Gga GGK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kesehatan masyarakat sekarang ini diperkirakan bahwa kejadian penyakit akibat insidensi diabetes dan hipertensi yang tinggi dipopulasi dan semakin bertambahnya jumlah orang yang lanjut usia merupakan penyakit yang paling sering mengakibatkan kompliksi pada penyakit gagal ginjal, baik gagal ginjal akut maupun kronis. Di Indonesia jumlah penderiata gagal ginjal setiap tahunnya meningkat yang disebabkan oleh pola hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi. Sejalan dengan hal itu penanganan gagal ginjal baik akut maupun kronik merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan, untuk memberikan pelayanan secara tepat dan efisien. Di Indonesia penyakit gagal ginjal kronik lebih banyak dijumpai didaerah perkotaan dari pada daerah pedesaan. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal secara mendadak, biasanya ditandai dengan peningkatan konsentrasi urea (azotemia) dan serum kreatinin; oliguria (kurang dari 500 cc dalam 24 jam), hiperkalemia dn retensi natrium sedangkan gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap-akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Suzanne & Brenda, 2002). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan GGA dan GGK? 2. Apa etiologi dari GGA dan GGK? 3. Apa manifestasi klinis dari GGA dan GGK? 4. Bagaimana perjalanan penyakit dari GGA dan GGK? 5. Apa komplikasi dari GGA dan GGK?



1



6. Apa penatalaksanaan media dari GGA dan GGK? 7. Bagaimana asuhan keperawatan dari GGA dan GGK? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Dapat mengetahui pengertian dari GGA dan GGK 2. Dapat mengetahui etilogi dari GGA dan GGK 3. Dapat mengetahui manifestasi klinis dari GGA dan GGK 4. Dapat mengetahui perjalanan penyakit dari GGA dan GGK 5. Dapat mengetahui komplikasi dari GGA dan GGK 6. Dapat mengetahui penatalaksanaan medis dari GGA dan GGK 7. Dapat mengetahui perjalanan penyakit dari GGA dan GGK



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA GGA 2.1 Pengertian GGA Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal secara mendadak, biasanya ditandai dengan peningkatan konsentrasi urea (azotemia) dan serum kreatinin; oliguria (kurang dari 500 cc dalam 24 jam), hiperkalemia dn retensi natrium. Gagal ginjal akut (GGA) mengacu pada kehilangan fungsi ginjal yang tiba-tiba (beberapa jam sampai beberapa hari) yang ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum. Meskipun tak ada batas pasti untuk BUN dan kreatinin yang dapat ditentukan, peningkatan BUN dari 15 sampai 30 mg/dl dan peningkatan kreatinin dari 1 sampai 2 mg/dl mengisyaratkan GGA pada pasien yang sebelumnya mempunyai fungsi ginjal normal. Pada pasien dengan penyakit ginjal sebelumnya, banyak hal yang dibutuhkan untuk menetapkan diagnosis karena perubahan kecil dalam



fungsi ginjal, tidak berhubungan dengan GAA, mungkin



dipertegas bila sudah terjadi kehilangan fungsi nefron. Kewaspadaan dini tentang diagnosa adalah penting karena angka kematian yang secara menetap tinggi (60-65%) yang berhubungan dengan GGA meski sudah tersedia hemodilaisa secara luas. Gagal ginjal akukt (GGA) merupakan kehilangan fungsi ginjal yang tiba-tiba dan reversibel. Ada tiga tipe GGA, yaitu kegagalan prerenal, intrarenal, dan pascarenal. 2.2 Anatomi dan Fisiologi Ginjal



3



2.2.1 Anatomi ginjal Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritoneum, di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transverses abdominalis, kuadratus lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Di sebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan dia anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Pada orang dewasa panjang ginjal 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. Sebanyak 95% orang dewasa memiliki jarak antara katup ginjal antara 11-15 cm. Perbedaan panjang kedua ginjal lebih dari kebanyakan penyakit ginjal dimanifestasikan dengan perubahan struktur. Permukaan anterior dan posterior katup atas dan bawah serta pinggir lateral ginjal berbentuk konveks, sedangkan pinggir medialnya berbentuk konkaff karena adanya hilus. Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus antara lain aretri dan vena renalis, saraf dan pembuluh gatah bening. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula tribosa mengilat, yang berikatan longgar dengan jaringan di bawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal. Bila sebuah ginjal diiris memanjang, akan tampak behwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis). 2.2.2 Fisiologi ginjal : a. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. b. Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). c. Mengatur keseimbangan asam basa.



