Generalisasi Masalah Sosial - Salwa Salsabila - 2011100461 - Pgmi D [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “ Generalisasi Masalah- Masalah Sosial melalui 5 Cabang Ilmu Sosial” Makalah ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Konsep Dasar IPS Dosen Pengampu : Syuhardiansyah, M. Pd



Disusun oleh: Salwa Salsabila



(2011100461)



PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN RADEN INTAN LAMPUNG 2021/2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Generalisasi Masalah- Masalah Sosial melalui 5 Cabang Ilmu Sosial” ini tepat pada waktunya. Saya



mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS, Bapak



Syuhardiansyah, M. Pd yang telah memberikan tugas membuat makalah ini kepada saya sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan saya perihal Generalisasi MasalahMasalah Sosial melalui 5 Cabang Ilmu Sosial. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan dukungan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Mohon maaf apabila terjadi kesalahan kata-kata yang kurang berkenan bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap para pembaca dapat memberikan saran dan kritik mengenai makalah ini agar kedepannya dapat menjadi labih baik lagi dalam meningkatkan kualitas pemahaman mengenai pembuatan makalah dan selanjutnya.



Bandar Lampung, 27 Mei 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



Halaman Judul Kata Pengantar.......................................................................................................................i Daftar Isi................................................................................................................................ii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang.......................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................................1 C. Tujuan....................................................................................................................2 BAB II Pembahasan A. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan..............................................................3 B. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan...............................................................6 C. Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme...............................................................8 D. Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba........................................10 E. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol................................12 F. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat..........................................14 G. Generalisasi Masalah Sosial Kriminalitas.............................................................16 H. Generalisasi Masalah Sosial Hoax........................................................................18 BAB III Penutup A. Kesimpulan.............................................................................................................21 B. Saran.......................................................................................................................21 Daftar Pustaka........................................................................................................................22



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah sosial adalah keadaan yang dianggap oleh anggota masyarakat yang berpengaruh sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, dan memerlukan tindakan kelompok untuk menyelesaikannya. Masalah sosial berbeda dengan masalah-masalah yang lain karena hubungannya yang erat dengan institusi dan norma. Masalah sosial dinggap masalah karena melibatkan hubungan manusia serta nilai-nilai dan menjadi gangguan kepada harapan masyarakat atau hal-hal yang dianggap perlu dari segi moral . Ditinjau dari sudut ilmu sosial bahwa masalah-masalah sosial timbul akibat proses proses perubahan sosial (social change) dan perunahan kebudayaan (culture change). Perubahan sosial dan kebudayaan ini adalah proses-proses yang secara tetap dan terus menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung dengan tenag ataupun berlangsung dengan kekacauan. Jadi pada dasarnya, masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalahmasalah sosial tidak akan mungkin di telaah tanpa mempertimbangkan ukuranukuran masyarakat mengenai apa yang dinggap baik dan apa yang dianggap buruk. Dalam Makalah ini saya akan membahas masalah- masalah sosial melalui 5 cabang ilmu sosial yaitu ekonomi, geografi, psikologi, sosiologi, dan sejarah. B. Rumusan Masalah 1.



Bagaimana Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan melalui 5 Cabang Ilmu Sosial?



2.



Bagaimana Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan melalui 5 Cabang Ilmu Sosial? 1



3.



Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Hedonisme melalui 5 Cabang Ilmu Sosial?



4.



Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba melalui 5 Cabang Ilmu Sosial?



5.



Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol melalui 5 Cabang Ilmu Sosial?



6.



Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat melalui 5 Cabang Ilmu Sosial?



7.



Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Kriminalitas melalui 5 Cabang Ilmu Sosial?



8.



Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Hoax melalui 5 Cabang Ilmu Sosial ?



C. Tujuan 1.



Untuk Mengetahu Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan melalui 5 Cabang Ilmu Sosial



2.



Untuk Memahami Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan melalui 5 Cabang Ilmu Sosial



3.



Untuk Mengetahui Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme melalui 5 Cabang Ilmu Sosial



4.



Untuk Mengetahu Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba melalui 5 Cabang Ilmu Sosial



5.



Untuk Memahami Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol 5 Cabang Ilmu Sosial



6.



Untuk Mengetahui Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat melalui 5 Cabang Ilmu Sosial



7.



Untuk Memahami Generalisasi Masalah Sosial Kriminalitas melalui 5 Cabang Ilmu Sosial



8.



Untuk Mengetahui Generalisasi Masalah Sosial Hoax melalui 5 Cabang Ilmu Sosial



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.Kemiskinan juga merupakan masalah global, sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. 



1. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan Berdasarkan Cabang Ekonomi Tidak Tercukupinya ekonomi seseorang merupakan salah satu penyebab masalah sosial kemiskinan. Dari segi ekonomi, kemiskinan adalah kondisi yang ditandai oleh serba kekurangan : kekurangan pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat (SMERU dalam Suharto, 2004).



