Ilmu Makkiyah Dan Madaniyah Kel 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU MAKKIYAH DAN MADANIYAH Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “Studi Al-Qur’an”



Di susun Oleh : 1. ERFIN WISDA ARDIYAN 2. GARNIS OLIVIA ARCIKASARI



(401180193) (401180205)



Dosen Pengampu : Anis Hidayatul I., SHI., M.HI.



JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2018



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan dan dinamika turunnya wahyu terdapat berbagai istilah-istilah yang muncul dalam pengkajian atau studi alQur’an. Salah satunya ialah istilah Makki dan Madani yang tak lain juga disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah. Kedua kata tersebut di ambil dari dua nama kota besar di Jazirah Arab yaitu kota Makkah dan kota Madinah. Kata Makki dan Madani atau yang biasa disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu dari penjelasan jenis ayatayat / surah-surah yang ada dalam al-Qur’an. Makki dan Madani atau Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu disiplin ilmu al-Qur’an yang membahas dua periode penting tentang turunnya ayat atau surah dalam al-Qur’an. Dan dalam menetapkan ayat atau surah mana yang termasuk Makkiyah atau Madaniyah terdapat beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ulama’. Para



Ulama’



mendefinisikan



mengemukakan



terminology



Makkiyah



empat dan



prerspektif Madaniyah.



dalam Keempat



perspektif itu adalah Masa turun (zaman an-nuzul), tempat turun (makan an-nuzul), obyek pembicaraan (mukhatab) dan tema pembicaraan (maudu’). Dalam perspektif masa turun, para ulama’ mendefinisikan bahwa Makkiyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, meskipun bukan turun di Mekkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sesudah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, walaupun turun di Mekkah atau Arafah. Dalam perspektif tempat turun, didefinisikan bahwa Makkiyah ialah ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya.



1



2



Namun dari perspektif tersebut terdapat kelemahan dalam pendefinisiannya karena ada ayat-ayat tertentu yang tidak di turunkan di Mekkah dan Madinah ataupun sekitarnya, seperti Surah Az-Zukhruf [43]: 45 yang diturunkan di Baitul Muqaddas, Surah At-Taubah [9]: 42 yang diturunkan di Tabuk. Sehingga jika melihat definisi dari perspektif tempat turun maka ayat-ayat tersebut tidak dapat di kategorikan kedalam surah Makkiyah atau Madaniyah. Di sisi lain, dalam perspektif obyek pembicaraan didefinisikan bahwa Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Mekkah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah. Definis itersebut dirumuskan oleh para ulama’ berdasarkan atas asumsi bahwa banyak ayat-ayat al-Qur’an yang dimulai dengan“yaaayyuhaa an-naas” yang menjadi criteria Makkiyah, dan ungkapan“yaaayyuhaa al-lazina”yang menjadi kriteria Madaniyah.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Ilmu Makkiyah dan Madaniyah ? 2. Apa faedah mengetahui Ilmu Makkiyah dan Madaniyah ? 3. Apa perbedaan Makkiyah dan Madaniyah ? 4. Apa saja ciri umum dan ciri khas Makkiyah dan Madaniyah ?



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ilmu Makkiyah dan Ilmu Madaniyah 1. Teori geografis Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun di Makkah, baik waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah baik waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya.1 2. Teori historis Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal di Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan lainnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah, meskipun ayat tersebut diturunkan di Badar, Uhud, Arafah atau Makah.2 3. Teori subjektif Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan kepada penduduk Mekkah dengan panggilan “wahai manusia”, “wahai orang-orang yang ingkar”, “wahai anak adam”. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi panggilan



1



UIN Sunan Ampel, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UIN Sunan Ampel Press:2017), Cet.7,



hlm. 156. 2



Ibid, hal 159.



