membentuk busa . Viskositas pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) yang mengalami peningkatan setiap minggunya mempengaruhi nilai tinggi busa pasta gigi ekstrak kental daun singkong, sehingga terjadi penurunan tinggi busa pada sediaan tersebut.
4.6 Hasil Uji Stabilitas Sediaan Pasta Gigi 4.6.1 Uji Sentrifugasi
Uji sentrifugasi atau uji mekanik dilakukan untuk mengetahui adanya pemisahan fase dari sediaan. Perlakuan sampel dengan cara disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 10 menit sama seperti besarnya pengaruh gaya gravitasi terhadap penyimpanan sediaan selama setahun. Hasil dari pengujian sentrifugasi pada formula 1, 2, 3 dan 4 didapatkan bahwa tidak adanya cairan yang keluar dari pasta dan membentuk lapisan diatas pasta. Hal ini menunjukkan ketiga formulasi sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong stabil sehingga sineresis tidak terjadi.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
63 Tabel 4.18 Hasil uji sentrifugasi pasta gigi ekstrak daun singkong
Suhu
Waktu
Suhu Kulkas (2-8)C
Suhu Kamar (25-30)C (Lanjutan)
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
64
Suhu Oven (45±2)C
Keterangan :
TP P
: Tidak ada pemisahan fase : Terjadi pemisahan fase
Hasil pengujian sentrifugasi pasta gigi ekstrak kental daun singkong formula I – IV tidak menunjukan pemisahan fase, sehingga pasta gigi dikatakan stabil. Uji sentrifugasi dilakukan pada kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Sehingga dengan demikian pasta gigi dikatakan stabil secara fisik selama 1 tahun.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
65 4.62 Uji stabilitas dipercepat
Uji Stabilitas dipercepat dengan peningkatan suhu yaitu : suhu kulkas (28C), suhu kamar (25-30C) dan suhu oven (45±2C) selama 12 minggu dan pengamatan
dilakukan
setiap
minggu,
pengamatan
dilakukan
terhadap
organoleptik, Ph, homogenitas dan viskositas.
1.
Pengamatan sifat organoleptik pasta gigiekstrak kental daun singkong uji stabilitas dipercepat. Pengamatan organoleptik meliputi pemeriksaan warna, bau, dan tekstur pasta
Tabel 4.19 Hasil pengamatan organeptik stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong
Suhu
Waktu
(2-8)C
(25-30)C
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
66
(45±2)C
(Lanjutan)
Keterangan : W : Warana pasta ( + : Tidak berubah - : Berubah ) B : Bau pasta ( + : Tidak berubah - : Berubah ) T : Tampilan pasta ( + : Tidak berubah - : Berubah )
Hasil pengujian sifat organoleptik pasta gigi ekstrak kental daun singkong pada uji stabilitas dipercepat dapat dilihat pada Tabel. Kestabilan pasta gigi secara organoleptik dapat ditandai dengan perubahan warna, bau menjadi tengik, dan citra sentuhan. Berdasarkan hasil pemeriksaan uji organoleptik formula I-IV pada Tabel. Sifat organoleptis pada penyimpanan suhu kulkas (2-8)C, suhu kamar (25-30)C dan suhu Oven (45±2)C relatif
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
67 stabil secara organoleptis karena tidak ada perubahan warna, bau dan memiliki tampilan pasta yang baik selama penyimpanan 12 minggu
2.
Pemeriksaan Ph, dilakukan dengan menggunakan kertas indikator Ph. Kertas Ph dicelupkan pada sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong, kemudian dicocokkan warnanya dengan standar. Hasil uji pH stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4. 20 Hasil uji pH stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong
Suhu
Waktu
(2-8)C
(Lanjutan)
(25-30)C
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
68
(45±2)C
Hasil pengujian stabilitas terhadap Ph pasta gigi formula I-IV dapat dilihat pada Tabel. Ph selama penyimpanan 12 minggu pada suhu penyimpanan dikulkas (2-8)C, suhu kamar (25-30)C dan suhu oven (45±2)C memiliki nilai 7 Hal ini menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) stabil selama penyimpanan.
