Ionisasi Basa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II β€œPENETAPAN DERAJAT IONISASI DAN TETAPAN IONISASI BASA LEMAH” TANGGAL PRAKTIKUM : 31 MEI 2014



Disusun Oleh : DEVI CITRA RASTUTI 1112016200056



KELOMPOK 4



:



Aini Nadhokhotani Devita Arini Safitri Petri Wahyu Sari Selvia Dewi Setyani



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014



ABSTRAK Telah dilakukan praktikum penetapan derajat ionisasi dan tetapan ionisasi basa lemah. Dengan tujuan untuk menentukan harga derajat ionisasi a, dan tetapan Kb dari NH4OH dengan konduktometer. Dimana konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula nilai a dan Kb yang didapat.



PENADHULUAN Elektrolit adalah suatu zat yang dapat menghasilkan ion-ion dalam larutan, yang ditunjukkan dengan sifat larutannya yang dapat menghantarkan listrik. Berdasarkan daya hantarnya, elektrolit diklasifikasikan kedalam elektrolit kuat dan lemah. Klasifikasi lain yang didasarkan pada struktur adalah elektrolit sebenarnya (sejati) dan elektrolit yang potensial sebagai elektrolit. Elektrolit sejati dalam keadaan murninya terdiri atas ion-ion (Sri Mulyani, 2014: 60). Banyaknya larutan yang terurai menjadi ion dinamakan derajat ionisasi. Besarnya berkisar antara 0 sampai 1. Suatu elektrolit yang derajat ionisasinya besar, mendekati 1 disebut elektrolit kuat, sedangkan yang derajat ionisasinya kecil mendekati 0 dinamakan elektrolit lemah. Ionisasi mempunyai tetapan kesetimbangan (K) (USU, 2011). Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. (M. Masykuri. 2009). Hasil eksperimen terhadap pengukuran kuantitatif daya hantar listrik dari larutan elektrolit lemah menunjukkan bahwa semakin encer, semakin kuat daya hantarnya. Pada larutan yang sangat encer (pengenceran tak-berhingga) daya hantarnya mendekati larutan elektrolit kuat. Gejala memberikan arti bahwa nilai 𝛼elektrolit lemah bergantung pada konsentrasi pada suhu tertentu. Makin rendah konsentrasi larutan elektrolit lemah maka makin tinggi daya hantar listriknya (Milama, 2014: 31).



ALAT BAHAN DAN LANGKAH KERJA ALAT ο‚·



Gelas kimia



ο‚·



Konduktometer + probe 1 set



ο‚·



Pipet tetes



BAHAN ο‚·



Air



ο‚·



NH4OH (0,1 M; 0,05 M; 0,025 M) ο€ 



ο‚·



NH4Cl (0,1 M; 0,05 M; 0,025 M)



ο‚·



NaOH (0,1 M; 0,05 M; 0,025 M)



ο‚·



NaCl (0,1 M; 0,05 M; 0,025 M)



LANGKAH KERJA



1. Bilasi tabung reaksi bersih (setelah dibilasi dengan akuades) dengan larutan sampel (NH4OH 0,1 M). Sekarang isilah tabung kembali dengan NH4OH 0,1 M secukupnya. 2. Celupkan probe kering ke dalam larutan sampel pada tabung di atas kemudian ketukkan pada sisi dinding tabung, dan selanjutnya celupkan tabung beserta isinya ini ke dalam termostat. Setelah dirasa suhu telah homogen, lakukan langkah berikut. 3. β€œON” kan tombol ON/OFF (nyalakan konduktometer) dan tekan pula tombol β€œlambang siemen”. Sambil probe diketukkan perlahan sampai diperoleh digit siemen yang tetap (sebagai nilai Ls). Jika perlu, pilih diantara ke-4 tombol ukuran untuk memperoleh nilai digit yang cermat. 4. Ulangi langkah-langkah di atas terhadap larutan sampel NH4Cl 0,1 M; NaOH 0,1 M dan NaCl 0,1 M. 5. Selanjutnya terapkan pula secara berurutan terhadap larutan sampel



a. NH4OH 0,05 M; NH4Cl 0,05 M; NaOH 0,05 M; NaCl 0,05 M. b. NH4OH 0,025 M; NH4Cl 0,025 M; NaOH 0,025 M; NaCl 0,025 M. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN DATA PENGAMATAN Daya hantar listrik (ΞΌS)



Larutan 0,1 M 5,24 ΞΌS 22,8 ΞΌS 32,4 ΞΌS 46,6 ΞΌS



NH4OH NH4Cl NaOH NaCl



0,05 M 3,05 ΞΌS 13,04 ΞΌS 14,7 ΞΌS 19,97 ΞΌS



Perhitungan 𝐴=



1000.Ls 𝐢



οƒ˜ Hantaran ekuivalen NH4OHsetiap konsentrasi A (NH4OH) = A (NH4OH) = A (NH4OH) =



1000 . 5,24π‘₯10βˆ’6 0,1 1000 . 3,05π‘₯10βˆ’6 0,05 1000 . 2,97π‘₯10βˆ’6



= 0,0524



= 0.061



= 0,1188



0,025



ο€  οƒ˜ Hantaran ekuivalen NH4Cl setiap konsentrasi 𝐴 𝑁𝐻4𝐢𝑙 = 𝐴 𝑁𝐻4𝐢𝑙 =



1000 . 22,8π‘₯10βˆ’6 0,1 1000 . 13,04π‘₯10βˆ’6



𝐴 𝑁𝐻4𝐢𝑙 =



0,05 1000 . 7,01π‘₯10βˆ’6 0,025



= 0,228



= 0,2608 = 0,2804



οƒ˜ Hantaran ekuivalen NaOH setiap konsentrasi 𝐴 π‘π‘Žπ‘‚π» =



1000 . 32,4π‘₯10βˆ’6 0,1



= 0,324



0,025 M 2,97 ΞΌS 7,01ΞΌS 11,21 ΞΌS 19,89 ΞΌS



𝐴 π‘π‘Žπ‘‚π» = 𝐴 π‘π‘Žπ‘‚π» =



1000 . 14,7π‘₯10βˆ’6 0,05 1000 . 11,21βˆ’6 0,025



=0,294



= 0,4484



οƒ˜ Hantaran ekuivalen NaCl setiap konsentrasi 𝐴 π‘π‘ŽπΆπ‘™ = 𝐴 π‘π‘ŽπΆπ‘™ = 𝐴 π‘π‘ŽπΆπ‘™ =



1000 . 46,6π‘₯10βˆ’6 0,1



= 0,466



1000 .19,97π‘₯10 βˆ’6 0,05 1000 .19,89π‘₯10 βˆ’6 0,025



= 0,3994 = 0,7956



𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =𝐴 π‘π‘Žπ‘‚π» +𝐴 𝑁𝐻4𝐢𝑙 βˆ’π΄ π‘π‘ŽπΆπ‘™ οƒ˜ Untuk 0,1 M 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =𝐴 π‘π‘Žπ‘‚π» +𝐴 𝑁𝐻4𝐢𝑙 βˆ’π΄ π‘π‘ŽπΆπ‘™ 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =0,324+0,228βˆ’0,466 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 = 0,086 οƒ˜ Untuk 0,05 M 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =𝐴 π‘π‘Žπ‘‚π» +𝐴 𝑁𝐻4𝐢𝑙 βˆ’π΄ π‘π‘ŽπΆπ‘™ 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =0,294+0,2608βˆ’0,3994 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =0,1554 οƒ˜ Untuk 0,025 M 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =𝐴 π‘π‘Žπ‘‚π» +𝐴 𝑁𝐻4𝐢𝑙 βˆ’π΄ π‘π‘ŽπΆπ‘™ 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =0,1188+0,2804βˆ’0,7956 𝐴𝐴 𝑁𝐻4𝑂𝐻 = -0,3964



𝛼 𝑁𝐻4𝑂𝐻 =



A (NH4OH) AA(NH4OH)



οƒ˜ Untuk 0,1 M 0,0524 𝛼 𝑁𝐻4𝑂𝐻 = = 0,609 0,086



οƒ˜ Untuk 0,05 M 0,061 𝛼 𝑁𝐻4𝑂𝐻 = 0,1554 = 0,392 οƒ˜ Untuk 0,025 M 0,1188 𝛼 𝑁𝐻4𝑂𝐻 = = -0,299 βˆ’0,3964



οƒ˜ Untuk 0,1 M 𝐾𝑏=𝛼2.𝑀𝑏 𝐾𝑏= 0,6092 x 0,1 𝐾𝑏= 0,0370 οƒ˜ Untuk 0,05 M 𝐾𝑏=𝛼2.𝑀𝑏 𝐾𝑏= 0,3922.0,05 𝐾𝑏=0,0076 οƒ˜ Untuk 0,025 M 𝐾𝑏=𝛼2.𝑀𝑏 𝐾𝑏= -0,2992.0,025 𝐾𝑏= 0,0022



PEMBAHASAN Praktikum kali ini yaitu tentang derajat ionisasi dan ketetapan ionisasi basa lemah. Pada praktikum ini larutan yang digunakan adalah NH4OH, NH4Cl, NaOH, dan NaCl dengan konsentrasi 0,1 M, 0,05M, dan 0,025 M. Konsentrasi yang digunakan berbeda-beda hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap derajat ionisasi dan tetapan ionisasi basa lemah. Praktikum ini menggunakan metode konduktometri, Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor (elektroda) dimasukkan ke dalam larutan yang akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan sebagai outputnya berupa angka konduktansi. Semakin banyak konsentrasi suatu ion dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekul semakin cepat). Setelah sel kondukransi dicelupkan ke larutan, sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu (sisa dari larutan sebelumnya) serta untuk menetralkan alat (PH aquadest = 7 (netral)) sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya. Berdasarkan percobaan, didapatkan hasil derajat ionisasi a untuk NH4OH semakin besar seiring besarnya konsentrasi, begitu pula dengan nilai Kb nya.



KESIMPULAN 1. Semakin besar konsentrasi, semakin besar pula nilai a dan Kb nya 2. Konduktometri adalah suatu metode yang didasarkan pada hantaran atau konduktansi dari ion



DAFTAR PUSTAKA οƒ˜ Milama,Burhanudin.2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Jakarta: UIN-FITK Press οƒ˜ Mulyani, Sri dan Hendrawan. 2014. Kimia Fisika II. Bandung : UPI οƒ˜ Masykuri. 2009. Konduktometri. http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/11/HandOut3-Konduktometri.pdf. (Diakses pada 6 juni 2014 jam 10:39 WIB) οƒ˜ USU. Chapter II. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18255/3/Chapter%20II.pdf (Diakses pada 6 juni 2014 jam 10:58 WIB)