Hubungan Agama Dengan Pengetahuan Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HUBUNGAN AGAMA DENGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Study Keislaman Dosen Pengampu : Asep Bambang, M.Pd.



Disusun Oleh : Nabila



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) DARUL FATTAH BANDAR LAMPUNG 2021



1



BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Islam memandang ilmu pengetahuan dengan sangat positif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara ilmu pengetahuan dengan agama. Begitupun dengan hubungan ilmu pengetahuan sosial dengan agama. Namun, ilmu pengetahuan sosial yang ada sekarang dianggap, kurang mampu mengatasi permasalahan sosial yang timbul di era globalisasi. Hal tersebut dikarenakan dasar-dasar dan prinsip-prinsip yang dijadikan landasan dalam ilmu pengetahuan  sosial tersebut berasal dari filsafat Barat yang bertumpu pada logika rasional dan cara berpikir empirik. Salah satu upaya untuk mengatasi kebuntuan dari ilmu pengetahuan sosial yang sedperti itu, agama diharapkan dapat memberikan arahan dan perspektif baru,  sehingga kehadiran agama tersebut dapat terasa manfaatnya oleh para penganut agama. Akan tetapi hal yang demikian membawa kita pada suatu pertanyaan tentang bagaimanakah seharusnya agama itu ditampilkan; dan bagaimanakah sikap yang harus ditampilkan oleh kalangan agamawan. Berbeda dengan pemikiran diatas, tulisan ini berusaha mengemukakan pandangan ajaran Islam tentang kepeduliannya terhadap permaslahan sosial, pandangan ajaran Islam terhadap ilmu pengetahuan sosial, dan sumbangan serta peran yang dapan dilakukan kaum agamawan terhadap ilmuan sosial; dan begitupun sebaliknya sumbangan serta peran yang dapat dilakukan kaum ilmuan terhadap  kaum agamawan. 1. Rumusan Masalah A. Bagaimana pandangan Islam mengenai ilmu sosial? B. Bagaimanakah ilmu sosial yang bernuansa Islam? C. Bagaimana peran ilmu sosial dalam era globalisasi? 2. Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan pandangan Islam mengenai ilmu sosial. 2. Menjelaskan tentang ilmu sosial yang bernuansa Islam. 3. Menjelaskan peran ilmu sosial dalam era globalisasi. BAB II



2



PEMBAHASAN A. PANDANGAN AJARAN ISLAM TENTANG ILMU SOSIAL Sejak kelahirannya belasan tahun yang lalu islam telah tampil sebagai agama yang memberika perhatian pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara hubungan manusia dengan tuhan, antara hubungan manusia dengan manusia, dan antara urusan ibadah dengan urusan muamalah. Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan menjadi penting jika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman moden ini. Dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu potensi yang dapat menghancurkan martabat manusia, manusia dapat mengorganisasikan ekonomi, menata struktur politik, serta membangun peradaban yang maju untuk dirinya sendiri, tetapi pada saat yang sama, manusia telah menjadi tawanan dari hasil ciptaannya sendiri, seperti penyembahan kepada hasil ciptaannya sendiri. Dalam keadaan demikian, harus memiliki ilmu pengetahuan sosial yang mampu membebaskan manusia dari berbagai problem tersebut, ilmu pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial yang digali dari nilai-nilai agama yang disebut sebagai ilmu sosial profetik.[1] B. ILMU SOSIAL YANG BERNUANSA ISLAMI Dewasa ini ilmu sosial yang dibutuhkan tidak hanya berhenti pada menjelaskan fenomena sosial, tetapi dapat memecahkannya secara memuaskan. Menurut Kuntowijoyo, pada zaman modern ini butuh ilmu sosial profetik, yaitu ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberikan petunjuk ke arah mana transformasi itu di lakukan, untuk apa dan oleh siapa. Perubahan tersebut didasarkan pada tiga hal yaitu: tujuan manusia (tujuan humanisasi), tujuan liberasi dan tujuan transendensi. Sebagaimana terkandung dalam ayat 110 surat Ali’Imran sebagai berikut. ) ١١٠   ‫َن ا ْل ُم ْن َك ِر ( اَل عمران‬ ِ ‫س تَأْ ُم ُر ْونَ بِا ْل َم ْع ُر ْو‬ ِ ‫ف َوتَ ْن َه ْونَ ع‬ ِ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َجتْ لِلنَّا‬ Artinya:Kamu sekalian adalah sebaik-baiknya umat yang ditugaskan kepada manusia    menyuruh berbuat baik, mencegah berbuat munkar dan beriman kepada allah. (QS Al-Imran, 110). Dari firman Allah swt diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tujuan manusia (tujuan humanisasi)



3



Tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia dari proses dehumanisasi. Industrialisasi yang kini terjadi terkadang menjadikan manusia sebagai bagian dari masyarakat abstrak tanpa wilayah kemanusiaan. 2.      Tujuan liberasi Tujuan liberasi adalah pembebasan manusia dari lingkungan teknologi, pemerasan kehidupan, menyatu dengan orang miskin yang tergusur oleh kekuatan ekonomi raksasa dan berusaha membebaskan manusia dari belenggu yang kita buat sendiri. 3.      Tujuan transendensi Tujuan transendensi adalah menumbuhkan transendental dalam kebudayaan. Kita sudah banyak menyerah kepada arus hedonisme, meterialisme, dan budaya dekaden lainnya. Kini yang harus dilakukan adalahmembersihkan diri dengan mengikatkan kembali kehidupan pada dimensi transendentalnya. C. PERAN ILMU PROFETIK PADA ERA GLOBALISASI Dengan ilmu sosial profetik kita bangun dari ajaran islam, kita tidak perlu takut atau khawatir terhadap dominasi sains barat dan arus globalisasi yang terjadi saat ini. Islam selalu membuka diri terhadap seluruh warisan peradaban. Sejak beberapa abad yang lalau islam mewarisi tradisi sejarah dari seluruh warisan peradaban manusia. Kita tidak membangun dari ruang yang hampa, seperti, dalam kandungan surat Al Maidah ayat 3 Pada hari telah ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah ku ridhai Islam itu agama bagimu.   Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) islam bukanlah agama tertutup, islam adalah sebuah paradigma terbuka, sebagai mata rantai peradaban dunia. Islam mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran dari Cina, sistem pertahanan sasanid, logika Yunani, dan sebagainya.[2] Misalnya, untuk bidang-bidang pengkajian tertentu islam menolak bagian logika Yunani yang sangat rasional diganti dengan cara berfikir intuitif yang menekankan rasa seperti yang di kenal dalam tasawuf. Alquran sebagai sumber utama ajaran islam diturunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam setting sosial aktual. Dalam bidang ekonomi pada saat ini mengalami kesenjangan sosial yang diakibatkan oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kesenjangan dalam bidang ekonomi tersebut menunjukkan bahwa ilmu sosial yang ada sekarang perlu ditinjau kembali,



4



antara lain dengan menerapkan ilmu sosial profetik. Misalnya islam mengakui adanya perbedaan kelas sebagai fitrah, dimana tuhan melebihkan yang satu atas yang lain. Namun, bersamaan dengan itu islam menyuruh umatnya agar menegakkan keadilan dan egaliter. Perbedaan kelas yang ada tidak boleh diartikan bahwa islam mentolerir terjadinya ketidaadilan sosial. Islam berupaya mengikis kesenjangan tersebut dengan melalui berbagai upaya seperti melalui institusi zakat, infaq, sadaqah dan sebagainya. Dalam hubungan ini islam mengakui adanya upaya suatu gerakan kelompok yang membela kelas tertindas, tetapi gerakan ini tidak seperti gerakan komunis dan sebagainya, dan bukan untuk menghancurkan kelas yang menguasai alat-alat produksi. [3] Dari sini terlihat dengan jelas tentang kepedulian islam terhadap upaya mengikis kesenjangan yang terjadi dimasyarakat. Bukti sejarah tersebut memperhatikan dengan jelas bahwa dari sejak kelahiran lima belas abad yang lalu islam telah tampil sebagai agama terbuka, akomodatif serta berdampingan dengan agama, kebudayaan dan peradaban lainnya, tetapi dalam waktu bersamaan islam juga tampil memberikan kritik, perbaikan, bahkan penolakan dengan cara-cara yang amat simpatik dan tidak menibulkan gejolak sosial yang membawa korban yang tidak diharapkan. Dengan sifat dan karakteristik ajaran islam demikian itu, maka melalui ilmu sosial yang berwawasan profetik sebagaiman disebutkan diatas, maka islam siap untuk memasuki era globalisasi. Era globalisasi yang ditandai dengan adanya perubahan bidang ekonomi, teknologi, sosial, informasi, dan sebagainya.



BAB III



5



PENUTUP A. KESIMPULAN 1.Ilmu sosial seharusnya dapat digali dari nilai-nilai agama agar menjadi ilmu yang mampu mengatasi berbagai problematika yang ada dalam kehidupan yang semakin modern ini. 2. Ilmu sosial yang bernuansa Islam bisa dijadikan alternative dalam membekali diri menghadapi era globalisasi yang tanda-tandanya sudah mulai bisa dirasakan. 3. Peran ilmu sosial di era globalisasi adalah menjadi filter terhadap dampak globalisasi yaitu membuang hal yang negative dan mengambil hal yang bermanfaat untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya pada era globalisasi. Dari penjelasan diatas, jelas bahwa islam memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalh sosial. Karena itu, kehadiran ilmu sosial yang banyak membicarakan tentang manusia tersebut dapat diakui oleh islam. Namun islam memiliki pandangan yang khas tentang ilmu sosial yang harus dikembangkan, yaitu ilmu sosial profetik yang dibangun dari ajaran islam diarahkan untuk humanisasi, liberasi, dan transendensi. Ilmu pengetahuan sosial demikian yang dibutuhkan dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya pada era globalisasi di masa yang akan datang.  



DAFTAR PUSTAKA 6



Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid II, (Jakarta: UI Press, 1979), cet. I. Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1991), cet. IV. Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 1991), cet I. Media internet www.asrofudin.blogspot.com Poeradisastra, Sumbangan Islam terhadap Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, 1982). https://www.kompasiana.com/siti16279/60005faa8ede4875b03070e2/hubungan-ilmupengetahuan-sosial-dengan-agama



7