17 0 131 KB
“ISU PROFESIONAL DAN ETIK DALAM PRAKTIK KEBIDANAN”
Disusun oleh : Mahasiswa Semester IB Kelompok 4 : Annisa Nabila
(2040500212751129)
Elsya Nafisah
(02020101001)
Mega Sastrawati
(2040500212730053)
PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesakan makalah ini dengan baik. Shalawat beriring salam tak lupa pula kami junjungkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah kita nantkan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat akal sehat dan fisik yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pengantar Praktek Kebidanan dengan judul “Isu Profesional dan Etik dalam Praktik Kebidanan”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan serta kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik maupun saran dari pembaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca dan semoga makalah ini dapat lebih baik lagi untuk ke depannya. Dan apabila terdapat banyak kesalahan dari makalah ini, maka penulis minta maaf yang sebesarbesarnya. Terima kasih.
Medan, 24 Agustus 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata etik, etis, moral tidak hanya terdengar dalam ruang kuliah, namun sudah mewarnai kehidupan masyarakat umum. Dengan bertambahnya arus globalisasi dan munculnya istilah-istilah tersebut secara luas di masyarakat, dunia akan semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat
dunia
yang
kemudian
mempengaruhi
munculnya
penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi dan
ilmu
pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteran ini tidak dapat dibendung dan pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Profesi yang berada pada bidang yang praktek mandiri seperti bidan akan menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. Sehingga dalam perjalanannya, seorang bidan harus mengerti makna etik, etis, moral dan penerapannya, serta isu-isu yang terkait dalam praktek kebidanan. Bidan dituntut untuk berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.
BAB II PEMBAHASAN A. Isu Profesional dan Etik dalam Praktik Kebidanan 1. Pengertian Isu Etik dan Dilema Isu adalah masalah pokok yang berkembang di suatu masyarakat atau suatu lingkungan belum yang belum tentu benar, yang membutuhkan pembuktian. Isu merupakan topik yang menarik untuk di diskusikan, argumentasi yang timbul akan bervariasi dan muncul karena adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan. Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah pernyataan itu baik atau buruk. Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya. Dilema yaitu suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul Karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilainilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. 2. Contoh Bentuk Isu Etik yang Berhubungan dengan kebidanan a. Isu etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga, masyarakat 1) Kasus : Seorang perempuan hamil G1PₒAₒ hamil 38 minggu datang ke polindes dengan keluhan perutnya terasa mengencang sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan VT, pembukaan 3, janin letak sunsang. Bidan merencanakan dirujuk ke rumah
sakit. Keluarga klien terutama suami menolak untuk dirujuk dengan alasan tidak punya biaya. Bidan memberikan penjelasan
persalinan
anak
letak
sungsang
bukan
kewenangannyadan menyampaikan tujuan dirujuk demi keselamatan bayi dan juga ibunya, tetapi keluarga tetap ingin ditolong oleh bidan polindes. Karena keluarga memaksa, akhirnya bidan menuruti kemauan klien dan keluarga untuk menolong persalinan. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi meninggal. Keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak dapat bekerja secara professional dan dalam masyarakat pun tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakannya sangat lambat dan tidak sesuai prosedur. 2) Konflik : Keluarga / suami menolak untuk dirujuk ke rumah sakit dengan alas an ridak mempunyai biaya untuk melakukan operasi. 3) Isu : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan
tindakan
tidak
sesuai
prosedur
dan
tidak
professional. Masyarakat juga menilai bahwa bidan tersebut dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah. 4) Dilema Kenyataan di lapangan, bidan merasa kesulitan untuk memutuskan
rujukan
karena
keluarga
memaksa
ingin
ditolong bidan. Dengan segala keterbatasan kemampuan dan sarana, bidan melakukan pertolongan persalinan yang
seharusnya dilakukan di rumah sakit dan ditolong oleh spesialis kebidanan. b. Isu Etik yang terjadi antara Bidan dengan Teman Sejawat 1) Kasus : Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua orang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama-sama memiliki BPM (Bidan Praktik Mandiri) dan ada persaingan di antara dua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPM bidan “B” yang lokasinya tidak jauh dengan BPM bidan “A”. setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B” menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan “A”. Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong persalinan tersebut, bidan “A” akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena melanggar wewenang profesi bidan. 2) Isu : Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan sungsang. 3) Konflik : Menolong persalinan sungsang untuk mendapatkan pasien demi persaingan atau dilaporkan oleh bidan “A” 4) Dilema : a) Bidan
“B”
tidak
melakukan
pertolongan
persalinan
sungsang tersebut namun bidan kehilangan satu pasien.
b) Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh bidan “A” dengan dilaporkan oleh lembaga yang berwenang c. Isu Etik Bidan dengan Team Kesehatan lainnya 1) Kasus : Seorang wanita berusia 35 tahun mengalami jatuh dan pendarahan hebat. Suami memanggil bidan dan bidan memberikan pertolongan pertama. Bidan menjelaskan pada keluarga, agar istrinya dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan kuretase. Keluarga menlak dan menginginkan agar bidan saja yang melakukan kuretase. Bidan kemudian melakukan kuretase dan 2 hari kemudian, pasien mengalami pendarahan dan dibawa ke rumah sakit. Dokter menanyakan riwayat kejadian pada suami pasien. Suami pasien kemudian mengatakan
bahwa
2
hari
lalu
istrinya
mengalami
pendaharan dan dilakukan kuratase oleh bidan. Dokter kemudian memanggil bidan tersebut dan terjadilah konflik antara bidan dengan dokter tersebut. 2) Isu : Malpraktik bidan melakukan tindakan diluar wewenangnya 3) Konflik: Bidan melakukan kurentase diluar wewenangnya sehingga terjadilah konflik antara bidan dan dokter 4) Dilema : Jika tidak segera dilakukan tindakan dikuatirkan dapat merenggut nyawa pasien karena BPM jauh dari RS. Namun, jika dilakukan tindakan, bidan merasa melanggar kode etik kebidanan
dan
wewenangnya.
merasa
melakukan
tindakan
diluar
d. Isu Etik yang terjadi antara Bidan dan Organisasi Profesi 1) Kasus : Seorang ibu yang ingin bersalin di BPM. Sejak awal kehamilan,
ibu
tersebut
sudah
sering
memeriksakan
kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan bidan, ibu tersebut memiliki
riwayat
hipertensi,
maka
kemungkinan
lahir
pervagina sangat beresiko saat persalinan tiba. Tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika tidak rujuk, maka beresiko terhadap janin dan kondisi si ibu itu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat janin dan pendarahan pada ibu. Bidan sudah mengerti resiko yang akan terjadi. Tapi bidan lebih mementingkan egonya sendiri karena takut kehilangan komisinya daripada dirujuk ke rumah sakit. Setelah janin lahir, ibu mengalami pendarahan hebat, sehingga kejang-kejang dan meninggal. Saat berita itu terdengar, Organisasi Profesi Bidan (IBI), memberikan sanksi yang setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan orang lain. Sebagai gantinya, ijin praktik (BPM) bidan A dicabut dan dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran tersebut. 2) Isu : a) Terjadi malpraktik b) Pelnggaran wewenang bidan 3) Dilema : Perlu disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan sering kali muncul masalah atau isu di masyarakat yang berkaiatan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktiksi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam
memberikan
asuhan
kebidanan
dengan
menampilkan
perilaku yang etis professional. 3. Isu Etik yang terjadi dalam Pelayanan Kebidanan Perlu juga di sadari bahwa dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul masalah atau isu di masyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Beberapa
contoh
mengenai
isu
etik
dalam
pelayanan
kebidanan, adalah berhubungan dengan :
Agama / kepercayaan
Hubungan dengan pasien
Hubungan dokter dengan bidan
Kebenaran
Pengambilan keputusan
Kematian
Kerahasiaan
Aborsi
AIDS
In-vitro Fertilization
4. Isu Moral dan Dilema Moral Isu moral adalah topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan orang sehari-hari, menyangkut kasus abortus euthanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan. Contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
Kasus abortus
Euthanansia
Keputusan untuk terminasi kehamilan
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dalam mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab profesionalnya, yaitu : a. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan pasien atau klien b. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian, (omission), disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien. 5. Konflik Moral Konflik moral menurut Johnson adalah bahwa konflik atau dilema pada dasarnya sama, kenyataanya konflik berada diantar prinsip moral dan tugas yang mana sering menyebabkan dilema. Ada 2 tipe konflik yaitu ; a. Konflik berhubungan dengan prinsip b. Konflik yang berhubungan dengan otonomi Dua tipe konflik ini adalah dua bagian yang tidak bisa terpisahkan. Contoh studi kasus mengenai konflik moral : “Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri di rumah. Ada seorang pasien inpartu datang ke tempat praktiknya. Status obstretik pasien adalah GI PO AO hasil pemeriksaan penapisan awal menunjukkan presentase bokong dengan taksiran berat janin 3900 gram, dengan kesejahteraan ibu dan janin baik. Maka bidan tersebut menganjurkan dan memberikan konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya menolak dirujuk dan
tetap bersikukuh untuk tetap melakukan persalinan di bidan tersebut karena pertimbangan biaya dan kesulitan lainnya”. Melihat kasus ini mka bidan dihadapkan pada konflik moral yang bertentangan dengan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan dalam pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan,
bidan
tidak
berwenang
memberikan
persalinan
pada
primigravida dengan presentasi bokong, di sisi lain ada prinsip nilai moral dan kemanusiaan yang dihadapi pasien, yaitu ketidak mampuan sosial ekonomi dan kesulitan lainnya. Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan sebagai hal-hal berikut : a. Bidan harus mempunyai responbility dan accounbility b. Bidan harus menghargai wanita
sebagai individu dan
melayani dengan rasa hormat c. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety
dan
wellbeing mother d. Bidan
berusaha menyokong pemahaman
ibu tentang
kesejahteraan dan menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman. e. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah knowledge, ajaran intrinsic, kemampuan berfikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang logis. 6. Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan a. Ciri-ciri keputusan yang etis yaitu : 1) Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah 2) Sering menyangkut pilihan yang sukar 3) Tidak mungkin dielakkan
4) Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman dan tabiat serta lingkungan sosial b. Teori-teori pengambilan keputusan : 1) Utilitarisme a) Mengutamakan
adanya
konsekuesi
kepercayaan
adanya kegunaan semua manusia memiliki perasaan senang dan sakit. b) Bentuk ultilitarisme ada 2, yaitu :
Berdasarkan tindakan, bahwa setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan
Berdasarkan aturan, bahwa setiap tindakan didasarkan pada prinsip kegunaan dan aturan moral
2) Deontologi a) Menurut Immanuel Kant, sesuatu dikatakan baik apabila semua potensi digunakan di jalan yang baik oleh kehendak manusia b) Menurut W.D. Ross : setiap manusia punya intuisi akan
kewajiban
dan
semua
kewajiban
berlaku
langsung pada diri kita 3) Hedonisme a) Menurut Aristipos, sesuai kodratnya, manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak terbaa oleh kesenangan b) Menurut Epikuros, menilai bukan hanya kesenangan (hedone) inderawi tetapi juga kebebasan rasa sakit dan keresahan jiwa
4) Eudemonisme Menurut Aristoteles, dalam setiap kegiatan
manusia
mengejar suatu tujuan ingin mencapai sesuatu yang baik. Semua orang akan setuju bahwa tujuan akhir hidup manusia adalah kebahagiaan (eudemonia). Keutamaan dalam
mencapai
kebahagiaan
intelektual dan moral.
melalui
keutamaan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Isu etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan. Seorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang bertanggung jawab sesuai kewenangan. Bidan yang praktik mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar
sekali
pengaruhnya
terhadap
kemungkinan
terjadi
nya
penyimpangan etik. Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada. Strategi pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kebijakan organisasi / pimpinan, fungsi pelayanan. B. Saran Dalam makalah ini terdapat penjelasan tentang “isu professional dan etik dalam praktik kebidanan” berharap agar mahasiswi dapat mengetahui isu etik yang terjadi di dalam pelayanan atau praktik kebidanan sesuai dengan pembahasan di dalam makalah ini.