Jika



dipandang dari aspek ekonomi, kemiskinan menunjuk pada gap antara lemahnya purchasing power dan keinginan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Terpaan krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi menyebabkan keterpurukan ekonomi yang kembali mencuatkan jumlah dan proporsi penduduk miskin hampir setengah dari penduduk Indonesia. Kemiskinan Juga berawal dari tidak adanya penghasilan akibat dari pengangguran. Apabila seseorang mengalami pengangguran pastinya tidak akan ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehingga tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Semakin meningkatnya tingkat pengangguran akan semakin mengurangi pendapatan masyarakat yang berakibat naiknya tingkat kemiskinan. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah upah. Upah minimum ditetapkan berdasarkan kebutuhan hidup layak yang dibutuhkan pekerja dengan harapan dapat mendorong peningkatan kesejateraan pekerja sehingga tingkat kemiskinan akan berkurang. 3



Pemberdayaan ekonomi rakyat menjadi suatu upaya yang mutlak harus dilakukan. Kemampuan “tahan banting” terhadap krisis telah terbukti. Mengingat relatif sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi yang diharapkan dari investasi usaha-usaha besar maka pemerintah daerah diharapkan untuk lebih memberdayakan ekonomi rakyat yang merupakan potensi yang tersembunyi termasuk di dalamnya UKM dan sektor informal untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Sektor ekonomi rakyat telah terbukti mampu bertahan di saat krisis, oleh karena itu pemerintah jangan menganggap remeh akan keberadaan sektor ekonomi rakyat, tapi justru harus diberdayakan sebagai salah satu penyangga perekonomian nasional. 2. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan Berdasarkan Cabang Geografi Banyak sekali faktor- faktor geografis yang mempengaruhi masalah sosial kemiskinan. Tidak adanya sumber daya alam yang memadai. Contohnya, tidak ada tanah yang subur, mineral, dan air yang cukup. Wilayah di mana tidak adanya sumber daya alam yang cukup, penduduknya umumnya tetap miskin. Faktor kemiskinan bedasarkan geografi salah satunya juga yaitu Ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial yang terjadi antara desa dan kota ternyata disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi geografi dan tipologi desa yang kurang menguntungkan. Hal ini menyebabkan mata pencaharian masyarakat desa tidak memiliki banyak alternatif (pilihan) seperti di perkotaan. Misalnya, masyarakat desa yang tinggal di wilayah sekitaran pegunungan, mereka akan bekerja sebagai petani atau pedagang. Alasannya karena hanya dari kebun atau sawah lah mereka bisa mendapatkan sesuatu untuk dimakan dan dijual.



Sementara itu, program



pembangunan masih terlalu fokus pada sektor industri di perkotaan, sehingga sektor pertanian menjadi terpuruk dan terabaikan. Para petani dan pedagang hanya memperoleh keuntungan yang kecil dari hasil panen/barang dagangannya. Keuntungan yang kecil ini tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Akibatnya, angka kemiskinan di desa jauh lebih tinggi daripada di kota. Tingginya pertumbuhan penduduk juga membuat masyarakat semakin sulit untuk mendapat pekerjaan. Hal ini diperparah dengan pengaruh urbanisasi yang menyebabkan tidak meratanya persebaran penduduk. Banyak masyarakat desa yang memutuskan untuk mencari pekerjaan di kota dengan harapan bisa merubah nasib. Namun, banyaknya pesaing dari kota dan keterbatasan keterampilan yang dimiliki membuat mereka jadi 4



tersingkir. Kondisi terburuknya, mereka tidak memperoleh pekerjaan (pengangguran) dan bernasib lebih buruk dari sebelumnya. 3. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan Berdasarkan Cabang Psikologi Faktor psikologis merupakan penyebab masalah sosial yang berkaitan dengan gangguan kejiwaan seseorang. Contohnya adalah apabila seseorang mengalami banyak tekanan dalam kehidupannya,sehingga seseorang tersebut tidak dapat bekerja dan tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Faktor internal merupakan faktor yang datang dari dalam diri seseorang, seperti sikap yang menerima apa adanya, tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha, kondisi fisik yang kurang sempurna. Faktor lain yaitu meningkatkan afek negatif dan stres. Hal ini disebabkan baik oleh indikator objektif (pendapatan, kebutuhan yang tidak tercukupi, dll) maupun indikator subjektif (kesejahteraan psikologis, status sosial). Efek negatif dan stres yang menambah beban kognitif, terjadi secara konstan dan dalam jumlah yang lebih banyak pada individu dalam kemiskinan. Beban kognitif yang lebih berat ini akan mempengaruhi kinerja yang lebih buruk pada fungsi eksekutif berupa atensi, memori kerja serta kontrol diri. Kinerja yang lebih buruk pada fungsi eksekutif ini mendorong pemikiran yang lebih intuitif, seperti dalam preferensi membeli. Hal ini membawa dampak yang lebih besar pada pengambilan keputusan dalam konteks literasi finansial yang buruk pula. Dari hubungan antar faktor ini, jelas semakin menempatkan individu yang berada dalam kemiskinan berada dalam posisi yang sulit untuk mengambil keputusan finansial yang lebih baik. 4. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan Berdasarkan Cabang Sosiologi Kuranngnya pertemanan atau bersosialisasi dengan masyarakat yang bekerja merupakan salah satu faktor masalah sosial kemiskinan, karena dengan kurangnya bersosialisasi seseorang akan sangat kesulitan dalam mencari pekerjaan yang berujung tidak ada pendapatan karena kurangnya informasi akibat tidak mau bersosialiasi. Karena apabila seseorang hanya bersosialisasi dengan masyarakat itu-itu saja, ditambah lagi tidak memiliki pekerjaan, hidup mereka akan seperti itu saja . siklus kemiskinan akan berulang apabila tidak ada niat untu, mengubahnya. Hal yang lain yaitu, Struktur sosial yang membagi-bagi kelas sosial seperti sistem kasta sehingga menghambat mobilitas sosial dan kurangnya partisipasi masyarakat kelas bawah. Sistem pendidikan yang kurang baik juga dapat menyebabkan orang yang berpendidikan menganggur dan menjalani kemiskinan 5



5. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan Berdasarkan Cabang Sejarah Dalam masyarakat, terdapat budaya kemiskinan atau seperangkat sikap dan perilaku negatif yang cenderung diturunkan dari orang tua ke anak-anak. Perilaku ini dapat mengarahkan anak-anak tersebut menuju kemiskinan ketika dewasa.  Contohnya adalah budaya konsumerisme yang tidak diimbangi dengan budaya menabung-investasi atau pengelolaan anggaran yang tidak sesuai kemampuan. Kemiskinan juga dapat tumbuh dengan subur melalui “budaya kemiskinan” dari dalam diri individu. Seringkali, masyarakat miskin merasa mereka kaya dalam hal sosial dan tidak masalah dengan keadaan finansial (ekonomi). Salah satu contohnya adalah perilaku pasrah dengan keadaan yang sudah ada dengan keyakinan bahwa apapun yang diupayakan tidak akan mengubah kondisi perekonomian keluarga. Budaya tersebut mendorong masyarakat miskin untuk menerima segala macam keadaan di sekitarnya dan menganggap kemiskinan merupakan karunia dari Tuhan. Budaya semacam ini dikenal luas di tanah Jawa dengan nama nrimo. Faktor budaya yang ditempelkan dalam individu inilah yang sulit untuk diabaikan dan diatasi karena hanya individu tersebut yang mampu mengatasi hal-hal negatif dari dirinya sendiri.



B. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan 1. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan Berdasarkan Cabang Ekonomi Banyak sekali anak- anak yang ekonominya kurang sehingga mereka lebih memilih bekerja dibandingkan sekolah. Kondisi ekonomi yang kurang mendukung ini bisa membuat pikiran anak dalam memahami pentingnya sekolah terganggu. Mereka bukan lagi memikirkan masa depan dan cita-cita, tapi sudah memikirkan untuk tetap bertahan hidup. Dengan keadaan seperti ini dapat membuat kebodohan pada anak. Kebodohan bukan berasal dari jauhnya seseorang dari pendidikan. Adakalanya kebodohan itu disebabkan lemahnya ekonomi yang mengharuskan untuk tidak bersekolah. Karena pendidikan sudah sangat tidak manusiawi dalam pandangan orang-orang tidak mampu (miskin). Pendidikan sudah menjadi semacam kapitalisasi sehingga hanya orang-orang kaya saja yang bisa merasakannya. Pendidikan yang ada selama ini belum bisa



6



menuntaskan kebodohan pada masyarakat. Kebijakan pendidikan dianggap semakin memperjelas jurang pemisah antara yang kaya dan miskin. Dan semakin memperjelas pula antara yang pintar dan yang bodoh. Demikian inilah sesungguhnya gambaran yang terjadi pada pendidikan negeri ini. 2. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan Berdasarkan Cabang Geografi Fasilitas kurang merata bisa menyebabkan kebodohan. Wilayah juga menjadi salah satu faktor adanya kebodohan pada seseorang , misalnya seseorang dari daerah terpencil dalam hidupnya hanya akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa berpikir kalau belajar dan berusaha dapat membuat hidupnya lebih bahagia pada masa yang akan datang. Sehingga banyak sekali masyarakat di daerah- daerah terpencil yang mengalami kebodohan, akibat dari letak geografi yang kurang mendukung ini. 3. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan Berdasarkan Cabang Psikologi Psikologi seseorang juga dapat menjadi faktor masalah sosial kebodohan. Diantaranya apabila seseorang memiliki rasa malas, Penyebab kebodohan yang utama adalah kemalasan. Kemalasan adalah setan nomor  satu bagi para pelajar. Banyak pelajar yang malas dalam pelajaran hanya karena ingin melakukan hal yang menyenangkan tapi pada akhirnya merugikan yang berujung pada kebodohan. Kemampuan berfikir rendah juga dapat mengakibatkan kebodohan. Apabila psikologi seseorang terganggu dan ia mengalami kebodohan, akan menimbulkan maslaah sosial yang seperti kemiskinan dan kriminalitas/ 4. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan Berdasarkan Cabang Sosiologi Lingkungan Pergaaulan sangat berpengaruh terhadap perilaku perilaku remaja, sehingga menyebabkan remaja menjadi terpengaruh akan kebiasaan dan tingkah laku masyarakat. Membatasi pergaulan yang ditunjukan dalam sikap pilih-pilih dalam berteman untuk menghindari perilaku menyimpang. Remaja yang sering bergaul dengan anak yang malas belajar, akan terpengaruh dengan temannya tersebut sehingga akan malas untuk belajar juga dan menyebabkan kebodohan pada dirinya. Oleh karena itu harus bergaul dengan orang yang baik dan suka mengingatkan untuk selalu belajar agar menjadi orang yang pintar. 7



5. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan Berdasarkan Cabang Sejarah Biasanya kebodohan ini adalah hasil turun menurun keluarga. Seperti apabila ada keluarga kurang mampu, yang pastinya bapak dan ibunya tidak mnemiliki pekerjaan tetap dan hanya lulusan SD/SMP,sehingga mereka tidak ada biaya untuk membiayai anaknya sekolah, dan mereka pun tidak bisa mengajarkan ilmu-ilmu kepada anaknya karena keterbatas pendidikan mereka juga. Dan pada akhirnya anak akan ikut bekerja membantu ekonomi orang tua, sehingga dia tidak bisa mengenyam pendidikan dan akan berakibat pada kebodohan. Siklus ini akan terus berulang apabila tidak ada perubahan. Penjajahan juga bisa menjadi faktor dari terjadinya kebodohan. C. Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme 1. Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme Berdasarkan Cabang Ekonomi Maraknya fenomena gaya hidup hedonis sangat berpengaruh kepada masyarakat. Gaya hidup hedonis di kalangan masyarakat sangat unik, karena tidak semua seseorang yang bergaya hidup hedonis berasal dari kalangan keluarga berekonomi menengah keatas atau yang tergolong mampu. Sebagian orang tersebut berasal dari latar belakang keluarga berekonomi menengah kebawah. Namun perilaku yang ditampilkan seseorang dengan tingkat ekonomi menengah kebawah hampir sama dengan seseorang yang memiliki ekonomi mapan. Perilaku hedonis di kalangan yang berekonomi pas-pasan sangatlah terlihat aneh dengan sejumlah kegiatan yang identik dengan senang-senang yang mereka lakukan. Saat ini gaya hidup seseorang cenderung mengikuti trend gaya hidup modern. Seseorang dengan latar belakang ekonomi menengah kebawah kebanyakan juga berkeinginan untuk merasakan hal yang sama dengan seseorang yang berasal dari latar belakang ekonomi mapan. Perilaku yang ditampilkan oleh seseorang yang kurang mampu menjadikan dirinya bergaya hidup hedonis, karena terbiasa cenderung ingin menjadi pusat perlihatkan dan bergaya layaknya seseorang berekonomi menengah keatas mulai dari tempat-tempat terbaru. Kebiasaan yang ditampilkan seseorang yang kurang mampu membuat mereka menjadi terlena dengan kesenangan yang mereka dapat sehingga mereka



8



mencari segala cara demi mndapatkan keinginannya supaya terlihat sama dengan seseorang yang memiliki ekonomi mapan tanpa memikirkan efeknya lebih lanjut.



2. Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme Berdasarkan Cabang Geografi Kehidupan masyarakat yang terus berubah dengan pertumbuhan penduduk serta perkembangan teknologi yang begitu cepat menjadikan masyarakat harus mengikuti perkembangan yang ada. Karena sifat manusia yang tidak pernah merasa puas terhadap suatu hal dan keinginan untuk terus berubah mengikuti perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat modern pada masa sekarang ini membuat masyarakat dituntut untuk



hidup



sesuai



dengan



kemajuan



tersebut.



Dari pengamatan, penelitian serta kajian yang peneliti lakukan dapat digambarkan bahwa kehidupan masyarakat desa sudah mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat perkotaan pada umumnya, hal ini karena lokasi desa yang tidak jauh dari pusat kota sehingga untuk mencapai pusat kota dapat ditempuh dengan sangat mudah dan cepat oleh masyarakat 3. Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme Berdasarkan Cabang Psikologi Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang memiliki perbedaan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Kepribadian seseorang akan mempengaruhi perilakunya. Individu yang memiliki karakteristik impulsif seperti mudah dibujuk akan menjadi follower. Dengan demikian, individu tersebut akan mudah terpengaruh kepribadiannya untuk mengikuti gaya hidup hedonis. 4. Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme Berdasarkan Cabang Sosiologi Adapun karena faktor kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun ke dalam satu urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Misalnya apabila individu tinggal dalam kelas sosial yang menganut gaya hidup hedonis



9



maka akan terjadi proses penyesuaian dengan lingkungan tempat tinggal, sehingga individu tersebut akan mengikuti gaya hidup hedonis sesuai dengan kelas sosialnya. Dalam kehidupan masyarakat tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan, walaupun dalam taraf yang paling kecil sekalipun, masyarakat (yang di dalamnya terdiri atas banyak sekali individu) akan selalu berubah. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang kecil sampai pada taraf perubahan yang sangat besar yang mampu memberikan pengaruh yang besar bagi aktivitas atau perilaku manusia. 5. Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme Berdasarkan Cabang Sejarah Masyarakat dengan berbagai aktivitas dalam menjalankan tanggung jawab baik itu sebagai kepala rumah tangga, ibu rumah tangga dan sebagai anak. Memiliki keinginan terhadap waktu luang atau waktu untuk bersantai. Hal semacam inilah yang dijadikan manusia untuk membentuk gaya hidup yang kemudian menjadi kebiasaan yang dilakukan. Pada masyarakat desa dengan gaya hidup hedonis merupakan gaya hidup yang biasa dilakukan atau sudah menjadi kebiasaan oleh sekelompok orang dimana masyarakat menghabiskan waktu dengan berkumpul bersama teman maupun kerabat untuk membentuk suatu kelompok dengan tujuan bersenang-senang seperti berpesta pora, mabuk-mabukkan atau mengonsumsi minuman keras (miras). Gaya hidup yang demikian dapat berdampak pada kehidupan keluarga dimana dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumahtangga (KDRT), ekonomi yang tidak stabil, terganggunya keharmonisan rumah tangga dan dapat berakhir dengan perceraian. Gaya hidup hedonis cenderung memiliki nilai kenikmatan, hartabenda, dan hiburan. Konsisten dengan nilai-nilai, individu cenderung terlibat dalam kegiatan sehari-hari yang menekankan konsumsi dan kenikmatan. D. Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba 1. Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba Berdasarkan Cabang Ekonomi Faktor ekonomi bisa menjadi salah satu alasan seseorang menyalahgunakan narkoba. Besarnya tingkat pengangguran di Indonesia, menjadi salah satu pemicu



masalah



seseorang yang menganggur terlibat dalam penyalahgunaan narkba, khususnya perdagangan ilegal narkotika dan psikotropika. Hal ini dikarenakan untuk menjadi penjual dan pengedar narkotika dan psikotropika tidak diperlukan keahlian khusus, sedngkan 10



keuntungan yang didapat sangat besar dibandingkan dengan bekerja secara wajar. Hal seperti



