Identifikasi Logam Berat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hari/tanggal : Rabu/13 November 2019 Kelompok : Kelompok 3 (Siang) Dosen : Drh. Min Rahminiwati, MS, Ph.D.



IDENTIFIKASI LOGAM BERAT



Oleh: M Farhan Fauzan Ratu Aesya Adinigntyas Anisa Dira Setiadi Siow Shuen Yuan



B04160166 B04160167 B04160179 B04168010



BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2019



PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah logam berat dari kegiatan manusia dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi biota-biota lingkungan. Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam berat bersifat non degradable atau tidak dapat dihancurkan oleh organisme hidup sehingga terjadi pengendapan atau terakumulasi di lingkungan (Warni et al. 2017). Identifikasi sederhana seperti Reinsch test dapat digunakan untuk menganalisa kandungan logam tertentu seperti Hg, Ag, As, dan Bi secara kualitatif. Tujuan Praktikum ini bertujuan mengetahui senyawa yang digunakan untuk mengidentifikasi logam berat serta melakukan identifikasi beberapa logam berat.



METODE PRAKTIKUM Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 4buah tabung reaksi, larutan garam Hg, Ag, Bi, As, HNO3 pekat, penangas air, HCl encer, dan potongan plat tembaga. Prosedur Kerja Larutan Hg, Ag, Bi, dan As dimasukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 2mL, lalu tambahkan HCl encer sebanyak 1mL. Kepingan tembaga dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi dipanaskan di penangas air selama 15 menit. Kemudian dilihat hasilnya.



Larutan logam berat Hg



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian +HCl: abu-abu mengkilat



Foto hasil



Tanpa HCl: abu-abu



As



+HCl: kehitaman



Tanpa HCl: abu-abu



Bi



+HCl: lapisan ungu



Tanpa HCl: tidak ada perubahan



Ag



+HCl: putih ada endapan



Tanpa HCl: putih ada endapan



Hg atau merkuri atau raksa merupakan jenis logam berat yang secara alamiah terdapat di lingkungan yang merupakan hasil perombakan mineral di alam melalui proses cuaca/iklim, dari angina dan air (Ariansyah et al. 2012). Larutan yang dipakai merupakan larutan garam Hg anorganik (raksa sulfide, raksa klorida, atau raksa oksida). Raksa jarang sekali ditemukan dalam bentuk bebas di alam biasanya berikatan dengan unsur kimia lainnya dalam air batu-batuan dan mineral (Hutagalung 1985). Percobaan dilakukan dengan memasukan lempengan logam tembaga ke dalam larutan garam Hg. Setelah dimasukkan dan dilakukan pemanasan selama 15 menit, logam tembaga mengalami perubahan berupa adanya lapisan berwarna abu-



abu yang menyelimuti lempengan logam tembaga. Hal yang sama juga terjadi ketika larutan garam Hg yang ditambahkan HCl dan dipanaskan selama 15 menit dimasukkan lempengan logam tembaga, terdapat lapisan berwarna abu-abu silver pada permukaan lempengan. Hal tersebut terjadi akibat adanya pemanasan yang membuat ikatan ion garam Hg menjadi rusak (Rahmi 2016), sehingga Hg melapisi lempengan tembaga dan tampak warna abu-abu pada permukaannya. Pada percobaan kedua, warna yang terbentuk cenderung lebih silver karena Hg yang lepas lebih banyak akibat penambahan HCl yang menyebabkan reaksi subtitusi garam. Raksa dalam fase cair berwarna putih silver sedangkan dalam fase padatnya berwarna abu-abu (Hutagalung 1985). Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat. Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, sprirocheta (Istarani dan Pandebesie 2014). Hasil pengamatan pada larutan Arsen yang ditambahkan dengan HCl menunjukkan perubahan warna menjadi kehitaman pada potongan plat tembaga. Sedangkan larutan tanpa HCl menunjukkan perubahan warna menjadi abu-abu pada potongan plat tembaga. Arsenik dikenal karsinogen atau dapat menyebabkan kanker. Orang yang terlalu banyak terkena zat arsen dari konsumsi air minum disebut arsenikosis. Korban dari arsenikosis ini tidak akan berdampak dalam waktu dekat, namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka waktu yang lama (long-term). Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan keratosis, itu pun baru terlihat minimal 5 tahun terkena arsenik yang terakumulasi. Karena keracunan arsen ini tidak langsung dapat dilihat, maka tindakan yang paling mungkin adalah tindakan pencegahan (Paul 2004). Arsen dan Kadmium masuk dalam kategori limbah B3 berdasarkan sifat toksisitasnya. Menurut Peraturan Pemerintah no.18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1, dimana dampak yang ditimbulkan As dan Cd mampu merusak lingkungan dan kesehatan manusia sehingga dikategorikan limbah B3. PP tersebut direvisi lebih lanjut, menghasilkan PP No. 85/1999 tentang Perubahan PP No. 18/1999 (Istarani dan Pandebesie 2014). Hasil yang ditunjukan pada bismuth dengan HCl adalah adanya lapisan tipis berwarna ungu, sedangkan pada bismuth yang tidak ditambahkan HCl tidak terjadi apapun, ini disebabkan karena terjadi reaksi antara Bi dengan HCl yang menghasilkan lapisan tipis ungu. Perak (Ag) adalah metal berwarna putih. Ag didapat pada industry antara lain industry alloy, keramik, gelas, fotografi, cermin, dan cat rambut. Bila masuk



kedalam tubuh, Ag akan diakumulasi di berbagai organ dan menimbulkan pigmentasi. Pigmentasi ini bersifat permanen, karena tubuh tidak dapat mengekskrisikannya. Senyawa Ag dapat menimbulkan iritasi kulit, dan menghitamkan kulit. Bila terikat nitral Ag akan menjadi sangan korosif (Slamet 1996). Pada hasil percobaan di atas ditemukan adanya endapan yang terbentuk pada permukaan kepingan tembaga, dengan warna yang dihasilkan yaitu putih.



SIMPULAN Jadi tembaga merupakan logam merah-muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat dan itu juga merupakn sifat dari tembaga. Cu (tembaga) berbeda dengan logam-logam berat lainnya seperti Hg, Ag, Bi dan As. Logam berat Cu digolongkan kedalam logam berat esensial, yang artinya meskipun Cu merupakan logam berat beracun, unsur logam ini sangat dibutuhkan tubuh meski dalam jumlah yang sedikit. Karena itu, Cu juga termasuk kedalam logam-logam esensial bagi manusia, seperti besi (Fe). Toksisitas yang dimiliki oleh Cu baru akan bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah besar atau melebihi nilai organisme terkait.



DAFTAR PUSTAKA Ariansyah KA, Yuliati K, dan Hanggita S. 2012. Analisis kandungan logam berat (pg, hg, cu, dan as) pada kerupuk kemplang di desa tebing gerinting utara, kecamatan indralaya selatan, kabupaten ogan ilir. Fishtech. 1 (1): 69-77. Hutagalung HP. 1985. Raksa (hg). Oseana. 10 (3): 93-105. Istarani F, Pandebesie ES. 2014. Studi dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd) terhadap penurunan kualitas lingkungan. JURNAL TEKNIK POMITS. 3(1): 2337-3539. Paul BK. 2004. Arsenic contamination awareness among the rural resident in Banglades. Social Science & Medicine. 59: 1741-1755. Slamet, Juli Soemirat 1996. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press. Warni D, Karina S dan Nurfadillah N. 2017. Analisis logam pb, mn, cu, dan cd pada sedimen di pelabuhan jetty meulaboh, aceh barat. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 2 (2): 246-253.