Makalah Makkiyah Dan Madaniyah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKKIYAH DAN MADANIYAH



MAKALAH



Makalah ini disusun sebagai syarat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an



DISUSUN OLEH DESI DESNITA



(11870521981)



DEWI NUR AZIZAH



(11870521932)



JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2020



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makkiyah dan Madaniyah” ini tepat pada waktunya yang mana makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menerima bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Syahruddin Siregar, M.Ag., selaku dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an 2. Ayah dan Ibu selaku orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan materil 3. Serta semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini terselesaikan



Sebagai manusia biasa, penulis tentunya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada banyak hal yang merupakan suatu kekurangan yang mungkin saat ini belum dapat penulis sempurnakan, maka dari itu dengan penuh keikhlasan penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang mana bertujuan untuk menjadi suatu pelengkap makalah ini dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya, karena dengan membaca saja itu merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi penulis. Dan semoga dengan adanya makalah ini para pembaca lebih terpacu untuk mengembangkan potensi diri yang ada.



Pekanbaru, Maret 2020



Penulis i



DAFTAR ISI



Halaman KATA PENGANTAR...............................................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................1 1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................2 BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................3 2.1 Pengertian Makkiyah dan Madaniyah...................................................................3 2.2 Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah.........................................................6 2.3 Macam-macam Makkiyah dan Madaniyah...........................................................7 2.4 Karakteristik Makkiyah dan Madaniyah...............................................................9 2.5 Surah-surah Makkiyah dan Madaniyah...............................................................10 2.6 Hikmah Mempelajari Ilmu Makkiyah dan Madaniyah.......................................12 BAB III: PENUTUP...............................................................................................................13 3.1 Kesimpulan..........................................................................................................13 3.2 Saran....................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dan dinamika turunnya wahyu terdapat berbagai istilah-istilah yang muncul dalam pengkajian atau studi Al-Qur’an. Salah satunya ialah istilah Makki dan Madani yang tak lain juga disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah. Kedua kata tersebut di ambil dari dua nama kota besar di Jazirah Arab yaitu kota Makkah dan kota Madinah. Kata Makki dan Madani atau yang biasa disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu dari penjelasan jenis ayat-ayat/surah-surah yang ada dalam Al-Qur’an. Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu disiplin ilmu Al-Qur’an yang membahas dua periode penting tentang turunnya ayat atau surah dalam Al-Qur’an. Dan dalam menetapkan ayat atau surah mana yang termasuk Makkiyah atau Madaniyah terdapat beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ulama’. Para ulama’ mengemukakan empat prerspektif dalam mendefinisikan terminologi Makkiyah dan Madaniyah. Keempat perspektif itu adalah masa turun (zaman an-nuzul), tempat turun (makan an-nuzul), objek pembicaraan (mukhatab) dan tema pembicaraan (maudu’). 1.2 Rumusan Masalah Dari beberapa uraian yang penulis kemukakan pada bagian latar belakang, maka penulis dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1.2.1



Apa definisi Makkiyah dan Madaniyah menurut beberapa teori?



1.2.2



Bagaimana dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah?



1.2.3



Apa saja macam-macam Makkiyah dan Madaniyah?



1.2.4



Bagaimana karakteristik ayat atau surah Makkiyah dan Madaniyah?



1.2.5



Apa saja surah yang termasuk ke dalam Makkiyah dan Madaniyah?



1.2.6



Apa hikmah dalam mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah?



1.3 Tujuan Penulisan



1



Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penulisan sebagai berikut: 1.3.1



Untuk mengetahui definisi Makkiyah dan Madaniyah menurut beberapa teori



1.3.2



Untuk mengetahui dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah



1.3.3



Untuk mengetahui macam-macam Makkiyah dan Madaniyah



1.3.4



Untuk memngetahui karakteristik ayat atau surah Makkiyah dan Madaniyah



1.3.5



Untuk mengetahui surah yang termasuk ke dalam Makkiyah dan Madaniyah



1.3.6



Untuk mengetahui hikmah dalam mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah



1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: 1.4.1



Manfaat Teoritis 1. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan, informasi, pemikiran, dan ilmu pengetahuan kepada pihak lain yang berkepentingan. 2. Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penyusunan makalah selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan pengelompokan Makkiyah dan Madaniyah.



1.4.2



Manfaat Praktis 1. Bagi publik, diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan dapat diterapkan agar tidak ada lagi perdebatan atau pun perbedaan pendapat mengenai pengelompokan Makkiyah dan Madaniyah. 2.



