Inovasi 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INOVASI TIADA HENTI , INILAH DAFTAR 9 INOVASI PUSKESMAS TARIK Puskesmas tarik, salah satu puskesmas dari 26 puskesmas dilingkungan dinas kesehatan pemerintah kabupaten (pemkab) Sidoarjo, selain meluncurkan inovasi berbasis TI dengan nama SIAP Tarik, akronim (Singkatan) dari Sistim informasi antrian Puskesmas Tarik.Juga mempunyai 8 Inovasi lainya yang telah digagas dan di operasionalkan jauh sebelum SIAP Tarik. Tercatat,sejak tahun 2014 yang lalu, berbagai Inovasi dari Puskesmas Tarik. Kepala Puskesmas Tarik dr Hinu Tri Sulistijorini,Ririn,  MMRS menyampaikan, “ Ada 9 Inovasi Puskesmas Tarik dalam melakukan upaya pelayanan kesehatan masyarakat,” ungkap dr Hinu, panggilan akrabnya,  selasa (20/6). Apa saja itu ?   Pertama ; CINTA HATI  akronim dari Dacin Balita Sehat di Tarik Timbangan Dacin (jenis timbangan) yang  inovatif, dengan bentuk sangat menarik, nyaman, dan aman bagi balita. Dilengkapi atap besi yang ditutup kain  dan didesain menyerupai mobilmobilan sehingga terlihat menarik bagi anak-anak. Di launching pada 5 Mei 2014. Kedua; SWEGER  akronim dari Swadaya Air Bersih Layak Minum Bagi Rakyat Upaya menyediakan air bersih yang layak konsumsi, murah, aman dan mudah, dengan membuat sumur bor kedalaman 300 m di balai desa. Dan disalurkan ke rumah-rumah penduduk sebagai air bersih yang layak untuk minum.Di launching pada 20 April 2016. Ketiga; Smart is Beauty, adalah Sistem Rekam Medis Puskesmas Tarik Berbasis Teknologi. Sistem rekam medis dengan merubah family folder menjadi personal folder. Menggabungkan rekam medis rawat jalan, rawat inap dan pemeriksaan penunjang. Mengintegrasikan dengan aplikasi SIKDA generik. Dilaunching pada 26 April 2016. Keempat; Kemilau Cinta adalah Kelas Ibu Hamil Andalan Utama Cegah Kematian Ibu dan Neonatal di Tarik. Menambah pemeriksaan 10 T dalam kelas ibu hamil. Mengintegrasikan Kelas Ibu Hamil dengan rumah cinta. Di launching pada 6 Mei 2016. Kelima ; Rumah Cinta adalah akronim dari Ruang Menyusui Ramah Anak Curahan Kasih Ibu di Tarik. Kegiatan “CHAT ME” dilaksanakan di 7 desa, Chat me adalah Curhat menyusui untuk mengoptimalkan  konseling cara menyusui secara baik dan benar .Memberdayakan kader CHAT ME. Kader CHAT ME melakukan Kunjungan rumah 1 kali/minggu Lokasi RUMAH CINTA berdekatan dengan pojok ramah anak WARNA CERIA untuk  memudahkan ibu mengawasi putra putri yang sedang bermain.Di launching pada 1 September 2016. Keenam ;  Warna Ceria adalah akronim dari Wahana Bermain Anak Cerdas dan Pintar. Pojok ramah anak nyaman dan aman Fasilitas permainan anak-anak yang menyenangkan dan merangsang tumbuh kembang anak. Lokasi  berdekatan dengan poli gigi, laborat dan poli umum serta RUMAH CINTA NOBAR ,  Nonton Bareng film edukasi.dilaunching pada 1 September 2016 Ketujuh ; Jeda Layar adalah akronim Jemput Dampingi Layani Antar



Inovasi yang Mengaktifkan ambulans desa , Penjemputan ibu bersalin, Pendampingan ibu bersalin, Pelayanan ibu bersalin , Mengantar ibu post persalinan. Di Launching pada 3 Januari 2016. Kedelapan ; Hai Cinta adalah akronim dari Halo Imunisasi Cerminan Peduli Balita di Tarik. Satu kader dalam satu posyandu melakukan telfon ke ibu balita sebelum pelaksanaan posyandu untuk ikut imunisasi ke posyandu sesuai jadwal yang sudah ada. Di Launching pada : 1 Maret 2017. Kesembilan ; Siap Tarik akronim dari Sistem Informasi Antrian Puskesmas Tarik. Mengambil nomor antrian puskesmas tanpa harus ke puskesmas lebih awal. Dilaunching pada 21 April 2017.



GERAKAN CINTA GIGIKU (GERTAGI) SEJAK DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUGANGAN Nama Diklat



: Diklatpim Tingkat IV Angkatan XCVIII



Tahun



: 2017



Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi



: Pelayanan Publik



Inovator



: drg. RAHMA DEFI



Jabatan



: KEPALA UPTD PUSKESMAS BUGANGAN



Instansi



: UPTD PUSKESMAS BUGANGAN DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG



Latar Belakang



Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meluncurkan program pembangunan berkelanjutan yang di kenal dengan nama Sustainable Development Goals (SDG’s), menggantikan program sebelumnya yaitu Millenium Development Goal’s (MDG’s) yang berakhir pada tahun 2015. Ada 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan, pada tujuan yang ketiga yaitu menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia, termasuk di dalamnya menjaga kesehatan gigi dengan gosok gigi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal fundamental bagi kesehatan umum karena mulut yang sehat memungkinkan individu untuk berbicara, makan, bersosialisasi tanpa mengalami rasa sakit, rasa tidak nyaman, maupun rasa malu. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat menyerang



semua golongan umur yang bersifat progresif dan akumulatif. Tanpa perawatan yang memadai, proses Karies gigi akan  terus berlanjut hingga gigi hancur. Karies gigi adalah satu diantara banyak penyakit masa anak-anak yang dapat dicegah dan setiap anak rentan terhadap penyakit ini. adanya karies gigi dapat menganggu system pengunyahan dan dapat menjadi infeksi fokal sehingga menggangu kesehatan dan tumbuh kembang anak. Karies gigi saat ini dipahami sebagai penyakit multifactorial, dapat ditularkan dan infeksius sehingga dianggap sebagai masalah social. Faktor utama atau penyebab langsung terjadinya karies adalah gigi dan saliva (air liur), substrat atau makanan dan mikroorganisme yang ada di dalam rongga mulut serta faktor tambahan yaitu faktor waktu. Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 menyatakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daearah dan atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat dan usaha kesehatan gigi di sekolah. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 diperoleh hasil prevalensi karies penduduk Indonesia sebesar 72.6%. untuk propinsi Jawa Tengah nilai nya di bawah nilai Nasional yaitu 66.4%. Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah yang notabene memiliki sarana dan prasarana yang paling memadai untuk pelayanan Gigi dan Mulut ternyata memiliki prevalensi karies lebih tinggi dari nilai propinsi Jawa Tengah yaitu 67%. Kebiasaan gosok gigi pada masyarakat di Kota Semarang sudah mencapai angka 96.2% namun waktu menyikat gigi yang tepat dan dengan cara yang benar baru mencapai 5.8% saja. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat hanya sebatas melakukan sikat gigi saja tetapi belum mempunyai pengetahuan yang baik untuk cara dan waktu yang tepat dalam menyikat gigi. Apabila hal ini dibiarkan, maka angka prevalensi karies gigi di kemudian hari akan terus meningkat.



Manfaat



1. Dalam rangka mendukung Upaya Reformasi Birokrasi 1. 1.



1. Manajemen Perubahan dengan terbentuknya komitmen dari seluruh elemen yang akan terlibat dalam kegiatan untuk mencapai tujuan. Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja yang selama ini bersifat pasif, dengan adanya proyek perubahan ini menjadi aktif. 2. Penata laksanaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas system, proses dan prosedur kerja melalui pembentukan SOP dan keterbukaan informasi publik 3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan peningkatan layanan kesehatan gigi sejak dini. 4. Penataan system manajemen SDM aparatur dengan memberdayakan guru melalui pelatihan dan pendampingan dalam mendeteksi karies gigi.   1. Dalam rangka perbaikan kinerja Unit Kerja : 1. Terlaksananya pelayanan prima dalam kesehatan gigi 2. Terciptanya koordinasi yang efektif dan efisien lintas program maupun lintas sektor dalam rangka menurunkan karies ggi pada anak 3. Penggunaan anggaran yang lebih efisien   1. Bagi Stakeholders :



Kepala Dinas Kesehat an



: Sebagai penentu kebijakan program kesehatan



Sekretar is Dinas



: Sebagai Mentor dalam pelaksanaan Proyek Perubahan



Kabid Kesmas



:



Meningkatkan capaian program dan keberhasilan kegiatan UKS dan UKGMD



Kabid Yankes



Memudahkan pelaporan dan mendapatkan data yang akurat mengenai : penyakit gigi dan mulut



Camat



: Terlaksananya program UKS yang terintegrasi



PDGI



:



Pemilik TK



: Meningkatkan Kesehatan gigi siswa



Siswa Paud / TK



: Meningkatkan Kesehatan giginya



Guru Paud / TK



:



Meningkatkan pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi



Orang Tua siswa



:



Mengetahui kesehatan gigi dan cara menjaga kesehatan gigi anaknya



UPTD Pendidikan



:



Terlaksananya program UKS yang terintegrasi dan mendapatkan peserta didik yang sehat



FKG UI



: Mengembangkan Tridarma Perguruan Tingggi



Lurah



: Terlaksananya program UKS yang terintegrasi



Bunda Paud



: Mengetahui kesehatan gigi peserta didik



Tim IT



: Mengembangkan aplikasi teknologi di bidang kesehatan



Pembuat Lagu



: Mengembangkan wawasan tentang dunia kesehatan



Tim Pelayanan Kesgilut



:



Meningkatkan profesionalitas sebagai tenaga Fungsional di Puskesmas



BPJS Kesehatan



:



Mengurangi biaya klaim ke RS karena pasien sudah dilayani di Puskesmas



Membantu mempercepat tercapainya Infonesia Bebas Karies 2030



POLTEKKES SEMARANG



:



Mengembangkan lahan untuk tempat praktek mahasiswa dan pengabdian untuk Dosen



Rumah Sakit Panti Wilasa



: Tempat rujukan pasien gigi dari Puskesmas



Indosat



:



Mengembangkan dan menambah Customer di Bidang kesehatan



Milestone



1. Jangka Pendek 1. Pembentukan Tim Efektif 1. 1. Rapat Koordinasi dengan stakeholder 2. Pembuatan SK 3. Penyusunan Tugas dan Fungsi Tim efektif 4. Penandatangan SK TIM   1. Sosialisasi Gertagi dengan Stakeholder terkait 1. Menyiapkan Materi Sosialisasi 2. Menyiapkan peserta sosialisasi 3. Terlaksananya sosialisasi 4. Pembuatan Aplikasi IT KartuMenuju Gigi Sehat ( KMGS ) 5. Menyusun rancangan Aplikasi KMGS 6. Koordinasi Rancangan KMGS ke pihak ketiga 7. Pembuatan draf kerjasama tim IT



8. Tanda tangan SK Kerjasama 9. Pihak ketiga membuat Aplikasi KMGS 10.  11.Pembuatan lagu gigiku Sehat sebagai Media Edukasi Kesehatan 12. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. Koordinasi dengan Bunda Paud dan UPTD Pendidikan Kecamatan 2. Koordinasi dengan PDGI Semarang 3. Menyusun rancangan syair dan lirik lagu gigiku sehat dengan pihak ketiga 4. Pihak ketiga membuat Lagu Gigiku sehat 13.  14.Ujicoba Website 15.Persiapan Ujicoba 16.Melaksanakan Uji coba 17.Menginventaris permasalahan dan kekurangan e-KMGS 18.Menindaklanjuti permasalahan yang timbul



