Gangguan Penyesuaian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Referat



Gangguan Penyesuaian



Oleh: Ega Eryzkia 20360039 Pembimbing: dr. Nazli Mahdinasari Nasution, M.Ked(KJ)., Sp.KJ



KEPANITERAAN KLINIS ILMU KESEHATAN JIWA RSU HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat, anugrah, dan karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan referat ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Saya mengucapkan



terima



kasih



kepada



dr.



Nazli



Mahdinasari



Nasution,



M.Ked(KJ)., Sp.KJ selaku pembimbing di SMF Ilmu Penyakit Jiwa RSU Haji Medan. Saya menyadari bahwa penulisan referat saya masih kurang sempurna. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar kedepannya saya dapat memperbaiki dan menyempurnakan tulisan saya. Saya berharap agar referat yang saya tulis ini berguna bagi semua orang dan dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai sumber informasi. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih



Medan, Desember 2021 Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... Reference source not found



2 Error:



BAB I PENDAHULUAN............................................................................... Reference source not found 1.1. Latar Belakang...................................................................................... Reference source not found 1.2. Tujuan...................................................................................................



Error:



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 2.1. Definisi.................................................................................................. 2.2. Penilaian................................................................................................ 2.3. Prevalensi.............................................................................................. 2.4. Teori Konseptual Gangguan Penyesuaian............................................ 2.5. Perspektif.............................................................................................. 2.6. Terapi.................................................................................................... 2.7. Prognosis...............................................................................................



2 2 5 7 8 10 12 14



BAB 3 KESIMPULAN................................................................................... DAFTAR PUSTAKA



15



Error: 1



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Gangguan penyesuaian diakui sebagai sindrom respons stres, yang didefinisikan



sebagai reaksi maladaptif terhadap stresor yang dapat diidentifikasi.1 Depresi dipelajari lebih sering dibandingkan dengan gangguan penyesuaian. Temuan ini mengejutkan karena gangguan penyesuaian sering didiagnosis sebagai depresi berat, sebagaimana dibuktikan dari studi pemanfaatan perawatan kesehatan terbaru dari gangguan mental di perawatan kesehatan primer. Daftar perawatan kesehatan primer di Swedia mengungkapkan 12,4% prevalensi depresi berat dan 9,2% prevalensi gangguan penyesuaian.2 Selanjutnya, gangguan penyesuaian adalah salah satu gangguan mental yang paling sering didiagnosis menurut survei 4.887 psikiater di seluruh dunia. Lebih dari 50% psikiater dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mereka menggunakan diagnosis gangguan penyesuaian setidaknya sekali per minggu, bersama dengan gangguan mental lainnya, seperti episode depresi, skizofrenia, gangguan afektif bipolar, kecemasan campuran dan depresi, atau gangguan kecemasan umum.3 1.2



Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas pengembangan



definisi gangguan penyesuaian dalam klasifikasi diagnostik utama, memberikan bukti dari studi tentang gangguan penyesuaian, mengidentifikasi masalah ilmiah dan klinis saat ini yang terkait dengan gangguan penyesuaian, dan mendiskusikan perspektif masa depan untuk bidang penelitian gangguan penyesuaian dan praktik klinis.



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Definisi Gangguan penyesuaian telah diakui dalam sistem klasifikasi diagnostik dengan



nama terkait selama >50 tahun. Pada saat penulisan tinjauan ini, ada 2 definisi resmi diagnosis gangguan penyesuaian dalam 2 klasifikasi diagnostik utama yang digunakan dalam praktik klinis: ICD-10 dan DSM-5.4,5 Definisi gangguan penyesuaian penting karena kriteria diagnostik menentukan penelitian empiris dan praktik klinis, termasuk pengembangan alat diagnostik dan perawatan khusus. Terlepas dari kesamaan antara definisi gangguan penyesuaian dalam DSM-5, ICD-10, dan ICD-11, perbedaan penting ditemukan antara klasifikasi dan definisi. 2.2



