Interaksi Sosial Dalam Kep [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



INTERAKSI SOSIAL DALAM MOMUNIKASI KEPERAWATAN Ns. Esther Lenny DM, SKM, S. Kep 2.2 Pendahuluan Komunikasi merupakan suatu proses yang tidak akan pernah lepas dalam kehidupan manusia. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam dunia keperawatan, dimana para perawat berhadapan dengan pasien yang memiliki berbagai macam penyakit. Walaupun penyakit dialami secara fisik, namun secara tidak langsung gangguan tersebut dapat mempengaruhi mental seseorang. Maka dari itu, perawat tidak hanya perlu memiliki skill untuk melayani pasien, melainkan juga harus memiliki cara berkomunikasi dengan baik yang membuat pasien nyaman dan tenang. Nah, dalam artikel ini kita akan melihat bagaimana hubungan komunikasi dengan interaksi keperawatan. Komunikasi yang baik dapat membangun hubungan saling percaya antara perawat dan klien, menumbuhkan sikap empati dan caring, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional perawat itu sendiri bahkan dapat meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra dan mutu rumah sakit. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa keperawatan untuk mempelajari interaksi sosial dalam komunikasi keperawatan.



2.2.1 Deskripsi Membahas tentang interaksi sosial dalam komunikasi keperawatan yang meliputi sub pokok bahasan tentang memahami pengertian, 1



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



reinforcing dalam interaksi sosial, bentuk interaksi sosial, proses interaksi sosial dan faktor yang mendasarinya.



2.2.2 Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran, diharapkan peserta didik mampu memahami interaksi sosial dalam komunikasi keperawatan 2.2.3 Kompetensi Khusus Setelah mempelajari topik ini, diharapkan peserta didik mampu: 1. Menjelaskan pengertian 2. Menjelaskan reinforcing dalam interaksi sosial 3. Menyebutkan bentuk interaksi sosial 4. Menjelaskan proses interaksi sosial dan faktor yang mendasarinya 2.2.4 Penyajian 1. Pengertian interaksi sosial H. Bonner 1996 Hubungan dua atau lebih individu yang sangat mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain. Hubungan yg dinamis, menyangkut hubungan antar individu, individu dg kelompok, kelompok dg kelompok dalam bentuk kerjasama, persaingan atau pertikaian/konflik, penyesuaian diri/akomodasi. Walgito, 2011 Hubungan antara individu satu dg yang lainnya dapat mempengaruhi yang lainnya ada hubungan timbal balik. Jadi interaksi sosial adalah hubungan antar individu yg saling menguntungkan dan berkualitas, serta saling mempengaruhi dalam mencapai perubahan perilaku yg lebih baik. 2



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



2. Reinforcing(dorongan) dalam interaksi sosial • Hubungan saling percaya Diawali dengan saling mengenal dilanjutkan dengan harapan dan tujuan yg dikehendaki dalam proses interaksi. Cara: Jujur, ikhlas, bersungguh – sungguh, sabar, tekun, sikap menerima, empati. Keuntungan:



mempererat



hubungan,



lebih



kooperatif,



menghilangkan perasaan curiga, mentolerir kesalahan minimal. Hubungan saling percaya diawali dengan saling mengenal diantara keduanya. Dalam proses hubungan saling percaya ini perlu saling menjaga privasi agar yang didiskusikan menjadi terbuka dan tidak saling menutupi. Dalam proses keperawatan hubungan saling percaya menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan, sehingga data menjadi valid dan perawatan menjadi akurat. Hubungan saling percaya ditidaklanjuti dengan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Keuntungan menjalin hubungan saling percaya, yakni; Mempunyai potensi untuk saling tergantung pada orang yang dipercayai dan orang yang mempercayai. Menumbuhkan harapan dan mempererat hubungan antar manusia. Seseorang menjadi lebih kooperatif. Menghilangkan perasaan curiga diantara sesame. Mentolerir kesalahan minimal karena dianggap memiliki kemampuan lebih dibandingkan dirinya. Dengan dalih koneksi, seseorang lebih mempercayainya walaupun yang dikatakan belum tentu benar. 3