3.
Pemeriksaan homogenitas, pasta dioleskan di atas kaca objek, lalu ditutup dengan kaca penutup, diamati apakah pasta menyebar secara merata, dan apakah ada partikel kasar yang masih dapat diamati oleh mata. Hasil uji stabilitas homogenitas tertera pada tabel 4.21
Tabel 4. 21 Hasil uji homogenitas stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong
Suhu
Waktu
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
69
(2-8)C
(25-30)C
(45±2)C (Lanjutan)
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
70 Keterangan
:
H
: Pasta yang Homogen
TH
: Pasta Tidak Homogen
Hasil pemeriksaan homogenitas pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot Utilissima) pada uji stabilitas formula I-IV pada ketiga suhu penyimpanan selama 12 minggu dapat dilihat pada Tabel. Hasil menunjukan sediaan yang homogen.
4.
Pemeriksaan viskositas, dengan menggunakan viskometer brookfield tipe LV. Sediaan pasta gigi dimasukan dalam gelas piala 200 ml, kemudian spindle 3 dicelupkan kedalam pasta dan diputar dengan kecepatan nomor 3 hingga jarum viskometer menunjukkan satu skala yang konstan. Rumus mencari viskositas = skala yang terbaca × 4000. Hasil uji viskositas tertera pada tabel 4.22
Tabel 4. 22 Hasil pemeriksaan viskositas stabilitas dipercepat pasta gigi ekstrak daun singkong
Suhu
Waktu
Hasil pengamatan viscositas pasta gigi
Penyimpana
(minggu
n
)
I
II
III
IV
(2-8)C
0
340.000
292.000
284.000
272.000
1
340.000
290.000
284.000
276.000
2
344.000
294.000
288.000
280.000
3
346.000
298.000
286.000
284.000
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
71
(25-30)C
4
346.000
310.000
288.000
286.000
5
348.000
314.000
294.000
292.000 (Lanjutan)
6
352.000
314.000
296.000
290.000
7
354.000
316.000
298.000
294.000
8
356.000
318.000
298.000
292.000
9
354.000
322.000
312.000
292.000
10
356.000
324.000
316.000
294.000
11
356.000
326.000
320.000
296.000
12
358.000
326.000
324.000
298.000
0
340.000
292.000
284.000
272.000
1
348.000
304.000
288.000
276.000
2
352.000
308 .000
292.000
280.000
3
356.000
312.000
296.000
284.000
4
360.000
316.000
304.000
296.000
5
340.000
312.000
296.000
280.000
6
356.000
308.000
292.000
280.000
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
72
7
340.000
308.000
294.000
284.000
8
332.000
312.000
302.000
282.000
9
340.000
316.000
304.000
280.000
10
356.000
312.000
296.000
284.000
11
356.000
316.000
296.000
296.000
12
352.000
316.000
304.000
296.000
0
340.000
292.000
284.000
272.000
1
346.000
294.000
286.000
276.000
2
346.000
296.000
286.000
274.000
3
340.000
294.000
284.000
274.000
4
338.000
294.000
282.000
272.000
5
336.000
290.000
280.000
270.000
6
332.000
290.000
276.000
266.000
7
332.000
286.000
278.000
266.000
8
296.000
286.000
276.000
268.000
9
294.000
284.000
276.000
266.000 (Lanjutan)
(45±2)C
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
73
10
292.000
282.000
274.000
264.000
11
290.000
280.000
276.000
264.000
Hasil pemeriksaan viskositas dapat dilihat pada Tabel. Sediaan disimpan pada suhu kulkas (2-8)C, suhu kamar (25-30)C dan suhu oven (45±2)C selama 12 minggu. Viskositas pada ke 4 formula mengalami peningkatan penyimpanan pada suhu kulkas (2-8)C dan suhu kamar (2530)C sedangkan pada suhu oven
(45±2)C ke-4 formula mengalami
penuruna viskositas. Viskositas tertinggi dimiliki oleh formula I pada suhu kulkas dipenyimpanan minggu ke-12, sedangkan viskositas terendah dimiliki oleh formula IV pada suhu oven dipenyimpanan minggu ke-12.
Pengamatan viskositas selama 12 minggu pada sediaan pasta gigi menunjukan adanya peningkatan dan penurunan viskositas, namun keempat formula tersebut telah memenuhi standar viskositas yang ditetapkan yaitu 50.000-420.000 cp. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan pasta gigi stabil selama penyimpanan.
Berdasarkan hasil uji sentrifugator dan uji stabilitas pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot utilissima)
yang meliputi organoleptik,
homogenitas, Ph dan viskositas sediaan didapatkan bahwa tidak terjadi perubahan fisik pada sediaan pasta gigi. Terjadi perubahan viskositas dalam penyimpanan selama 12 minggu
namun masih memenuhi standar
viskositas yang ditetapkan.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
74 4.7
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kental daun singkong (Manihot utilissima)
Berdasarkan hasil pengukuran zona hambat pada uji aktivitas antibakteri pasta gigi ekstrak kental daun singkong didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.23 Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan pasta gigi ekstrak kental daun singkong (Manihot utilissima) terhadap Staphylococcus aureus
Bahan Uji
Formula
Rata-rata diameter
Kriteria hambat
zona hambat (mm) Pasta gigi antibakteri ekstrak
FI
0
Tidak ada
FII
0
Tidak ada
FIII
11,55±0,52
Sedang
FIV
14,35±0,24
Sedang
Kontrol Positif
33,78±0,57
Sangat kuat
Kontrol Negatif
0
Tidak ada
kental daun singkong (Manihot utilissima)
Keterangan Formula I Formula II Formula III Formula IV
: : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong : Konsentrasi ekstrak kental daun singkong 60%
0% 20% 40%
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
75 Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa hasil pengukuran zona hambat pada kontrol positif ciprofloxacin didapatkan rata-rata zona hambat 33,78 mm dengan standar deviasi 0,57mm selama 48 jam. Diameter zona hambat pada kontrol positif menurut Davis and Stout, (1971) cit Ardiansyah (2005) termasuk dalam kategori hambat sangat kuat karena diameter zona hambat yang dihasilkan lebih dari 20 mm. Pada Formula IV terlihat hasil pengukuran rata-rata zona hambat 14,35mm dengan standar deviasi 0,24 mm selama 48 jam. Diameter zona hambat pada Formula IV menurut menurut Davis and Stout, (1971) cit Ardiansyah (2005) termasuk dalam kategori hambat sedang karena diameter zona hambat yang dihasilkan antara 10-20mm. Pada Formula III terlihat hasil pengukuran ratarata zona hambat 11,55mm dengan standar deviasi 0,52mm selama 48 jam. Diameter zona hambat pada Formula IV menurut menurut Davis and Stout, (1971) cit Ardiansyah (2005) termasuk dalam kategori hambat sedang karena diameter zona hambat yang dihasilkan antara 10-20mm.
Hasil pengukuran zona daya hambat pada kontrol negative (dengan menggunakan aquades), Formula I dan Formula II tidak dihasilkan zona hambat (zona hambat =0) selama 48 jam dengan standar deviasi 0 dengan demikian pada kontrol negative, F I dan F II dapat dikatakan tidak terdapat zona hambat
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1.