Penilaian Gangguan penyesuaian adalah salah satu gangguan kejiwaan yang paling kurang



diteliti.6 Kurangnya penelitian dikaitkan dengan sumber daya yang terbatas dari ukuran gangguan penyesuaian yang valid dan andal. Definisi gangguang penyesuaian yang tidak jelas dalam DSM dan ICD menghambat pengembangan alat diagnostik gangguan penyesuaian. Saat ini, tidak ada standar yang ditetapkan untuk mendiagnosis gangguan penyesuaian berdasarkan kriteria diagnostik DSM dan ICD. Selain itu, ukuran yang dikembangkan untuk kondisi dan gangguan lain sering diterapkan dalam mendiagnosis gangguan penyesuaian, seperti Clinician Administered PTSD Scale, MINI-International Neuropsychiatric Interview 5.5, WHO quality of life measure Life-BREF untuk mengukur gangguan penyesuaian DSM-5, atau Hamilton Anxiety Rating Scale, Skala Disabilitas Sheehan, dan Skala Peringkat Depresi Montgomery–Asberg untuk mendiagnosis gangguan penyesuaian DSM-IV.7 ADNM menyediakan pendekatan baru yang menjanjikan untuk mengukur gangguan oenyesuaian berdasarkan ICD-11, tetapi ukuran ini masih dalam pengembangan. Ada beberapa versi skala ADNM yang tersedia, termasuk skala 8-item ADNM-8 singkat. Algoritma diagnostik untuk diagnosis gangguan penyesuaian diusulkan dalam beberapa penelitian. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyediakan utilitas klinis ini ukuran laporan diri dalam praktek klinis.8 2.3



Prevalensi



2



3



Gangguan penyesuaian adalah salah satu diagnosis yang paling sering digunakan dalam praktik klinis. Namun, data tentang prevalensi gangguan penyesuaian sangat terbatas karena kurangnya penelitian. Selain itu, data epidemiologi gangguan penyesuaian terbatas karena gangguan penyesuaian tidak termasuk dalam survei kesehatan nasional utama.3,7 2.4



Teori Konseptual Gangguan Penyesuaian Kerangka teoritis gangguan penyesuaian adalah tantangan besar lainnya di bidang



ini. Gangguan penyesuaian sering dipandang sebagai kondisi sementara antara kondisi normal dan patologis. Profil gejala gangguan penyesuaian saat ini di DSM memungkinkan pengenalan keadaan mental awal atau sementara yang tidak mencapai semua kriteria diagnostik gangguan kejiwaan utama lainnya.6 Terlepas dari perdebatan yang sedang berlangsung tentang tantangan diagnostik gangguan penyesuaian, baru-baru ini konseptualisasi teoritis pertama gangguan penyesuaian diusulkan. Maercker et al mengkonseptualisasikan gangguan penyesuaian sebagai sindrom respons stres, dan mengusulkan kriteria diagnostik baru berdasarkan stres psikologis. teori-teori respons, dan menguji proposal mereka secara empiris dalam sampel klinis.6 Sejak gangguan penyesuaian diusulkan untuk dilihat sebagai sindrom respons stres yang menjelaskan reaksi manusia setelah peristiwa stres, latar belakang teoretis PTSD dan data penelitian digunakan untuk membuat asumsi tentang psikologis mekanisme Gangguan penyesuaian. Perbedaan utama antara gangguan penyesuaian dan PTSD adalah intensitas peristiwa stres, yang dapat menyebabkan respons stres yang berbeda secara kualitatif. Stresor yang terkait dengan gangguan penyesuaian biasanya tidak memiliki ancaman yang tiba-tiba dan tidak terduga terhadap kehidupan manusia, dan tidak sekuat peristiwa traumatis dalam kasus PTSD.6,9 Contoh stresor kehidupan yang terkait dengan gangguan penyesuaian bisa berupa perceraian, penyakit atau kecacatan, masalah keuangan, konflik dengan rekan kerja, relokasi, dan pensiun, antara lain. Asumsi bahwa gangguan penyesuaian adalah respons non-adaptif terhadap stresor yang dapat diidentifikasi dengan jelas telah merujuk pada teori psikologis yang menjelaskan stres pascatrauma dan memberikan pembenaran teoretis awal.6



