Logam Berat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME TUGAS TOKSIKOLOGI



Disusun Oleh : Kelompok 1 Aqila Faila Haya



(PO.71.34.0.17.004)



M. Jody Wahyudy



(PO.71.34.0.17.022)



Ayu Zakiyah



(PO.71.34.0.17.007)



Purnama Ekasari



(PO.71.34.0.17.028)



Bella Ananda Putri



(PO.71.34.0.17.008)



Putri Azzahra



(PO.71.34.0.17.029)



Christina Vania TS



(PO.71.34.0.17.009)



Rindani Suci Husna



(PO.71.34.0.17.031)



Dwi Silviana



(PO.71.34.0.17.011)



Siti Juliani Putri



(PO.71.34.0.17.037)



Elsa



(PO.71.34.0.17.012)



Wanda Yani



(PO.71.34.0.17.038)



Erika Safitri



(PO.71.34.0.17.013)



Yuli Syahfitri



(PO.71.34.0.17.039)



TINGKAT II REGULAR A Dosen Pembimbing : Dian Navianti,AMAK.,S.Pd.,M.kes.



POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN TAHUN 2019



ARSEN Sejumlah pestisida mengandung arsen (As) dalam bentuk asam arsenat, asam dimetil arsenat, dan garam garam arsenit, arsenat, dan metanarsonat. Senyawa arsen juga digunakan dalam pengobatan (pharmaceauticaf), serta digunakan pula dalam proses pembuatan keramik dan gelas. Gas arsin (AsH3) digunakan dalam proses industri tertentu dan juga secara tidak sengaja dapat pula disebabkan dari senyawa arsen yang lain. Seperti antimon, bismut, dan merkuri, arsen dapat dideteksi dan diidentifikasi menggunakan uji Reinsch. Prosedur berikut (merupakan cara kuantitatif yang dpat digunakan untuk mengukur konsentrasi arsin dalam urin) adalah hasil modifikasi prosedur gutzeit. Secara ringkas, gas arsin akan terbebaskan dari senyawa yang terkandung arsen yang terdapat dalam sampel , dengan mereaksikannya dengan Hidrogen Nascent ( yang baru terbentuk). Gas arsin yang terbebaskan dibawa dalam aliran gas Hidrogen melewati timbal asetat yang diimpregnasikan pada kertas saring (untuk menghilangkan sulfida), dan arsen diperangkap dalam larutan Perak Dietil Ditiokrbamat dalam Piridin. Uji kualitatif Dapat di aplikasikan untuk residu dalam isi lambung dan lingkungan tempat paparan. Uji reinsch lihat monograf untuk antimon (seksi 6.5) Hasil : Qarna noda yang terbentuk pada tembaga dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Warna



Interpretasi



Hitam ungu



antimon



Hitam kusam



arsen



Hitam cerah



bismut



Perak



merkuri



Selenium dan telurium juga akan memberikan noda berwarna gelap dalam ujl ini, sedangkan asam sulfat pekat akan memberikan warna pada tembaga. Estimasi konsentrasi arsen dalam sampel



dapat dilakukan dengan membandingkan antara besar noda pada tembaga dari sampel dan noda serupa dari suatu larutan yang mengandung arsen dengan konsentrasi yang telah diketahui. Sensitivitas: Arsen, kira-kira 5 mg/L Uji Konfirmasi Dapat diaplikasikan untuk sampel yang memberi noda tembaga berwarna hitam kusam pada uji kualitatif di atas. Pereaksi : Larutan kalium sianida dalam akuades (100 g/L). Hati-hati bekerja dengan larutan sianida pekat. Prosedur : Tempatkan tembaga yang ternoda Chasit uf kualitain ke dalam larutan kalium sianida (100 g/L) dan biarkan selama 10 menit. Hasil : bismut dan antimon tidak akan larut dalam larutan kalium sianida, sedangkan noda tembaga yang Noda tembaga yang berasal dari bismut dan antimon tidak akan larut dalam larutan kalium sianida. Sensitivitas: Arsen, kira-kira 5 mg/L Analisis Kuantitatif Dapat diaplikasikan untuk urine. Pereaksi : 1. Larutan perak dietilditiokarbamat dalam piridin (5 g/L). 2. Larutan timbal asetat dalam akuades (200 g/L). 3. Larutan timah (I) kloida (5 g/L) dalam asam hidroklorida encer (200 mi/L dalam akuades). 4. Larutan asam hidroklorida pekat (kerapatan relatif 1,18) 5. Kalium iodida (padatan).



6. Seng granul. Alat : Peralatan Gutzeit termodifikasi (Gambar 9). Standar : Larutkan4 g arsen trikiorida dalam 1 L larutan asamhidroklorida encer (1 mol/L). Larutan standar ini memiliki kandungan arsen 1 g/L. Buatah larutan kerja yang mengandung0; dan 10,0 mg/L arsen dengan pengenceran.



