Formulasi Sediaan Lipstik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • wahyu
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FORMULASI SEDIAAN LIPSTIK Filed under: Kosmetika Alami, Laporan Praktikum Tempoe Kuliah dulu — Leave a comment December 10, 2011 Lipstik adalah bagian kosmetika yang digunakan untuk perias bibir. Preparat untuk perias bibir ada dua, yaitu lipstik dan pomade bibir digunakan untuk mencegah bibir menjadi pecahpecah karena kering. Sedang lipstik digunakan sebagai make up bibir, supaya kelihatan lebih menarik. Lipstik, digunakan sebagai make up harus memenuhi persyaratan : 1. Tidak boleh mengeluarkan air atau minyak (sweating) 2. Tidak boleh mudah pecah 3. Zat warnanya harus terbagi rata 4. Tittik leburnya terletak antara 50oC sampai 60oC Lipstik terdiri dari suatu bahan dasar dan zat warna. Lipstik adlah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up) yang dibentuk dari minyak, lilin, dan lemak. Lipstik biasanya menggunakan lebih banyak lilin dan terasa lebih padat dan kompak. Pada umumnya basis ini adalah minyak-minyak lemak. Berikut Pemerian lemak dan minyak yang digunakan sebagai basis 1. Cera Alba (Malam putih) Malam putih adalah hasil pemurnian dan pengelantangan Malam Kuning yang diperoleh dari sarang lebah madu Apis melifera Linne (Familia Apidae) dan memenuhi syarat uji kekeruhan penyabunan Pemerian : Padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan tipis, bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95% Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalm etanol dingin, Etanol mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari mirisin, yang merupakan kandungan malam putih. Larut sempurana dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan minyak atsiri (Anonim, 1995) 2. Parafin Parafin adalh campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan yang diperoleh dari minyak tanah Pemerian : Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak berwarna atau putih; tidak berbau; tidak berasa; agak berminyak



Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak menguap dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak (Anonim, 1995) 3. Oleum Ricini ( Minyak Jarak ) Adalah minyak lemak yang diperoleh dari biji Ricinus communis Linne (Familia Euphorbiaceae), tidak mengandung bahan tambahan. Pemerian : Cairan kental, transparan, kuning pucat, atau hampir tidak berwarna, bau lemah, bebas dari bau asing dan tengik, rasa khas Kelarutan; larut dalam etanol, dapat bercampur dengan etanol mutlak, dengan asm asetat glasial, dengan kloroform, dan dengan eter (Anonim, 1995) 4. Oleum Arachis 5. Adeps Lanae (Lemak Bulu Domba) Lemak bulu domba adalh zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne (Familia Bovidae) yang dibersihkan dandihilangkan warna dan baunya. Mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Boleh mengandung antioksidan yang sesuai tidak lebih dari 0,02%. Pemerian massa seperti lemak, lengket, warna kuning dan bau khas Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali beratnya; agak sukar larut dlam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas; mudah larut dalam eter dan dalam kloroform (Anonim, 1995) Buah Merah (Pandanus Conoideus) Pewarna alami yang digunakan dalam sediaan lipstik ini adalah minyak yang diekstraksi dari Buah Merah. Berikut taksonomi dari Buah merah; Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Liliopsida



Bangsa



: Pandanales



Suku



: Pandanaceae



Marga



: Pandanus



Jenis



: Pandanus Conoideus



Kandungan :



Minyak buah yang diekstraksi dari bahan baku buah merah, mengandung senyawa aktif yang cukup tinggi diantaranya beta-Karoten dan tokoferol yang cukup tinggi. Senyawa antioksidan buah merah tergolong tinggi. Dari 12.000 ppm total karetonoid, sebanyak 700 ppm diantaranya berupa beta-karoten, sedangkan tokoferol mencapai 11.000 ppm. Buah merah juga mengandung asam lemak seperti asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan asam palmitat serta sedikit mengandung asam kaprat dan asam miristat ( Syah, 2005) Kegunaan : Buah merah digunakan sejak dahulu oleh masyarakat papua. Secara garis besar, buah merah dimanfaatkan dalam empat hal pokok yaitu; sebagai bahan pangan, bahan pewarna alami, bahan kerajinan dan sebagai bahn obat (Budi dan Paimin, 2004) Formula Cera alba



6



g



Parafin Solid



2



g



Ol. Ricini



11, 25 g



Ol. Arachis



3,75



g



Adeps Lanae



0,25



g



Acid Boric



0,75



g



Parfum alam



q.s



Bahan pewarna alam (ekst buah merah) 0,5



ml



Cara Kerja Ol. Ricini dipanaskan dan di dalamnya dilarutkan Ac. Boric dan Bahan warna alam ↓ Lemak-lemak dileburkan ↓ Kedua larutan dicampur, ditambahkan parfum ↓ Sebelum dingin dan keras campuran dimasukkan dalam cetakan ↓ Lipstik yang sudah jadi dikeluarkan setelah dingin