Ekstrak kental daun singkong dengan konsentrasi 20%, 40% dan 60 % dapat dibuat menjadi sediaan pasta gigi, hasil evaluasi pasta gigi yang mengandung ekstrak kental daun singkong berwarna hijau, berbau mint, rasa segar dan manis, homogen, memiliki pH 7, viskositas antara 260.000-358 cps, daya sebar antara 7,6-8,2 cm, pasta gigi antibakteri dengan konsentrasi 40% dan 60% mempunyai kategori hambat sedang terhadap Staphylococcus aureus.
2.
Sediaan pasta gigi antibakteri ekstrak kental daun singkong dengan konsentrasi 40% dan 60% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat sebesar 11,55±0,52mm dan 14,35±0,24mm.
5.2
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas pasta gigi ekstrak daun singkong terhadap aktivitas daya hambat bakteri lain, misalnya bakteri Streptococcus mutans.
76 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
77
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR REFERENSI Bonang, s. 1986. Uji Antagonis jamur Trichoderma harzianum terhadap Erwinia sp.J. Fitomedika. 7(3): 150 – 154. Bowersox, J. 2007. Experimental Staph Vaccine Broadly Protective in Animal Studies, NIH. Daun singkong yang sudah dibuat derajat halus dimasukkan dalam gelas piala besar dan diberi etanol hingga seluruh simplisia terendam. Pelarut dilebihkan setinggi kurang lebih 2,5 cm diatas permukaan serbuk (Harbone, 1996, Depkes RI, 1996). Davis & Stout. (1971). Disc Plate Method Of Microbiological Antibiotic Essay. Journal Of Microbiology. Vol 22 No 4. Depkes, 2001, Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Diakses 12 Febuari 2015 (terbitan.litbang.depkes.go.id). Dwijayanti, K.R., 2011. Daya Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanii BI.) terhadap Streptococcus mutans Penyebab Karies Gigi, Skirpsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ford, T, R. 1993. Restorasi Gigi. Alih Bahasa: Narlan Sumawinata. Judul asli: The Restorarion of Teeth (1992). Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Garlen, D. 1996. Toothpastes, in H. A. Lieberman, (ED), Pharmaceutical Dosage Forms : Dysperse Systems Vol 2, Marcel Dekker Inc, New York, pp 432443. Gardjito M, Djuwardi A, Harmayani E. 2013, Pangan Nusantara: Karakteristik dan Prospek untuk Percapatan Diversifikasi Pangan. Jakarta (ID): Kencana. Gerriton, M, E., Carley, W, W., Ranges, G. E., Shen, C. P., & Phan, S. A. 1995. Flavonoid inhibit cytokine-induced endothelal cell adhesion protein gene expression. Am J. Pathol. Grace, M.R, 1997. Cassava Processing. Food and Agriculture Organization of United Nations, Roma. Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Edisi kedua, Hal 5, 69-76, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soedira, ITB Press, Bandung. 78 Institut Sains Dan Teknologi Nasional
79 Hutapea, J, R. 2000. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia (I). Jakarta. Balitbangkes Depkes RI. Itjiningsih, W, H. 1995. Anatomi Gigi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Jawetz, E. J. L., Melnick and Adeleberg, E. A., 1996. Mikroobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh Nugroho, E, dan Maulany, EGC, Jakarta. Kusumastuti, M.S.T., 2012. Perbandingan Daya Antibakteri dan Sifat Fisik Pasta Gigi Infusa dan Ekstrak Etanol Teh Hijau Terhadap Streptococcus mutans, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kuspadini, H., pasedan, W, F., Kusuma, I, W., 2016, Aktifitas Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Daun Pometia Winnata. Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. Vol. 1 (1), 26-34. Kusumayanti dan Agustini, N.W.R., 2007, Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga (Porphyridium cruentum), Biodiversitas, Fakultas MIPA Universitas Negeri Solo, 8(1), hal. 48-53. Lingga, P, dkk. 1986. Bertanam Umbi-Umbian. PT. Penebar Swadaya Jakarta. Lucida H., Bakhtiar, A., dan Putri, W.A., 2007. Formulasi Sediaan Antiseptik Mulut dari Katekin Gambir, J. Sains Tek. Far., 12(1), pp. 1-7 McMurry, J. and Fay, R.C. 2004. McMurry Fay Chemistry (4th edition). Belmont, CA: Pearson Education International. Mc Kane, L and Kandel, J., 1996, Microbiology: Essentials and Applications, Mc Graw Hill Inc., New York, pp. 396-583 Mutia, dkk, 2017, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Secara in Vitro, Bandung. Mitsui, T., 1998. New Cosmetic Science, Elsevier Science, Amsterdam, Netherlands, 479. Nurdiana A.R, 2013. Potensi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta) terhadap jumlah neutrofil pada proses penyembuhan luka tikus wistar (Ratus norvegiccus). Skripsi. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Najlah FL. 2010. Efektivitas ekstrak daun jambu biji daging buah putih (Psidium guajava linn) pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% terhadap zona radikal bakteri Staphylococcus aureus. Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
80 Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta. Poul
E. Petersen, 2003, The World Oral Health Report 2003: Continous Improvement of Oral Health in 21st Century- The Approach of The Global Oral Health Programme, Switzerland, WHO .