4



Penerapan teori psikologis PTSD terbatas untuk konseptualisasi gejala gangguan penyesuaian. PTSD dan gangguan penyesuaian berbeda dalam sifat stresor dan gejalanya. Namun, penggunaan teori PTSD dibenarkan oleh fakta bahwa gangguan penyesuaian ditempatkan di bawah bab terkait stres di DSM-5 dan ICD-11. Selanjutnya, kita tahu bahwa peran teori-teori psikologi dalam bidang psikotraumatologi sangatlah penting. Teori-teori psikologis ini memfasilitasi pengembangan pengobatan berbasis bukti yang efektif untuk PTSD, seperti terapi perilaku kognitif yang berfokus pada trauma. Teori Gangguan penyesuaian dapat memandu penelitian dan berkontribusi pada pengembangan perawatan psikososial baru untuk gangguan penyesuaian. Namun, penelitian lebih lanjut akan diperlukan tidak hanya dari studi psikososial tetapi juga dari ilmu saraf dan studi genetik atau epigenetik untuk menyediakan data untuk pemahaman yang lebih baik tentang Gangguan penyesuaian. 2.5



Perspektif Definisi gangguan penyesuaian dalam DSM-IV/DSM-5 dan ICD-10 telah



menerima banyak kritik.6 Definisi gangguan penyesuaian tidak akurat, menimbulkan keraguan tentang validitasnya.10 Gangguan masih mempertahankan status subthreshold, yang berarti gangguan penyesuaian tidak dapat didiagnosis jika ambang diagnostik gangguan lain tercapai. Tidak ada kriteria diagnostik gangguan penyesuaian yang jelas, stresor tidak didefinisikan dengan jelas, dan subtipe gangguan penyesuaian pada DSM dipertanyakan.11 Selanjutnya, tidak ada penelitian yang cukup untuk memberikan bukti tentang perbedaan gangguan penyesuaian dari depresi atau gangguan mental lainnya. Diagnosis gangguan penyesuaian dalam praktik klinis dan penelitian rumit karena kurangnya tindakan dan perlu ditangani dalam penelitian masa depan. Keadaan kriteria diagnostik gangguan penyesuaian saat ini di DSM-5 dan pembaruan yang disajikan dalam ICD-11 mungkin menjadi insentif yang signifikan untuk penelitian masa depan di lapangan. Perdebatan masih berlangsung tentang validitas profil gejala Gangguan penyesuaian, dan ada kebutuhan besar untuk penelitian yang akan membantu memperjelas kriteria diagnostik Gangguan penyesuaian.7 Mengenali gangguan penyesuaian bersama dengan gangguan lain yang terkait dengan stres dan menjadikan kriteria stresor sebagai kondisi wajib untuk mendiagnosis



5



Gangguan penyesuaian memberikan perspektif baru untuk asumsi teoretis dan penelitian masa depan. Perkembangan signifikan lainnya adalah spesifikasi gejala Gangguan penyesuaian di ICD-11, meskipun jalur ini harus lebih berbasis bukti di penelitian masa depan. Sejak ICD-11 mengidentifikasi 2 gejala preokupasi dan kegagalan untuk beradaptasi, dan gangguan penyesuaian pada DSM-5 didefinisikan oleh definisi yang lebih luas dari gejala emosional dan perilaku, perbedaan yang cukup besar dapat meningkat dalam diagnosis, tindakan, dan penelitian DSM vs ICD di masa depan. Ini bisa menjadi penghalang untuk kemajuan bidang Gangguan penyesuaian lebih lanjut. Mungkin, hambatan paling umum untuk pengembangan bidang gangguan penyesuaian adalah kritik untuk patologi reaksi normal terhadap stres. Semua manusia dihadapkan pada stresor kehidupan pada satu waktu atau yang lain dalam hidup mereka, dan bereaksi terhadap stresor. Gangguan penyesuaian dapat dipahami dengan menggunakan analogi “flu”, yang ditandai dengan penyakit sistem pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza. "Flu" didiagnosis melalui gejala, seperti demam, batuk, dan sakit kepala antara lain. Sebagian besar pasien sembuh; namun, beberapa individu mungkin mengalami komplikasi serius karena flu. Gangguan penyesuaian, dalam analogi ini, dapat dianggap sebagai semacam "flu mental". Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas populasi terpapar stresor kehidupan secara teratur. Manusia bereaksi terhadap stresor dan mayoritas mampu mengatasi stresor ini. Namun, beberapa individu mungkin memiliki berbagai gangguan mental yang terkait dengan stres. Gangguan penyesuaian mungkin mewakili reaksi dan kondisi respons stres, yang perlu dikenali setelah stresor yang dapat diidentifikasi sebagai reaksi maladaptif. Layanan perawatan kesehatan untuk individu yang didiagnosis dengan Gangguan penyesuaian harus diberikan untuk menghindari komplikasi serius dan gangguan mental lainnya di masa depan. Namun, kami juga dapat mengharapkan banyak individu dengan Gangguan penyesuaian untuk pulih tanpa pengobatan, karena orang memiliki sumber daya batin dan dukungan sosial yang dapat berkontribusi secara signifikan untuk mengatasi stresor kehidupan dan gejala Gangguan penyesuaian. Analisis faktor risiko dalam penelitian Gangguan penyesuaian dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Gangguan penyesuaian.



6



Ada beberapa bukti bahwa jenis kelamin perempuan mungkin menjadi salah satu faktor risiko untuk gangguan penyesuaian.4 Studi yang sama juga menemukan bahwa gangguan penyesuaian dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan perceraian.2 Ada semakin banyak bukti bahwa gangguan penyesuaian dapat dikaitkan dengan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, dan mungkin terjadi setelah terpapar peristiwa traumatis, seperti serangan teror9 atau cedera serius.7 Peristiwa traumatis sebelumnya dapat menjadi faktor risiko gangguan penyesuaian. Salah satu studi pertama berdasarkan kriteria ICD-11 untuk Gangguan penyesuaian menemukan bahwa paparan sebelumnya terhadap peristiwa stres atau traumatis selama sebulan terakhir secara signifikan terkait dengan gejala ICD-11 gangguan penyesuaian saat ini.9 Sedikit yang diketahui tentang jalannya gangguan penyesuaian dari waktu ke waktu. Salah satu studi longitudinal pertama pada sampel dewasa telah mengidentifikasi bahwa, bertentangan dengan definisi, Gangguan penyesuaian dapat bertahan dari waktu ke waktu. Gangguan penyesuaian sangat lazim di antara korban cedera besar bahkan 12 bulan setelah peristiwa traumatis.7 Namun, penelitian ini tidak termasuk pasien dengan risiko bunuh diri, yang dapat menghilangkan sebagian besar kasus gangguan penyesuaian dari penelitian,7 karena penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan antara gangguan penyesuaian dan bunuh diri.12 namun, bunuh diri tidak termasuk dalam sebagian besar studi gangguan penyesuaian, dan bahkan ukuran ADNM yang baru diusulkan tidak memiliki item skrining risiko bunuh diri. Studi longitudinal diperlukan untuk mengidentifikasi lintasan gejala gangguan penyesuaian, risiko, dan faktor protektif di masa depan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Ada sedikit bukti tentang efektivitas perawatan psikofarmakologis atau psikososial untuk Gangguan penyesuaian. Perawatan psikologis untuk PTSD adalah yang paling efektif, 13,14 dan umumnya dianggap sebagai pengobatan pilihan pertama untuk PTSD.



7



2.6



Terapi



1. Psikoterapi Intervensi psikoterapi pada gangguan penyesuaian bertujuan untuk mengurangi efek dari stressor, meningkatkan kemampuan mengatasi (coping) stressor yang tidak bisa dikurangi, dan menstabilkan status mental dan system dukungan untuk memaksimalkan adaptasi. Psikoterapi dapat berupa: terapi perilaku-kognitif, terapi interpersonal, upaya psikodinamik atau konseling.15 Tujuan utama dari psikoterapi ini untuk menganalisa stressor yang mengganggu pasien kemudian dihilangkan atau diminimalkan. Sebagai contoh, amputasi kaki dapat menghancurkan perasaan seseorang tentang dirinya, terutama jika individu tersebut adalah seorang atlet lari. Perlu diperjelas bahwa pasien tersebut