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



Cara menumbuhkan hubungan saling percaya: Jujur, ikhlas, bersungguh – sungguh, sabar, Tekun, sikap menerima, empati. • Suportif Sikap pengurangan untuk melindungi diri (defensif) dalam interaksi sosial. Cara: Menjelaskan perasaan & persepsi seseorang, bekerjasama



memecahkan



permasalahan,



berespon



secara



langsung jujur & bebas, memahami orang lain & tidak emosional, ada pengakuan persamaan, bersedia menerima pendapat orang lain. Ada perasaan untuk melindungi diri saat menyampaikan masalah kepada orang lain. Bukan berarti ada upaya untuk menarik diri akan tetapi upaya untuk melindungi diri dari konsep diri. Sikap suportif merupakan sikap sikap dimana seseorang berusaha menerima pesan orang lain dengan mengedepankan hubungan



saling



menghargai.



Beberapa



cara



untuk



mengedepankan seseorang bersikap suportif, yakni; Menjelaskan tentang perasaan dan persepsi seseorang tanpa ada unsure penilaian. Bekerja sama untuk memecahkan permasalahan bersama. Berespon secara langsung, jujur dan bebas dari motif yang tersembunyi. Memahami orang lain, tidak emosional dan menempatkan diri secara imajinatif pada posisi orang lain. Ada pengakuan persamaan, tidak membedakan sehingga satu sama lain saling membuka saluran komunikasi. Bersedia meninjau kembali pendapat orang lain sehingga 4



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



timbul kesadaran bahwa manusia tidak ada yang sempurna. 3. Bentuk interaksi sosial Ada empat bentuk interaksi sosial, yakni: 1. Kerjasama (cooperation), suatu usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. a. Kerjasama spontan (spontaneous cooperation), misal perawat IGD mengatur posisi, memasang O2, memasang infus b. Kerjasama langsung (directed cooperation), atas dasar perintah atasan, pendelegasian wewenang. c. Kerjasama



kontrak



(contractual



cooperation),



kerjasama



berdasarkan standar baku yg telah ditentukan. d. Kerjasama tradisional (traditional cooperation), misal gotong – royong, bargaining yaitu pertukaran barang



& jasa, kooptasi



(penerimaan terhadap hal baru), koalisi (peran interdependen), join -venture(pengusahaan proyek tertentu) misal mendirikan klinik/home care bersama) 2. Persaingan (competition), suatu proses sosial mencari keuntungan dengan cara menarik perhatian / mempertajam prasangka yg telah ada. a. Persaingan pribadi (rivalry), persaingan untuk memuaskan kebutuhan pribadi. b. Persaingan tidak pribadi (nonrivalry), persaingan dengan meningkatkan



kualitas



organisasi



(meningkatkan



persaudaraan & rasa persekutuan diantara anggota). 5



AKPER SUMBER WARAS



tali



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



3. Pertentangan/pertikaian (conflict), suatu proses sosial untuk mencapai tujuannya dg menantang pihak lain yg disertai ancaman /kekerasan. 4. Akomodasi/penyesuaian diri (Accomodation), proses usaha untuk meredakan suatu pertentangan dalam mencapai kestabilan tanpa menghancurkan pihak lawan. Bentuk akomodasi : a. Coercion, karena paksaan, berupa instruksi yg harus dilakukan tanpa tawar menawar, jika tidak berdampak merugikan. Misal minum obat dg dosis yg ditentukan, cito operasi. b.Compromise, menyelesaikan