3



4



kepada penduduk Madinah dengan panggilan “wahai orang-orang yang beriman”.3 4. Teori Content Analysis Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi tentang hudud, faraid, dan sebagainya.4



B. Faedah Mengetahui Ilmu Makkiyah dan Madaniyah Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah banyak faedahnya, diantaranya : 1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, sebab pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafaz, bukan sebab yang khusus. 2. Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah menuju jakan Allah SWT, sebab setiap situasi mempunyai bahasanya tersendiri. Ciri khas gaya bahasa Makkiyah dan Madaniyah dalam



Al-Qur’an,



juga



memberikan



kepada



orang



yang



mempelajarinya sebagai sebuah metode dalam dakwah ke jalan Allah, agar dapat menyesuaikan dengan psikologi lawan bicara, menguasai pikiran dan perasaannya, serta dapat memberikan solusi terhadap apa yang ada dalam dirinya dengan penuh bijaksana. 3. Setiap tahapan dakwah mempunyai topik dan pola penyampaian tersendiri. Pola penyampaian itu berbeda-beda, sesuai dengan 3



Ibid, hal 161.



4



Ibid, hal 164.



perbedaan manhaj, keyakinan dan kondisi lingkungan. Yang demikian tampak jelas dalam berbagai cara Al-Qur’an menyeru berbagai golongan yaitu, orang yang beriman, orang musyrik, orang munafik, dan ahli kitab. 4. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwa yang menyertainya, baik pada periode Mekkah maupun periode Madinah, sejak turunnya iqra’ hingga ayat yang terakhir diturunkan. Al-Qur’an dalah sumber pokok bagi hidup Rasulullah. Pola hidup beliau harus sesuai dengan Al-Qur’an, dan AlQur’an pun memberikan kata putus terhadap perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan.5



C. Perbedaan Makkiyah dan Madaniyah Para ulama memiliki tiga macam pandangan untuk membedakan antara makkiyah dan madinah yaitu : 1. Dari segi waktu turunnya Makkiyah diturunkan sebelum hijrah, sedangkan madaniyah diturunkan sesudah hijrah. 2. Dari segi tempat turunya Makkiyah turun di mekah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah, sedangkan madaniyah diturunkan di madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba, dan Sil. 3. Dari segi sasaranya Makkiyah adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk mekkah dan madaniyah adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk madinah. Ayat al-qur’an



yang mengandung seruan “ya



ayyuhan nas” (wahai manusia) adalah makkiyah, sedangkan yang



5



Syaikh Manna’Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2006.), hal.71-72.



3



mengandung seruan “ ya ayyuhal lazina amanu” adalah (wahai orangorang beriman) adalah madaniyah.6



D. Ciri umum dan ciri khas makiyah dan madaniyah 1. Ciri-ciri umum ayat Al-Qur’an surat Makkiyah dan Madaniyah a. Ciri-ciri umum ayat Al-Qur’an surat Makkiyah Orang yang melihat Al-Qur’an Al-Karim akan melihat bahwa ayat-ayat Makkiyah mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat Madaniyah, baik dalam irama maupun maknanya, sekalipun yang kedua ini didasarkan pada yang pertama dalam hukum-hukum dan perundang-undangannya. Pada zaman jahiliyah, masyarakat sedang



dalam



keadaan



buta



dan



tuli,



menyembah



berhala,



mempersekutukan Allah, mengingkari wahyu, dan mendustakan hari akhir. Mereka ahli perang, suka bertengkar, suka membantah, dengan kata-kata yang keras, sehingga wahyu ayat-ayat Makkiyah juga berupa goncangan-goncangan yang mencekam, menyala-nyala seperti api yang memberi tanda bahaya disertai argumentasi sangat tegas dan kuat. Semua ini dapat menghancurkan keyakinan mereka pada berhala, kemudian mengajak mereka kepada agama tauhid. Dengan demikian, kebobrokan mereka berhasil dikikis, begitu juga segala impian mereka dapat dilenyapkan dengan memberikan contoh-contoh kehidupan akhirat, surga, dan neraka yang terdapat didalamnya. Mereka yang begiru fasih berbahasa, ditantang agar membuat seperti apa yang ada di dalam Al-Qur’an, dengan mengemukakan kisah-kisah para pendusta terdahulu sebagai pelajaran dan peringatan. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Makkiyah : 1) Kata-kata atau Kalimat yang digunakan 6



Syaikh Manna’Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2006.), hal.73-74.