ini



yang



terkadang



dijadikan



seseorang



sebagai



alasan



mengapa



ia



menyalahgunakan narkoba. 2. Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba Berdasarkan Cabang Geografi Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, menjadikan pelabuhan laut sebagai pintu gerbang keluar masuk barang dari negara atau daerah lain, tidak terkecuali narkoba. Sekitar 80 persen peredaran narkoba terjadi di perairan Indonesia. Pelabuhan rakyat yang berada di pulau terluar maupun daerah perbatasan menjadi incaran para pengedar jaringan internasional. Biasanya mereka melalui kapal besar dan kecil atau perahu kecil yang mendatangi perahu besar di tengah laut. Penyalahgunaan narkoba semakin merajalela terutama di kota-kota besar yang merupakan tempat terjangkitnya wabah narkoba yang seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Akhir- akhir ini penyalahgunakan tidak saja menjadi kendala di kota-kota besar tetapi meramba ke desa- desa. 3. Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba Berdasarkan Cabang Psikologi. Psikologi juga dapat memperngaruhi seseorang dalam menyalahgunakan narkoba. Seseorang yang memiliki konsep diri dan harga diri yang rendah biaanya terjebak pada penyalahgunaan Napza. Selain itu tingkah laku antisosial menjadikan kesulitan untuk mengontrol impuls, tidak menghargai kebiasaan-kebiasaan konvesional (umum), independen, agresif menyalahgunakan obat-obat dan memiliki kemungkinan lebih besar menyalahgunakan obat- obatan. Disamping itu juga depresi merupakan faktor kepribadian yang selalu berhubungan penyalahgunaan narkoba karena mereka menganggap bahwa narkoba adalah tempat yang nyaman untuk lari melupakan sejenak permasalahan hidup. 4. Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba Berdasarkan Cabang Sosiologi Penyabab maraknya penyalahgunaan narkoba adalah karena kurangnya perhatian lingkungan sekitar yang menyebabkan seseorang tersebut merasa sudah tidak ada hal atau jalan lain untuk menyelesaikan masalah. Selain itu kurangnya dukungan sosial yang memadai dari keluarga,sekolah, dan masyarakat, dan ketidakmampuan menghadapi masalah menyebabkan mencari penyeleaian pada narkoba. Manusia merupakan makhluk 11



individu dan juga makhluk sosial. Seseorang anak yang menginjak usia remaja mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Disamping itu juga lingkungan yang individualistik dalam kehidupan kota besar cenderung kurang peduli dengan orang lain, sehingga setiap orang hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa perduli dengan orang sekitar.



Akibatnya



banyak individu dalam



masyarakat



kurang peduli dengan



penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas. Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Hal ini disebabkan antara lain karena menjadi syarat kemudajan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok. Kelompok atau Genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk mengkonsumsi narkoba. 5. Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba Berdasarkan Cabang Sejarah Orang yang terbiasa hidup mewah kerap berupaya menghindari permasalahan yang lebih rumit. Biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, praktis, atau membutuhkan waktu yang singkat sehingga akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan kesenangan melalui penyalahgunaan narkoba yang dapat memberikan rasa euphoria secara berlebihan. Selain itu biasanya penyalahgunaan narkoba juga dapat terjadi dalam 1 keluarga, yang artinya sudah menjadi hal yang biasa dalam 1 keluarga itu menyalahgunakan narkoba, bisa jadi faktor ekonomi atau faktor ingin tahu yang kuat yang terjadi dalam 1 keluarga itu. Sehingga memungkinkan untuk merambat ke keluarga yang lainnya. E. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol 1. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Ekonomi. Keadaan ekonomi yang tinggi maupun yang rendah dapat menyebabkan remaja menjadi nakal, pada keluarga yang berekonomi tinggi mungkin karena orang tua selalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan luarnya bahkan terlalu asik mengejar materi sedangkan di kalangan ekonomi rendah bisa terjadi akibat terlalu sibuk mencari nafkah tambahan sehingga lupa menyediakan waktu untuk keperluan pendidikan anaknya. 12



2. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Gografi. Maraknya minum-minuman beralkohol tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, di perdesaan pun banyak pengonsumsi minuman tersebut, dikarenakan didesa sudah banyak terjalinnya transportasi antar desa dan kota, sehingga dengan mudah mendapatkan minuman beralkohol. Dan kurangnya pembelajaran tentang bahayanya minuman beralkohol membuat desa tidak adanya larangan meminum alkohol. 3. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Psikologi. Faktor Internal adalah Satu hal yang menyebabkan remaja bertingkah tertentu yang datang dari dirinya sendiri. kenakalan remaja( minum-minuman berakhohol juga datang dari dalam diri, mereka mempraktekan konflik batinnya untuk mengurangi beban-beban yang mereka rasakan dari dalam jiwa lewat tingkah laku yang agresif, implusif dan primitive. Karena itu kejahatan mereka berkaitan dengan temperamen, konstitusi, jiwa, yang semrawut,konflik batin dan frutasi yang akhirnya di tampilkan secara spontan( minumminuman berakhohol). Dari pendapat Kartini Kartono menjelaskann keadaan psikologis remaja yang mengalami kegoncangan di bawah usia 21 tahun yang banyak melakukan kenakalan remaja. Faktor yang sering membuat seseorang minum-minuman berakhohol adalag Frustasi, Gangguan berfikir, kecewa dan masih banyak lagi. 4. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Sosiologi. Kartini Kartono berpendapat bahwa faktor eksternal adanya tindak kenakalan remaja adalah semua perangsang dan pengaruh dari luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada anak-anak remaja (Kartono,2011:111). Faktor ini disebut pula faktor sosial yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Rendah diri, rendah diri dalam pergaulan masyarakat, karena tidak dapat mengatasi perasaan tersebut maka untuk menutupi kekurangan dan agar dapat menunjukan eksistensi dirinya. Maka menyalah gunakan minuman keras sehingga dapat merasa mendapatkan apa yang diangan-angankan antara lain lebih aktif, lebih berani dan sebagainya. Emosional, 13