Bagi penulis, diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh penulis dan meningkatkan kesadaran bahwa mempelajari serta mendalami ilmu AlQur’an adalah penting, salah satunya mengenai pengelompokan ayat AlQur’an Makkiyah dan Madaniyah.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Makkiyah dan Madaniyah 2.1.1



Teori Geografis (Mulahazah Makan an-Nuzul) Teori ini berorientasi pada tempat turunnya ayat atau surat Al-Qur’an. Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya (Mina, Arafah, Hudaibiyah, dll.), baik waktu turunnya sebelum Rasulullah Saw. melakukan hijrah maupun sesudahnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah atau sekitarnya (Badar, Sal’, Uhud, dll.), baik waktu turunnya sebelum Rasulullah Saw. berhijrah maupun sesudahnya1. Dalil yang digunakan dalam teori ini adalah HR. Abu Amr dan Uthman bin Sa’id ad-Darimi:



‫اهللُ َصلَّى النَّيِب ُّ ْيبَلُ َغ أَ ْن َقْب َل ْينَ ِة الْ َم ِد طَ ِريْ ِق يِف ْ ُِّنز َل َو َما مِب َ َّكةَ ُِّنز َل َما‬ ‫ الْ َم ِّك ِّي َف ُه َو ِم َن الْ َم ِد ْينَةَ َو َسلَّ َم َعلَْي ِه‬. ‫َو َسلّ َم َعلَْي ِه اهللُ َصلَّى النَّيِب ِّ َعلَى ُِّنز َل َو َما‬ َِ ‫اْمل َديِن َفهو ِمن ين ِة الْم ِد‬ ِ ِ ْ ‫قد َم َما َْبع َد أ‬ ْ ‫َس َفاره يِف‬ َ َْ َ َ ُ ََْ Artinya: “Ayat yang diturunkan di Makkah dan ayat yang diturunkan dalam perjalanan menuju Madinah sebelum Nabi saw tiba di Madinah, maka ia masuk kategori ayat Makkiyah. Dan ayat yang diturunkan kepada Nabi saw dalam perjalanannya setelah beliau tiba di Madinah, maka ia masuk kategori ayat Madaniyah.” (HR. Abu Amr dan Uthman bin Sa’id ad-Darimi) 1



Muhammad Thohir dan Taufik, Modul 1: Konsep Dasar Ulumul Quran, (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hlm. 2



3



Kelebihan teori ini yaitu hasil rumusan tentang pengertian ayat atau surah Makkiyah dan Madaniyah lebih jelas dan lebih tegas dari teori lain, karena teori ini menegaskan bahwa orientasi tempat sebagai pijakan ketentuan identitas ayat. Namun kriteria tersebut, memiliki beberapa kelemahan yaitu rumusannya tidak dapat dijadikan batasan, dan tidak definitif. Sebab rumusannya belum bisa mencakup seluruh karakter ayat Al Qur’an2. Namun, pada kenyataanya ada beberapa ayat Al-Qur’an yang tidak turun di wilayah Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya QS. At-Taubah: 42 adalah di Tabuk, QS. Az-Zukhruf: 45 di Baitul Maqdis (Palestina) pada malam Isra Mi’raj. Hal ini merujuk pada HR. At-Thabrani dari Abu Umamah: “Rasulullah SAW bersabda: Al-Quran di turunkan di 3 tempat: Makkah, Madinah, dan Sham. Walid berkata: Maksudnya Baitul Maqdis? Kathir Berkata; Tetapi penafsirannya di Tabuk adalah lebih baik.” 2.1.2



Teori Historis (Mulahazah Zaman an-Nuzul) Teori ini berorientasi pada sejarah waktu turunnya ayat Al-Qur’an. Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah Saw. berhijrah. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah Saw. berhijrah. Adapun teori ini merujuk pada hadis yang sama dengan teori yang pertama yaitu HR. Abu Amr dan Uthman bin Sa’id ad-Darimi yang disandarkan pada Yahya bin Salam. Banyak sekali yang mendukung teori ini, mulai dari ulama klasik, modern, hingga ulama kontemporer saat ini3. Adapun yang menjadi kelebihan rumusan teori ini adalah karena mencakup keseluruhan ayat atau surah Al-Qur’an, sehingga dapat dijadikan ketentuan dan rujukan yang memadai. Sedangkan kelemahannya hanya terletak pada kejanggalan beberapa ayat atau surah Al- Qur’an yang nyata-nyata turun di Makkah, tetapi karena turun sesudah Hijrah, lalu ia dianggap Madaniyah. Seperti QS. Al-Maidah: 3, yang mana ayat tersebut turun pada hari Jum’at, di Arafah pada waktu Rasulullah Saw. dan masyarakat muslim sedang wukuf. Demikian juga dengan QS. An-Nisa: 8, yang mana ayat tersebut turun di tengah kota Makkah sewaktu Nabi Muhammad Saw. berada di dalam Ka’bah4.



