Gastroenteritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GASTROENTERITIS No. Dokumen



:



No. Revisi



: 00



Tanggal Terbit



:



Halaman



: 1/2



SOP



PUSKESMAS MAPPAKASUNGGU



Tanda Tangan dr. Asridah Muis NIP. 19751026 200604 2 014



1. Pengertian



Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu makan. Apabila diare > 30 hari disebut kronis Penyebab gastroenteritis antara lain adalah infeksi, malabsorbsi, keracunan atau alergi makanan dan psikologis penderita. Infeksi yang menyebabkan GE akibat Entamoeba histolytica disebut disentri, bila disebabkan oleh Giardia lamblia disebut giardiasis, sedangkan bila disebabkan oleh Vibrio cholera disebut kolera



2. Tujuan



Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penegakan diagnosis gastroenteritis dan penatalaksanaannya.



3. Kebijakan



Surat Keputusan Kepala Puskesmas Mappakasunggu Nomor 001/MPS/A/SK/I/2017 tentang Jenis Pelayanan yang Disediakan Permenkes RI no. 5 Tahun 2014 tentang panduan praktek klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer. 1. Anamnesis Pasien datang ke dokter karena buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus. Setiap kali diare, BAB dapat menghasilkan volume yang besar (asal dari usus kecil) atau volume yang kecil (asal dari usus besar). Bila diare disertai demam maka diduga erat terjadi infeksi. 1. Bila terjadinya diare didahului oleh makan atau minum dari sumber yang kurang hygienenya, GE dapat disebabkan oleh infeksi. Adanya riwayat bepergian ke daerah dengan wabah diare, riwayat intoleransi laktosa (terutama pada bayi), konsumsi makanan iritatif, minum jamu, diet cola, atau makan obat-obatan seperti laksatif, magnesium hidrochlorida, magnesium citrate, obat jantung quinidine, obat gout (colchicides), diuretika (furosemid, tiazid), toksin (arsenik, organofosfat), insektisida, kafein, metil xantine, agen endokrin (preparat pengantian tiroid),



4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah-Langkah



misoprostol, mesalamin, antikolinesterase dan obat-obat diet perlu diketahui. 2. Selain itu, adanya kondisi imunokompromais (HIV/AIDS) dan demam tifoid perlu diidentifikasi. 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan terpenting adalah menentukan tingkat/derajat dehidrasi akibat diare. Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor kulit perut menurun, akral dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran (syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising usus hiperperistaltik. Pada anak kecil yaitu cekung ubun-ubun kepala. Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi dan pernapasan cepat. Pemeriksaan derajat dehidrasi adalah sebagai berikut: Gejala Minimal (< 3% dari berat badan) Status mental



Rasa haus



Denyut jantung



Kualitas denyut nadi Pernapasan Mata Air mata Mulut dan lidah Turgor kulit Isian kapiler Ekstremitas Output urin



Derajat Dehidrasi Ringan sampai Berat (> 9% dari sedang (3-9% dari berat badan) berat badan) Baik, sadar Normal, Apatis, penuh lemas, atau letargi, tidak gelisah, sadar iritabel Minum Sangat haus, Tidak dapat normal, sangat ingin minum mungkin minum menolak minum Normal Normal Takikardi, sampai pada kasus meningkat berat bradikardi Normal Normal Lemah atau sampai tidak teraba menurun Normal Normal cepat Dalam Normal Sedikit Sangat cekung cekung Ada Menurun Tidak ada Basah Kering Pecah-pecah Baik Normal



< 2 detik Memanjang



Hangat Normal sampai menurun



Dingin Menurun



> 2 detik Memanjang, minimal Dingin Minimal



Metode Pierce Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x Berat badan (kg) Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x Berat badan (kg) Dehidrasi berat, Kebutuhan cairan = 10% x Berat badan (kg) 3. Pemeriksaan penunjang Pada kondisi pasien yang telah stabil (dipastikan hipovolemik telah teratasi), dapat dilakukan pemeriksaan: Darah rutin (lekosit) untuk memastikan adanya infeksi. 4. Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan pemeriksaan konsistensi BAB). 5. Penatalaksanaan Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut. Terapi dapat diberikan dengan: Memberikan cairan dan diet adekuat a. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk rehidrasi. b. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien. c. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein, karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus. d. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak bergas, dan mudah dicerna. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat antidiare untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif. Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik atau antiparasit, atau anti jamur tergantung penyebabnya. Obat antidiare, antara lain: - Turunan opioid: loperamide Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare semakin berat walaupun diberikan terapi. Antimikroba, antara lain: Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi. Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya, pasien ditangani dengan langkah sebagai berikut: 1. Menentukan jenis cairan yang akan digunakan Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan



1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan secara oral atau lewat selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0.9% yang diberikan secara intravena. 2. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan Kebutuhan cairan = Skor X 10% X kgBB X 1 liter 15 Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila ditemukan: 1. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa lebh lanjut. 2. Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri, demam ≥ 38.5⁰C, nyeri abdomen yang berat pada pasien usia di atas 50 tahun 3. Pasien usia lanjut 4. Muntah yang persisten 5. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable. 6. Terjadinya outbreak pada komunitas 7. Pada pasien yang immunocompromised. Konseling & Edukasi Pada kondisi yang ringan, diberikan edukasi kepada keluarga untuk membantu asupan cairan. Edukasi juga diberikan untuk mencegah terjadinya GE dan mencegah penularannya. Kriteria Rujukan 1. Ada tanda-tanda dehidrasi berat 2. Terjadi penurunan kesadaran 3. Nyeri perut yang signifikan 4. Pasien tidak dapat minum oralit 5. Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan



6. Bagan Alir Petugas menerima rekam medik



Mencocokkan identitas pasien



Dokter melakukan pemeriksaan fisik



Dokter melakukan anamnesis



Paramedis melakukan pengukuran tanda-tanda vital



Dokter melakukan pemeriksaan penunjang



Dokter melakukan pemeriksaan penunjang



Dokter memberikan terapi sesuai diagnosis.



Membuatkan surat keterangan sakit untuk pasien yang memerlukan



Pasein yang memerlukan penanganan dengan tindakan dirujuk ke UGD.



Memberikan rujukan bila tidak mampu ditangani



. Dokter menuliskan dan memberikan resep



7. Unit Terkait



Petugas memanggil pasien sesuai urutan/ antrian.



Dokter menuliskan lengkap pemeriksaan dalam buku rekam medik pasien



Poli Umum, Rawat Inap, UGD,



Mengembalikan rekam medic pasien ke loket