19.  20.Pembentukan Tim Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 21.Rapat Koordinasi pembahasan tim secara internal Puskesmas 22.Menyusun rancangan Tim Pelayanan KesGiLut Puskesmas 23.Menyusun draf SK TIM 24.  25.Launching Gertagi 26.Rapat koordinasi dengan Tim dan Sponsorship 27.Lomba Gigi Sehat Tk Kecamatan 28.Menampilkan Lagu Ayo Gosok Gigi 29.Menampilkan website e-KMGS SICIKGU 30.  31.Bintek Pengisian Aplikasi Kartu Menuju Gigi Sehat 32.Menyusun Materi yang akan di sampaikan 33.Menentukan Nara sumber 34.Menyiapkan guru yang akan mengikuti bintek 35.Menyiapkan sertifikat 36.Pelaksanaan Bintek 37.Pendampingan pengisian e-KMGS SICIKGU di sekolah 38.Memilih sekolah sebagai Pilot Project 39.Sosialisasi pengisian e-KMGS di sekolah 40.Penggunaan e-KMGS oleh guru 41.Analisa hasil pengisian oleh guru 42.Tindak Lanjut Hasil e-KMGS oleh tim Peayanan Kesehatan gigi dan mulut



43.  44.Penandatangan SK TIM Pendataan hasil analisa Karies Gigi b. pendataan no HP orang tua siswa c. Feedback Hasil e-KMGS ke orang tua siswa d. Perawatan gigi anak oleh tim kesgilut   45.Melaksanakan Monitoring dan evaluasi 46.Rapat Monitoring dan evaluasi 47.Penyusunan Hasil Kegiatan 48.  49.Jangka Menengah 50.Membuat branding puskesmas peduli kesehatan gigi Jangka Panjang   1. Melakukan penggunaan aplikasi e-KMGS SICIKGU di Paud dan TK Kelurahan Kebonagung 2. Tindak Lanjut Hasil e-KMGS SICIKGU oleh Tim Pelayanan KesGiLut 3. Menyebarluaskan lagu Ayo Gosok Gigi di wilayah puskesmas Bugangan 4.   5. Ukgs inovatif di TK dan Paud 6. Melakukan pendampigan pengisian Aplikasi e-KMGS SICIKGU di Kelurahan Mlatiharjo 7. Tindak lanjut Hasil pengisian e-KMGS oleh Tim Pelayanan KesGiLut



Pengabdian Mahasiswa UGM: ChiTHos untuk Gigi Anak Sehat Masalah karies di Indonesia, yang angka penelitian tidak pernah beranjak turun di bawah 70%, terjad karena kurangnya perhatian dari pemerintah, masyarakat, serta diri sendiri, dan sebab tidak adanya keberlanjutan program peningkatan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, mengembangkan ChiThos (Children’s Teeth Health Socialization) yang merupakan aksi inovatif dalam rangka menumbuhkan anak cinta gigi sehat. Sebab gigi yang sehat dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sebab anak merupakan momen pertumbuhan paling penting dimana seluruh nutrisi bai tubuhnya sebagian besar masuk melalui rongga mulut. Terlebih masalah karies (gigi berlubang) pada anak masih cenderung tinggi dan sedikit penanganan. Chithos diketuai oleh Rika Ayu Putri V. (FKG 2012) dan dibantu oleh keempat anggotanya, Dahlia Astri A. (FKG 2011), Meia Audinah (FKG 2011), Alya Nur Fadhilah (2013), dan Fida Khansa (Teknik 2011). Program ini juga tidak terlepas dari bimbingan dosen FKG UGM, drg. Indra Bramanti, Sp. KGA, M. Sc. Program Chithos dilaksanakan di kedua sekolah di Sleman, yakni PAUD IT Salman Al-Farisi 3 dan SDIT Salman Al-Farisi 1 Yogyakarta selama lima bulan dimulai sejak bulan Februari. Dua sekolah tersebut menjadi sasaran karena program penjagaan kesehatan gigi dan mulut di sekolah tersebut belum berjalan optimal dan dibuktikan dengan tingkat karies siswa yang masih tinggi berdasarkan hasil screening. Terlebih mengarah pada Undang-Undang No 36 Tahun 2009, disebutkan bahwa setiap orang berhak atas kondisi sehat. Sehingga tergeraklah hati mahasiswa FKG untuk turut menumbuhkan kesadaran menjaga kesehatan gigi siswa sekolah tersebut. Chithos memiliki kontribusi untuk meningkatkan kesehatan gigi pada anak. Langkah awal berupa habit (kebiasaan), dimana kebiasaan sejak kecil akan selalu dibawa hingga dewasa. Misalnya media checklist gosok gigi dari Chithos, yang bisa memotivasi anak untuk enyikat gigi dua kali sehari. Rangkaian program penyuluhan dapat memberi manfaat ilmu tentang kesehatan gigi dan mulut yang umumnya tidak dianggap penting oleh masyarakat Indonesia. Padahal dalam jangka panjang, kesehatan gigi dan mulut yang terganggu dapat pula menyebabkan penyakit di organ dalam, disebabkan karena penyebaran bakteri dari rongga mulut ke organ lain. Sehingga pembiasaan untuk memperhatikan kesehatan gigi dan mulut penting bagi masyarakat, khususnya anak-anak. Rangkaian program Chithos diantaranya: 1. Screening (pemeriksaan) terhadap karies anak. Karies menjadi masalah terbesar bagi kesehatan gigi, terutama pada anak-anak. Ada banyak riset yang menunjukkan bahwa di Indonesia tingkat karies mencapai lebih dari 70% dan tidak pernah kurang dari itu. Screening dilakukan oleh mahasiswa profesi FKG UGM, sebagai indikator bahwa siswa di sekolah tersebut berhak mendapatkan penyuluhan dari Chithos. Karena tingginya tingkat karies pada siswa di sekolah tersebut, mengindikasikan kurangnya penjagaan kesehatan gigi dan mulut. Screening ini disertai dengan surat rujukan ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG UGM supaya lebih memudahkan orang tua murid dalam memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anaknya. 2. Penyuluhan Materi penyuluhan pengantar dibawakan oleh anggota Chithos sendiri, mengenai materi daar dan pengetahuan tentang gigi. Misalkan struktur gigi, bagian-bagian gigi, penyakit gigi



dan mulut, makanan yang berpengaruh terhadap kesehatan gigi, dan lain sebagainya. Penyuluhan dilakukan dengan banyak media, misalkan poster Chithos, dongeng wayang Kegilut (Kesehatan Gigi dan Mulut), checklist sikat gigi setiap hari, dan lainnya. 3. Sikat Gigi Bersama Bertujuan untuk meningkatkan semangat siswa dalam menggosok gigi. Diajarkan secara langsung pula cara menggosok gigi dengan benar. 4. Pelatihan Kader Pengabdian masyarakat pada umumnya bertujuan untuk memberdayakan semua hal yang pernah diajarkan. Sehingga ketika masa kerja Chithos sudah berakhir, ilmu dan program Chithos tetap dapat dilanjutkan oleh para kader. Kader dipilih 13 orang, yakni 8 siswa SDIT Salman Al-Farisi kelas 3 dan 5, 2 guru SDIT Salman Al-Farisi, dan 3 guru PAUD IT Salman Al-Farisi. Kader-kader tersebut wjib mengikuti rangkaian acara pengkaderan dari teora hingga praktek langsung. Materi pengkaderan dibawakan oleh anggota Chithos dan perwakilan dari Puskesmas Mlati 1 Yogyakarta yang bekerjasama dengan Chithos. Materi pengkaderan berupa pengetahuan dasar gigi dan mulut, penyakit gigi dan mulut, penanganan pertama terhadap penyakit, praktek menyikat gigi dengan benar, penggunaan dental floss (benang gigi),hingga disclosing solution (untuk mendeteksi karies). Pelatihan kader dilakukan satu minggu sekali selama tiga kali. Para kader juga dibekali modul materi yang disusun berdasarkan UKGS. 5. Pelantikan kader Setelah melalui beberapa tahap pelatihan, diadakan pelantikan kader dengan pemakaian jas putih bagi dokter gigi kecil dan kader guru, penyematan pin Chithos, dan pemberian sertifikat penghargaan. Status sebagai kader kesehatan yang ditunjuk Chithos memiliki tanggungjawab dalam penjagaan kesehatan mulut dan gigi di ruang lingkup paling sederhana yakni kedua sekolah tersebut. Mereka memiliki tugas membuat program kreatif untuk melanjutkan pengabdian Chithos. Dengan adanya program tersebut, dapat menjadikan sekolah didikan Chithos yani SDIT Salman Al-Farisi dan PAUD IT Salman Al-Farisis sebagai salah satu sekolah yang mandiri dan percontohan bagi sekolah lain. Kader Dokter Gigi Kecil ini merupakan dokter gigi kecil pertama (pioneer) di kota Yogyakarta yang dibentuk oleh Chithos. 6. Pelaksanaan program kader Merupakan tahap terakhir pelaksaan program yang direncanakan oleh kader. Pelaksanaan program tersebut akan diawasi langsung oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas Mlati 1 Yogyakarta yang telah bekerjasama dengan Chithos. “Ini pertama kali sekolah saya kedatangan kakak Chithos FKG, saya senang karena menambah ilmu tentang kesehatan gigi. Awalnya saya diajarkan cara menggosok gigi yang benar, tentang lapisan gigi, penyebab gigi berlubang. Sikat gigi minimal dua kali sehari, dan mengganti sikat minimal dua bulan sekali, dan enam bulan sekali pergi ke dokter memeriksa gigi,” ujar Najla siswa kelas 5, yang pernah mengikuti program penyuluhan kesehatan gigi oleh Chithos. Rangkaian program Chithos berupaya menjadikan kedua sekolah sasaran tersebut sebagai sekolah yang mandiri dan percontohan dalam menjaga kesehatan gigi, maka program akan terus berlanjut oleh pihak sekolah. “Kebetulan di sekolah belum ada program kesehatan gigi, jadi ini merupakan ikon yang kami tunggu. Kami akan membuat program lanjutan Chithos, berupa program kesehatan harian gigi. Setiap kelas mendapat jadwal gosok gigi, sehingga dalam satu hari ada satu kelas gosok gigi bersama setelah jam makan siang. Lalu program awal berupa screening gigi satu



