Ibu Nifas Dan Menyusui [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Ibu Nifas Dan Menyusui



Disusun Oleh : Kelompok 3 -



SULVIANA (PO7124120039) BELLA YUNITA PERMATA SARI (PO7124120009) YURIKE DJIHANGAH (PO7124120046) EKA FITRIANA (PO7124120012) EGA PRATIWI (PO7124120050) MUTIARA (PO7124120021) YULFIN INDRIYANI TAWANI (PO7124120045)



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah, yaitu “Askeb Nifas Dan Menyusui”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.



Palu,08 Maret 2021



Penyusun



DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………..



Daftar Isi ……………………………………………………………………



Bab I PENDAHULUAN ………………………………………………



1.1 Latar Belakang ……………………………………………………



1.2 Tujuan Penulisan ………………………………………………….



Bab II PEMBAHASAN …………………………………………………



2.1 Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas……………….………………..



2.2 Postpartum Blues ………………………………………………….



2.3 Kesedihan dan Duka Cita …………………………………………



Bab III PENUTUP ……………………………………………………….



3.1 Kesimpulan ………………………………………………………..



Daftar Pustaka ……………………………………………………………….



BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa nifas atau postpartum adalah periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu walaupun merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Pada masa ini perubahan yang terjadi tidak hanya secara fisiologis maupun sosiokultural, tetapi juga psikologi. Perubahan kompleks pada ibu postpartum atau setelah proses persalinan memerlukan penyesuaian terhadap diri dengan pola hidup dan kondisi setelah proses tersebut (Prawihardjo, 2013). Beberapa dari perubahan tersebut mungkin hanya sedikit mengganggu “ibu baru” walaupun komplikasi serius juga dapat terjadi (Cuningham et al., 2013). Setelah melahirkan, ibu akan menghadapi banyak tantangan sebagai seorang ibu (Ardiyanti dan Dinni, 2018). Pada ibu yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dapat menimbulkan gangguang psikologi, baik gangguan psikologi ringan maupun berat. Gangguan psikologis utama pada ibu hamil disebut dengan depresi maternal (antepartum atau postpartum). World Health Organization (2020) depresi pada ibu hamil merupakan permasalahan yang diperkirakan akan menjadi beban penyakit terbesar nomor dua (Masyuni, et al., 2019) Salah satu gangguan psikologi yang bisa terjadi pada ibu postpartum yaitu depresi postpartum (Syafrianti, 2018)



B. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui apa itu Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas 2. Mengetahui Post Partum Blues 3. Mengetahui Kesedihan dan Duka Cita



