Insulin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Insulin berperan mengatur metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Insulin merupakan hormon polipeptida dengan struktur kompleks. Ada perbedaan susunan asam amino pada insulin hewan, insulin manusia, dan analog insulin manusia. Insulin dapat diekstraksi dari pankreas babi atau pankreas sapi dan dimurnikan dengan kristalisasi, tetapi insulin dari pankreas sapi sekarang jarang digunakan. Insulin untuk manusia dibuat secara biosintetis dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan bakteri atau ragi atau semisintetik dengan modifikasi enzimatik insulin babi. Semua sediaan insulin umumnya imunogenik pada manusia tetapi resistensi imunologis terhadap kerja insulin tidak lazim terjadi. Secara teori sediaan insulin yang sesuai dengan insulin manusia kurang imunogenik, tetapi hal ini tidak terbukti dalam uji klinik. Insulin dirusak oleh enzim dalam saluran cerna oleh karena itu harus diberikan melalui injeksi atau inhalasi; rute subkutan memberihasil yang baik pada semua kondisi. Insulin biasanya disuntikkan pada lengan atas, paha, glutea atau perut. Umumnya injeksi subkutan insulin menyebabkan sedikit masalah, bisa terjadi hipertrofi lemak yang dapat dikurangi dengan menyuntikkan di daerah yang berbeda. Alergi lokal jarang terjadi. Insulin diperlukan oleh semua pasien dengan ketoasidosis dan biasanya diperlukan oleh pasien dengan:     



Gejala-gejala yang muncul cepat Kehilangan banyak berat badan Kondisi lemah Ketonuria Riwayat keluarga dekat (ayah-ibu) adalah penderita Diabetes Mellitus tipe 1 Jika keadaan memburuk, dapat terjadi muntah dan pasien dapat dengan cepat mengalami ketoasidosis. Insulin dibutuhkan oleh hampir semua pasien anak penderita diabetes. Juga dibutuhkan oleh pasien diabetes tipe 2 jika cara lain gagal mengendalikan DM dan digunakan sementara oleh pasien yang sakit atau akan menjalani operasi. Wanita hamil dengan diabetes tipe 2 sebaiknya diobati dengan insulin jika upaya diet ternyata gagal. Penanganan diabetes dengan insulin. Tujuan pengobatan diabetes adalah untuk mengatur kadar gula darah tetap baik sehingga membuat pasien nyaman dan menghindari hipoglikemia, diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dan dokter dalam menurunkan resiko komplikasi diabetes. Kombinasi sediaan insulin mungkin dibutuhkan dan kombinasi yang tepat harus ditentukan untuk tiap pasien. Untuk pasien dengan diabetes akut, pengobatan sebaiknya dimulai dengan memberikan insulin soluble 3 kali sehari dan insulin kerja sedang pada malam hari. Untuk pasien yang tidak terlalu parah, pengobatan biasanya dimulai dengan campuran insulin kerja singkat dan sedang (biasanya 30% insulin soluble dan 70% insulin isophane) diberikan 2 kali sehari; 8 unit dua kali sehari untuk pasien rawat jalan. Proporsi sediaan insulin kerja singkat dapat ditingkatkan pada pasien dengan hiperglikemia postprandial yang berat. Dosis insulin disesuaikan untuk setiap individu, dengan cara meningkatkan dosis secara bertahap tetapi dengan tetap menghindarkan terjadinya hipoglikemia. Ada 3 macam sediaan insulin: 1. Insulin kerja singkat (short-acting): mula kerja relatif cepat, yaitu insulin soluble, insulin lispro dan insulin aspart; 2. Insulin kerja sedang (intermediate-acting): misalnya insulin isophane dan suspensi insulin seng; 3. Insulin kerja panjang dengan mula kerja lebih lambat: misalnya suspensi insulin seng. Lama kerja untuk tiap tipe insulin bervariasi pada tiap individu sehingga perlu dinilai secara individual. Contoh dosis insulin yang dianjurkan  Insulin kerja singkat dikombinasi dengan insulin kerja sedang: dua kali sehari (sebelum makan);  Insulin kerja singkat dikombinasi dengan insulin kerja sedang: sebelum makan pagi Insulin kerja singkat: sebelum makan malam Insulin kerja sedang: malam sebelum tidur;  Insulin kerja singkat: 3 kali sehari (sebelum makan pagi, makan siang dan makan malam) dikombinasi dengan insulin kerja sedang: pada waktu sebelum tidur malam;