tahun dua kali,” lanjut Kamilatun Jamila, sebagai kader guru kesehatan yang mengungkapkan rencana program lanjutan. Membina kerjasama dengan Puskesmas Mlati 1 Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Yogyakarta, dapat sebagai pengawas pelaksaan program sekolah. “ Program ini sangat bagus, soalnya sampai sekarang belum ada dokter gigi kecil di Sleman. Sebelumnya hanya pengkaderan tentang dokter kecil, yang hanya mencakup kesehatan umum,” jelas bu Herlina, selaku perawat gigi di Puskesmas Mlati 1. Para kader yang telah dilantik tersebut diharapkan mampu meneruskan pengabdian Chithos untuk turut membentuk anak cinta gigi sehat. Dan mereka memiliki kewajiban melaksanakan program yang akan diawasi dan dibina langsung oleh Puskesmas Mlati 1 dan Dinas Kesehatan Yogyakarta.



https://dinkes.banyuwangikab.go.id/portal/program-inovasi-puskesmas-kabupatenbanyuwangi-tahun-2018/ KAPE PAGI (Kartu Petunjuk Setelah Pencabutan Gigi) Pencetakan kartu petunjuk setelah pencabutan gigi –        Mengedukasi pasien secara langsung –        Memberikan kartu petunjuk setelah pencabutan gigi kepada setiap pasien yang telah melakukan pencabutan gigi.



KEPEDESAN ( Kembangkan Pelatihan Dental Healt Education Seluruh Anak) Mengubah prilaku cara sikat gigi yang benar



GESIT ANANDA " GERAKAN Sikat Gigi Anak Dan Bunda " Menurunkan angka karies gigi balita di wilayah kerja PKM Tlrejo



Pagi Yang Sakti ( Pelayanan Gigi Tanpa Antri ) MI SETAN (Pemeriksaan Gigi Setiap Enam Bulan ) Mencegah Gigi berlubang sejak dini pada Anak Seokolah PAUD/TK CATIN PRINCES SYAHRINI ( Calon Pengantin Berpribadi Nan Sehat selalu Sadar Diri Periksa Gigi Sejak Dini) Untuk mengusahakan calon pengantin agar dapat memeriksakan gigi sejak dini