emosi remaja pada umunnya masih labil apabila pada masa puberitas, pada masa tersebut biasanya ingin lepas dari ikatan aturan-aturan yang diberlakukan oleh orang tua untuk memenuhi kehidupan peribadinya, sehingga hal tersebut menimbulakn konflik pribadi. Dalam upaya untuk melaksanakan konflik pribadi tersebut ia mencan pelarian dengan minum-minuman keras dengan tujuan untuk mengurangi ketagihan dan aturan yang diberikan oleh orang. Selain itu juga Lingkungan Sosial Masyarakat Dalam pengertian ini dibatasi pada lingkungan dimana kalangan remaja tinggal, dalam pergaulan masyarakat terjadi interaksi beranekaragam kepribadian dan pandangan hidup, hal ini sangat mempengaruhi sikap dan tingkah laku remaja. Apabila pergaulannya buruk, maka mudah sekali remaja tersebut untuk meminum-minuman berakhohol,sebab dari pergaulan itulah seseorang akan ikut-ikutan. 5. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Sejarah. Di perdesaan sudah merupakan suatu hal yang biasa dan turun temurun mengonsumsi minuman beralkohol, suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa memang masyarakat di perdesaan



mayoritas



mengonsumsi



minuman-



minuman



beralkohol



dan



yang



mengonsumsi ini bukan hanya para orang tua atau orang dewasa tetapi kebiasaan buruk ini juga telah dilakukan oleh anak-anak muda, remaja-remaja yang masih duduk dibangku SMA dan yang menyebabkan adalah karena banyaknya minuman- minuman beralkohol yang dijual bebas seperti bir, jenefer, bir bintang, arak, kameko dan inilah yang menjadi faktor pendukung kenapa masyarakatnya mengonsumsi minuman keras ini. F. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat 1. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Ekonomi. Nilai-nilai dan norma kehidupan masyarakat sekarang ini mulai luntur. Apalagi nilai-nilai kesederhanaan semacam ini sudah jarang ditemui. Masyarakat cenderung memiliki sifat sombong atas gaya hidup yang mereka jalani, karena gaya hidup mewah maka masyarakat akan mencoba untuk memamerkan apa yang mereka miliki kepada orang lain disekitarnya. Sehingga orang lain akan tergerak hatinya untuk memiliki barang-barang tersebut tanpa melihat kondisi ekonominya yang paling penting bagi mereka adalah dapat memiliki



14



barang-barang tersebut seperti yang dimiliki oleh teman-temannya atau tetangganya yang bergaya hidup barat. Kebanyaan dari masyarakat yang bergaya hidup barat adalah masyarakat yang memiliki perekonomian sangat baik. Mereka sangat mampu untuk mengikuti trend kebaratan, oleh karena itu tidak ada halangan bagi mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Masyarakat



dengan



perekonomian



baik



menghabiskan



waktu



mereka



dengan



mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Jadi bisa dikatakan bahwa kelompok masyarakat pemboros ini menjadikan gaya hidup sebagai bagian dari diri mereka dengan maksud untuk meningkatkan status sosial, entah itu mereka lakukan dengan sadar atau tidak sadar dan mereka berlomba-lomba untuk memanfaatkan barang yang dinilai bernilai tinggi saat ini.



2. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Geografi. Letak geografis Indonesia yang strategis selalu menjadi persimpangan lalu lintas dunia, baik lalu lintas udara maupun laut. Selain itu, Indonesia juga menjadi titik persilangan kegiatan perekonomian dunia, terutama perdagangan antara negara-negara industri dan negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya, Indonesia menjadi titik persilangan perdagangan antara Jepang, Korea, RRC dengan negara-negara di Afrika, Australia dan Eropa. Oleh karena itu sangat mudah bagi bangsa luar untuk memasukan barang ke indonesia. 3. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Psikologi. Setiap orang mempunyai kepribadian dan konsep diri yang berbeda yang akan mempengaruhi perilaku membeli. Kepribadian adalah ciri –ciri psikologis yang membedakan seseorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Sedangkan konsep diri merupakan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri atau bagaimana seseorang ingin memposisikan dirinya sendiri. Konsumen memandang dirinya sebagai manusia yang berkepribadian tinggi tentu menginginkan produk yang sesuai tentu menginginkan produk yang sesuai dengan



15



kepribadian itu sendiri. Apabila seseorang berkepribadian yang suka akan kemewahan maka ia akan bergaya hidup barat dengan produk-produk luar. 4. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Sosiologi. gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti menirumodel pakain yang biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku, misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dan sebagainya. Dalam pergaulan seseorang dengan kelompok bisa menjadi faktor pendorong seseorang tersebut mengikuti gaya hidup barat. Kelompok orang ini konsumtif dalam bergaya hidup barat sehingga akan membuat orang yang bergaul dengan mereka akan mengikutinya, bisa juga karena terpengaruh oleh pemikirannya. 5. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Sejarah. Perkembangan teknologi yang begitu pesat. Teknologi yang lebih maju membuat masyarakat mudah untuk mengakses berbagai kebudayaan barat tanpa adanya filter sama sekali. Oleh karena itu, kebanyakan orang terobsesi bergaya hidup barat hingga melunturkan gaya hidup lokal. Akibatknya semua bisa mengikuti gaya hidup barat dan semakin menyebarkan pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal. Faktor lain yaitu karena sudah menjadi kebiasaan warga hidup dengan kebarat- baratan, sehingga sampai detik ini hal itu akan selalu terjadi dan tidak akan pernah hilang dari Indonesia. Karena sudah pasti terjadi.



