Formulasi Sediaan Steril [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril



FORMULASI SEDIAAN STERIL INJEKSI ASAM ASKORBAT DALAM PENGEMAS VIAL Alfiddah Rossa Herlambang, Muhammad Ridwan, Rae Resta Lestari, Rismawati Simangunsong Program Studi Farmasi, Fakultas Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya ABSTRAK Telah dilakukan proses pembuatan sediaan steril injeksi asam askorbat (vitamin C), diketahui bahwa asam askorbat berkhasiat sebagai antioksidan dan kadarnya harus terjaga agar tetap dalam kadar yang relatif tinggi di dalam tubuh. Pada penelitian ini diformulasikan empat formula terhadap sediaan injeksi asam askorbat, dimana digunakan asam askorbat dengan konsentrasi 500 mg/100 ml dan divariasikan konsentrasi eksipiennya. Pada injeksi ini ditambahkan agen pengkhelat berupa dinatrium EDTA, agen pengatur pH berupa natrium asetat dan agen antimikroba berupa natrium benzoat. Sterilisasi sediaan dilakukan dengan sterilisasi C yakni dengan penyaringan. Pembawa yang digunakan berupa aqua pro injection bebas oksigen untuk mencegah kemungkinan oksidasi asam askorbat. Dari hasil penelitian ini didapatkan empat buah sediaan injeksi asam askorbat yang bersifat hipertonis dengan konsentrasi eksipien berbeda-beda dan dikemas didalam pengemas vial bervolume 20mL. Kata Kunci



: Injeksi, Asam Askorbat, Vitamin C ABSTRACT



Has made the process of preparation of sterile injection of ascorbic acid (vitamin C), it is known that ascorbic acid functions as an antioxidant and the measure should be maintained in relatively high levels in the body. In this study, formulated four formulas to injection dosage of ascorbic acid, ascorbic acid which is used at a concentration of 500 mg / 100 ml and a variety of excipients. In this injection was added chelating agent such as disodium EDTA, pH adjusting agent such as sodium acetate and antimicrobial agents such as sodium benzoate. Sterilization preparations done by the C sterilization by filtration. Vehicle used in the form of oxygen free aqua pro injection to prevent possible oxidation of ascorbic acid. From the results of this study, four injection dosage of ascorbic acid which is hypertonic with different concentrations of the excipient and packaged in 20ml vials. Keywords: Injection, Ascorbic Acid, Vitamin C Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya



Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril



PENDAHULUAN



harus bebas dari kontaminasi mikroba dan



Asam askorbat adalah vitamin yang



dari komponen toksik dan harus mempunyai



dapat larut dalam air dan sangat penting untuk



tingkat kemurniaan tinggi dan luar biasa.



biosintesis kolagen, karnitin, dan berbagai



Semua komponen dan proses yang terlibat



neurotransmitter. Kebanyakan tumbuhan dan



dalam penyediaan produk ini harus dipilih



hewan dapat mensintesis asam askorbat untuk



dan dirancang untuk menghilangkan semua



kebutuhannya sendiri. Akan tetapi manusia



jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau



dan golongan primata lainnya tidak dapat



mikrobiologi. (Lachman, 1989;1292).



mensintesa asam askorbat disebabkan karena



Bentuk sediaan steril bisa berbagai



tidak memiliki enzim gulunolactone oxidase,



bentuk, yaitu ada yang berbentuk cair, padat,



begitu juga dengan marmut dan kelelawar



atau semi padat. Proses pembuatannya sama



pemakan buah. Oleh sebab itu asam askorbat



dengan sediaan non steril. Namun, dalam



harus disuplai dari luar tubuh terutama dari



pembuatan



sediaan



steril



kita



perlu



buah, sayuran, atau tablet suplemen Vitamin



mengetahui



proses



sterilisasinya



yang



C. Banyak keuntungan di bidang kesehatan



berkaitan



yang didapat dari fungsi askorbat, seperti



maupun bahan-bahan tambahannya. Dengan



fungsinya



anti



demikian, dalam pembuatan sediaan steril



dan



bekal pengetahuan tidak sekedar pengetahuan



mencegah flu (Notoatmodjo, 2003). Akan



formulasi sediaan, tetapi juga pemahaman



tetapi untuk dapat berfungsi dengan baik



kimia fisika yang berkaitan dengan stabilitas



sebagai



proses pembuatan, sehingga menghasilkan



sebagai



atherogenik,



antioksidan,



immunomodulator



antioksidan,



maka



kadar



asam



dengan



askorbat ini harus terjaga agar tetap dalam



sediaan



kadar yang relatif tinggi di dalam tubuh (Yi li,



1994;159).