4



d. Eksresi sisa hasil metabolisme zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing. e. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal mensekresi hormone rennin yang mempunyai



peranan



penting



mengatur



tekanan



darah



membentuk



eritropoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah. 2.3 Etiologi Untuk etiologi dari gagal ginjal akut (GGA) ini, dikelompokkan berdasarkan pembagiannya, yaitu gagal ginjal prerenal, intrarenal, dan pascarenal. 1. Gagal ginjal akut (GGA) Prerenal Merupakan kegagalan fungsi ginjal karena hipoperfusi, dimana terdapat pada 60% kasus. Lokasi dari GGA tipe ini yaitu pada penurunan aliran darah menuju ginjal. Penyebab GGA prerenal ini adalah : a. Penurunan suplai darah (penyebab umum) karena gangguan curah jantung yang rendah seperti disritmia jantung, syok kardiogenik, gagal jantung, dan infark miokard b. Hipovolemia karena luka bakar, diuretik, dehidrasi, perdarahan, syok sepsis, dan trauma c. Vasokonstriksi berat akibat DIC d. Dosis tinggi dopamine inhibitor ACE/ARB yang dikombinasikan dengan diuretic e. Ventilasi mekanis dengan PEEB 2. Gagal ginjal akut (GGA) Intrarenal



5



Merupaka kegagalan ginjal yaitu terjadinya gangguan struktur dan fungsional di dalam ginjal misalnya parenkim ginjal rusak. Kegagalan intrarenal ini terjadi pada 30-4-% kasus. Beberapa penyebab dari GGA intrarenal ini adalah: a. Kegagalan prerenal atau prerenal yang berkepanjangan b. NTA (nekrotis tubular akut) sebagai akibat dari : 



Hipotensi berkepanjangan pada pasca tindakan bedah







Hipovolemik dan infeksi pada pasien yang mengalami luka bakar







Hipotensi akibat trauma berat



c. Glomerulus akut d. Pielonefritis e. Substansi



nefrotoksik



seperti



pewarna



kontras



radiografi,



antibiotik



aminoglikosida, logam berat, analgesik, kemoterapi kanker seperti cisplatin f. Pelepasan mioglobin akibat trauma masif (rhabdomiolisis), sepsis, atau reaksi transfuse g. Sindrom hepatorenal 3. Gagal ginjal akut (GGA) Pascarenal Merupakan obstruksi aliran pada saluran urinaria dari ginjal sampai ke kandung kemih dan uretra. Juga aliran balik yang berdampak pada penurunan distensi LFG. Gangguan yang terjadi akibat sumbatan aliran kencing yang disebabkan oleh : a. Obstruksi di dalam ginjal yang disebabkan oleh endapan asam urat, kristal sulfanamida, dan kristal asam jengkol. b. Obstruksi bilateral saluran kencing yang disebabkan oleh batu saluran kencing, tumor ganas pada kandung kencing, kelenjar prostat, kolon dan servik serta uterus.



6



c. Fibrosis retroperitoneal. d. Tindakan bedah yang disengaja untuk mengikat/memotong ureter. e. Obstruksi uretra yang disebabkan oleh hipertropi prostat, striktura uretra dan kelainan katup uretra posterior. 1.4 Patofisiologi GGA prarenal Karena berbagai sebab pra-renal, volume sirkulasi darah total atau efektif menurun, curah jantung menurun, dengan akibat darah ke korteks ginjal menurun dan laju filtrasi glomerulus menurun. Tetapi fungsi reabsorbsi tubulus terhadap air dan garam terus berlangsung. Oleh karena itu pada GGA prarenal ditemukan hasil pemeriksaan osmolalitas urin yang tinggi >300 mOsm/kg dan konsentrasi natrium urin yang rendah