saling



mengurangi



tuntutannya



perselisihan(ketidakseimbangan



untuk



harapan &



kenyataan). Merasakan dan mengerti keadaan pihak lain. c. Arbitration, proses negosiasi dg mengikutsertakan pihak ketiga yg netral sebagai penengah. d. Conciliation, usaha untuk mempertemukan keinginan dari pihak yg berselisih untuk mencapai persetujuan, perselisihan dg mengikutsertakan



pihak



ketiga



sebagai



fasilitator/hanya



menjembatani saja, tidak ikut dalam proses penyelesaian tsb. e. Tolerantion, kesadaran yg tinggi tanpa paksaan. Misal perawat menggantikan jaga perawat lainnya yg berhalangan jaga dikarenakan anaknya sakit. f. Stalemate, berhenti di suatu titik pertentangan, kekuatan yg seimbang, rasa paling benar & paling kuat,kesadaran akan dampak jika pertentangan dilanjutkan. Misal perawat pelaksana dalam satu tim yang melakukan misscomunication. 6



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



g. Adjudication, penyelesaian perkara/sengketa di pengadilan. h. Asimilasi, ada usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan & mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dg memperhatikan kepentingan & tujuan utama. Misal ketua tim bersikap sama terhadap semua anggota timnya/tidak pilih kasih. Kontravensi Suatu bentuk proses sosial yg berada antara persaingan & pertentangan atau pertikaian. Leopold von Weise & Howard Becker : 1) Penolakan, keengganan, perlawanan 2) Menyangkal pernyataan orang lain 3) Penghasutan, menyebar desas - desus, mengecewakan



pihak lain



4) Menghianati & membuka rahasia pihak lain 5) Mengejutkan lawan & membingungkan pihak lain Diferensiasi Setiap orang memiliki hak & kewajiban yg berbeda dikarenakan perbedaan umur, pekerjaan, gender dalam masyarakat, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman, lama & beban kerja, kedudukan,



profesionalisme.



Misal



perawat



ICU



memiliki



bebantugas yg berbeda dengan perawat poli klinik.



7



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



4. Hubungan Individu dengan Lingkungan Individu bertentangan dg lingkungannya. Merasa lingkungan sekitarnya bertentangan dg dirinya, dapat dikarenakan ketidaksesuaian norma & nilai yg dimilikinya. Misal perawat yg baru masuk bekerja, ataupun yg baru dirotasi keruang yg berbeda. Sebaiknya keilmuan yg mirip dg ruang yg baru, misal perawat ruang anak ke ruang neonatus, perawat IGD ke kmr operasi. Individu memanfaatkan lingkungannya. Merasa lingkungannya dapat memberikan manfaat bagi dirinya. Misal saat mengkaji pasien diperlukan waktu luang, tidak sibuk, pasien sudah siap untuk dikaji. Individu berpartisipasi dalam kegiatan lingkungannya. Ikut serta berpartisipasi jika merasa ada manfaatnya baik bagi dirinya maupun orang lain. Misal perawat menjadi pengurus di desanya. Individu menyesuaikan diri dg lingkungannya. a. Autoplastis, bersifat pasif, individu menyesuaikan diri dg keadaan lingkungannya. Misal perawat



bertugas



dg



menunjukkan sopan santun, tidak memakai barang mewah, rapi, luwes. b. Alloplastis, bersifat aktif, individu merubah lingkungan sesuai keinginannya, merubah perilaku maladaptif menjadi adaptif. Misal perawat merubah perilaku ps DM untuk menjaga diit, gula darahnya, dan rutin kontrol sesuai anjuran. 8



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



5. Jenis interaksi  Individu dengan individu Dua individu saling bertemu walaupun tanpa tindakan apapun. Misal mendengar ps merintih kesakitan  Individu dengan kelompok Interaksi berbeda-beda, benturan dapat terjadi jika ada perbedaan kepentingan. Misal perawat memberikan penyuluhan kepada ps & keluarga  Kelompok dengan kelompok Anggota kelompok melaksanakan kegiatan atas nama kelompok. Misal perawat mengikuti lomba volly mengatas namakan rumah sakit tempat mereka bekerja. 6. Proses Interaksi Sosial Syarat agar terjadi interaksi sosial  Kontak sosial Aksi yg memiliki makna bagi pelaku & penerima memberi reaksi.  Komunikasi vs kontak Komunikasi lebih pada pemprosesan pesan, kontak lebih pada pelaku yg berinteraksi.