tetap



memiliki



suatu



kemampuan



besar,



dimana



ia



dapat



menggunakannya untuk pekerjaan yang berguna, tidak perlu kehilangan hubungan yang berharga, dapat bereproduksi, dan ini tidak berarti bagian tubuh yang lain juga akan hilang. Jika tidak, pasien tersebut dapat berfantasi (bahwa semuanya hilang) dan stressor (amputasi) dapat mengambil alih, membuat disfungsional (pekerjaan, seks) pada pasien, dan menyebabkan disforia yang menyakitkan atau kecemasan.15 Beberapa stressor dapat menyebabkan reaksi yang berlebihan (misalnya, pasien memutuskan untuk bunuh diri atau melakukan pembunuhan setelah ditinggalkan oleh kekasihnya). Pada kasus seperti reaksi berlebihan dengan perasaan, emosi atau perilaku, terapis akan membantu individu menempatkan perasaan dan kemarahannya melalui kata-kata daripada melakukan tindakan destruktif dan memberikan perspektif. Peran verbalisasi dan gabungan afek dan konflik yang tidak berlebihan dalam upaya mengurangi stressor dan meningkatkan coping. Obat-obatan dan alkohol tidak dianjurkan.15 Psikoterapi, konseling krisis medis, intervensi krisis, terapi keluarga, terapi kelompok, terapi perilaku-kognitif, dan terapi interpersonal semua mendorong individu untuk mengekspresikan pengaruh, ketakutan, kecemasan, kemarahan, rasa tidak berdaya, dan putus asa terhadap stressor. Mereka juga membantu individu untuk menilai kembali realitas dalam beradaptasi. Sebagai contoh, hilangnya kaki bukan berarti kehilangan nyawa. Tetapi itu adalah kerugian besar.



8



Psikoterapi singkat berusaha untuk membingkai makna stressor tersebut, cara meminimalkannya dan mengurangi defisit psikologis terhadap kejadian tersebut.15 2. Farmakoterapi Biasanya, penggunaan terapi farmakologi oleh individu dengan gangguan penyesuaian adalah untuk mengurangi gejala seperti insomnia, kecemasan dan serangan panik. Yang paling umum diresepkan untuk agen individu dengan gangguan penyesuaian adalah benzodiazepine dan anti-depresan. Stewart et al merekomendasikan percobaan antidepresan pada pasien dengan depresi ringan atau berat yang belum memberi respon atau intervensi psikoterapi suportif lainnya selama 3 bulan.15 2.7



Prognosis Dengan terapi yang efektif, prognosis pada umunya adalah baik. Kebanyakan



pasien kembali ke fungsi semula dalam waktu 3 bulan. Ada gangguan penyesuaian yang berlangsung sementara dan dapat sembuh sendiri atau setelah mendapat terapi.16 Remaja membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih kembali dibandingkan dengan orang dewasa. Terdapat penelitian follow-up setelah 5 tahun mendapatkan terapi, 71% pasien dewasa sembuh tanpa gejala residual, 21% berkembang menjadi gangguan depresi mayor, atau alkoholisme.16 Pada remaja prognosis kurang baik, karena 43% menderita Gangguan Skizofrenia denga gangguan skizoafektif, depresi mayor. Gangguan penyalahgunaan zat, serta gangguan kepribadian. Adapun resiko bunuh diri cukup tinggi.16