3



Surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek dan kata-kata yang digunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan karena penuh dengan sajak-sajak atau syair serta ungkapan perasaan. Kalimat yang dipergunakan juga tergolong fasih dan baligh. Banyak qasam, tasybih, dan amtsal. Gaya bahasa dalam surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah pun juga sering kali bersifat kongkrit maupun realitis materialis. Dan juga di dalam setiap surah atau ayat-ayat AL-Makkiyah terdapat lafadz Kalla dan Yaa Ayyuhannass. 2) Kandungan atau Isi Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah banyak berisikikan tentang ajakan untuk bertauhid, beribadah kepada Allah SWT, serta meninggalkan segala bentuk peribadatan kepada yang selain Allah SWT. Ayat-ayat Al-Makkiyah juga mengisahkan tentang para nabi dan kehidupan umat-umat terdahulu, pembuktian tentang risalah Allah SWT, kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan, kedatangan hari kiamat dan segala keringanannya, penjelasan tentang surga dan segala kenikmatannya, serta neraka dan segala siksaannya. Dan juga berisikan tentang argumentasi yang ditujukan untuk orang-orang musyrik yaitu dengan mempergunakan bukti-bukti rasional serta ayat-ayat kauniyah.



b. Ciri-ciri umum ayat Al-Qur’an surat Madaniyah Setelah terbentuk jamaah yang beriman kepada Allah SWT, Malaikat, kitab dan Rasul-Nya, kepada hari akhir dan qadar, baik dan buruknya, serta akidahnya telah diuji dengan berbagai cobaan dari orang musyrik dan ternyata dapat bertahan, dan dengan agamanya itu 3



mereka berhijrah karena mengutamakan apa yang ada di sisi Allah daripada kesenangan duniawi, maka disaat itu kita melihat ayat-ayat Madaniyah yang panjang-panjang membicarakan hukum-hukum Islam serta ketentuan-ketentuannya. Ia mengajak berjihad dan berkorban di jalan Allah, kemudian menjelaskan dasar-dasar dan perundang-undangan, meletakkan kaidah-kaidah kemasyarakatan, megngatur



hubungan



pribadi,



hubungan



internasional



dan



antarbangsa. Ia juga menyingkapkan aib dan isi hati orang-orang munafik, berdialog dengan Ahli Kitab dan membungkam mulut mereka.7 Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah 1) Kata-kata atau Kalimat yang digunakan Ayat



atau



surah-surah



yang



menandakan



A-Madaniyah



menggunakan kata-kata atau kalimat yang bermakna mendalam, kuat, dan juga kokoh. Kata-kata atau kalimat dalam surah Al-Madaniyah juga menggunakan kalimat-kalimat ushul serta ungkapan-ungkapan syariah. Serta dalam surat atau ayat-ayat tersebut terkandung seruan “Yaa Ayyuhalladzina aamanuu” dan identik dengan ayat yang panjang-panjang dengan menggunakan gaya bahasa yang dapat menjelaskan tujuan dari ayat tersebut serta dapat memantapkan syariat. 2) Kandungan dan Isi Di dalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah mengandung kewajiban bagi setiap makhluk serta sanksi-sanksinya, seperti; perintah untuk beribadah serta beramal sholeh, perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam, perintah unutk berdakwah, dsb. Dan juga di dalam surah-surah Al-Madaniyah 7



Syaikh Manna’Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2006.), hal.60-61.