2.1.3



Teori Subjektif (Mulahazah Mukhatabin fi an-Nuzul)



UIN Sunan Ampel, Bahan Ajar Studi Al-Qur’an, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018), Cet. 8, hlm. 158 Ibid, hlm. 159 4 Ibid, hlm. 160 2 3



4



Teori ini berorientasi pada subjek siapa yang dikhitabi (dituju) oleh ayat AlQur’an. Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan kepada penduduk Makkah dengan menggunakan khitab; ‫َّاس يَآأَيُّ َها‬ ُ ‫( الن‬wahai manusia), ‫( ال ََْْكافُِر ْون يَآأَيُّ َها‬wahai orang-orang yang ingkar), ‫آدم يَابَىِن‬ َ (wahai anak adam). Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi panggilan kepada penduduk Madinah dengan panggilan; ‫( َآمنُ وا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َها‬wahai orang-orang yang beriman).5 Teori ini didasarkan atas Riwayat Abu Ubaid dari Makmun bin Mihran dalam kitab Fadail Al-Qur’an yang menjelaskan:



ِ ‫ النَّاس أَي َُّها بِيآ اْل ُقر‬, ‫ م ِّكى نَّه فَِإ آدم بىِن يا أَو‬, ‫بِيآأَيهَُّ َكا َن وما‬ ‫آن ىِف َما َكا َن‬ ْ َ َ َ َ ُ ٌّ َ َ َ َ ْ َ ُ ‫يِن َم َد فَِإنَّهُ َآمُن ْوا الَّ ِذيْ ِن‬ Artinya: “Ayat Al-Qur’an yang memuat panggilan dengan ‫َّاس يَآأَيُّ َها‬ َ , ُ ‫ الن‬atau ‫آدم يَابَىِن‬ maka ia adalah ayat Makkiyah, dan ayat yang menggunakan panggilan dengan ‫ َآمنُوا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َها‬, maka ia adalah ayat Madaniyah”. (HR. Abu Ubaid dari Makmun bin Mihran) Kelebihan teori ini ialah rumusannya dimengerti, dan lebih cepat dikenali dengan kriteria panggilan (nida’, khitab) yang khas dari keduanya tersebut. Namun, teori ini banyak kelemahan dibandingkan dengan teori-teori yang lain. Setidaknya ada beberapa kelemahan dari teori ini, diantaranya: 1. Rumusan pengertiannya tak dapat dijadikan ketentuan, karena tak dapat mencakup seluruh ayat Al- Qur’an. Dari keseluruhan ayat Al- Qur’an yang berjumlah 6236 ayat, hanya ada 511 ayat yang dimulai dengan panggilan (nida), dan dari 511 ayat tersebut, yang dimulai dengan panggilan (nida’) yang khas Makkiyah berjumlah 292 ayat, dan yang khas Madaniyah berjumlah 219 ayat. 2. Rumusan kriterianya juga tidak dapat berlaku secara menyeluruh. Karena ada beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida’) ‫َّاس يَآأَيُّ َها‬ ُ ‫ الن‬bukan



5



Ibid, hlm. 161



5



termasuk ayat Makkiyah. Seperti QS. Al-Baqarah: 21, QS. An-Nisa: 1, dan QS. An-Nisa: 133. 3. Ada pula beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida’, khitab) ‫ َآمنُ وا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َها‬tetapi bukan tergolong ayat Madaniyah, tetapi ayat Makkiyah, misalnya dalam QS. Al-Hajj: 77.



