Indikator Mutu (Mutu Pelayanan Kebidanan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN



DOSEN PEMBIMBING MERCY JOICE KAPARANG, SKM., M.Kes



DISUSUN OLEH KELOMPOK 1



Andi Widya Putri



Nurfitrianingsih



Ayong Grachelya Y. Santika



Nurhasanah Malla



Dewi Yunitasari



Olivia



Dian Rahmayani



Putri Fadillah



Diana Enes



Rianti Wulandari



Eka Vira Sri Rahayu



Rismawati



Fitriana Salsabila



Sri Wulandari (049)



Friska Enjelina



Vizka Elfanya Komile



Grachia Natalia Tobigo PRODI DIV KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PALU 2020



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN”



Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.



Palu, 10 Februari 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL...............................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. LATAR BELAKANG...............................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3 A. DISIPLIN DALAM STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN............3 B. STANDAR OUT COME..........................................................................4 C. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS............................................................6 BAB III PEMBAHASAN......................................................................................7 A. DISIPLIN DALAM STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN............7 B. STANDAR OUT COME........................................................................11 C. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS..........................................................15 BAB IV PENUTUP..............................................................................................17 A. KESIMPULAN.......................................................................................17 B. SARAN....................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Mutu merupakan derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan. Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah merupakan hasil dari ketidaksesuaian. Mutu tidak sama dengan kemewahan. Suatu produk atau pelayanan yang sesuai dengan segala spesifikasinya akan dikatakan bermutu, apapun bentuk produknya. Mutu harus dapat dicapai, diukur, dapat memberi keuntungan dan untuk mencapainya diperlukan kerja keras. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan



kesehatan



perorangan,



keluarga,



kelompok



maupun



masyarakat . Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan. Standard Operating Procedure (SOP) atau Sistem Tata Kerja merupakan perangkat yang memandu setiap individu dan unit kerja dalam institusi untuk melaksanakan aktivitasnya secara konsisten dalam rangka mencapai



1



tujuan yang diinginkan. Standar mutu pelayanan kebidanan terdiri dari 24 standar yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi Keluaran sering juga disebut dengan istilah outcome. Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien. Penilaian terhadap outcome adalah hasil akhir dari pelayanan kesehatan atau kepuasan. Outcome jangka pendek contohnya adalah sembuh dari sakit, cacat dan lain-lain. Sedangkan outcome jangka panjang contohnya adalah kemungkinan-kemungkinan kambuh penyakitnya atau kemungkinan sembuh di masa datang. Standar outcome adalah standar keluaran yang menilai kualitas dari layanan kesehatan, di antaranya: Kepuasan pelanggan, ketepatan, efisiensi, dan efektivitas Efisiensi yaitu, pelayanan yang disediakan berhubungan antara hasil layanan dan sumber daya yang digunakan untuk memberikan layanan kepada pasien. Efektivitas dalam pelayanan kesehatan adalah perlakuan dan pelayanan yang diberikan dalam konteks yang benar, diberikan sesuai dengan keilmuan saat ini untuk mencapai hasil yang diinginkan B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja yang termasuk dalam standar pelayanan kebidanan ? 2. Apa yang dimaksud dengan outcome serta bagaimana contohnya dalam kesehatan ? 3. Apa yang dimaksud dengan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan kesehatan ?



2



BAB II TINJUAN TEORI



A. DISIPLIN DALAM STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53). Standar layanan kebidanan berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar pelayanan sekaligus akan melindungi masyarakat, karna peniliaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi dan diukur, reaslitis, mudah dilakukan, serta dibutuhkan. Jika setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap pelayanan kebidanan, maka diperlukan standar yang telah ditetapkan.



Dengan



demikian,



standar



penting



untuk



pelaksana,



pemeliharaan dan penilaian kualitas pelayanan Penting bagi bidan untuk tetap disiplin, patuh, dan selalau menggunakan standar pelayanan kebidanan dalam setiap tindakan, terutama pada saat memberikan pelayanan.



3



Terdapat empat standar mutu pelayanan kebidanan yang harus selalau dipelihara, dipantau dan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi agar mutu layanan kesehatan atau kebidanan yang dihhasilkan selalau terjaga. B. STANDAR OUT COME Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap klien. Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur tertentu. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional klien 1. Kepuasan pelanggan Persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Persepsi adalah apa yang kita lihat, apa yang kita dengar dan apa yang kita rasakan terhadap apa yang kita terima. Harapan adalah kunci pokok dari setiap penyelenggara pelayanan kesehatan yang terlibat dalam kepuasan pasien atau pelanggan. Faktor-faktor yang mendorong kepuasan pelanggan adalah kualitas produk, harga, service quality, faktor emosional dan kemudahan. Service quality bergantung pada 3 hal, yaitu sistem, teknologi dan manusia. Adapun dimensi dari service quality adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan akurat (reability), kemauan untuk menolong pelanggan dan menyediakan pelayanan yang cepat, kemampuan pengetahuan dan sopan santun petugas untuk menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada pelanggannya, kepedulian, perhatian khusus kepada pelanggan dan 4



penampakan dari fasilitas fisik, peralatan, petugas dan barang-barang komunikasi. Kepuasan pelanggan merujuk pada bagaimana tangapan pasien terhadap pelayanan: a. Indikator klinis b. Kepuasan pasien / pelanggan c. Kwalitas hidup



Kepuasan adalah suatu keadaan yang dirasakan konsumen setelah dia mengalami suatu kinerja (atau hasil) yang telah memenuhi berbagai harapannya. Menurut Oliver, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan) setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya (Irine, 2009).



Menurut Kotler (2000), kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya (Dadang, 2010).



2. Ketepatan Ketepatan adalah waktu yang tepat terhadap tes, prosedur, perlakuan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien. Ketepatan merupakan tingkat dimana layanan yang diberikan kepada pasien adalah yang paling bermanfaat atau yang paling dibutuhkan waktunya.



5



C. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS Efisiensi mutu pelayanan kesehatan merupakan dimensi penting dari mutu karena efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal dari pada memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki. Pelayanan yang kurang baik karena norma yang tidak efektif atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau dihilangkan, dengan cara ini kualitas dapat ditingkatkan sambil menekan biaya. Pelayanan yang kurang baik, disamping menyebabkan risiko yang tidak perlu terjadi dan kurang nyamannya pasien, seringkali mahal dan memakan waktu yang lama untuk memperbaiki. Peningkatan kualitas memerlukan tambahan sumber daya, tetapi dengan menganilis efisiensi, manajer program kesehatan dapat memilih intervensi yang paling cost – effective. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuantujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa  pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam  pencapaian tujuantujuan yang telah ditentukan.



6



BAB III PEMBAHASAN



A. DISIPLIN DALAM STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN 1. Manfaat Standar Pelayanan Kebidanan Standar pelayanan kebidanan mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut : a. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan b. Melindungi masyarakat c. Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan d. Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktek sehari-hari. e. Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan pendidikan (Depkes RI, 2001:2) 2. Format Standar Pelayanan Kebidanan Dalam membahas tiap standar pelayanan kebidanan digunakan format bahasan sebagai berikut : a. Tujuan merupakan tujuan standar b. Pernyataan standar berisi pernyataan tentang pelayanan kebidanan yang dilakukan, dengan penjelasan tingkat kompetensi yang diharapkan c. Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan dinyatakan dalam bentuk yang dapat diatur



7



d. Prasyarat yang diperlukan (misalnya, alat, obat, ketrampilan) agar pelaksana pelayanan dapat menerapkan standar. e. Proses yang berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti untuk penerapan standar (Depkes RI, 2001:2). 3. Dasar hukum penerapan SPK adalah: a. Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992 Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahum 1992 kewajiban tenaga kesehatan adalah mematuhi standar profesi tenaga kesehatan, menghormati hak pasien, menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien, memberikan informasi dan meminta persetujuan (Informed consent), dan membuat serta memelihara rekam medik. Standar profesi tenaga kesehatan adalah pedoman yang harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik. Hak tenaga kesehatan adalah memperoleh perlindungan hukum melakukan tugasnya sesuai dengan profesi tenaga kesehatan serta mendapat penghargaan. b.  Pertemuan Program Safe Motherhood dari negara-negara di wilayah SEARO/Asia tenggara tahun 1995 tentang SPK Pada pertemuan ini disepakati bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang memerlukannya perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya, WHO SEARO mengembangkan 8



Standar Pelayanan Kebidanan. Standar ini kemudian diadaptasikan untuk pemakaian di Indonesia, khususnya untuk tingkat pelayanan dasar, sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat. Standar ini diberlakukan bagi semua pelaksana kebidanan. c.  Pertemuan Program tingkat propinsi DIY tentang penerapan SPK 1999 Bidan sebagai tenaga profesional merupakan ujung tombak dalam pemeriksaan kehamilan seharusnya sesuai dengan prosedur standar pelayanan kebidanan yang telah ada yang telah tertulis dan ditetapkan sesuai dengan kondisi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinkes DIY, 1999). d.  Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan. Pada BAB I yaitu tentang KETENTUAN UMUM pasal 1 ayat 6 yang berbunyi Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi secara baik. Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan kebidanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan serta penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan pofesi yang telah ditetapkan. Standar profesi pada dasarnya merupakan kesepakatan antar anggota profesi sendiri, sehingga bersifat wajib menjadi pedoman dalam pelaksanaan setiap kegiatan profesi (Heni dan Asmar, 2005:29)