BAB II PEMBAHASAN A. Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas Proses Adaptasi Psikologi Dalam Masa Nifas Masa nifas atau purperium dimulai pada 1 jam sesudah plasenta lahir hingga 6 minggu atau 42 hari sesudahnya. Dilihat dari psikologi, pasca persalinan seorang ibu akan mengalami beberapa gejala psikiatrik meski tidak semua ibu akan mengalami hal tersebut. Supaya perubahan psikologi yang dialami seorang ibu tidak terlalu berlebihan, maka seorang ibu diharapkan untuk mengetahui permasalah tersebut lebih mendalam. Proses adaptasi psikologi dalam masa nifas ini sebenarnya sudah terjadi saat kehamilan, menjelang proses kelahiran dan juga sesudah persalinan. Dalam periode ini, maka rasa cemas dan tanda tanda stress yang dialami seorang wanita akan semakin bertambah dan akan mengalami pengalaman yang unik setelah persalinan. Masa nifas sendiri merupakan masa yang rentan sekaligus terbuka untuk sebuah pembelajaran dan bimbingan dan perubahan peran seorang ibu membutuhkan adaptasi. Selain itu, tanggung jawab seorang ibu juga akan bertambah sehingga seorang ibu akan butuh bantuan untuk beradaptasi dengan masa nifas tersebut seperti dukungan dan respon dari keluarga, riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan serta inspirasi ketika hamil dan melahirkan. Dalam proses adaptasi psikologi dalam masa nifas, seorang ibu akan mengalami beberapa fase yang akan kami jelaskan berikut ini:  Fase Taking In Fase taking in adalah periode ketergantungan dimana pada saat tersebut, fokus perhatian ibu akan tertuju pada bayinya sendiri. Rubin menetapkan periode selama beberapa hari ini sebagai fase menerima dimana seorang ibu juga membutuhkan perlindungan serta perawatan yang bisa menyebabkan gangguan mood dalam psikologi. Dalam penjelasannya, Rubin mengatakan jika fase tersebut akan berlangsung antara 2 hingga 3 hari. Sementara dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ament pada tahun 1990 juga mendukung pernyataan Rubin tersebut kecuali pada wanita sekarang ini yang berpindah lebih cepat dari fase menerima. Untuk fase menerima yang terbilang sangat kuat, biasanya hanya terjadi di 24 jam pertama pasca persalinan. Selama beberapa jam atau beberapa hari sesudah melahirkan, seorang wanita sehat dewasa akan terlihat seperti mengesampingkan segala tanggung jawabnya sehari hari. Mereka akan tergantung pada orang lain untuk respon pada kebutuhan akan istirahat sekaligus makanan. Dalam fase ini merupakan waktu yang memiliki banyak kegembiraan dan banyak orang tua yang juga senang berbicara akan hal tersebut. Mereka akan terus berbicara tentang masa kehamilan dan juga melahirkan dengan berbagai kata kata. Sedangkan pemusatan, analisis dan juga sikap menerima dari pengalaman tersebut nantinya akan membantu para orang tua untuk pindah ke fase berikutnya. Rasa cemas, depresi dalam psikologi dan juga kenikmatan terhadap peran barunya tersebut terkadang juga semakin mempersempit persepsi seorang ibu sehingga informasi yang disampaikan pada saat tersebut kemungkinan harus diulang kembali. Beberapa rasa tidak nyaman yang biasa terjadi dalam masa ini diantaranya adalah sakit perut, nyeri di area luka jahitan jika ada, tidur tidak cukup dan kelelahan sehingga yang harus lebih diperhatikan dalam fase tersebut adalah banyak istirahat, komunikasi dan juga asupan



nutrisi. Sedangkan untuk gangguan psikologis yang biasa dialami oleh ibu selama fase ini diantaranya adalah: - Rasa tidak nyaman karena perubahan fisik - Rasa kecewa terhadap bayi. - Merasa tidak bersalah karena tidak dapat menyusui bayi - Kritik yang berasal dari suami atau keluarga tentang perawatan bayi.  Fase Taking Hold Fase taking hold merupakan masa yang berlangsung antara 3 hingga 10 hari sesudah persalinan. Dalam fase ini, kebutuhan akan perawatan dan juga rasa diterima dari orang lain akan muncul secara bergantian serta keinginan agar bisa melakukan semuanya secara mandiri setelah sebelumnya juga mengalami perubahan sifat yang terjadi pada ibu hamil. Seorang wanita akan merespon dengan semangat agar bisa berlatih dan belajar tentang cara merawat bayi atau apabila ia merupakan ibu yang gesit, maka akan lebih ingin merawat bayi mereka secara mandiri. 6 sampai 8 minggu sesudah persalinan, maka kemampuan ibu untuk menguasai tugas sebagai orang tua adalah hal penting untuk dilakukan. Harapan yang realisitis nantinya akan mempermudah kehidupan keluarga selanjutnya sebagai sebuah kesatuan atau unit. Beberapa wanita namun juga akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri pada isolasi yang dialami sebab ia diharuskan merawat bayi, tidak menyukai tanggung jawab di rumah dan juga merawat bayi mereka atau sindrom baby blues. Beberapa ibu yang membutuhkan dukungan tambahan diantaranya adalah : a. Ibu berusia remaja b. Wanita yang tidak memiliki suami c. Wanita karier Ibu yang belum berpengalaman mengasuh bayi Wanita yang tidak punya banyak teman atau keluarga untuk berbagi rasa. Dalam masa ini, depresi postpartum juga sangat sering terjadi sehingga perasaan mudah tersinggung akan terjadi karena berbagai sebab. Dilihat secara psikologis, seorang ibu akan merasa jenuh dengan tanggung jawab yang cukup banyak sebagai orang tua. Ia bisa saja merasa kehilangan dukungan yang pernah diterima dari anggota keluarga atau teman ketika sedang hamil. Selain itu, beberapa orang ibu juga akan menyesal dengan rasa kehilangan atas hubungan ibu dan anak yang belum lahir. Sedangkan beberapa ibu lain akan merasa kecewa ketika persalinan dan juga proses kelahiran sudah selesai. Rasa letih sesudah melahirkan nantinya juga semakin berat dengan tuntutan bayi yang semakin banyak sehingga perasaan depresi tersebut akan lebih mudah terjadi. Dalam masa puerperium tersebut, kadar gluko kortiokid bisa berubah menjadi lebih rendah atau terjadi hipotiroid subklinis. Keadaan fisiologis tersebut bisa menjelaskan depresi pasca partum yang ringan. Reaksi depresif tersebut tidak harus diperlihatkan dengan cara verbal namun bisa ditandai dengan perilaku khas seperti menarik diri, menangis dan juga hilangnya perhatian atas sekeliling. Namun, disaat segala tugas dan juga penyesuaian sudah dijalankan dan bisa dikendalikan, maka bisa didapat kondisi stabil sehingga cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas harus dilakukan.  Fase Letting Go Fase letting go merupakan fase dimana ibu dan keluarganya bergerak maju sebagai sistem dengan para anggota untuk saling berinteraksi. Hubungan dari pasangan yang meski