Insulin kerja sedang dengan atau tanpa insulin kerja singkat: cukup sekali sehari sebelum makan pagi atau sebelum tidur malam untuk beberapa pasien dengan diabetes tipe 2 yang memerlukan insulin, kadangkadang dikombinasi dengan obat hipoglikemik oral. Kebutuhan insulin meningkat dengan adanya infeksi, stres, kecelakaan atau trauma bedah, pubertas dan selama kehamilan trimester 2 dan 3. Kebutuhan mungkin menurun pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (lampiran 3) atau gangguan fungsi hati dan pada beberapa pasien gangguan endokrin (misalnya Addison’s disease, hipopituarism) atau celiac disease. Selama menyusui, dosis insulin perlu disesuaikan, pada wanita hamil kebutuhan insulin sebaiknya sering dinilai ulang oleh dokter spesialis endokrinologi yang berpengalaman. Pemberian insulin Insulin umumnya diberikan melalui injeksi subkutan. Sediaan insulin untuk inhalasi juga tersedia. Alat injeksi (pens) yang menyimpan insulin dalam alat suntik (cartridge) dan mengukur dosis yang dibutuhkan nyaman dan mudah digunakan oleh pasien. Penggunaan alat suntik konvensional untuk pemberian insulin masih merupakan pilihan bagi banyak pasien dan juga dibutuhkan untuk insulin yang tidak tersedia dalam bentuk cartridge. Untuk pemberian intensif biasanya dianjurkan insulin injeksi subkutan 3-4 kali sehari. Insulin kerja singkat (insulin soluble, insulin aspart dan insulin lispro), dapat juga diberikan dengan suatu alat yang berfungsi sebagai pompa kecil untuk infus subkutan terus menerus. Alat ini akan melepas insulin dosis pemeliharaan yang sesuai dengan dosis basal terus menerus kecuali saat makan dapat diatur untuk melepas dosis bolus. Soluble insulin yang diberikan intravena hanya diberikan pada keadaan darurat, dan pada keadaan sakit parah atau pada saat sebelum tindakan bedah. Pengawasan Beberapa penderita melakukan pengawasan kadar gula darah sendiri (butir 6.1.6). Kadar gula darah bervariasi sepanjang hari, oleh karena itu normoglikemia tidak dapat selalu dicapai sepanjang 24 jam tanpa menimbulkan hipoglikemia. Karena itu sebaiknya pasien dianjurkan untuk mempertahankan kadar gula darah antara 4-9 mmol/liter (4-7 mmol/liter sebelum makan dan kurang dari 9 mmol/liter setelah makan), dan mengerti bahwa kadang-kadang kadar dapat lebih tinggi dalam waktu singkat dan hal ini tidak berbahaya, yang sebaiknya dicegah adalah justru kadar di bawah 4 mmol/L yang lebih berbahaya. Pasien hanya perlu menyesuaikan dosis insulin 1-2 kali seminggu berdasarkan pengamatan kadar tertinggi dan kadar terendah yang dicapainya. Yang ideal adalah mengukur kadar HbA tetapi ini tidak praktis dan mahal saat ini untuk Indonesia sehingga hal ini jarang sekali dilakukan. Asupan energi maupun karbohidrat sederhana dan kompleks sebaiknya memadai sehingga pasien tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan normal, tetapi obesitas harus dihindarkan. Asupan karbohidrat diatur dan dibagi sepanjang hari sesuai kadar gula darah yang dikehendaki yang penting total karbohidrat sebaiknya sesuai dengan kebutuhan sehari yang telah dihitung. Hipoglikemia dapat merupakan masalah yang utama dalam penggunaan insulin pada pengobatan diabetes. Pasien harus benar- benar mengerti bagaimana menghindari hal tersebut. Sering pasien yang diobati lupa atau tidak tahu bahaya hipoglikemia, dan ini dapat membahayakan terutama pada pasien yang mengendarai mobil, atau bekerja dengan mesin. Upaya ketat untuk menangani diabetes dapat menurunkan batas kadar gula darah yang menimbulkan gejala hipoglikemi, begitu pula bila sering terjadi hipoglikemi; sehingga pasien tidak dapat mengenali ancaman hipoglikemi. Beta-bloker juga dapat menyebabkan hipoglikemi pada pasien seperti ini terjadi tanpa disadari (dan juga menunda penyembuhan hipoglikemi tersebut). Supaya pasien kembali sensitif terhadap gejala hipoglikemi, penggunaan insulin dan pengaturan saat makan harus benar-benar diatur. Mengendarai, pengendara yang diobati dengan insulin dan obat antidiabetik oral agar berhati-hati. Jika terjadi hipoglikemia atau ada gejala, yang sebaiknya dilakukan adalah:  Menghentikan kendaraan ditempat aman;  Mematikan kontak/mesin;  Makan atau minum air mengandung gula secukupnya;







