Geoscience Lapangan Panas Bumi Awi Bengkok G [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Geoscience Lapangan Panas Bumi Awi Bengkok G. Salak Tanggal: Friday, 10 June 2005 Topik: Geologi Pada tahun 1982, Unocal Geothermal Indonesia menandatangani Joint Operation Contract (JOC) dan Energy Sales Contract (ESC) untuk eksplorasi panas bumi dan pengembangannya dengan area seluas 117.650 hektar di G. Salak Jawa Barat, dengan besarnya kapasitas 165 MW. Unocal bertanggungjawab untuk menyuplai uap kepada Pertamina, yang kemudian menjualnya ke PLN untuk pembangkitan listrik. Perusahaan tersebut mencatat bahwa lapangan tersebut bisa menyuplai energi panas bumi kepada pembangkit listrik dengan kapasitas 400 MW. PLN dan Unocal mencapai persetujuan mengenai harga uap yaitu US $0.047/kWh. Hal tersebut memungkinkan Unocal untuk melakukan aktifitas eksplorasi dan pengembangan selama 7-10 tahun. Kemudian pada November 1994, Unocal dan partner lokal, Nusamba, menandatangani perjanjian ESC dengan PLN dan JOC dengan Pertamina untuk kontruksi penambahan pembangkit listrik berkapasitas 165 MW. Tiga unit 55 MW mulai beroperasi tahun 1997. Dibawah perjanjian awal, Unocal mengoperasikan unit - unit ini selama 15 tahun, dan kemudian mentransfer pengoperasiannya kepada PLN. Unocal akan meneruskan penjualan uap panas bumi untuk pembangkit listrik selama 30 tahun pembangkit tersebut beroperasi. Unocal menghabiskan sekitar US $380 juta dalam pembangunan sumberdaya panas bumi untuk 3 pembangkit baru tersebut. Total pembangkit listrik yang ada di lapangan Awibengkok G. Salak berjumlah 6 unit dengan masing - masing berkapasitas 55 MW. Beberapa penelitian telah dilakukan di Lapangan Panas Bumi Gunung Salak, Jawa Barat diantaranya Stimac & Sugiaman 2000, Hulen dkk 2000, Cumming & Mulyadi 1984, Simanjuntak 1995 dan Pertamina-Unocal-PLN 1995. 1. Fisiografi Lapangan Panas Bumi Awibengkok Lapangan panasbumi Awibengkok terletak di dalam Komplek Gunungapi Gagak-Perbakti di Jawa bagian barat. Kompleks ini merupakan bagian dari busur vulkanik Sunda yang aktif, yang memanjang dari Sumatera sampai Flores. Beberapa studi tektonik regional menunjukkan orientasi penunjaman lempeng di daerah Jawa Barat berarah N 3o W sampai N 11o E hampir tegak lurus dengan sumbu pegunungan di Jawa Barat. Indikator tekanan menunjukkan tekanan horsiontal maksimum memiliki orientasi arah utara yang bersifat paralel dengan penunjaman di daerah ini (Gambar 3.2).