sudah berubah karena hadirnya seorang anak akan mulai kembali memperlihatkan banyak karakteristik awal. Sedangkan untuk tuntutan utamanya adalah menciptakan sebuah gaya hidup yang melibatkan anak namun dalam beberapa hal juga tidak melibatkan anak karena pasangan harus berbagi kesenangan yang bersifat dewasa yakni faktor psikologis yang mempengaruhi persalinan. Umumnya, banyak suami istri yang kembali memulai hubungan seksual di minggu ketiga atau keempat sesudah melahirkan dan beberapa pasangan lagi bahkan ada yang memulai hubungan lebih awal yakni ketika rasa nyeri sudah tidak lagi terasa. Fase adaptasi ibu nifas adalah taking in, taking hold dan juga letting goo yang menjadi perubahan perasaan yakni respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan dan akan kembali secara bertahap sesudah ibu bisa menyesuaikan dirinya dengan peran baru dan bisa kembali tumbuh dalam keadaan normal. Meski beberapa perubahan tersebut memang akan terjadi, akan tetapi sebaiknya ibu tetap menjalani ikatan batin dengan bayi pada saat awal. Sejak ada dalam kandungan, bayi hanya mengenal ibu yang bisa memberinya rasa aman dan nyaman sehingga stress yang dialaminya tidak bertambah semakin berat. Gangguan Psikologis Ibu Selama Masa Nifas Post partum blues yang sering disebut dengan sindroma gangguan efek ringan akan sering terlihat di minggu pertama sesudah melahirkan yang menjadi gangguan psikologi pada masa persalinan. Selain itu, akan banyak kesedihan atau murung antara 2 hari hingga 3 minggu sesudah bayi dilahirkan. Hal ini bisa terjadi karena perubahan peraan yang dialami ibu ketika kehamilan sehingga akan sulit menerima bayi mereka. Beberapa gangguan psikologis selama masa nifas diantaranya adalah: Faktor biologis: Depresi postpartum yang terjadi karena hormon estrogen, progesteron dan juga prolaktin terlalu tinggi atau terlalu rendah di masa nifas atau terjadi perubahan hormon terlalu cepat atau bahkan terlalu lambat. Faktor umur: Seorang perempuan yang melahirkan di usia 20 hingga 30 tahun maka bisa mendukung masalah periode. Faktor usia ini sering dihubungkan dengan kesiapan mental perempuan untuk menjadi seorang ibu. Post partum psikosa: Depresi yang terjadi di minggu pertama dalam 6 minggu pasca persalinan yang terjadi karena wanita menderita bipolar disorder atau schizoaffiktif disorder sehingga sering terobsesi tentang bayi, halusinasi, kesedihan, gangguan tidur dan delusi. Kemurungan masa nifas: Pengaruh faktor psikologis terhadap persalinan disebabkan karena perubahan dalam diri wanita selama hamil dan juga cara kehidupan sesudah bayi lahir sehingga akan beresiko mengalami murung yang biasanya akan hilang sesudah 2 minggu melahirkan. Faktor pengalaman: Depresi pasca persalinan akan lebih sering terjadi pada primipara sebab peran peran ibu dan semua yang berhubungan dengan bayi adalah situasi yang sangat baru untuk dirinya sehingga menyebabkan stress. Faktor pendidikan: Perempuan dengan pendidikan tinggi akan menghadapi tekanan sosial serta konflik peran diantara tuntutan sebagai wanita yang ingin bekerja atau beraktivitas diluar rumah dengan peran sebagai ibu rumah tangga dan orang tua.