9



4. Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan a. Standar pelayanan umum Standar 1



: persiapan kehidupan untuk keluarga sehat



Standar 2



: pencatatan dan laporan



b. Standar pelayanan antenatal Standar 3



: identifikasi ibu hamil



Standar 4



: pemeriksaan dan pemantauan antenatal



Standar 5



: palpasi abdominal



Standar 6



: pengelola anemia pada kehamilan



Standar 7



: pengelola dini hipertesi pada kehamilan



Standar 8



: persiapan persalianan



c. Standar pertolongan persalinan Standar 9



: asuhan persalianan kala 1



Standar 10



: persalinan kala 2 yang aman



Standar 11



: penatalaksanaan aktif persalinan kala 3



Standar12



: penanganan kala 2 dengan gawat janin melalui episiotomy



d. Standar layanan nifas Standar 13



: perawatan bayi baru lahir



Standar 14



: penanganan



pada dua janin pertama setelah



persalinan Standar 15



: layanan dan ibu pada bayi pada masa nifas



e. Standar penanganan kegawat obstetri dan neonatal Standar 16



: penanganan perdarahan kehamilan pada trimester III



Standar 17



: penanganan kegawatan pada eklamsia 10



Standar 18



: penanganan kegawatan pada partus lama/macet



Standar 19



: persalinan dengan menggunakan vakum ekstrator



Standar 20



: penanganan retensio plasenta



Standar 21



: penanganan perdarahan postpartum primer



Standar 22



: penanganan perdarahan postpartum sekunder



Standar 23



: penanganan sepsis puerperalis



Standar 24



: penanganan asfiksia neonatorum



5. Disiplin dalam standar mutu pelayanan kesehatan atau kebidanan a. Standar mutu masukan, meliputi mutu tenanga, dana, pelaksana atau fasilitas b. Standar mutu di lingkungan, meliputi mutu organisasi dan manajemen institusi kesehatan c. Standar mutu proses, meliputi mutu tindakan medis dan non medis d. Standar mutu keluaran yaitu mutu hasil atau penampilan pelayanan kesehatan kebidanan B. STANDAR OUT COME 1. Kepuasan pelanggan Kepuasan pasien sendiri pun memiliki dimensi yang sangat bervariasi, secara umum dimensi kepuasan dibedakan atas dua macam yaitu : a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi dapat memuaskan pasien. Dengan pendapat ini, maka 11



ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu hanya mengacu pada penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi yang baik saja. b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan dapat memuaskan pasien. Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan lebih bersifat luas, karna didalamnya



tercakup



penilaian



terhadap



kepuasan



pasien



mengenai: 1) Ketersediaan pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan yang bermutu, apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat penerimaan pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan kesehatan dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan 2) Ketercapaian pelayanan kesehatan yaitu biaya pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 3) Efisiensi pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan secara efisien 4) Mutu pelayanan kesehatan yaitu dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang diberikan adalah aman.



Jika dibandingkan kedua kelompok dimensi kepuasan pasien ini, dapat terlihat bahwa dimensi kepuasan yang kedua bersifat ideal. Karna sesungguhnya menyelenggarakan semua persyaratan



12



pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan pasien tidaklah semudah yang diperkirakan. Untuk mengatasi masalah ini, lazimnya diterapkan prinsip kepuasan yang terkombinasi secara selektif, dalam arti : penerapan dimensi kepuasan kelompok pertama dilakukan secara optimal, sedangkan penerapan dimensi kepuasan kelompok kedua dilakukan secara selektif, yakni hanya yang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan saja.



Kepuasan pelanggan pengguna jasa pelayanan kesehatan (pasien/ klien) dipengaruhi oleh beberapa faktor : a. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya, dalam hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting b. Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh para petugas kesehatan, kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan. Sikap ini akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (compliance) c. Biaya (cost), tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral hazard pasien dan keluarganya, “yang penting sembuh” sehingga menyebabkan mereka menerima saja jenis perawatan dan teknologi yang ditawarkan petugas kesehatan. Akibatnya, biaya perawatan menjadi mahal. Informasi terbatas yang dimiliki pasien dan keluarganya tentang perawatan yang diterima dapat menjadi sumber keluhan pasien. Sistem asuransi kesehatan dapat mengatasi masalah biaya kesehatan. d. Bukti langsung penampilan fisik (tangibility) ; meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi



13



e. Jaminan keamamnan yang ditunjukkan petugas kesehatan (assurance); kemampuan kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko dan keraguraguan, ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter dsb f. Kehandalan (reliability) ; merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan g. Daya tanggap/ kecepatan petugas dalam memberi tanggapan terhadap keluhan pasien (responsiveness); keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap 2. Ketepatan Ketepatan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : a. Ketepatan terhadap aturan dan hukum Profesi bidan merupakan profesi yang diatur melalui beberapa ketentuan dan peraturan pemerintah. Pengaturan dilakukan terhadap : registrasi, lingkup pelayanan kesehatan yang diizinkan, kewenangan yang diberikan kepada bidan, penyelenggaraan praktik bidan, seperti tempat dan ruangan praktik, perlengkapan, peralatan kesehatan, sampai kelengkapan administrasi. b. Etika Profesi c. Setiap pelayanan kebidanan umumnya dilandasi dengan etika profesi dengan untuk memastikan standar pelayanan yang diberikan secara optimal dan menghindari malpraktik. Oleh karenanya bidan perlu memegang teguh etika profesi sebagai landasan dalam menjalankan pelayanan. d. Prefesionalisme dan Keahlian e. Jasa pelayanan kebidanan sangat mengandalkan pada keahlian dan keterampilan bidn dalam memberikan pelayanan terutama karena sifat pelayanan mengandung resiko sangat tinggi (menyangkut 14



nyawa manusia). Oleh karenanya langkah awal bagi seorang bidan adalah memastikan keahliannya sudah memenuhi syarat dan standar yang telah ditetapkan dan telah memenuhi kebutuhan pasien. C. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuantujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan



dan



keluaran



yang



diterima.



Sebagai



contoh



untuk



menyelesaikan sebuah tugas, cara A membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain tugas tersebut dapat selesai menggunakan cara dengan benar atau efisiensi. Mutu pelayanan kesehatan dikatakan efisien erat hubunganya dengan: a.



Dapat dicegahnya pelayanan kesehatan yang dibawah standar dan ataupun yang berlebihan



b.



Biaya yang ditambahkan karna harus menangani efek samping atau komplikasi karna yankes dibawah standar akan dapat dihindari



c.



Pemakaian sumber daya yang tidak pada tempatnya yang ditemukan pada pelayanan yang  berlebihan Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-



tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa  pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam  pencapaian tujuantujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat 15



selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan   b. Pentingnya cara penyelesaian masalah c. Sensitifitas cara penyelesaian masalah Mutu pelayanan kesehatan dikatakan efektif erat hubunganya dengan dapat diatasinya masalah kesehatan secara tepat, karena pelayanan kesehatan yang diselenggarakan telah sesuai dengan kemajuan ilmu dan tehnologi dan ataupun standar yang telah ditetapkan. Efektifitas adalah melakukan tugas yang benar sedangkan efisiensi adalah melakukan tugas dengan benar. Penyelesaian yang efektif belum tentu efisien begitu juga sebaliknya. Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yang sangat besar sedangkan yang efisien  barangkali memakan waktu yang lama. Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan efisiensi  bisa mencapai tingkat optimum untuk kedua-duanya.



16



BAB IV PENUTUP



A. KESIMPULAN Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap klien. kepuasan pelanggan (customer satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi maka pelanggan akan sangat puas Indikator Kepuasan pelanggan merupakan konsekuensi dari perbandingan yang dilakukan oleh pelanggan yang membandingkan antara tingkatan dari manfaat yang dirasakan terhadap manfaat yang diharapkan oleh pelanggan. Kepuasan juga tergantung pada kualitas produk dan jasa, berbagai ahli mendefenisikan kualitas sebagai kecocokan untuk digunakan, pemenuhan tuntutan, bebas dari variasi, dan seterusnya. 17



Ketepatan adalah waktu yang tepat terhadap tes, prosedur, perlakuan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien. Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa  pilihan lainnya B. SARAN Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan mutu pelayanan yang maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan berisiko tinggi terutama pada ibu dan anak. Maka dari itu seorang bidan wajib menjalankan tugas sesuai prosedur yang sudah ditentukan baik itu , penyuluhan dan lainnya sesuai profesi kebidanan. Bidan dan mahasiswa kebidanan sebaiknya harus tau dan memahami betul stadar persyaratan minimal sehingga dapat di terapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kebidanan.



18



DAFTAR PUSTAKA



http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Mutu-danKebijakan-Layanan-Kesehatan-Komprehensif.pdf https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj RmO3ez8HnAhWOILcAHWSjDUUQFjABegQIBxAB&url=http%3A%2F %2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream %2F123456789%2F47634%2F4%2FChapter %2520II.pdf&usg=AOvVaw2rJPblD9tc8BWwHZFyzXYY https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj TrY-P0MHnAhVF7nMBHWN_Di4QFjAAegQIARAB&url=https%3A%2F %2Fwww.academia.edu %2F29289421%2FDISIPLIN_DALAM_STANDAR_PELAYANAN_KEBIDAN AN_STANDAR_OUTCOME_EFEKTIFITAS_DAN_EFISIENSI.docx&usg=AO vVaw1wLJ0EaDajPH7OvxRsVI0m



19