G. Generalisasi Masalah Sosial Kriminaltias 1. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Ekonomi. Pengangguran atau kemiskinan dapat menyebabkan tingkat stres dan penyakit mental yang tinggi yang pada akhirnya menyebabkan individu untuk mengadopsi perilaku kriminal. Ini juga menyebabkan orang miskin merasa lebih layak untuk melakukan kejahatan. Tidak hanya adanya perekonomian yang rendah saja, melainkan ketika perekonomian meningkat dan semakin banyak penghasilan maka ada peluang manfaat yang lebih besar bagi para 16



pelaku kriminal (penjahat) seperti tindak pencurian dan perampokan. Ini juga berarti bahwa daerah yang lebih kaya lebih menarik bagi pelaku kriminal. Peningkatan pendapatan inilah memberikan lebih banyak peluang bagi tindak pidana karena besarnya jumlah barang curian, yang dikenal sebagai efek peluang . 2. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Geografi. Operasi kejahatan dilakukan bervariasi dari berbagai jenis kejahatan. Pada kejahatan pencopetan misalnya, tempat-tempat keramaian atau fasilitas ekonomi (pasar, pertokoan, Transportasi). Sedangkan pencurian kecil sering terjadi pada permukiman kelas menengah dan bawah karena sistem keamanannya yang relatif kurang. Sehingga memungkinkan tindakan



kriminalitas



terjadi



di



daerah-daerah



tersebut



karena



secara



geografis/lingkungannya teridentifikasi berpeluang besar. 3. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Psikologi. Perilaku kriminal/kejahatan yang dilakukan oleh orang di sekitar mekanismenya diperoleh melalui pemaparan , lalu terjadi pengulangan paparan yang disertai dengan penguatan atau reward; sehingga semakin mendukung orang untuk mau meniru perilaku kejahatan yang mereka lihat. Contohnya: jika anak mengamati orang tuanya mencuri dan memahami bahwa mencuri uang menimbulkan reward positif (punya uang banyak untuk bersenangsenang); maka anak akan mau meniru perilaku mencuri. Di sisi lain, perilaku yang tidak diikuti dengan reward atau menghasilkan reaksi negatif maka anak belajar untuk tidak melakukan; atau dengan kata lain meniru untuk tidak mengulangi agar menghindari efek negatif. Dalam perspektif ini percaya bahwa manusia memiliki kapasitas berpikir aktif yang mampu memutuskan apakah akan meniru atau tidak mengadopsi perilaku yang mereka amati dari lingkungan sosial mereka. 4. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Sosiologi.



17



Sebagai makhluk sosial, amat sangat penting bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar kita. Namun pergaulan yang terlalu bebas bisa menimbulkan tindakan kejahatan. Kita seharusnya dapat memilah mana teman yang akan berdampak baik bagi kita dan mana teman yang akan berdampak buruk bagi kita. Hingga saat ini kasus-kasus kejahatan seperti pelecehan, perampokan, narkoba, mabuk-mabukan adalah berasal dari sini. Perilaku jahat dibentuk oleh lingkungan yang buruk dan jahat, kondisi sekolah yang kurang menarik dan pergaulan yang tidak terarahkan oleh nilai-nilai kesusilaan dan agama. Penyebab kejahatan inilah dikarenakan dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya, baik lingkungan keluarga, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan serta penemuan teknologi. Secara sosiologis mengarahkan kita bahwa orang memiliki kecenderungan bisa melakukan kejahatan karena proses meniru keadaan sekelilingnya atau yang lebih dikenal dengan proses imitation.



5. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Sejarah . Kejahatan dilakukan tidak hanya berasal dari pengangguran, dropout atau putus sekolah, dan broken home, akan tetapi kejahatan karena profesi seringkali dilakukan oleh pejabatpejabat negara, dimana dewasa ini pejabat pemerintah yang sering dan banyak melakukan tindakan kejahatan korupsi, baik korupsi tingkat rendah atau korupsi besar-besaran. Dengan demikian, kasus kriminalitas bisa saja karena pengaruh orang-orang yang bertindak kejahatan tetapi merasa aman dari ancaman.



H. Generalisasi Masalah Sosial Hoax 1. Generalisasi Masalah Sosial Hoax Berdasarkan Cabang Ekonomi. Sindikat kejahatan dunia maya (cyber crimes) bernama Saracen beberapa hari ini memperoleh perhatian publik karena memanfaakan media sosial (medsos) berbasis internet sebagai ladang bisnis untuk mengeruk uang. Modus operandinya menyebarkan berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech) berupa penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, memprovokasi, dan menghasut.