2.1.4



Teori Content Analysis (Mulahazah Ma Tadammanat an-Nuzul) Teori ini berorientasi pada isi ayat Al-Qur’an. Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi tentang hudud, faraid, dan sebagainya. Teori ini didasarkan pada salah satunya Riwayat Hisham dari ayahnya, Al-Hakim:



ِ ِ ِ ِ ِ ‫ت ُس ْو َر ٍة ُك ُّل‬ ْ ‫ض احلُْ ُد ْو ُد فْي َها ذ ُكَر‬ ْ ‫ذ ُكَر‬ ُ ‫ت ُس ْو َر ٍة َو ُك ُّل نيَّةٌ َم َد فَ ِه َي َواْل َفَرآئ‬



ِ ‫م ِّكية فَ ِهي اْمل‬ ‫اضيَةُ اْل ُقُر ْو ُن فِ ِْيْه‬ ََْ َ َ َ



Artinya: “Semua surah yang memuat aturan-aturan, ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk Surah Madaniyah, dan semua surah yang memuat tentang peristiwa masa lampau, maka ia masuk kategori Makkiyah”. (HR. Hisham dari al-Hakim) Kelebihan teori ini adalah bahwa kriterianya jelas, sehingga mudah dipahami, sebab gampang dilihat antara lain; dari tanda-tanda tertentu. Sedang kelemahan teori ini adalah dari sisi pelaksanaan pembedaan antara Makkiyah dan Madaniyah yang tidak praktis, karena harus mempelajari isi yang terkandung di dalam ayat atau surah Al Qur’an6. 2.2 Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah Terdapat dua cara untuk mengenali ayat dan surah yang masuk kategori Makkiyah dan Madaniyah: 2.2.1



6



Al-Manhaj As-Sima’i An-Naqli



Ibid, hlm. 166



6



Pengenalan cara sima’i adalah pengetahuan ayat dan surah Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh berdasarkan riwayat. Melalui riwayat yang sahih dari para sahabat yang menyaksikan turunnya wahyu dan juga dari tabi’in yang mengetahuinya dari sahabat. Metode ini disebut al-manhaj as-sima’i an-naqli yang secara harfiah berarti metode pendengaran dan periwayatan. Jika dasar yang kita gunakan untuk menentukan mana surat-surat dan ayat-ayat yang masuk kategori Makkiyah dan Madaniyyah adalah masa turunnya (‘itibar zaman annuzul), maka kita cukup menelusuri riwayat dari para sahabat yang menyaksikan turunnya wahyu, kapan turunnya wahyu tersebut, apakah sebelum atau sesudah hijrah. Semua surat-surat yang turun sebelum hijrah seperti surat Al-‘Alaq, AlMudatsir, Al-Muzammil, Al-Fatihah dsb. masuk kategori Makkiyah. Begitu juga sumua surat-surat yang turun setelah hijrah seperti Al-Baqarah, Ali-Imran, AnNisa’, Al-Maidah dsb. masuk kategori Madaniyah. Jika tidak ditemukan satu pun riwayat yang dapat diterima tentang kapan atau di mana surat dan ayat-ayat itu diturunkan, maka ditempuhlah metode yang kedua yaitu al-manhaj al-qiyasi alijtihadi7. 2.2.2



Al-Manhaj Al-Qiyasi Al-Ijtihadi Pengenalan cara qiyasi adalah pengetahuan ayat dan surah Makkiyah dan Madaniyah berdasarkan kriterianya yang menonjol tersebut, antara lain: melalui ciri khitab-nya, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan lain sebagainya. Dasar yang dapat menentukan suatu surah masuk dalam kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara qiyasi antara lain8: 1. Dasar Aghlabiyah (Mayoritas) Suatu surah bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah, maka surah tersebut disebut Makkiyah. Demikian juga sebaliknya, bila mayoritas ayatayatnya adalah Madaniyah, Maka surah tersebut disebut Madaniyah9. 2. Dasar Tabi’iyah (Kontinuitas) Suatu surah bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Makkah (sebelum Hijrah), maka surah tersebut berstatus sebagai surah Makkiyah. Begitu juga sebaliknya, bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Madinah (sesudah Hijrah), maka surah tersebut berstatus sebagai surah Madaniyah10.



Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), hlm. 27 UIN Sunan Ampel, Op.Cit., hlm. 171 9 UIN Sunan Ampel, Loc. Cit. 10 Ibid, hlm. 172 7 8



7



2.3 Macam-macam Makkiyah dan Madaniyah Pada umumnya, para ulama membagi macam-macam surah Al-Qur’an menjadi dua kelompok, yaitu surah-surah Makkiyah dan Madaniyah. Mereka berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah masing-masing kelompoknya. Perbedaan-perbedaan pendapat para ulama itu dikarenakan adanya sebagian surah yang seluruh ayat-ayatnya Makkiyah atau Madaniyah, dan ada sebagian surah lain yang tergolong Makkiyah dan Madaniyah tetapi di dalamnya berisi sedikit ayat yang lain statusnya. Karena itu, dari segi Makkiyah dan Madaniyah ini, maka surah-surah Al-Qur’an itu terbagi menjadi empat macam, sebagai berikut: 2.3.1



Surah Makkiyah Murni ( ٌ‫) ُكلُّ َها َم ِّكيَّة‬ Yang termasuk kategori surah Makkiyah murni adalah surah yang berisi ayatayat yang seluruhnya berstatus Makkiyah secara ijma’, tidak ada perbedaan tentang status tersebut. Surah yang berstatus Makkiyah murni berjumlah 58 surah, yang memuat 2.074 ayat. Contohnya seperti surah al-Fatihah, Yunus, arRa’du, al-Anbiya, al-Mu’minun, an-Naml, Shaad, Fatir dan surat-surat yang pendek-pendek ada juz 30 (kecuali surah An-Nashr)11.



2.3.2



Surah Madaniyah Murni ( ٌ‫) ُكلُّ َها َم َدنِيَّة‬ Yang termasuk kategori surah Madaniyah murni adalah surah yang berisi ayatayat yang seluruhnya berstatus Madaniyah secara ijma’, tidak ada perbedaan tentang status tersebut. Surah yang berstatus Madaniyah murni berjumlah 18 surah, yang memuat 737 ayat12. Contohnya seperti surah Ali Imran, an-Nisa, an-



2.3.3



Nur, al-Ahzab, al-Hujurat, al-Mumtahanah, al-Zalzalah, dan sebagainya13. Surah Makkiyah yang Berisi Ayat Madaniyah ( ٌ‫) َم َدنِيَّة فِْي َها َم َّكيَّة‬ Yang termasuk kategori surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah adalah surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Makkiyah, tetapi didalamnya juga memuat ayat-ayat Madaniyah, atau ada perbedaan tentang status tersebut. Surah yang berstatus Makkiyah yang tidak murni ini di dalam Al-Qur’an berjumlah 32 surah, yang memuat 2.699 ayat14. Contohnya seperti surah al-



Moch. Tolchah, Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an, (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2016), hlm. 185 UIN Sunan Ampel, Op.Cit., hlm. 173-174 13 Moch. Tolchah, Op.Cit., hlm. 185 14 UIN Sunan Ampel, Op.Cit., hlm. 174 11 12



8



An’am, al-A’raf, Hud, Yusuf, Ibrahim, al-Furqan, az-Zumar, asy-Syura, alWaqi’ah dan sebagainya15. 2.3.4



Surah Madaniyah yang Berisi Ayat Makkiyah ( ‫) َم َّكيَّةٌ فِْي َها َم َدنِيَّة‬ Yang termasuk kategori surah Madaniyah yang berisi Ayat Makkiyah adalah surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Madaniyah, tetapi di dalamnya juga memuat ayat-ayat Makkiyah, atau ada perbedaan tentang status tersebut. Surah yang berstatus Madaniyah yang tidak murni ini di dalam AlQur’an berjumlah 6 surah, yang memuat 726 ayat, yaitu surah al-Baqarah, alMaidah, al-Anfal, at-Taubah, al-Hajj, dan surah Muhammad atau surah al-Qital16.



2.4 Karakteristik Makkiyah dan Madaniyah Dari keterangan sahabat Nabi r.a. dan tabi’in dalam membangun teori Makkiyyah dan Madaniyah, maka dapat ditemukan karakteristik, dan ciri khas ayat dan surah Makkiyah dan Madaniyah antara lain: 2.4.1



Karakteristik Ayat dan Surah Makkiyah 1. Dimulai dengan nida’ (panggilan) “‫ ” النَّاسُ يَآأَيُّهَا‬dan sebangsanya. Tetapi tidak mengandung “‫ ” َآمنُ وا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َها‬, kecuali surah Al-Hajj. Namun demikian, sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat Makkiyah17. Di dalam Al-Qur’an bentuk nida’ “‫ ” النَّاسُ يَآأَيُّهَا‬ada 292 ayat atau 4,68%18. 2. Di dalamnya terdapat lafal “  ‫” َكاَّل‬. Dalam seluruh Al-Qur’an lafal tersebut terdapat 33 kali dalam 25 surah di bagian akhir Mushaf Uthmani. 3. Di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah, yang mana di dalam Al-Qur’an terdapat 15 ayat sajdah. 4. Surah yang diawali dengan huruf tahajji19, seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, dan Nun, kecuali dua surah Al-Baqarah dan Ali Imran. Para ulama berbeda pendapat mengenai surah Al-Ra’d, sebagian berpendapat surah Makkiyah20.



Moch. Tolchah, Op.Cit., hlm. 185 Ibid, hlm. 186 17 Aunur Rafiq El-Mazni, Edisi Imdonesia: Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), hlm. 76 18 UIN Sunan Ampel, Op.Cit., hlm. 166 19 Muhammad Thohir dan Taufik, Op. Cit., hlm. 5 20 Amroeni Drajat, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 67 15 16



9



5. Di dalamnya terdapat cerita-cerita para Nabi dan umat terdahulu, selain dalam QS. Al-Baqarah dan QS. Al-Maidah. Contohnya seperti surah Yunus, Yusuf, Hud, Ibrahim, Al-Kahfi, Maryam, Thaha dan sebagainya. 6. Di dalamnya terdapat keterangan adat istiadat orang kafir, orang musyrik, orang yang suka mencuri, merampok, membunuh, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan sebagainya. 7. Ayat dan surah-surahnya pendek dan ringkas serta memiliki kesamaan cara penyampaian atau gaya bahasanya21. 8. Surah-surah yang berisi ajaran tentang aqidah (tauhid, menyembah Allah Swt. semata, risalah Nabi Muhammad Saw., hari akhir, mujadalah kaum musyirikin dengan dalil-dalil akal dan ayat-ayat kauniyah)22. 9. Surah-surah yang berisi seruan untuk berpegang pada aklak luhur dan berbuat baik23. Dijelaskan dengan sangat mengagumkan sehingga menyebabkan orang benci kepada kekafiran, kemusyrikan, kefasikan, kekasaran dan sebagainya. Dan sebaliknya, menarik orang untuk beriman, taat, setia, kasih sayang, ihlas, hormat, rendah diri, dan sebagainya. 2.4.2



Karakteristik Ayat dan Surah Madaniyah 1. Berisi nida’ “ ‫( ” َآمنُوا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َها‬wahai orang-orang yang beriman)24. 2. Terdapat hukum-hukum faraidh, hudud, qishash dan jihad di dalamnya25. 3. Umumnya memiliki surah yang panjang, susunan kalimatnya bernada tenang dan lembut26. 4. Berisi keterangan tentang karakter orang-orang munafiq (kecuali QS. AlAnkabut) dalam QS.An-Nisa’, QS. Al-Anfal, QS. At-Taubah, QS. Al-Ahzab, QS. Al-Fath, QS. Al-Hadid, QS. Al-Munafiqun, QS. At-Tahrim27. 5. Setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab28. 6. Berisi hukum muamalah, seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai, utangpiutang, dan sebagainya (QS. Al-Baqarah, QS. Ali Imran, QS. An-Nisa’, QS. Al-Maidah, dan lain-lain).



Nashirul Haq, Abd. Ghafur, dkk., Ulumul Qur’an, (Jakarta: Al-Huda, 2012), hlm. 104 Yunahar Ilyas, Op. Cit., hlm. 28 23 Moch. Tolchah, Op. Cit., hlm. 182 24 Muhammad Thohir dan Taufik, Op. Cit., hlm. 5 25 Moch. Tolchah, Loc. Cit. 26 Amroeni Drajat, Op. Cit., hlm. 68 27 UIN Sunan Ampel, Op. Cit., hlm. 168 28 Aunur Rafiq El-Mazni, Op. Cit., hlm. 77 21 22



10



7. Berisi hukum kemasyarakatan, kenegaraan, seperti permusyawaratan, kedisiplinan, kepemimpinan, pendidikan, pergaulan dan sebagainya (QS. AlBaqarah, QS. Ali Imran, QS. Al-Maidah, QS. Al-Anfal, QS. At-Taubah, QS. Al-Hujurat, dan sebagainya). 8. Berisi dakwah kepada pemeluk Yahudi dan Nasrani (QS. Al-Baqarah, QS. Ali Imran, QS. Al-Fath, QS. Al-Hujurat, dan sebagainya). 2.5 Surah-surah Makkiyah dan Madaniyah 2.5.1



Surah-surah Makkiyah 1. Al-An’am



21. Luqman



41. Al-Waqi’ah



61. Al-Ghasyiyah



2. Al-A’raf



22. As-Sajdah



42. Al-Mulk



62. Al-Fajr



3. Yunus



23. Saba’



43. Al-Qalam



63. Al-Balad



4. Hud



24. Fathir



44. Al-Haqah



64. Asy-Syams



5. Yusuf



25. Yasin



45. Al-Ma’arij



65. Al-Lail



6. Ibrahim



26. Ash-Shaffat



46. Nuh



66. Ad-Duha’



7. Al-Hijr



27. Shad



47. Al-Jin



67. Al-Insyirah



8. An-Nahl



28. Az-Zumar



48. Al-Muzammil



68. At-Tin



9. Al-Isra’



29. Al-Mukmin



49. Al-Muddatsir



69. Al-‘Alaq



10. Al-Kahfi



30. Fushilat



50. Al-Qiyamah



70. Al-‘Adiyat



11. Maryam



31. Asy-Syura



51. Al-Mursalat



71. Al-Qari’ah



12. Thaha



32. Az-Zukhruf



52. An-Naba’



72. At-Takatsur



13. Al-Anbiya’



33. Ad-Dukhan



53. An-Nazi’at



73.



Al-



Ashr 14. Al-Mukminun 34. Al-Jatsiyah



54. ‘Abasa



74. Al-Humazah



15. Al-Furqan



35. Al-Ahqaf



55. At-Takwir



75. Al-Fil



16. Asy-Syu’ara



36. Qaf



56. Al-Infithar



76. Quraisy



17. An-Naml



37. Adz-Dzariyat



57. Al-Insyiqaq



77. Al-Ma’un



18. Al-Qashash



38. Ath-Thur



58. Al-Buruj



78. Al-Kautsar



19. Al-‘Ankabut



39. An-Najm



59. Ath-Thariq



40. Al-Qamar



60. Al-A’la



79.



Al-



Kafirun 20. Ar-Rum 2.5.2 29



80. Al-Lahab



Surah-surah Madaniyah29



Aunur Rafiq El-Mazni, Op. Cit., hlm. 64



11



2.5.3



1. Al-Baqarah



6. At-Taubah



11. Al-Hujurat



16. Al-Jumu’ah



2. Ali Imran



7. An-Nur



12. Al-Hadid



17. Al-Munafiqun



3. An-Nisa’



8. Al-Ahzab



13. Al-Mujadilah



18. Ath-Thalaq



4. Al-Maidah



9. Muhammad



14. Al-Hasyr



19. At-Tahrim



5. Al-Anfal



10. Al-Fath



15. Al-Mumtahanah 20. An-Nashr



Surah-surah yang diperselisihkan30 Selain surah-surah yang telah dikelompokkan di atas, terdapat beberapa surah yang diperselisihkan mengenai pengelompokannya apakah masuk ke dalam surah Makkiyah atau Madaniyah. 1. Al-Fatihah



4. Ash-Shaff



7. Al-Qadr



10. Al-Ikhlas



2. Ar-Ra’d



5. At-Taghabun



8. Al-Bayyinah



11. Al-Falaq



3. Ar-Rahman



6. At-Tathfif



9. Az-Zalzalah



12. An-Nas



2.6 Hikmah Mempelajari Ilmu Makkiyah dan Madaniyah Dengan mengetahui ilmu Makki dan Madani ini akan banyak membawa hikmah dan faedah serta kegunaan yang bermacam-macam, antara lain sebagai berikut31: 2.6.1



Mudah diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat yang turun belakangan dari kitab suci Al-Qur’an.



2.6.2



Mudah diketahui mana ayat-ayat Al-Qur’an yang hukum/bacaannya telah dinasakh (dihapus dan diganti), dan mana ayat-ayat yang me-nasakh-kannya, khususnya bila ada dua ayat yang menerangkan hukum suatu masalah, tetapi ketetapannya bertentangan antara satu dengan yang lain.



2.6.3



Mengetahui dan mengerti sejarah pensyariatan hukum-hukum Islam (Taarikhut Tasyri’) yang amat bijaksana dalam menetapkan peraturan-peraturan.



2.6.4



Mengetahui hikmah disyariatkannya suatu hukum (Hikmatul Tasyri’). Sebab, dengan ilmu makki dan madani dapat di ketahui tarikh tasyri’ yang dalam mensyariatkan hukum-hukum Islam itu secara bertahap, sehingga dapat pula diketahui mengapa sesuatu hukum itu disyariatkan secara demikian.



2.6.5



Dengan mengetahui ilmu Makki dan Madani yang dapat mengetahui hikmatul tasyri’ itu, akan bisa menambah kepercayaan orang terhadap kewahyuan AlQur’an.