7. Faktor yang mendasari Terjadinya Interaksi Sosial  Imitasi Proses



belajar



dg



meniru/mengikuti



perilaku



orang



memberikan dampak meningkatkan performa seseorang. 9



AKPER SUMBER WARAS



lain



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



a. Imitasi positif, mendorong untuk mematuhi kaidah, nilai, dan norma yg berlaku. Misal seorang anak mencontoh sikap sopan santun, meniru ibunya sewaktu makan mulutnya tidak berbunyi. b. Imitasi negatif, mendorong untuk mematuhi hal yang negatif. Misal anak menjadi pecandu narkoba akibat meniru kelompok yg salah, anak berbahasa kotor meniru ibunya berbicara kotor.  Sugesti Cara pemberian pandangan/pengaruh kepada orang lain sehingga orang tersebut



mengikuti pandangan/pengaruh tanpa



pikir



panjang/kritik terlebih dahulu, dimana yg memberi sugesti orang yg berwibawa/dapat dipercaya/otoriter. Misal ps yg tersugesti oleh seorang dokter, Bumil tersugesti pada seorang bidan.  Identifikasi Kecenderungan/keinginan dalam diri untuk menjadi sama dg pihak lain,



dapat



berlangsung



sengaja/tidak



disengaja,



biasanya



memerlukan orang dg tipe ideal dlm hidupnya. Misal Seseorang yg ingin masuk sekolah AKPER karena ingin seperti tetangganya.  Simpati Perasaan tertarik pada perasaan orang lain, seolah berada dalam keadaan lain tanpa logika. Simpati perawat dalam memberikan ASKEP merupakan pelanggaran batas hubungan perawat-pasien.



10



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



Kesimpulan Interaksi social adalah adanya transaksi – transaksi dalam mencapai hubungan timbal balik, dengan harapan sebgaimana tujuan yang diharapkan mampu diserap dan diaplikasikan sebagai sesuatu yang perlu diterima dan dijalankan. Untuk itu perlu dorongan agar proses – proses tersebut dapat berjalan dengan baik,dengan hubungan saling percaya dan suportif.  Bentuk



interaksi



sosial



berupa;



kerjasama,



persaingan,



pertentangan atau pertikaian, akomodasi.  Jenis interkasi yang ada; interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.  Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial, yakni; imitasi, sugesti, identifikas, simpati.  Syarat agar terjadi interaksi sosial, yakni adanya kontak sosial, komunikasi vs kontak.



Evaluasi 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan interaksi sosial dalam komunikasi keperawatan ! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reinforcing dalam interaksi sosial ! 3. Sebutkan dan jelaskan 4 bentuk interaksi sosial yang Kalian ketahui? 4. Jelaskan secara singkat proses interaksi sosial dan faktor yang mendasarinya ! 5. Sebutkan dan jelaskan jenis interaksi sosial yang kalian ketahui ! 11



AKPER SUMBER WARAS



MODUL KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN



Daftar Pustaka



Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi terapeutik dalam keperawatan jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Anjaswarni. (2016). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. Kunoli, F dan herman, Achmad. (2013). Pengantar Komunikasi Kesehatan. Jakarta : In Media Lalonge, Maksimus R. (2013). Komunikasi Keperawatan; metode Berbicara Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Kunoli, Firdaus J. (2013). Komunikasi Kesehatan Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : In Media Rohani. (2013). Panduan Praktik Komunikasi dalam Keperawatan. Yogyakarta : PT Citra Aji Parama Suryani. (2015). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta : EGC



12



AKPER SUMBER WARAS