Pratiwi, D., 2007. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta. . Ramadhan, 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, Bukune, Jakarta Redha, Abdi, 2010, Flavonoid : Struktur, Sifat Antioksidatif dan Perannannya dalam Sistem Biologis, Jurnal Berlian. 9 (2), 196-202. Rukmana, R, H. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen . Kanisius , Yogyakarta. Rikomah, S, E., Elmitra., Yunita, D, G, 2007. Efek Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot Utilisima pohl) Sebagai Obat Alternatif Antirematik Terhadap Rasa Sakit Pada Mencit. Akademi Farmasi Al-Fatah, Bengkulu. Vol3 (2), 133-138. Sadjad, S 2000. Bahan Pangan Sumber Karbohidrat. Penebar swadaya, Jakarta . Sukrasno, K, R., Wirasutisana & Fidrianny, I., 2007, Pengaruh Perebusan Terhadap Kandungan Flavonoid dalam Dalam Daun Singkong. Jurnal Obat Bahan Alam Vol. 6 No.2, Jakarta. Syahrurahman A, Chatim A, Soebandrio A, Karuniawati A, Santoso A, Harun B,. 2010. Buku ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Binarupa Aksara Publisher, Jakarta. Tobias RS. Antibacterial properties of dental restorative materials: a review. Int Endod J 1988; 21:155–60. Tortora. G.J., Funke, B.R., dan Case, C.L., 2010. Microbiology: An Introduction Media Update, 10th ed., Benjamin Gumming, New York, pp. 572-773. Voigh, R.,1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Noerno, S., Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta, hal.387.
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
81 Lampiran 1. Permohonan Izin Penggunaan Fasilitas Lab. Mikrobiologi ISTN
82 Lampiran 2 Permohonan Izin Penggunaan Fasilitas Lab. Fitokimia ISTN
83 Lampiran 3 Permohonan Izin Pengunaan Fasilitas Lab. Teknologi Farmasi
84 Lampiran 4 Hasil Determinasi Tanaman Singkong ( Manihot Utilissima )
85 Lampiran 5 Certificate of Analysis Glycerin
86 Lampiran 6 Certificate of Analysis Calcium Carbonat
87 Lampiran 7 Certificate of Analysis Carbopol
88 Lampiran 8 Certificate of Analysis Sorbitol
89 Lampiran 9 Certificate of Analysis Oleum Menthae
90 Lampiran 10 Certificate of Analysis Glycerin
91 Lampiran 11 Certificate of Analysis Etanol 70%
92 Lampiran 12 Uji Fitokimia
93 Lampiran 13 Uji pH
94
Lampiran 14 Uji Viskositas
95 Lampiran 15 Efektivitas Antibakteri
96 Lampiran 16 Alat – alat yang digunakan dalam penelitian
97