Cara analisis hasil : Catat warna, bau, karakter fisik lain Analisis Hasil Warna



: orange kemerahan



Bau



: tengik



Konsistensi



: terlalu berminyak, lengket, menempel pada kulit Pembahasan



Lipstik termasuk kosmetika dekoratif. Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Kosmetika dekoratif semata-mata hanya melekat pada alat tubuh yang dirias dan tidak bermaksud untuk diserap ke dalam kulit serta tidak mengubah secara permanent kekurangan (cacat) yang ada. Dengan demikian kosmetika dekoratif akan terdiri atas bahan aktif berupa zat warna dalam berbagai bahan dasar dengan pelengkap pembuat stabil dan parfum. Zat warna alami yang digunakan pada sediaan lipstik ini adalah zat yang dapat larut dalam minyak atau lemak, yang berarti senyawa tersebut bersifat non polar. Zat warna alami yang dipakai dalam praktikum ini adalah zat warna merah dari minyak Buah Merah (Red papua fruit oil). Senyawa yang berwarna berasal dari senyawa karetonoid, yang utamanya adalah beta-karetonoid. Karetonoid bersifat nonpolar dan larut dalam lemak, sehingga cocok digunakan dalam sediaan lipstik. Paraffin dan Cera Alba merupakan wax. Parafin adalah wax mineral atau hidrokarbon, sedangkan cera alba adalah wax sejati. Fungsi wax dalam sedian lipstik ini adalah untuk membentuk lapisan berkilat dan pembuat bentuk pada lipstik. Parafin yang digunakan adalah parafin padat, yang berguna untuk mengeraskan lipstik. Parafin juga berfungsi melindungi kulit dari kekeringan dan membuat warna lebih lama menempel pada kulit Olum Ricini dan Oleum Arachis merupakan minyak tumbuhan. Minyak tumbuhan ditambahkan sebagai pelumas, untuk mengurangi efek pengeringan dan untuk menurunkan titik lebur. Oleum ricini merupakan minyak yang diambil dari biji jarak, pada suhu ruang berbentuk cair dan stabil pada suhu rendah atau sangat tinggi pelumas atau bisa melembabkan bila menempel pada bibir. Oleum arachid sebagai basis minyak. Minyak tumbuhan banyak digunakan dalam sediaan karena dapat menyerap cahaya UV pada panjang gelombang tertentu. Disamping itu, minyak tumbuhan merupakan pelarut yang baik dalam melarutkan zat warna dan pengawet yang larut dalam minyak. Adeps lanae merupakan basis minyak yang berfungsi sebagai bahan pelicin dan membuat tekstur lipstick lebih lunak serta dapat melindungi kulit. Namun adeps lanae bertendensi menjadi tengik dan baunya kurang menyenangkan, serta banyak orang yang alergi terhadap adeps lanae. Acid boric atau sering disebut asam borat digunakan sebagai pengawet kosmetik, Minyak atsiri lemon dipilih sebagai parfum alam untuk memberikan kesan segar juga pada lipstick yang dihasilkan.



Lipstik yang dihasilkan berwarna jingga kemerahan. Warna tersebut terdispersi merata dalam basis. Lipstik tidak meneteskan minyak. Permukaan lipstik halus dan rata, tidak ada ronggarongga yang disebabkan gelembung gas. Lipstick yang dihasilkan agak kurang memenuhi syarat. Lipstik berbau tengik. Hal itu disebabkan penambahan parfum lemon yang kurang serta bau tersebut mungkin berasal dari adeps lanae. Lipstik konsistensinya agak padat dan keras sehingga sulit lipstik sulit menempel pada bibir. Lipstik tersebut akan sulit digunakan untuk melembabkan bibir dan sulit memberikan warna yang merata pada bibir, walaupun bahan pewarna alaminya merata pada basis tetapi kurang intens saat digunakan pada kulit bibir. Tidak ada permasalahan yang mendasar pada pembuatan lipstik ini, karena pembuatannya relatif mudah. Dari proses pembuatan mungkin yang perlu diperhatikan adalah suhu peleburan basis. Jika dilihat dari konsistensi lipstik yang dihasilkan perlu adanya modifikasi bahan dasar (basis) agar titik lebur tidak terlalu tinggi, sehingga mudah menempel pada bibir tanpa ada penekanan. Dalam formula mungkin perlu ditambahkan minyak kastrol atau minyak tumbuhan lain seperti jojoba oil, agar lipstik mempunyai efek melembabkan. Basis adeps lanae dapat diganti lanolin agar tidak menimbulkan bau tengik dan tidak menimbulkan alergi pada sejumlah orang. Perlu dilakukan orientasi zat warna yang cocok untuk bibir dengan spesifitas tertentu. Kesimpulan 1. Zat warna alami yang digunakan dalam sediaan lipstik adalah dari minyak buah merah 2. Lipstik yang dihasilkan berwarna jingga kemerahan dan warna terdispersi merata 3. Lipstik konsistensinya agak padat dan keras sehingga sulit lipstik sulit menempel pada bibir Saran 1. Diperlukan penambahan basis yang dapat menurunkan titik lebur 2. Diperlukan penambahan Minyak tumbuhan tertentu untuk memberikan efek melembabkan 3. Diperlukan orientasi zat warna alami lain yang cocok untu pewarnaan bibir 4. Diperlukan modifikasi basis agar lipstik mudah menempel