Tunggu sampai keadaan normal sebelum melanjutkan perjalanan, pengembalian ke keadaan normal mungkin memerlukan waktu sekitar 15 menit atau lebih dan lebih baik kalau dipastikan dengan mengukur kadar gula darah. Diabetes dan Tindakan Bedah Dosis berikut adalah untuk penderita diabetes tipe 1 yang akan menjalani pembedahan dan membutuhkan infus insulin secara intravena selama 12 jam atau lebih.  



Berikan injeksi insulin seperti biasa pada pasien pada malam hari sebelum pembedahan; Pagi pada hari pembedahan, mulai diberikan infus glukosa 5% atau 10% secara intravena yang mengandung kalium klorida 10 mmol/liter (diberikan pada pasien yang tidak hiperkalemia) dengan kecepatan infus yang konstan sesuai kebutuhan cairan pasien (biasanya 125 ml/jam) buat larutan insulin soluble 1 unit/ml dalam larutan natrium klorida 0,9% dan berikan secara intravena mengunakan syringe secara “piggy backed” pada infus yang sedang terpasang;  Kecepatan infus insulin secara normal adalah sebagai berikut: - Glukosa darah 20 mmol/liter, dikaji dahulu Pada kasus resisten (seperti pasien syok atau sakit parah, atau pasien yang sedang mendapat kortikosteroid atau simpatomimetik) mungkin diperlukan 2–4 kali kecepatan infus ini atau bahkan lebih. Jika pompa syringe tidak tersedia, 16 unit/liter insulin soluble sebaiknya ditambahkan ke dalam 5% atau 10% glukosa infus intravena yang mengandung 10 mmol/liter kalium klorida (diberikan pada pasien yang tidak hiperkalemia) dan infus diberikan dengan kecepatan yang sesuai kebutuhan cairan pasien (biasanya 125 mL per jam) dan dosis insulin disesuaikan sebagai berikut: - Glukosa darah < 4 mmol/liter, diberikan 8 unit/liter; - Glukosa darah 4–15 mmol/liter, diberikan 16 unit/liter; - Glukosa darah 15–20 mmol/liter, diberikan 32 unit/liter; - Glukosa darah > 20 mmol/liter, dikaji dahulu. Kecepatan infus intravena tergantung dari kebutuhan cairan, fungsi jantung, usia dan faktor-faktor lain. Kadar gula darah sebaiknya diukur sebelum operasi dan kemudian setiap jam hingga kondisi gula darah stabil, kemudian setiap 2 jam. Lama kerja insulin intravena hanya beberapa menit dan infus tidak boleh dihentikan kecuali pasien menjadi sangat hipoglikemik (glukosa darah < 3 mmol/liter), saat mana infus sebaiknya dihentikan selama 30 menit. Jumlah kalium klorida yang dibutuhkan dalam infus perlu ditentukan dengan pengukuran berkala elektrolit plasma. Infus 0,9% natrium klorida dapat menggantikan infus 5% atau 10% glukosa jika glukosa darah bertahan di atas 15 mmol/liter. Setelah pasien mulai makan dan minum, berikan insulin subkutan sebelum sarapan dan hentikan insulin intravena 30 menit kemudian; dosis yang diperlukan mungkin 10–20% lebih banyak dari biasanya jika pasien masih di tempat tidur atau belum pulih. Jika sebelumnya pasien tidak pernah menerima insulin, dosis awal yang sesuai adalah 30–40 unit per hari dalam 4 dosis terbagi menggunakan insulin soluble sebelum makan dan insulin kerja sedang pada waktu akan tidur malam dan dosis disesuaikan dari hari ke hari. Pasien dengan hiperglikemia yang sering kambuh setelah konversi kembali ke insulin subkutan memerlukan salah satu pendekatan sebagai berikut:  Dosis tambahan insulin soluble pada salah satu dari empat kali penyuntikan (sebelum makan atau waktu tidur malam) atau  Penambahan sementara infus insulin intravena (sambil melanjutkan pemberian subkutan) hingga kadar glukosa darah memuaskan atau  Kembali ke pemberian intravena (terutama jika pasien tidak sehat).