18



Tujuannya untuk menciptakan permusuhan dan konflik sosial berbasis suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA). Sindikat memanfaatkan momen politik dengan menyusun proposal agar didanai para sponsor gelap. Nilainya ratusan juta rupiah hanya dalam beberapa bulan. Mungkin golongan orang-orang yang menyebarkan uang ingin mendapatkan uang karena faktor perekonomian yang menurutnya kurang. 2. Generalisasi Masalah Sosial Hoax Berdasarkan Cabang Geografi. Letak Indonesia secara geografis yang strategis sehingga menimbulkan pengaruh bagi Indonesia, secara ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu menjadi jalur penyiaran dan perdagangan yang memungkinkan apabila bangsa asing datang ke Indonesia menyebarkan berita hoax hingga berita tersebut akan tersebar di seluruh Indonesia. Penyebaran berita hoax ini akan menjadi pemberitaan yang akan dibicarakan oleh orang ke orang ataupun kelompok. Sehingga penyebaran berita hoax akibat masuknya bangsa asing yang menyebarkan, membuat Indonesia kemakan berita hoax tersebut. 3. Generalisasi Masalah Sosial Hoax Berdasarkan Cabang Psikologi. Penyebaran berita bohong atau sering disebut hoax kini tengah menjadi persoalan yang cukup serius di Indonesia. Pasalnya, hoax menjadi salah satu pemicu fenomena putusnya pertemanan, gesekan, dan permusuhan. Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki. Misal seseorang memang sudah tidak setuju terhadap kelompok tertentu, produk, atau kebijakan tertentu. Ketika ada informasi yang dapat mengafirmasi opini dan sikapnya tersebut, maka ia mudah percaya. Secara natural, perasaan positif akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang mengafirmasi apa yang dipercayai. Perasaan terafirmasi tersebut juga menjadi pemicu seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoax ke pihak lain. 4. Generalisasi Masalah Sosial Hoax Berdasarkan Cabang Sosiologi. Media sosial kemudian menjadi ruang baru bagi masyarakat dalam menjalin interaksi dan relasi sosial. Melalui media sosial, jarak menjadi tiada arti. Individu dapat menjalin interaksi dengan individu lain kapanpun dan dimanapun mereka berada, tanpa harus memikirkan jarak dan waktu. Media sosial dijadikan individu sebagai ajang untuk mengekspresikan diri mereka sekaligus arena untuk mengemukakan pendapat mereka.



19



Namun interaksi itu terkadang menimbulkan maalah negatif dengan mnyebarkan berita bohong atau hoax. Berita-berita hoax yang viral dan menyebar di masyarakat justru semakin menjadi budaya konsumsi masyarakat virtual. Dalam penyebaran informasi, masyarakat tidak lagi mengecek sumber kebenaran dari informasi tersebut. Namun lebih berupaya untuk langsung menyebarkannya kepada masyarakat umum. Sehingga, dalam hitungan detik informasi yang belum jelas kebenarannya telah tersebar kejutaan umat manusia. Perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan sifat kritis dari masyarakat membawa mereka terjerumus kedalam provokasi dan ujaran yang disampaikan oleh pembuat berita hoax. Dengan lemahnya sifat kritis masyarakat dalam menyikapi informasi yang menyebar melalui media sosial turut membawa mereka pada jalur untuk terus mengkonsumsi berita tersebut sebagai konsekuensi negatif dari teknologi digital akibat globalisasi. Berdasarkan paparan diatas, tulisan ini mengkaji mengenai berita hoax sebagai budaya konsumsi baru masyarakat virtual yang semakin mengalami kekaburan antara yang nyata dan maya.



5. Generalisasi Masalah Sosial Hoax Berdasarkan Cabang Sejarah. Hoax kerap diperbincangkan di media massa maupun media sosial, karena dianggap meresahkan publik, dengan informasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Hoax selalu tesebar karena ketidakmampuan publik mengidentifikasi informasi faktual dengan hoax. Hal tersebut didasarkan pada keterlalu-percayaan publik terhadap sumber informasi atau informasi itu sendiri, kecenderungan politik juga berkontribusi terhadap kepercayaan publik terhadap suatu isu yang belum diidentifikasi kebenarannya. Dari berbagai temuan penelitian yang menjadi sumber studi ini dapat digarisbawahi bahwa jalan utama untuk mengantisipasi hoax adalah membangun kompetensi publik dalam menghadapi luapan banjir informasi



20



BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Masalah sosial adalah keadaan yang dianggap oleh anggota masyarakat yang berpengaruh sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, dan memerlukan tindakan kelompok untuk menyelesaikannya. Ditinjau dari sudut ilmu sosial bahwa masalah-masalah sosial timbul akibat proses proses perubahan sosial (social change) dan perunahan kebudayaan (culture change). Perubahan sosial dan kebudayaan ini adalah proses-proses yang secara tetap dan terus menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung dengan tenag ataupun berlangsung dengan kekacauan. Jadi pada dasarnya, masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Dalam makalah ini membahas 8 masalah sosial yaitu, kemiskinan, kebodohan, penyalahgunaan narkoba, hedonisme, menim- minuman berakhohol, gaya hidup adab barat, kriminalitas, dan hoax. Masing- masing masalah sosial ini di generalisasikan melalui 5 cabang ilmu sosial yaitu ekonomi, geografi, psikologi, sosiologi, dan sejarah. B. Saran Saya berharap dengan membaca makalah ini seseorang dapat mengetahui Generalisasi Masalah- masalah sosial melalui 5 cabang ilmu sosial. Mungkin makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon saran dari dosen pengampu dan teman- teman, supaya kedepannya saya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.



21



DAFTAR PUSTAKA



https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-dan-bentuk-ketimpangan-sosial https://sportinggoodmedia.wordpress.com/2018/10/12/faktor-faktor-penyebab-kemiskinan/ https://wartaeq.com/ranah-kemiskinan-dalam-balutan-psikologis/ http://bengkelmakalah.blogspot.com/2016/10/makalah-tentang-kebodohan.html https://ejournal.ps.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2019/12/01_format_artikel_ejournal_mulai_hlm_Ganjil%20(12-17-19-0948-55).pdf http://repository.unair.ac.id/68116/1/Fis.S.08.17%20.%20Pra.p%20-%20JURNAL.pdf http://lib.unnes.ac.id/628/1/1224.pdf http://digilib.uinsgd.ac.id/3943/4/4_bab1.pdf



22