3



disebutkan tentang orang-orang munafik, kecuali dalam QS. AlAnkabut serta di dalam surah Al-Madaniyah terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitab yang berisi tentang hukum dan perundang-undangan.8 2. Ciri khas ayat Al-Qur’an surat makiyah dan madaniyah a. ciri khas ayat Al-Qur’an surat Makiyah 1) Setiap surat yang di dalamnya mengandung “ayat ayat sajdah” adalah Makiyah. 2) Setiap surat yang mengandung lafazh kalla, adalah Makkiyah. Lafazh ini hanya terdapat dalam separo terakhir dari Al-Qur’an. Dan disebutkan sebanyak tiga puluh kali dalam lima belas surat. 3) Setiap surat yang mengandung “ya ayyuhanas nas” dan tidak mengandung “ya ayyuhal-ladzina amanu” adalah Makkiyah kecuali surat Al-Hajj yang pada terakhir suratnya terdapat “ya ayyuhal-ladzina amanurka’a wasjudu”. Namun demikian, sebagian besar para ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat Makkiyah.



4) Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu adalah Makkiyah, kecuali Al-Baqarah. 5) Setiap surat yang dibuka mengunakan huruf-huruf muqatha’ah dan hija’i seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, dan lainnya adalah Makkiyah, kecuali surat Al-Baqarah dan Al Imran. b. ciri khas ayat Al-Qur’an surat Madaniyah 1) Setiap surat yang berisi kewajiban atau sanksi hukum. 8



Rosihan Anwar, Ulum Al- Qur’an, (Bandung, Pustaka Setia:2008), hlm. 113.



3



2) Setiap surat yang di dalamnya di sebutkan orang-orang munafik kecuali surat Al-Ankabut, ia adalah Makkiyah. 3) Setiap surat yang di dalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab.9



Adapun Madaniyah ada 20 surat, yaitu : 1. Al-Baqarah



9. Al-Munafiqun



2. An-Nisaa’



10. At-Tahrim



3. Al-Anfal



11. Ali Imran



4. An-Nur



12. Al-Maidah



5. Muhammad



13. At-Taubah



6. Al-Hujurat



14. Al-Ahzab



7. Al-Mujadilah



15. Al-Fath



8. Al-Mumtahanah



16. Al-Hadid



9



Syaikh Manna’Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2006.), hal.75-77.



3



17. Al-Hasyr



19. Ath-Thalaq



18. Al-Jumuah



20. An-Nashr



Sedangkan yang diperselisihkan ada 12 surat, yaitu : 1. Al-Fatihah



7. Ar-Ra’d



2. Ar-Rahman



8. Ash-Shaff



3. At-Taghabun



9. At-Tathfif (AlMuthaffifin)



4. Al-Qadr



10. Al-Bayyinah



5. Az-Zalzalah



11. Al-Ikhlas



6. Al-Falaq



12. An-Nas



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ilmu Makkiyah dan Madaniyah merupakan suatu kajian yang membedakan fase penting yang memiliki andil dalam membentuk teks, baik dalam tataran maupun dalam struktur. Sehingga dapat membuktikan bahwa teks merupakan hasil dari interaksinya dengan realitas yang dinamis-historis. Ada empat teori dalam menentukan pengertian Makkiyah dan Madaniyah : 3



a. Teori Mulahazah Makan an-Nuzul (Teori Geografis). b. Teori Mulahazah Zaman an-Nuzul (Teori Historis). c. Teori Mulahazah Mukhatabin fi an-Nuzul (Teori Subjektif). d. Teori Mulahazah Ma Tadammanat an-Nuzul (Teori Konten Analisis). 2.



Untuk membantu kita menafsirkan Al-Qur’an dan menggunakannya untuk metode berdakwah.



3.



Ayat Makkiyah diturunkan di kota Mekkah dan Madaniyah diturunkan di kota Madinah.



4.



Makkiyah dan Madaniyah mempunyai ciri dan kharakteristiknya masing-masing yang membedakan antara surat yang satu dengan yang lainnya.



3



DAFTAR PUSTAKA UIN Sunan Ampel, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UIN Sunan Ampel Press:2017), Cet.7 Syaikh Manna’Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006.) Rosihan Anwar, Ulum Al- Qur’an, (Bandung, Pustaka Setia:2008)