Prosedur kerja : 1. Bersihkan peralatan Guttzeit termodifikasi dengan aseton dan keringkan 2. Basahii glasswool (secukupnya) dengan larutan timbal asetat dan biarkan kering pada temperatur kamar. 3. Masukkan glasswool (yang telah diperlakukan dengan timbal asetat) kedalam ujung atas (kapiler) pada pipa pengaman (guart tube) 4. Masukkan 3,0 ml larutan perak dietilditiokarbonat dalam piridin (5 g/l) kedalam tabung penyerap (bubler) U. 5. Tambahkan 2 g kalium idodida dan 50 ml sampel kedalam labu godog (erlenmeyer) kapasitas 100ml, kemudian diaduk hingga larut sempurna, dan tambahkan 2 ml larutan timah (II) klorida dan 10 ml larutan asam hidroklorida pekat. 6. Sambil diaduk, masukkan 10 g seng granul dan secepat munngkin peralatan dirangkai seperti pada gambar 9. Pastikan bahwa setiap sambungan dalam keadaan rapat. 7. Biarkan reaksi berlangsung selama 45 menit pada temperatur kamar.



8. Lepaskan tabung penyerap (bubler) U dari rangkaian dan goyangkan perlahan – lahan untuk memastikan setiap senyawa kompleks yangterbentuk pada dinding dapat masuk kedalam larutan secara sempurna. Hasil : Ukur absorbansi larutan kompleks perak dietilditiokarbonat pda 540nm, bandingkan terhadap blanko pereaksi (lihat seksi 4.5.2) dan hitung konsetrasi arsen menggunakan kurva kalibrasi yang telah dibuat sebelumnya. Kurva kalibrasi akan liniar hingga konsentrasi arsen 10 mg/L. Germanium dan antiimon mengganggu analisis ini. Sensitivitas : Arsen, kira - kira 0,5 mg/L Interpretasi klinik : Ingesti akut garam arsenat menyebabkan nyeri abdominasi yang parah, muntah dan diare berdarah yang berlebihan. Sering terjadi kematian akibat koleps sirkulasi. Penghirupan arsen menyebabkan hemolisis masif dan gangguan ginjal. Perawatan dengan agen pengkhelat dapat diindikasikan. Arsen sudah digunakan cukup lama baik untuk terapi maupun sebagai bahan beracun. Arsenat kurang toksik dibandingkan Arsenik, yang sangat toksik adalah Arsin. Deteksi Arsen dapat dilakukan dengan cara : 1. Uji kualitatif yaitu uji Reinsch dengan sensitifitas kira-kira 5 mg/dl ; positif bila menghasilkan warna hitam kusam. 2. Uji Kuantitatif yaitu dengan mengukur konsentrasi Arsin dalam urin dengan prosedur modifikasi Gutzeit. Uji konfirmasi dapat dilakukan menggunakan alat Gutzeit termodifikasi dengan sensitifitas 0,5 mg/dl. Gejala toksisitas akut dan toksisitas kronik 1. Sakit perut ( rasa mual, muntah,diare yang kadang bercampur dengan darah) dan sakit perut yang sangat disebabkan oleh adanya terbentuknya vesikel(lepuh) pada lapisan submukosa lambung dan usus



2. Tanda-tanda toksik As yang akut juga terlihat jelas ialah gejala rambut rontok kebotakan (alopesia),kaki lemas, persendian tangan lumpuh, dan adanya refleks menurun. 3. Toksisitas kronik akan timbul gejala dalam waktu 2-8 minggu sejak penderita terpapar. Gejala yang terlihat seperti kelaianan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya hyperkeratosis, dermatitis dengan terkelupasnya kulit dan adanya warna putih pada persambungan kulit dan kuku. Adapun penanganaan keracunan pada Arsen 1. Treatment chronic dengan menghilangkan racun ditambahkan antidot dengan BAL atau CaEDTA 2. Suportif terapi dengan simptomatik treatment 3. Gastric decontamination dengan gastric lavage 4. Antidote dengan chelation aging 5. Treatment chronic dengan menghilangkan racun ditambah antidot dengan BAL atau CaEDTA



KESIMPULAN Sejumlah pestisida mengandung arsen (As) asam dimetil arsenat, dan garam garam arsenit, arsenat, dan metanarsonat. Dalam dunia klinis Senyawa arsen juga digunakan dalam pengobatan (pharmaceauticaf) . arsen (As) digunakan cukup lama baik untuk terapi maupun racun dalam bentuk asam arsenat. Arsen dapat dideteksi dan diidentifikasi menggunakan uji Reinsch (uji kualitatif) dan modifikasi gutzeit (uji kuantitatif).