2007).



yang



stabilitas



bahan



dikehendaki



aktif



(R.Voight,



Vial adalah salah satu wadah dari Produk steril adalah sediaan teraseptis



bentuk



sediaan



steril



yang



umumnya



dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari



digunakan pada dosis ganda dan memiliki



mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini



kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat



merupakan sediaan yang unik diantara bentuk



berupa



obat



ini



Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan



disuntikkan melalui kulit atau membran



obat, larutan atau suspensi dengan volume



mukosa kebagian dalam tubuh. Karena



sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila



sediaan



pertahanan



diperdagangan, botol ini ditutup dengan



pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni



sejenis logam yang dapat dirobek atau



terbagi-bagi,



karena



mengelakkan



garis



sediaan



takaran



tunggal



atau



ganda.



membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya



Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril



ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (R. Voight,1994 hal 464).



Bahan



Vitamin C yang tidak boleh diberikan secara oral kepada pasien dalam kondisi tertentu



seperti



pasien



penderita



maag.



Namun pada keaadaan defisiensi vitamin C pasien



tersebut



harus



segera



diberikan



suplemen vitamin C. Oleh sebab itu vitamin c dibuat dalam bentuk sediaan injeksi sehingga dilakukan



penelitian



tentang



2.3. Formula



formulasi



sediaan injeksi asam askorbat (vitamin C).



FI 50



Konsentrasi (%) F II F III F IV 50 50 50



Vit. C Na2 EDTA 0.0025 0.005 Na Asetat qs qs Na Benzoat 0.5 0.5 API



20mL 20mL



0.0025 0.005 qs qs 0.25 0.25 20m 20mL L



2.4 Prosedur penelitian 1. Sterilisasi alat Siapkan ampul,beker glass, corong kaca,kaca arloji, beker glass, erlenmeyer, lalu



II. METODOLOGI PENELITIAN



disterilisasi kedalam autoklaf selama 15 menit



2.1 Waktu dan Tempat



suhu 18o C lalu dimasukkan pinset, spatula,



Praktikum Laboratorium



ini



dilaksanakan



Tekonologi



Farmasi



di Steril



Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Sriwijaya,



Indralaya,



Sumatera



Selatan.



tube, didalam oven suhu 121o C selama 30 menit 2. Pembuatan Aqua pro injection bebas oksigen



Praktikum dilakukan pada tanggal 04 Oktober



Ditimbang 1,5 gram karbon aktif lalu di oven



2016.



hingga bobot konstan. Didihkan 1 liter air lalu masukan karbon aktif yang telah konstan.



2.2 Alat bahan Pada praktikum pembuatan injeksi Ampul digunakan bahan Asam askorbat, Na2 EDTA, Na Benzoat, Na Asetat dan API bebas oksigen.



Didihkan air selama 10 menit lalu saring. Sterilisasi aqua pro injection dengan autoklaf. 3. Pembuatan injeksi vial Siapkan alat dan bahan yang sudah steril lalu ditimbang Asam askorbat, Na2



Untuk alat yang digunakan berupa



EDTA, Na Benzoat, Na Asetat q.s. dan API



Beker glass, pinset, spuit, corong kaca, kertas



bebas oksigen. Larutkan asam askorbat dalam



saring, erlenmeyer, spatula, pipet tetes, kaca



sedikit API lalu saring dengan kertas saring



arloji, vial, perkamen, sudip, oven, autoklaf.



sebanyak 3x. larutkan Na2 EDTA dan Na benzoate dengan API dalam wadah lain, lalu saring dengan ketas saring sebanyak 3x. campurkan semua bahan, ukur pH lalu tambahkan API ad 20 mL. Masukkan sediaan



Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya



Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril



ke dalam vial, tutup, beri etiket dan masukan



X = 0,137 ml



kedalam pengemas sekunder.