B. Post Partum Blues Baby blues syndrome atau sindrom baby blues adalah perubahan suasana hati setelah kelahiran yang bisa membuat ibu merasa terharu, cemas, hingga mudah tersinggung. Sindrom blues disebut juga sebagai postpartum blues yang biasanya dialami oleh sekitar 80 persen atau 4-5 ibu baru. Kondisi ini dapat membuat ibu jadi tidak sabaran, mudah marah, khawatir dengan masalah ibu menyusui, hingga khawatir dengan kesehatan bayi. Padahal, mungkin saja sebenarnya bayi sedang baik-baik saja atau tidak mengalami masalah kesehatan. Bahkan tak jarang, ibu juga bisa merasa lelah tapi sulit tidur dan terus menangis tanpa alasan yang jelas. Menurut Pregnancy Birth and Baby, sindrom ini bisa muncul dalam kurun waktu 3-10 hari setelah melahirkan. Sindrom ini biasanya berlangsung kurang lebih selama 2-3 hari di masa nifas. Baby blues syndrome adalah kondisi yang berbeda dengan depresi pascamelahirkan (postpartum depression). Keduanya memang sama-sama menunjukkan gejala kesedihan dan kecemasan usai melahirkan. Akan tetapi, postpartum depression bisa dibilang merupakan kondisi yang lebih parah ketimbang sindrom blues karena sudah menunjukkan gejala depresi. Meski sindrom baby blues adalah bentuk depresi postpartum yang lebih ringan, pastikan Anda tidak mengabaikan gejala yang muncul. Apa saja gejala baby blues? dampak gangguan pencernaan radang usus.Istilah sindrom baby blues adalah suatu kondisi yang dipakai untuk menggambarkan kekhawatiran, rasa tidak bahagia, dan kelelahan selama beberapa hari setelah melahirkan. Sindrom ini khususnya bisa dialami ibu usai melahirkan anak pertama. Hal ini merupakan kasus yang sangat umum terjadi. Gejala baby blues biasanya lebih ringan ketimbang depresi postpartum (postpartum depression). Ibu yang mengalami baby blues umumnya memiliki gejala utama berupa suasana hati (mood) yang mudah berubah, susah tidur, mudah menangis, dan mudah cemas. Berbagai gejala baby blues syndrome atau sindrom baby blues adalah sebagai berikut: - Ibu mengalami perubahan suasana hati yang cepat - Ibu merasa cemas dan kewalahan mengurus bayi - Ibu merasa murung dan rewel - Ibu merasa sedih dan banyak menangis - Ibu susah tidur (insomnia) - Ibu mengalami penurunan nafsu makan - Ibu tidak sabar, gelisah, dan mudah marah - Ibu sulit berkonsentrasi Gejala tersebut dapat muncul di masa perawatan setelah melahirkan normal, misalnya saat Anda melakukan perawatan luka perineum. Sementara bagi ibu yang menjalani masa pasca operasi caesar, perawatan luka SC (caesar) perlu dilakukan agar luka bekas operasi caesar cepat sembuh.



Apa penyebab baby blues? inkontinensia urin setelah melahirkan Penyebab baby blues belum diketahui secara pasti. Namun, sindrom ini diperkirakan terkait dengan perubahan hormon selama minggu-minggu awal kelahiran. Tubuh Anda akan mengalami banyak penyesuaian setelah melahirkan normal maupun operasi caesar. Pola makan Anda akan berubah, terjadi perubahan fisik, dan perubahan emosi yang ikut terpengaruh. Ini karena adanya tekanan dari tanggung jawab besar terhadap bayi Anda. Kenyataan terhadap peran baru sebagai orangtua mungkin baru akan benar-benar Anda sadari setelah meninggalkan rumah sakit dan mulai menjadi ibu baru. Meskipun Anda senang menjadi seorang ibu, peran baru ini dapat membuat Anda merasa tertekan sehingga mengalami kondisi ini. Kondisi ini juga bisa dipicu dari perubahan fisik ibu hamil dan rutinitas sehari-hari, seperti kelelahan dan kurang tidur. C. Kesedihan dan Duka Cita Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dalam memberikan pelayanan pada masa nifas, bidan menggunakan asuhan yang berupa memantau keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan sosial ibu/keluarga, memberikan pendidikan dan penyuluhan secara terus menerus. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis. Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir, dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Tak jarang beberapa timbul duka pada Ibu nifas. 1. JJ,,,, Kemurungan Masa Nifas Kemurungan masa nifas normal saja dan disebabkan perubahan dalam tubuh seorang wanita selama kehamilan serta perubahan dalam irama/cara kehidupannya sudah bayi lahir. Seorang ibu lebih beresiko mengalami kemurungan pasca salin, karena ia masih muda mempunyai masalah dalam menyusui bayinya. Kemurungan pada masa nifas merupakan hal yang umum, dan bahwa perasaan-perasaan demikian biasanya hilang sendiri dalam dua minggu sesudah melahirkan. 2. Terciptanya ikatan ibu dan bayi Menciptakan terjadinya ikatan bayi dan ibu dalam jam pertama setelah kelahiran yaitu dengan cara mendorong pasangan orang tua untuk memegang dan memeriksa bayinya, member komentar positif tentang bayinya, meletakkan bayinya disampingt ibunya. Berikan privasi kepada pasangan tersebut untuk sendiri saja bersama bayinya. Redupkan



cahaya lampu ruangan agar bayi membuka matanya. Tangguhkan perawat yang tidak begitu penting sampai sesudah pasangan orang tua bayi dapat berinteraksi dengan bayinya selama bayi masih dalam keadaan bangun. Perilaku normal orang tua untuk menyentuh bayinya ketika mereka pertama kali melihat bayinya yaitu dengan meraba atau menyentuh anggota badan bayi serta kepalanya dengan ujung jari. Mengusap tubuh bayi dengan telapak tangan lalu menggendongnya dilengan dan memposisikannya sedemikian rupa sehingga matanya bertatapan langsung dengan mata bayi. Berbagai perilaku yang merupakan tanda yang harus diwaspadai dalam kaitannya dengan ikatan antara ibu dan bayi dan kemungkinan penatalaksaannya oleh bidan. Perilaku : sikap “bermusuhan” baik verbal atau lisan maupun non verbal. Tidak adanya interaksi yang memberikan dukungan antara pasangan, orang tua, komentar negative tentang bayi atau kekecewaan yang nyata tentang jenis kelamin bayi. Penatalaksaannya : tindakan apa saja yang bias membantu terciptanya ikatan antara ibu dan bayi dan pengamatan yang kontinyu memberikan dorongan pada pasangan orang tua. Dirujuk apabila sikap “bermusuhan” atau perilaku negative tetap berlanjut. 3. Tanda-tanda dan gejala serta etiologi kemurungan masa nifas dan klasifikasi atau istilah-istilah local yang dipakai untuk menggambarkannya. Tanda-tanda dan gejalanya : sangat emosional, sedih, khawatir, mudah tersinggung, cemas, merasa hilang semangat, mudah marah, sedih tanpa ada sebabnya, menangis berulang kali. Etiologi : berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan dalam cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh kembali pada keadaan tidak hamil dan sementara proses menyusui telah terjadi. Adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih. Kemurungan dapat terjadi semakin parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, setres, atau kecemasan yang tak diharapkan karena adanya cara penanganan yang tidak peka oleh para petugas. Penatalaksanaan secara tradisional dan secara kebidanan (yang mungkin saja sama) bagi adanya kemurungan masa nifas. Coba bicarakan dengan seseorang mengenai apa yang ibu alami. Bila lebih parah pastikan ada yang menemani ibu dan bayinya selama beberapa hari atau minggu. Gunakan obat kepercayaan setempat yang ada. Berikan pada seorang ibu yang baru kesempatan luas untuk bertanya, bicarakan apa yang terjadi selama proses persalinan dan biarkan ibu mengungkapkan apa yang dirisaukannya. Doronglah seorang wanita lain didalam keluarga untuk merawat ibu dan bayi dengan baik. Biarkan bayi bersama ibunya. Berikan dukungan atau dorongan pada ibu untuk merawat bayinya dan anda jangan melakukan sendiri perawatan tersebut. Ibu yang beresiko tinggi yang mempunyai reaksi psikologis lebih parah dari pada kemurungan masa nifas. Ibu yang sebelumnya pernah mengalami depresi atau tekanan jiwa. Ibu yang rasa percaya dirinya (harkatnya) rendah. Ibu yang tidak mempunyai jaringan dukungan, ibu yang bayinya meninggal atau menyandang masalah. Tanda-tanda dan gejala ibu yang mengalami atau mempunyai reaksi psikologis yang lebih parah daripada kemurungan masa nifas dan bagaimana penatalaksaan kebidanannya. Tandatanda dan gejala : tidak bias tidur atau tidak bernafsu makan, merasa bahwa ia tidakj dapat merawat bayinya dan dirinya sendiri, seolah-olah tidak dapat berfikir secara jernih, perilakunya aneh, kehilangan sentuhan atau hubungan dengan kenyataan, adanya halusinasi atau khayalan, menyangkal bahwa bayi yang dilahirkan adalah anaknya.



Penataklaksanaan : banyak perempuan bahwa depresi yang bisa menanggapi atau dipengaruhi oleh dorongan atau bujukan dan dukungan fisik yang diberikan oleh bidan atau anggota keluarganya. Bila seorang ibu tidak bereaksi positif terhadap dorongan atau dukungan yang diberikan atau ia tetap menunjukkan perilaku yang aneh (mendengar suara-suara, berada di luar kenyataan, berhalusinasi atau berkhayal, menolak bayinya) atau ia berfikir untuk mencederai dirinya sendiri atau bayinya ia harus dirujuk kepada seorang ahli yang mampu menangani masalah psikologis. Ia mungkin memerlukan pengobatan khusus untuk membantu mengatasi keadaannya.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Yang pertama yaitu kita dapat mengetahui bagaimana adaptasi/pendekatan ibu dan bayi serta kita juga sebagai seorang perawat berusaha untuk meberitahu kepada keluarga pasien atau suami pasien untuk memberikan dukungan kepada pasien agar mempermudah pasien untuk beradaptasi dengan masa nifas. Yang kedua yaitu kita dapat mengetahui keadaan ibu yang mengalami sindrom blues yaitu keadaan dimana perubahan suasana hati ibu setelah kelahiran yang bisa membuat ibu merasa terharu,cemas,hingga mudah tersingung. Dan yang ketiga kami para perawat mampu mengetahui kesedihan dan duka cita pada ibu dikeadaan yang seperti ini ibu biasanya lebih sensitive sehingga diperlukan pengertian dari suami maupun keluarga pasien,dan juga peran kami sebagai seorang bidan sangat penting dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu/pasien.



DAFTAR PUSTAKA https://hellosehat.com/kehamilan/perawatan-ibu/depresi-postpartum-baby-blues/ https://dosenpsikologi.com/proses-adaptasi-psikologi-dalam-masa-nifas http://scholar.unand.ac.id/55489/2/BAB%201.pdf