Gerontik Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AGING PROCESS THEORY (Psicological Theory)



OLEH : 1. Nike fitri amalia (0118027) 2. Yati Novita Sari ( 0118044 )



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah dengan judul “AGING PROCESS THEORY “ disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah keperawatan Gerontik. Melalui makalah ini, saya berharap agar saya dan pembaca mampu memahami dengan baik tentang keperawatan gerontik dengan AGING PROCESS THEORY. Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan pengetahuan serta perkembangan wawasan yang cukup bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.



Mojokerto, 21 Nopember 2021



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPIL DEPAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Rumusan masalah BAB II TEORI A. Aging B. Definisi aging C. Mekanisme pada aging D. Teori proses menua E. Aspek psikologis F. Kepribadian, intelegensia, dan sikap G. Batasan usia lanjut H. Perubahan yang terjadi pada lansia BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Proses menua adalah wajar dan terjadi pada semua manusia yang hidup. Tidak ada yang dapat lolos dan menghindarinya selama ia sakit ataupun meninggal pada usia muda. Secara wajar proses ini akan berlangsung tidak ada satupun manusia yang dapat awet muda ataupun lebih sakral lagi hidup abadi. Menjadi tua, dengan pasti akan di ikuti oleh perubahan fisik dan psikis. Faktor lingkungan, personal, kehilangan pasangan, ditinggal anak, tidak sekuat ketika muda dan penyakit menjadi hal yang di takuti lansia. Sehingga melakukan persiapan ataupun mengetahui hal apa yang akan terjadi diusia tua menjadi suatu yang sangat harus di ketahui oleh seorang manusia menjelang usia tuanya. Termasuk perawat yang memberi asuhan keperawatan kepada manusia dan lansia. Penyakit tidak hanya menjadi masalah bagi lansia, selain karena faktor fisik yang mulai lemah, bahkan kehilangan sel-selnya yang semakin berkurang setiap hari maka pasti waktu-waktu iniakan selalu dekat dengan yang namanya sakit ataupun penyakit. B. Tujuan 1. Tujuan umum Berdasarkan latar belakang di atas, urgensi bagi seorang perawat untuk mengetahui keadaan fisik ataupun psikososial pada usia lansia, bagaimana terjadinya proses menua sebgaia suatu fase yang pasti di lewati oleh setiap manusia 2. Tujuan khusus a. Mengetahui proses menua terjadi pada manusia b. Mengetahui penyakit apa saja yang dapat timbul pada masa tua c. Mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa tentang proses penuaan C. Rumusan masalah 1. Bagaimana kondisi fisik dan psikis dewasa akhir dan lansia ? 2. Bagaimana proses penuaan dapat terjadi pada seorang manusia ?



3. Penyakit apa saja yang rentan terjadi pada manusia pada saat lansia sebgaai bagian dari proses penuaan ?



BAB II LANDASAN TEORI A. Aging Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan dalah apa yang membuat tua dan ketik laju kegagalan meningkat bersama dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah, dan kadang sekarat (gavrilov 2004). Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu penurunan fungsi biologik dari usia kronologik. Aging tidak dapat dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan berbeda, tergantung dari susunan genetik seseorang, lingkungan dan gaya hidup, sehingga aging dapat terjadi lebih dini atau lambat tergantung kesehatan individu masing-masing (fowler 2003). B. Definisi aging Definisi aging menurut A4M (american academy of anti aging medicine) adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang behubungan dengan aging normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat di ubah dengan intervensi kedokteran yang tepat (klatz, 2003). Webster’s new world dictionary mendefinisakan aging sebagai proses menjadi tua atau meninjukkan tanda-tanda menjadi tua. Kenyataan aging dapat di bagi menjadi dua konsep yang berbeda yaitu -



Usia kronologis



-



Usia biologis Pada saat merayakan hari ulang tahun (merayakan usia kronologis), kadang benar bahwa penampilan sistem tubuh seseorang, dari fungsi mental hingga penampilan seksual sampai kekuatan fisik, lebih baik atau lebih buruk dari yang di perkirakan jika di bandingkan dengan orang yang seusianya ( ini adalah contoh usia biologis) (goldman dan klatz, 2007;pankahila,2007).



C. Mekanisme pada aging Proses penuaan ditandai penurunan energi selular yang menurunkan kemampuan sel untuk memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena yaitu -



Penurunan fisiologik ( kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya)



-



Peningkatan penyakit



(fowler,2003) Menurut fowler (2003), aging adalah suatu penyakit dengan karakteristik yang terbagi menjadi 3 fase yaitu : 1. Fase subklinik Kebanyakan hormon mulai menurun : testosterin, growth hormone(GH), dan estrogen. Pembentukan radikal bebas yang dapat merusak sel dan DNA ,mulai mempengaruhi tubuh seperti diet yang buruk, stress, polusi, paparan radiasi berlebihan ultraviolet dari matahari. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar. Individu akan akan tampak dan merasa normal tanpa ada tanda dan gejala dari aging atau penyakit. Bahkan pada umumnya rentang usia ini di anggap usia muda dn normal. 2. Fase transisi (usia 34-45 tahun) Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25%, kehilangan masa otot yang mengakibatkan kehilangan kekuatan energi serta komposisi lemak tubuh yang meninggi. Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin, meningkatnya resiko penyakit jantung, pembuluh darah dan obesitas. Pada tahap ini mulai muncul gejala klinis seperti penurunan ketajaman penglihatan-pendengaran, rambut putih mulai tumbuh, elastisitas dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun. Tergantung dari gaya hidup, radikal bebas merusak sel dengan cepat sehingga individu mulai merasa dan tampak tua. Radikal bebas mulai mempengaruhi ekspresi gen yang menjadi penyebab dari banyak penyakit aging termasuk kanker, artrhitis, kehilangan daya ingat, penyakit arteri koronaria dan diabetes. 3. Fase klinik (usia 45 tahun keatas) Orang mengalami penurunan hormon yang berlanjut, termasuk DHEA (dehydroepiandrosteron), melatonin, GH, testosteron, estrogen dan hormon tiroid. Tredapat juga kehilangan kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, dan mineral sehingga terjadi penurunan densitas tulang, kehilangan masa otot sekitar 1kg setiap 3 tahun, peningkatan lemak tubuh dan berat badan. Diantar usia 40 tahun dan 70 tahun, seorang pria



kemungkinan dapat kehilangan 20 pon ototnya, yang mengakibatkan ketidak mampuan membakar 800-1.000 kalori perhari. Penyakit kronis menjadi sanagt jelas terlihat, akibat sistem organ yang mengalami kegagalan. D. Teori proses menua 1. Teori biologi a.Teori Seluler Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dankebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuahsel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, laludiobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence &Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertianterhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sellebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan,sesuai dengan berkurangnya umur. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jikasel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yangsedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyatasepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalamikerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang burukkarena sistem sel tidak dapat diganti. b.Teori “Genetik Clock” Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk speciesspecies tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akanmenghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadimenurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia,meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yangkatastrofal.



Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakancara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaanharapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun,kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun)Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanyauntuk beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76tahun dan wanita 82 tahun (WHO, 1995)Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler,mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel inivitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelahsel dalam kultur dengan umur spesies. Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebutnukleus atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus.Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana,1994) d. Keracunan oksigen Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu. Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mengalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik (tortora dan anagnostakos, 1990). Membransel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik di dalam tubuh. Fungsi kompnen protein pada membransel yang sangat penting bagi proses di atas, do pengaruhi oleh regiditas membran tersebut.



e. Sistem imun Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian kemunduran kemampuan sistem yang tersiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau peribahan protein pasca translasi, dpat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (goldstein, 1989). Hasil dapat pula berupa reaksi antigen antiboodi yang luas mengenai jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. 2. Teori psikologis a. Teori pelepasan Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka untuk melepaskan diri dari masyarakat. b. Teori aktifotas Teori aktifitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyesuaian. E. Aspek Psikologis Akibat Lanjut Usia Aspek psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu pengertian yang umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuanmemori dan kecerdasan mental yang kurang. Penelitian tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori padalansia dalam kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah,



ternyatatidak mendukung gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia mempunyaicara berbeda dalam memecahkan masalah, bahkan mereka dapat melakukannyadengan baik walaupun kondisinya menurun. Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwalansia mengalami kemunduran mental yang substansil atau luas. F. Keperibadian, Intelegensia, Dan Sikap Meskipun sulit untuk mendefenisikan dan mengukur keperibadian, namun upaya ini tetap dilakukan untuk mengubah sedikit pemikiran tentang lansia. Walaupun mengalami kontroversi, tes intelegensia dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia (Cockburn & Smith, 1991). Hal ini tidak diungkapkan secara signifikan dan bahkan mungkin tidak berpengaruh secara nyata terhadap kehidupan lansia. Sikapnya tentu berbeda dengan sering bertentangan dengan sikap generasi yang lebih muda. Semua kelompok lansia sering kali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit untuk berubah. Satuhal pada lansia yang diketahui sedikit berbeda dari orang yang lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini menunjukkan bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep dan realitas kematian. Hal ini mungkin merupakan suatu gambaran adaptif pada penuaan. G. Batasaan umur lanjut usia Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi : 1. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. 2. Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun 3. Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun. 4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Depkes, membagi lansia sebagai berikut : 1. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas. 2. Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium. 3. Kelompok usia lanjut (65 th>) sebagai senium.



H. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia 1. Perubahan fisik  a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra dan extra seluler. b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalamrespon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran, presbiakusis, atrofi membran timpani, terj adinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratin. c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnyarespon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,meningkatny ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang. d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku ,kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahunsetelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnyakontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanandarah meningg. e. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehinggamenyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilanganelastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat.Kedalaman pernafasan menurun. f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendirdan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnyasensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asing. g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofisehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurunsampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadimeningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah,kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulitditurunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas



55 tahun. Padavulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering,elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali. h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksihormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosterone i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kela bu,sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadikeras dan rapuh. j. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabuterabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kram dan tremor. 2. Perubahan Mental Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat Pendidikan atau pengetahuan serta situasi lingkungan. Intelegensi diduga secara umum makin mundur terutama faktor penolakan abstrak mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu.Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis,timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak bergunalagi. Munculnya perasaan kurang mampu untuk mandiri serta cenderung bersifat entrovert. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. b. Kesehatan umum. c. Tingkat Pendidikan. d. Keturunan.



e. Lingkungan 3. Perubahan Psikososial Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pa da saat ini orang yang telah menjalani kehidupan nya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk masa pensiun dengan menciptakan bagi dirinya sendiri berbagai bidang minat untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Tetapi bagi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-teman yang akrab dan disingkirkan untuk duduk-duduk dirumah atau bermain domino di klub pria lanjut usia.Perubahan mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat mereka merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna. a. Minat Pada umumnya diakui bahwa minat seseorang berubah dalamkuantitas maupun kualitas pada masa lanjut usia. Lazimnya minatdalam aktifitas fisik cendrung menurun dengan bertambahnya usia.Kendati perubahan minat pada usia lanjut jelas berhubungan denganmenurunnya kemampuan fisik, tidak dapat diragukan bahwa hal haltersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor social. b. Isolasi dan kesepian Banyak faktor bergabung sehingga membuat orang lanjut usiaterisolasi dari yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu mengikuti aktivitas yang melibatkan usaha. Makin menurunnya kualitas organ indera yang mengakibatkan ketulian, penglihatan yang makin kabur, dan sebagainya. Selanjutnya membuat orang lanjut usia merasa terputus dari hubungan dengan orang-orang lain .Faktor lain yang membuat isolasi makin menjadi lebih parah lagi adalah perubahan sosial, terutama mengendornya ikatan kekeluargaan. Bila orang usia lanjut tinggal bersama sanak saudaranya, mereka mungkin bersikap toleran terhadapnya, tetapi jarang menghormatinya, Lebih sering terjadi orang lanjut usia menjadi terisolasi dalam arti kata yang



sebenarnya, karena ia hidup sendiri. Dengan makin lanjutnya usia, kemampuan mengendalikan perasaan dengan a kal melemah dan orang cenderung kurang dapa tmengekang dari dalam perilakunya. Frustasi kecil yang pada tahap usia yang lebih muda tidak menimbulkan masalah, pada tahap ini membangkitkan luapan emosi dan mereka mungkin bereaksi dengan ledakan amarah atau sangat tersinggung terhadap peristiwa-peristiwa yang menurut kita tampaknya sepele. c. Peranan Iman Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan orang yang sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam memandang akhir kehidupan dibanding orang yang lebih muda. Namun demikian, hampir tidak dapat disangkal lagi bahwa iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan rasa takut terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat. Keyakinan iman bahwa kematian bukanlah akhir tetapi merupakan permulaan yang baru  memungkinkan individu menyongsong akhir kehidupan dengan tenang dan tentram. 4. Perubahan spiritual a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan(Maslow,1970). b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihatdalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray danZentner,1970). c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Proses penuaan dapat di tinjau dari aspek biologis, sosial, dan psikologi. Teori teori biologik sosial dan fungsional lebih di temukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi mengenai proses menua dan pendekatan multidisiplin mengenai teori penuaan perawat harus memiliki kemampuan mensistensa berbagai teori tersebut dan menerapkan secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik ataupun mental dan aspek sosial. B. Saran Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.



DAFTAR PUSTAKA Capernito Lynda juall (2008), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , AlihBahasa Yasmin Asih EGC Jakarta C. Long barbara ( 2006) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses)Unit IV, V, VI Alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, IAPK Bandung Donges Marilyn E (2001), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa IMade Kariasa, EGC Jakarta Wahyudi Nugroho ( 2012), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta