Imitasi Ratio Fenotipe [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IMITASI RATIO FENOTIPE ABSTRAK Persilangan monohibrid dapat mempelajari hubungan dominansi antar alel dari satu gen. Dihibrid merupakan suatu individu heterozigot untuk beberapa alel dan lokus. Pada persilangan dihibrid muncul sifat-sifat, sifat-sifat dipengaruhi dominansi antar alel. Mendel telah menemukan rasio fenotipe dari monohibrid dominasi penuh yaitu 3:1, untuk persilangan monohibrid dominasi tidak penuh 1:2:1, untuk persilangan dihibrid dominasi penuh ratio fenotipenya yaitu 9:3:3:1, untuk persilangan dihibrid dominasi tidak penuh ratio fenotipenya adalah 1:2:1:2:4:2:1:2:1. Chi-square test adalah salah satu jenis uji yang merupakan non parametris yang banyak digunakan. Syarat untuk melakukan uji chi square adalah frekuensi responden atau sampel yang digunakan besar. Chi square dapat digunakan jika tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan. Syarat yang kedua yaitu apabila bentuk tabel kontigensi 2 X 2, maka tidak boleh terdapat satu cell saja yang memilili frekuensi harapan. Syarat yang ketiga yaitu apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2 maka jumlah cell dengan frekuensi kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%. Kata Kunci : Chi-square test, Hukum mendel, Monohibrid, Dihibrid



PENDAHULUAN Dalam pengetahuan biologi terdapat cabang ilmu yang berhubungan dengan hereditas dan variasi, pengetahuan tersebut adalah genetika. Ilmu genetika memiliki posisi yang sangat penting dalam seluruh aspek ilmu biologi. Genetika merupakan ilmu yang sangat kompleks karena mempelajari berbagai macam organisme, dari manusia hingga mikroba. Selain mengenai suatu ilmu, genetika juga memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan terkait isu kesehatan dan kebijakan publik (Fauzi dan Ramadhani, 2017: 238). Asal-usul genetika ditemukan oleh Gregor Mendel melalui hibridisasi tanaman (1865). Akan tetapi, kata “genetika” diciptakan pada tahun 1906, yang menunjukkan ilmu keturunan pewarisan sifat. Kata ini diciptakan berdasarkan metode mendel yang menganilisis ilmu persilangan suatu gen atau sifat. Ilmu genetika mendel berhubungan dengan teori pewarisan kromosom (Gayon, 2016: 225). Dalam melakukan percobaan genetika, menentukan fenotipe dan genotype adalah yang wajib karena bersifat descriptor organisme individu. Agar dapat menentukan fenotipe dan genotype, Mendell menciptakan punnet square yang merupakan cara sederhana dalam untuk menyilangkan gen dari 2 organisme yang dipercobakan (Thomas, 2020: 142). Persilangan monohibrid dapat mempelajari hubungan dominansi antar alel dari satu gen. Dihibrid



merupakan suatu individu heterozigot untuk beberapa alel dan lokus. Pada persilangan dihibrid muncul sifat-sifat, sifat-sifat dipengaruhi dominansi antar alel. Mendel telah menemukan rasio fenotipe dari dihibrid yaitu 9:3:3:1. Akan tetapi mendel tidak mengetahui arti perbandingan tersebut. Mendel hanya mengatakan bahwa kesatuan yang menentukan sifat bergantung pada unit yang menentukan sifat lainnya (Starr et al., 2016: 210). Persilangan dihibrid merupakan persilangan dimana pewarisan dua karakter dianggap. Mendel telah melakukan percobaan persilangan tumbuhan kacang polong yang memiliki 2 sifat yang berbeda yaitu tekstur biji dan kotiledon. Pada persilangan, kacang polong dengan kotiledon warna kuning lebih dominan disbanding yang berwarna hijau. Keturunan menujukkan semua karakter dari kedua induknya dengan kombinasi yang berbeda. Didapatkan kacang polong biji kuning bulat, biji bilat hijau, biji kuning keriput, dan biji hijau keriput dengan perbandingan 9:3:3:1. Dalam persilangan dihibrid harus ada 4 faktor pada setiap induknya (Ahluwalia, 2018: 7). Mendel telah menjelaskan perbandingan fenotipe suatu perkawinan bisa ditentukan, pada perkawinan monohibrid anatr dua individu heterozigot perbandingannya 3:1. Untuk perkawinan dihibrid antar dua individu heterozigot perbandingannya 9:3:3:1. Perbandingan ini sudah dibuktikan oleh Mendel. Sifat alel dan perilaku dapat sedikit mengubah perbandingan fenotipenya. Adanya



sifat semidominan akan mengubah hasil perkawinan, yang awalnya perbandingan fenotip monohibrid 3:1 akan menjadi 1:2:1 (Irawan, 2019: 67). Dua alel atau lebih yang berinteraksi dan menghasilkan suat fenotipe dapat disebut dengan interaksi antar alel atau intralokus. Alel dominan yang muncul dapat menyebabkan alel resesif akan terselubungi, dan alel yang tampak adalah alel dominan saja. Karakter yang muncul pada persilangan ini identic dengan sifat alel yang dominan. Dominan tidak lengkap yaitu 2 alel dengan sifat heterozigot menghasilkan karakter yang diantara keduanya, sehingga tidal terjadi dominansi karakter (Sobir dan Syukur, 2015:134). Alel dominan langsung bisa terlihat pada hasil keturunan. Alel dominan lebih berkontribusi pada adaptasi daripada alel resesif terhadap probabilitas relatif. Alel resesif saat persilangan cenderung hilang oleh penyimpanan genetik. Alel resesif akan melayang pada frekuensi yang rendah. Alel dominan mencapai frekuensi tertinggi dengan cepat (Harris et al., 2020: 9). Simpelgenik atau poligenik merupakan gen yang mengendalikan dan mengatur karakter suatu tanaman. Pada simpelgenik karakter dikendalikan oleh sedikit gen dan pengaruh gen terhadap karakter tersebut tinggi. Pada poligenik karakter dikendalikan oleh banyak gen dan pengaruh gen terhadap karakter kecil. Suatu karakter yang diatur oleh sedikit gen akan memberikan pola segegrasi mengikuti hukum mendel. Karakter yang diatur banyak gen, pola segegrasinya tidak mengikuti hukum mendel (Anas dan Hakim, 2017: 104). Tumbuhan hasil persilangan F2 mengalami segegrasi yan sesuai dengan hukum mendel sehingga terjadi keragaman. Keragaman dapat terjadi akibat factor genetik dan lingkungan. Jika ingin melakukan persilangan dengan hasil yang sesuai harus melakukan seleksi pada F2. Sebelum melakukan F2 perlu mengetahui keragaman genetik, heritabilitas, dan jumlah gen yang berperan dalam mengendalikan karakter (Napitulu da Damanhuri, 2018: 1845). Chi square adalah salah satu jenis uji yang merupakan non parametris yang banyak digunakan. Syarat untuk melakukan uji chi square adalah frekuensi responden atau sampel yang digunakan besar. Chi square dapat digunakan jika tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan. Syarat yang kedua yaitu apabila bentuk tabel kontigensi 2 X 2, maka



tidak boleh terdapat satu cell saja yang memilili frekuensi harapan. Syarat yang ketiga yaitu apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2 maka jumlah cell dengan frekuensi kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20% (Susanti dan Ambiya, 2018: 212).



METODE PENELITIAN Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah, yang pertama kantong plastik berwarna hitam berjumlah dua, kancing berwarna merah dan putih berjumlah 40, bolpoin untuk menulis data dan kertas tabel pengamatan. Langkah kerja Persilangan monohibid dominan penuh : Langkah pertama adalah menyiapkan dua buah kantong berwarna hitam sebagai alat reproduksi jantan dan betina, masing-masing kantong diisi dengan 10 kancing berwarna merah (dominan) dan putih (resesif), lalu mengacak kancing tersebut dan ambil satu kancing dari plastik pertama dan kedua, satukan warna yang diperoleh dan tulis genotupe dalam table begitu pula fenotipenya, mengembalikan kancing tersebut ke dalam kantong plastic dan jangan sampai tertukar, ulangi pengambilan sebanyak 12 kali dan lakukan uji X2. Perkawinan monohibrid dominan tidak penuh : Perbedaan dari langkah sebelumnya adalah ketika pengambilan didapatkan kancing berwarna merah dan putih fenotipenya adalah merah muda bukan merah, karena disini sifatnya adalah dominan tidak penuh. Untuk langkahnya adalah Langkah pertama adalah menyiapkan dua buah kantong berwarna hitam sebagai alat reproduksi jantan dan betina, masing-masing kantong diisi dengan 10 kancing berwarna merah (dominan) dan putih (resesif), lalu mengacak kancing tersebut dan ambil satu kancing dari plastic pertama dan kedua, satukan warna yang diperoleh dan tulis genotupe dalam table begitu pula fenotipenya, mengembalikan kancing tersebut ke dalam kantong plastik dan jangan sampai tertukar, ulangi pengambilan sebanyak 12 kali dan lakukan uji X2. Perkawinan dihibrid dominan penuh : Langkah pertama adalah menyiapkan alat reproduksi jantan dan betina (kantong plastik), lalu masing-masing kantong berisi 5 merah dengan penonjolan (merah besar MB), merah tanpa penonjolan (merah kecil Mb), putih dengan penonjolan (mB), dan putih tanpa penonjolan (putih



kecil mb), lalu mengacak kancing dalam plastik, dan mengambilnya secara acak lalu mencatat data dan meletakkan kembali kancing tersebut dalam kantong plastik dan jangan sampai tertukar, ulangi pengambilan sebanyak 16 kali. Perkawinan dihibrid dominan tidak penuh : Untuk langkah percobaannya sama dengan dihibrid dominan penuh yang membedakan hanya. Ketika terjadi gabungan antara merah dan putih berarti fenotipenya merah muda sedangkan Ketika ada yang terjadi penonjolan dengan tidak berarti fenotipenya adalah sedang untuk langkahnya adalah Langkah yang pertama adalah menyiapkan alat reproduksi jantan dan betina (kantong plastik), lalu masing-masing kantong berisi 5 merah dengan penonjolan (merah besar MB), merah tanpa penonjolan (merah kecil Mb), putih dengan penonjolan (mB), dan putih tanpa penonjolan (putih kecil mb), lalu mengacak kancing dalam plastik, dan mengambilnya secara acak lalu mencatat data dan meletakkan kembali kancing tersebut dalam kantong plastik dan jangan sampai tertukar, ulangi pengambilan sebanyak 16 kali.



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Tabel 1. Persilangan Monohibrid Kel Dominan Dominan Tidak Penuh om Penuh pok 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Merah



Putih



Merah



Merah muda



Putih



10 8 9 9 8 10 8



2 4 3 3 4 2 4



2 3 2 8 3 1 4



9 5 6 4 6 7 7



1 4 4 0 3 4 1



Tabel 2. Persilangan Dihibrid Kelompok Dominan Penuh MB MK PB 11 2 3 1. 2. 6 2 5 3. 11 2 2 4. 9 3 4 5. 7 5 2 6. 5 5 5 7. 10 0 5



PK 0



3 1 0 2 1 1



Kel om pok



Dominan Tidak Penuh M M M M M P K S m m m B B K S



M B



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



1



0



0



4



0



4



1 0 2 3 4 0



2 2 1 0 0 2



4 3 1 2 2 1



1 2 1 4 2 3



2 2 1 1 0 4



4 4 5 2 3 3



P K



P S



6



1



0



1 0 3 2 0 1



0 0 0 2 0 2



1 3 2 0 5 0



Kelo mpok



Monohibrid Dominan Penuh



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



70%