Gambar 3.2. Kerangka tektonik regional Lapangan Panas Bumi Awibengkok (Stimac dan Sugiaman, 2000). 2. Geologi Lapangan Awibengkok, G. Salak Lapangan panas bumi Awibengkok terletak pada daerah yang dikelilingi oleh gunung api dengan elevasi antara 950 sampai 1500 m di atas permukaan laut. Puncak tertinggi adalah G. Salak, G. Gagak, G. Perbakti, dan G. Endut yang merupakan gunung api andesit tidak aktif. Pegunungan ini membatasi lapangan di bagian utara, timur dan selatan (Gambar 3.3). Bagian barat dari lapangan panas bumi merupakan daerah perbukitan rendah di sekitar kaldera Cianten. Berdasarkan dating K-Ar dan 40Ar/39Ar gunungapi-gunungapi tersebut terbentuk sekitar 0.86 - 0.18 jtl. Berdasarkan geomorfologi diperkirakan terjadi runtuhan (collapse) besar kira-kira pada 0.24 jtl. Tuf dan lava yang berumur 0.28-0.36 jtl sebagian mengisi runtuhan kawah Kiaraberes dan mengalir ke arah barat dan barat daya. Batuan vulkanik termuda pada daerah reservoir terdiri dari kubah silisik, lava, dan sekuen tefra yang membentuk arah utara-timur laut di bagian timur lapangan panasbumi. Batuan ini berumur 0.24-0.04 jtl dan memiliki komposisi dasit sampai riolit. Unit vulkanik termuda adalah tefra yang dikenal dengan "orange tuff". Tuf riolitik ini tersebar hampir di seluruh area lapangan panas bumi. Di atas tuf ini diendapkan breksi hidrotermal yang berdasarkan dating C14 memiliki umur 8400 tl. Hasil dating ini menunjukkan umur tuf berkisar dari 40000 sampai 8400 tl. Breksi ini dihasilkan oleh proses letusan freatik secara intermiten yang terjadi sekitar 8400 tl. Endapan ini terpusat di Kawah Cibeureum dengan variasi ketebalan 4 sampai 10 m (Gambar 3.3).



Gambar 3.3. Peta Geologi Lapangan Panas Bumi Awibengkok (Stimac dan Sugiaman, 2000). Berdasarkan data cutting, data core, stratigrafi dan litologi dapat dibagi dari tua ke muda di lapangan panas bumi Awibengkok menjadi 4 formasi yaitu (Gambar 3.4 dan 3.5): 



Batuan tertua adalah batuan karbonat laut dan dangkal sedimen klastik (terdiri dari mudstone dan sandstone dengan kelimpahan klastik vulkanik dan tuf).











Batuan ini memiliki porositas dan permiabilitas rendah, serta sedikit mengalami alterasi. Kumpulan fosil yang ada menunjukkan karateristik lingkungan pengendapan laut dangkal pada umur Miosen awal sampai akhir. Lower volcanic formation terdiri dari lava dengan komposisi andesitik sampai basaltik dan breksi (hyaloclastite) dengan tuf silisik dan tuf aliran di atasnya Sebagian dari formasi ini mengalami perselingan dengan batuan di bawahnya. Batuan vulkanik ini menunjukkan kejadian awal dari magmatisme kalk-alkalin pada daerah intermediate dengan lingkungan pengendapan laut sampai darat. Adanya sekuen silisik menunjukkan fasa terminal dari peristiwa awal pembentukan gunung api strato di daerah tersebut. Sebagian dari formasi ini menjadi reservoir panas bumi di bagian barat. Middle Volcanic Formation terdiri dari lava dengan komposisi adesitik sampai dasitik, tuf, dan aliran debris. Lingkungan pengendapan dari formasi ini adalah darat. Formasi ini menerangkan fasa awal dari pembentukan gunung api tipe strato yang ada di daerah lapangan. Sebagian besar formasi ini menjadi reservoir panas bumi di bagian timur.



Kemudian formasi ini di bagi lagi menjadi 5 zona stratigrafi (Gambar 4) yaitu :    











Zona 1 terdiri dari terdiri dari lahar andesitik Zona 2 terdiri dari lahar dengan komposisi dasit, aliran batuan, autobreksiasi, dan tuf. Zona ini juga disebut "middle dacite", yang merupakan horizon marker. Zona 3 terdiri dari terdiri dari lahar andesitik Zona 4 terdiri dari tuf andesitik dimana 95% telah teralterasi menjadi lapisan silikat dan capuran lempung dan klorit dengan warna hijau keabuan sampai merah gelap. Ketebalan dari zona ini adalah 21 m dan bersifat sebagai tudung dari fluida panas yang naik ke permukaan. Zona 5 terdiri atas batuan vulanik andesitik. Pada zona ini 1/3 bagiannya terdiri lahar tebal dan 2/3 bagian lainnya terdiri dari ratusan perselingan lahar, autobreksi, tuf, dan batu pasir yang tipis. Berdasarkan data FMS, zona ini memiliki kemiringan