30 31



Aunur Rafiq El-Mazni, Loc. Cit. Moch. Tolchah, Op.Cit., hlm. 187



12



2.6.6



Meningkatkan keyakinan orang terhadap kesucian, kemurnian, dan keaslian AlQur’an.



2.6.7



Mengetahui perbedaan dan tahap-tahap dakwah Islamiah.



2.6.8



Mengerti perbedaan ushlub-ushlub (bentuk bahasa) Al-Qur’an, yang dalam surah-surah Makkiyah berbeda dengan yang dalam surah-surah Madaniyah.



2.6.9



Dengan mengetahui ilmu Makki dan Madani situasi dan kondisi masyarakat kota Makkah dan Madinah dapat diketahui, khususnya pada waktu turunya ayat-ayat Al-Qur’an.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ilmu Makkiyah dan Madaniyah merupakan bidang kajian yang membedakan fase penting yang memiliki andil dalam membentuk teks, baik dalam tataran isi ataupun struktur. Hal ini membuktikan, bahwa teks merupakan hasil dari interaksinya dengan realitas yang dinamis-historis. Ada empat teori dalam menentukan pengertian Makkiyah dan Madaniyah, yaitu: 1. Teori Mulahazah Makan An-Nuzul (Teori Geografis) 2. Teori Mulahazah Zaman An-Nuzul (Teori Historis) 3. Teori Mulahazah Mukhatabin fi An-Nuzul (Teori Subjektif) 4. Teori Mulahazah Ma Tadammanat An-Nuzul (Teori Konten Analisis) Adapun karakteristik ayat dan surah Makkiyah antara lain dimulai dengan nida’ " ‫ " يَآأَيُّهَاالنَّاس‬dan sebagainya, di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah, biasanya terdiri dari ayat-ayat yang pendek, dll. Sedangkan karakteristik ayat dan surah Madaniyah antara lain memuat hukum pidana (hudud), hukum fara’id, berisi izin jihad fisabilillah, biasanya terdiri dari ayat-ayat yang panjang, dll. Ada dua cara untuk mengenali ayat dan surah 13



yang masuk kategori Makkiyah dan Madaniyah yaitu cara sima’i dan qiyasi. Pengenalan cara sima’i adalah pengetahuan ayat atau surah Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh berdasarkan riwayat. Sedangkan pengenalan cara qiyasi adalah pengetahuan ayat dan surah Makkiyah dan Madaniyah berdasarkan kriterianya yang menonjol antara lain melalui ciri khitab-nya, kandungannya, redaksi dan uslub-nya, dan lain sebagainya. Dasar yang dapat menentukan suatu surah masuk dalam kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara qiyasi yaitu dasar aghlabiyah (mayoritas) dan dasar tabi’iyah (kontinuitas). Adapun hikmah yang dapat diambil dari mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah diantaranya dapat mengerti perbedaan uslub-uslub (gaya bahasa dan stailisasi) Al Qur’an, mengetahui dialektika Al-Qur’an dengan masyarakatnya, dalam tranformasi dan kontruksi ideologi masyarakat baru dalam sinaran wahyu Ilahi.



3.2 Saran Setelah mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah ini maka diharapkan para pembaca mampu memahaminya dengan baik, mengetahui pengertian serta perbedaan Makkiyah dan Madaniyah. Dan kemudian, diharapkan mampu memahami surah-surah mana saja yang termasuk ke dalam Makkiyah dan Madaniyah. Dengan adanya ilmu ini, diharapkan juga kita menjadi manusia yang selalu menjaga dan memelihara Al-Qur’an serta mengaplikasikan ilmu yang ada di dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.



14



DAFTAR PUSTAKA



Ampel, UIN Sunan. 2018. Bahan Ajar Studi Al-Qur’an. Surabaya: UIN Sunan Ampel Drajat, Amroeni. 2017. Ulumul Qur’an. Jakarta: Kencana Haq, Nashirul, Abd. Ghafur, dkk. 2012. Ulumul Qur’an. Jakarta: Al-Huda Ilyas, Yunahar. 2014. Kuliah Ulumul Qur’an. Yogyakarta: ITQAN Publishing Mazni, Aunur Rafiq El. 2005. Edisi Imdonesia: Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Thohir, Muhammad, dan Taufik. 2019. Modul 1: Konsep Dasar Ulumul Quran. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia Tolchah, Moch. 2016. Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara



15



16