BAB III KESIMPULAN Gangguan penyesuaian adalah salah satu gangguan mental yang paling sering didiagnosis dalam praktik klinis. Makalah ini meninjau status penelitian gangguan penyesuaian saat ini dan membahas masalah ilmiah dan klinis yang terkait dengan gangguan penyesuaian. Gangguan penyesuaian sendiri telah dimasukkan dalam klasifikasi diagnostik selama lebih dari 50 tahun. Namun, kriteria diagnostik untuk gangguan penyesuaian tetap tidak jelas dan menyebabkan kesulitan bagi para profesional kesehatan mental. Kontroversi dalam definisi mengakibatkan kurangnya ukuran gangguan penyesuaian yang andal dan valid. Data epidemiologis tentang prevalensi gangguan penyesuaian langka dan tidak dapat diandalkan karena data prevalensi bias oleh algoritma diagnostik, yang biasanya dikembangkan untuk setiap studi, karena tidak ada standar diagnostik yang ditetapkan untuk gangguan penyesuaian yang tersedia. Perubahan besar dalam bidang gangguan penyesuaian dapat terjadi setelah rilis International Classification of Diseases (ICD-11) edisi ke-11. Profil gejala gangguan penyesuaian baru diperkenalkan di ICD-11 dengan 2 gejala utama sebagai berikut: 1) preokupasi dan 2) kegagalan untuk beradaptasi. Namun, perbedaan antara Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi 5 dengan kriteria diagnostik gangguan penyesuaian ICD-11 dapat menghasilkan temuan penelitian yang beragam di masa depan. Pendekatan pengobatan terbaik untuk gangguan penyesuaian masih belum jelas, dan studi pengobatan lebih lanjut diperlukan untuk memberikan pedoman pengobatan gangguan penyesuaian kepada dokter.



9



DAFTAR PUSTAKA 1.



2.



3.



4. 5.



6.



7. 8. 9.



10.



11. 12. 13.



14. 15.



Maercker A, Brewin CR, Bryant RA, et al. Diagnosis and classification of disorders specifically associated with stress: Proposals for ICD-11. World Psychiatry. 2013;12(3):198–206. Sundquist J, Ohlsson H, Sundquist K, Kendler KS. Common adult psychiatric disorders in Swedish primary care where most mental health patients are treated. BMC Psychiatry. 2017;17(1):235. Reed GM, Mendonça Correia J, Esparza P, Saxena S, Maj M. The WPA-WHO global survey of psychiatrists’ attitudes towards mental disorders classification. World Psychiatry. 2011;10(2):118–131. World Health Organization. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders. Geneva: World Health Organization; 1992. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM-5) Washington, DC: American Psychiatric Association; 2013. Maercker A, Einsle F, Köllner V. Adjustment disorders as stress response syndromes: a new diagnostic concept and its exploration in a medical sample. Psychopathology. 2007;40(3):135–146. O’Donnell ML, Alkemade N, Creamer M, et al. A longitudinal study of adjustment disorder after trauma exposure. Am J Psychiatry. 2016;173(12):1231–1238. Casey P, Dowrick C, Wilkinson G. Adjustment disorders: fault line in the psychiatric glossary. Br J Psychiatry. 2001;179:479–481. Glaesmer H, Romppel M, Brähler E, Hinz A, Maercker A. Adjustment disorder as proposed for ICD-11: dimensionality and symptom differentiation. Psychiatry Res. 2015;229(3):940–948. Mahat-Shamir M, Ring L, Hamama-Raz Y, et al. Do previous experience and geographic proximity matter? Possible predictors for diagnosing adjustment disorder vs. PTSD. Psychiatry Res. 2017;258:438–443. Casey P. Adjustment disorder: new developments. Curr Psychiatry Rep. 2014;16(6):451. Casey P, Jabbar F, O’Leary E, Doherty AM. Suicidal behaviours in adjustment disorder and depressive episode. J Affect Disord. 2015;174:441–446. Bisson JI, Roberts NP, Andrew M, Cooper R, Lewis C. Psychological therapies for chronic post-traumatic stress disorder (PTSD) in adults. Cochrane Database Syst Rev. 2013;12:CD003388. Courtois CA. Complex trauma, complex reactions: assessment and treatment. Psychol Trauma Theory Res Pract Policy. 2008;S(1):86–100. Kay J, Tasman A. Chapter 61: Adjusment Disorder. In: Kay J, Tasman A, editors. Essentials of Psychiatry. Spain: John Wiley & Sons; 2006. p. 1-13.



16. Kandou JE. Gangguan Penyesuaian. In: Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Buku



Ajar Psikiatri. Jakarta: FK UI; 2010.