 



6.1.1.1 Insulin Kerja Singkat







Insulin soluble termasuk insulin kerja singkat. Untuk dosis pemeliharaan, biasa disuntikkan 15-30 menit sebelum makan. Insulin soluble adalah insulin yang paling sesuai untuk digunakan pada keadaan darurat diabetes misalnya ketoasidosis diabetes dan pada waktu pembedahan. Bisa diberikan secara intravena, intramuskular, atau subkutan. Suntikan subkutan insulin soluble memiliki mula kerja cepat (30 – 60 menit), kerja puncak antara 2 dan 4 jam, dan lama kerja hingga 8 jam. Bila disuntikkan secara intravena, insulin soluble memiliki waktu paruh sangat singkat yaitu hanya 5 menit dan efeknya hilang dalam 30 menit. Analog human insulin, insulin aspart, insulin glulisine, dan insulin lispro memiliki mula kerja lebih cepat dan lama kerja yang lebih singkat dari insulin soluble; akibatnya, dibandingkan dengan insulin soluble, kadar glukosa darah pada keadaan puasa dan preprandial sedikit lebih tinggi, kadar glukosa darah post-prandial sedikit lebih rendah, dan hipoglikemia lebih jarang terjadi. Injeksi subkutan analog insulin mungkin nyaman untuk pasien yang menginginkan suntikan sesaat sebelum atau jika perlu, sesaat setelah makan. Preparat ini juga dapat membantu pasien yang mudah mengalami hipoglikemia sebelum makan siang dan mereka yang lambat makan malam dan mudah mengalami hipoglikemia nokturnal. Preparat ini dapat juga diberikan melalui subkutan. Monografi:







INSULIN



 



           







      



Indikasi: diabetes melitus, ketoasidosis diabetes (butir 6.1.3). Peringatan: lihat keterangan di atas; pengurangan dosis pada pasien gangguan ginjal (lampiran 3). Interaksi: lampiran 1 (antidiabetes). Efek Samping: lihat keterangan di atas, udema sementara, reaksi lokal dan hipertrofi lemak pada daerah injeksi; jarang terjadi reaksi hipersensitifitas termasuk urtikaria, ruam, kelebihan dosis menyebabkan hipoglikemia. Dosis: melalui injeksi subkutan, intramuskular atau intravena atau infus intravena sesuai kebutuhan. Keterangan: (Injeksi Insulin, Insulin Netral, Insulin soluble) Larutan steril insulin (misalnya berasal babi dan sapi) atau insulin human, pH 6.6 - 8.0.



INSULIN ASPART (REKOMBINAN INSULIN HUMAN) Indikasi: diabetes mellitus Peringatan: lihat di bawah insulin soluble, anak (hanya digunakan jika manfaat mirip insulin soluble). Efek Samping: lihat di bawah insulin soluble. Dosis:







    



 



   



 







   



  



- Dengan injeksi subkutan, segera sebelum makan atau jika diperlukan secepatnya setelah makan, sesuai kebutuhan. - Dengan infus subkutan, injeksi intravena atau infus intravena, sesuai kebutuhan.



INSULIN DETEMIR Indikasi: diabetes mellitus. Peringatan: dapat menyebabkan hiperglikemia dan diabetes ketoasidosis apabila pengobatan dihentikan atau dosis kurang memadai terutama pada pasien diabetes tipe I; kondisi infeksi dan demam (meningkatkan kebutuhan insulin); hipoalbuminemia berat; alergi terhadap metakresol; gejala overdosis (hipoglikemia ringan-berat); kehamilan (belum ada pengalaman klinis penggunaan insulin detemir pada wanita hamil); menyusui (belum ada pengalaman klinis penggunaan insulin detemir selama menyusui); anak dibawah 6 tahun (belum ada data keamanan dan kekhasiatan yang memadai). Interaksi: Antidiabetes oral, penghambat MAO, beta-bloker non selektif, penghambat ACE, salisilat dan alkohol: menurunkan kebutuhan insulin. Tiazid, glukokortikoid, hormon tiroid dan simpatomimetik beta, hormon pertumbuhan dan danazol: meningkatkan kebutuhan insulin. Beta bloker: menyamarkan gejala hipoglikemia dan menunda pemulihan dari hipoglikemia Okreotid/lankreotid: meningkatkan atau menurunkan kebutuhan insulin. Alkohol: dapat memperburuk dan memperlama efek hipoglikemia insulin. Kontraindikasi: pemberian secara intravena (dapat menyebabkan hipoglikemia berat), pemberian secara intramuskular, penggunaan bersama insulin lainnya, hipersensitivitas. Efek Samping: Umum: hipoglikemia, reaksi pada area penyuntikan (kemerahan, inflamasi, bengkak, gatal; kurang umum: lipodistrofi, reaksi alergi (ruam, urtikaria, erupsi, gatal, berkeringat, rasa tidak nyaman pada saluran cerna, udem angioneuretik, kesulitan bernafas, palpitasi dan penurunan tekanan darah), gangguan refraksi, diabetes retinopati; jarang: neuropati perifer. Dosis: Injeksi subkutan pada paha, dinding abdomen, atau lengan atas pada dewasa dan anak usia di atas 6 tahun sesuai kebutuhan.



INSULIN GLULISIN (REKOMBINAN INSULIN HUMAN-KERJA SINGKAT) Indikasi: Pengobatan diabetes mellitus. Peringatan: Lihat keterangan pada insulin; penggunaan dosis insulin yang tidak tepat atau penghentian dapat menyebabkan hiperglikemia dan keadaan ketoasidosis, yang dapat menyebabkan kematian. Tidak ada data yang cukup tentang penggunaan insuline glulisin pada wanita hamil, namun studi pada hewan menunjukkan bahwa tidak ditemukan efek toksik. Oleh karena itu, penggunaan pada wanita hamil harus diberi perhatian. Wanita menyusui perlu dilakukan penetapan dosis dan diet. Interaksi: lihat lampiran 1 (insulin). Kontraindikasi:



  



 







       



hipersensitif terhadap insulin glulisin. Efek Samping: lihat keterangan pada insulin; serangan hipoglikemia berat dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan/atau konvulsi dan dapat menyebabkan kerusakan fungsi otak sementara atau permanen atau bahkan kematian; reaksi pada kulit dan jaringan subkutan; reaksi hipersensitivitas dan reaksi alergis berat yang pada kondisi tertentu dapat mengancam jiwa. Dosis: diberikan cepat (0-15 menit sebelum atau segera setelah makan) melalui suntikan subkuntan atau infus pompa subkutan, berdasarkan penetapan dosis secara individu. Sebaiknya diberikan dalam regimen yang didalamnya termasuk insulin kerja lama atau analog insulin basal dan dapat diberikan bersama dengan preparat hipoglikemia oral. Insulin Glulisine tidak boleh dicampur dengan preparat lain selain human insulin NPH (Neutral Protamine Hagedom). Dosis insulin glulisin dikurangi pada pasien dengan gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal dan manula. Penggunaan pada anak dan remaja belum diketahui.Harus dipastikan bahwa pasien mengerti cara pemakaian obat.



INSULIN LISPRO (REKOMBINAN INSULIN HUMAN) Indikasi: diabetes mellitus. Peringatan: lihat di bawah insulin soluble, anak (hanya digunakan jika manfaat mirip insulin soluble). Efek Samping: lihat di bawah insulin soluble. Dosis: Dengan injeksi subkutan, segera sebelum makan atau jika diperlukan secepatnya setelah makan, sesuai kebutuhan.Dengan infus subkutan atau injeksi intravena atau infus intravena, sesuai kebutuhan.



6.1.1.2 Insulin Kerja Sedang dan Lama Injeksi subkutan insulin kerja sedang atau insulin kerja lama mempunyai mula kerja kira-kira 1-2 jam, efek maksimal pada 4-12 jam, dan lama kerja 16-35 jam. Beberapa diberikan dua kali sehari bersama dengan insulin kerja singkat (soluble), dan lainnya diberikan sekali sehari, terutama pada pasien lansia. Insulin soluble dapat dikombinasi dengan insulin kerja sedang atau kerja lama (kecuali insulin detemir dan insulin glargine) dalam syringe, pada dasarnya kedua komponen tetap memiliki sifatnya masing- masing, walaupun dapat terjadi penumpulan efek awal dari komponen insulin soluble (terutama jika dikombinasi dengan insulin seng protamine, lihat keterangan di bawah) Insulin isophane adalah suspensi insulin dengan protamin yang bermanfaat untuk dosis awal pemberian insulin yang akan dijadwalkan dua kali sehari. Pasien biasanya mencampurkan isophane dengan insulin soluble, tetapi sediaan kombinasi yang sudah tersedia bisa digunakan pula (insulin isophane biphasic, insulin aspart biphasic, atau insulin lispro biphasic). Suspensi insulin seng (kristalin) memiliki lama kerja lebih panjang; dapat digunakan sendiri atau dalam suspensi insulin seng (30% amorf, 70% kristalin). Insulin seng protamine biasanya diberikan sekali sehari dengan insulin kerja singkat (soluble). Kerugiannya insulin ini berikatan dengan insulin soluble jika dicampur dalam syringe yang sama, dan sekarang jarang digunakan. Insulin glargine dan insulin detemir keduanya merupakan analog insulin human dengan lama kerja panjang; insulin glargine diberikan sekali sehari dan insulin detemir sekali atau dua kali sehari. Monografi:



INSULIN GLARGINE (REKOMBINAN INSULIN HUMANKERJA LAMA) Indikasi: Diabetes mellitus yang tergantung pada insulin. Peringatan: Lihat keterangan pada insulin; pasien harus diajarkan ketrampilan yang penting untuk self-management diabetes, seperti monitoring kadar gula, teknik penyuntikan yang tepat, pengukuran untuk mengenali dan menangani penurunan atau peningkatan kadar gula darah. Hipoglikemia dapat terjadi pada kondisi tertentu, umumnya terjadi pada awal pengobatan dengan insulin, setelah peralihan ke preparasi insulin yang berbeda, keadaan di mana kontrol metabolisme tidak stabil, atau pada penyakit ginjal dan hati yang berat. Hiperglikemia dapat terjadi pada kondisi tertentu seperti: pengurangan / tidak mendapatkan suntikan atau penurunan efektifitas (karena penyimpanan yang salah), malfungsi pen, penurunan aktifitas fisik, stress, luka, operasi, demam atau penyakit tertentu lainnya, serta penggunaan bersamaan dengan obat lain (interaksi obat). Gejala kondisi metabolisme serius (ketoasidosis) terjadi akibat kekurangan insulin. Kebutuhan insulin berkurang pada wanita dalam preexisting atau gestasi, tapi umumnya meningkat setelahnya. Setelah persalinan kebutuhan insulin menurunkan kembali dengan cepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan secara hati-hati terhadap kadar gula darah dan dilakukan pengawasan oleh dokter. Pada wanita menyusui perlu dilakukan penetapan dosis dan diet. Interaksi: lihat lampiran 1 (insulin). Kontraindikasi: hipersensitif terhadap insulin glargin. Efek Samping: lihat keterangan pada insulin; gangguan penglihatan yang bersifat sementara, pada pasien dengan retinopati berat, serangan hipoglikemia berat dapat menyebabkan kehilangan penglihatan sementara; efek samping lain yang jarang terjadi yaitu: reaksi antibodi terhadap insulin, retensi natrium, udema, bronkospasme, penurunan tekanan darah, circulatory collapse (shock), dan reaksi alergis berat yang pada kondisi tertentu dapat mengancam jiwa. Dosis: diberikan subkutan berdasarkan penetapan secara individu. Tidak untuk diberikan secara intravena. Konseling: Perlihatkan wadah pada pasien dan harus dipastikan bahwa pasien mengerti cara penggunaan obat.



INSULIN ISOPHANE (INJEKSI INSULIN ISOPHANE; INJEKSI INSULIN ISOPHANE PROTAMIN; INSULIN ISOPHANE-KERJA SEDANG)



Indikasi: diabetes mellitus. Peringatan: lihat di bawah insulin soluble, anak (bagian 6.1.1.1). Efek Samping: lihat di bawah insulin soluble (bagian 6.1.1.1); protamin dapat menyebabkan reaksi alergi. Dosis: Dengan injeksi subkutan, sesuai kebutuhan. Keterangan: Insulin suspensi steril berasal dari babi atau sapi atau insulin human dalam bentuk kompleks diperoleh dengan menambahkan protamin sulfat atau protamin lain yang sesuai.



INSULIN ISOPHANE BIPHASIC Indikasi: diabetes mellitus. Peringatan: lihat di bawah insulin (bagian 6.1.1.1). Efek Samping: lihat di bawah insulin (bagian 6.1.1.1); protamin dapat menyebabkan reaksi alergi. Dosis: Dengan injeksi subkutan, sesuai kebutuhan. Keterangan: Insulin suspensi steril berasal dari babi atau sapi atau insulin human dalam bentuk kompleks diperoleh dengan menambahkan protamin sulfat atau protamin lain yang sesuai.



INSULIN LISPRO BIPHASIC (INSULIN KERJA SEDANG) Indikasi: diabetes mellitus. Peringatan: lihat di bawah insulin soluble dan Insulin lispro (bagian 6.1.1.1). Efek Samping: lihat di bawah insulin soluble (bagian 6.1.1.1); protamin dapat menyebabkan reaksi alergi. Dosis: Dengan injeksi subkutan, 15 menit sebelum atau sesudah makan, sesuai kebutuhan.