3. Na Benzoat



2.5. Perhitungan Formula I 



V = 13,61 ml



Metode krioskopik wx 1000 Δ TF =Liso x BM X V



0,3 13,61



0,1 X



=



X = 4,53 ml



1.Vitamin C







0,3 x 10000 144,11 x v



0,52 = 3,4 x



10 X 1000 ΔTF = 1,9 X 176,13 X 20



Total Nacl yang setara = 212,067 ml



= 5,39° 2. Na EDTA 0,005 X 1000 ΔTF = 36,2 X 20



= - 192,067 ml (hipertonis) X 4,8



Nacl yang ditambahkan = 20 – 212,067 ml 



Metode Ekivalensi NaCL



1.Asam askorbat



= 0,0035° 3.Na Benzoat 3,4 X 0,1 X 1000 ΔTF = 3,4 144,11 X 20



1,9 E = 17 x 176,13



= 0,1179° ΔTF = 0,51,4°> 0,52° merupakan



= 0,183 =



hipertonis Metode Sprowls 1.Asam Askorbat w x 1000 Δ TF =Liso x BM X V



2.Na EDTA



0,52 = 1,9 X



0,3 X 1000 176,13 X V



=



17 X 4,8 336,2



10 x



x 100 % = 50 %



= 0,025 % X 0,042 = 0,006



% 3. Na Benzoat E = 17 x



V = 6,22 ml 0,3 6,22



E=



10 20



3,4 144,17



= 0,4010 Nacl yang ditambahkan = o,9 – (9,15+0,006



X = 267,4 ml



+0,2005)%



2. NaEdta



= 8,45656 ( hipertonis)



0,52 = 4,8 x



0,3 x 1000 336,2 x v







Metode faktor disosiasi



V= 8,236 ml 0,3 8,23



=



0,009 X



Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya



Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril



Xh



58,5 1,8



=



x(



Vial adalah salah satu wadah dari bentuk



sediaan



steril



yang



umumnya



digunakan pada dosis ganda dan memiliki 1 2,6 x 500+ 176,13 36,2



x



0,25



+



kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat berupa



takaran



tunggal



atau



ganda.



Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan



1,8 144,17



obat, larutan atau suspensi dengan volume



x5)



sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila g



=- 84,96 /L 



diperdagangan, botol ini ditutup dengan



Metode White Vincent 1. Asam askorbat = 9,15 % 9,15 100 x 20 ml = 1,83 g



sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (R. Voight, 1994;464). Dalam pembuatan sediaan injeksi ini,



2. Na Edta = 0,006 % 0,006 x 20 ml = 0,0012 g 100



digunakan Vitamin C sebagai bahan aktif dari sediaan. Vitamin C diindikasikan sebagai



3. Na benzoat = 0,2005 % 0,2005 x 20 ml = 0,040 g 100



pencegahan dan pengobatan skorbut atau defisiensi



Menurut



ini,



telah



Farmakope



Indonesia Edisi III, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk



yang



disuspensikan



harus terlebih



dilarutkan dahulu



atau



sebelum



digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir.



untuk Na2EDTA dan natrium benzoate.



menjadi bentuk yang tidak stabil. Oleh karena



dilakukan pembuatan sediaan injeksi dengan vial.



dengan variasi konsentrasi yang berbeda



mengkatalis reaksi penguraian vitamin c



HASIL DAN PEMBAHASAN



pengemas



yang



Adanya ion logam pada vial mampu



207,9 ml = - 187,9 ml ( hipertonis )



kali



Eksipien



EDTA, Natrium Benzoat, dan Natrium Asetat,



X = 207,9 ml Nacl yang ditambhkan = 20 –



praktikum



C.



digunakan pada sediaan ini berupa Dinatrium



Total yang setara = 1,871 g 0,9 1,87 x 100 X



Pada



Vitamin



itu, ditambahkan Na2EDTA sebagai bahan penghelat untuk mengikat ion logam yang kemungkinan berasal dari botol vial dan membentuk senyawa kompleks. Natrium benzoate berfungsi sebagai pengawet untuk mencegah



pertumbuhan



mikroba



pada



sediaan. Sedangkan natrium asetat berfungsi dalam mengatur pH sediaan untuk berada dalam rentang stabil yaitu 5,5-7. Vitamin C merupakan substansi obat yang sangat tidak stabil pada larutan air



Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya



Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril



(mudah



teroksidasi)



dihiroaskorbat. digunakanlah



membentuk



Untuk aqua



alasan



tersebut,



injection



Untuk dihasilkan



memastikan



memenuhi



sediaan



yang



persyaratan



suatu



bebas



sediaan parenteral, perlu dilakukan pengujian



oksigen. Vial yang digunakan berupa vial



lanjutan terhadap sediaan. Uji-uji seperti



berwarna coklat, yang fungsinya juga untuk



keseragaman



mencegah proses oksidasi sediaan.



pirogenitas,



Berdasarkan



pro



asam



perhitungan



kadar, pH,



volume,



dan



sterilitas,



kebocoran



harus



tonisitas,



dilakukan guna memastikan sediaan dapat



diketahui jika sediaan vitamin c dengan dosis



diaplikasikan kepada pasien. Uji-uji ini akan



500mg yang akan dibuat bersifat hipertonis.



lebih lanjut dilakukan dalam bagian kontrol



Artinya, penambahan natrium klorida sebagai



kualitas sediaan parenteral.



tonicity adjustment tidak diperlukan. Selain itu, dalam pengaplikasian sediaan secara



KESIMPULAN



intravena/ intramuscular,



harus



1. Vial adalah salah satu wadah dari bentuk



diinjeksikan secara perlahan, karena sifat



sediaan steril yang umumnya digunakan



sediaan yang hipertonis dapat menyebabkan



pada dosis ganda, berupa botol dengan



sediaan



rasa nyeri pada pasien. Pada proses formulasi sediaan, metode sterilisasi yang digunakan untuk sediaan ini berupa sterilisasi tipe c(penyaringan). Penyari yang digunakan berupa kertas whatman no.40 yang telah disterilisasi terlebih dahulu. Filtrasi dilakukan sebanyak tiga kali dalam proses pembuatan sediaan, untuk memastikan jika sediaan yang dihasilkan benar-benar bebas dari



senyawa-senyawa



endotoksin



yang



bersifat pirogen terhadap pasien. Berdasarkan



hasil



volume bervariasi hinggal 500ml. 2. Vitamin C yang digunakan sebagai zat aktif dari sediaan vial memiliki fungsi sebagai antiskorbut. 3. Eksipien yang digunakan pada formulasi berupa Na2EDTA sebagai penghelat logam,



Natrium



benzoate



sebagai



pengawet, dan natrium asetat sebagai pengatur keasaman (pH). 4. Aqua pro injection yang digunakan dalam sediaan vitamin C berupa API bebas O2, dan vial yang digunakan



pengamatan



berupa vial gelap, untuk mencegah proses



terhadap sediaan yang dihasilkan, keempat



oksidasi. 5. Metode sterilisasi yang dilakukan pada



variasi formulasi sediaan tidak menunjukkan perbedaan dihasilkan



warna.



Warna



cenderung



sediaan bening



yang sedikit



kekuningan. Volume sediaan yang dibuat untuk masing-masing vial sebesar 20ml, dan



sediaan berupa steriliasi tipe c (filtrasi). 6. Keempat variasi formula yang digunakan dalam proses pembuatan sediaan injeksi vial tidak menunjukkan perbedaan dilihat dari organoleptic sediaan.



sediaan diaplikasikan secara multiple dose atau penggunaan berulang. Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya



Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril



SARAN



REFERENSI



Dalam



formulasi



sediaan



injeksi



Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig,



parenteral, dibutuhkan pengkajian terhadap



J.L., 1994, Teori dan Praktik Industri



sifat fisikokimia dari bahan aktif maupun



Farmasi, 1292, diterjemahkan oleh



eksipien



Suyatmi, S.,Jakarta, UI Press.



yang



digunakan.



Selain



itu,



osmolaritas dan pH sediaan steril harus disesuaikan dengan administrasi sediaan. Pemilihan metode sterilisasi dan proses



Notoatmodjo, S., 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Yi Li., Scellhorn H. E. 2007. New



produksi yang tepat juga diperlukan, sehingga



Developments And Novel Therapeutic



syarat-syarat sediaan steril berupa keamanan,



Perspectives For Vitamin C. J. Nutr,



kestabilan, tidak adanya partikel melayang,



137; 2171-2184



steril,



non



pirogen,



kompatibel



kesesuaian tonisitas dapat terpenuhi.



dan



Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan : S. Noerono. Gadjah



Mada



University



Press.



Indonesia



Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya