Jalan Arteri Madiun [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang berguna untuk mendukung



kelancaran lalu lintas atau pergerakan kendaraan yang berupa arus menerus maupun belok. Jaringan jalan yang baik berfungsi mengurangi kemacetan, meningkatkan keamanan dan kenyamanan serta efisiensi waktu dan biaya transportasi masyarakat. Karena itu kinerja jalan sebagai parameter pelayanan jalan harus senantiasa dipertahankan pada level yang baik. Jalan arteri yang merupakan peran fital dalam menghubungkan suatu jaringan jalan dan transportasi dari satu kota ke kota lain diharuskan memenuhi semua kriteria kinerja jalan dan pelayanan jalan dengan baik pula. Jalan arteri melalui atau menuju suatu kawasan primer dan dirancang dengan kecepatan paling rendah 60 km/jam. Kota Saradan sebagai perbatasan Kabupaten Madiun juga termasuk jalan arteri penghubung antar kota yang sering dilalui transportasi jarak jauh seperti bus antar kota antar propinsi (AKAP), dan juga dilalui transportasi pengangkut barang seperti trailer dan truk merupakan jalan yang sangat padat pada jam-jam tertentu. Terlebih kota Saradan merupakan gerbang masuk kota Caruban yang diprediksikan menjadi kota yang sangat padat setara dengan kabupaten Madiun. Kondisi jaringan jalan Saradan sebagai jalan arteri disebut-sebut sebagai jalur tengkorak karena intensitas kecelakaan yang tinggi. Hal ini patut diwajarkan melihat lebar jalan pada jalur ini kurang dari 8 meter atau sebagaimana yang telah ditetapkan dalam panduan klasifikasi jalan perkotaan. Jalur disepanjang jalan Saradan juga dikelilingi oleh hutan dan banyak sepeda motor yang melalui jalan ini yang merupakan satu-satunya akses menuju pemukiman warga sekitar kota Saradan. Jalur jalan Saradan merupakan alur bus cepat antar kota antar propinsi (AKAP) yang kebanyakan berawal dari Kota Surabaya dan berakhir di Kota Jogjakarta ataupun Probolinggo. Bus-bus cepat ini melewati kota Caruban dan Madiun yang jaringan jalan kolektornya bercampur dengan jalan arteri, walaupun setelahnya terdapat ringroad. Dalam pembahasan kali ini diharapkan mampu memberikan solusi dari masalahmasalah pada jalan arteri yang melewati jalur Saradan dan Madiun.



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 1 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



1.2.



Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran jalan arteri primer Saradan-Madiun? 2. Apa saja yang menjadi permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun ? 3. Bagaimana memberikan solusi atas permasalahan jalan arteri primer SaradanMadiun?



1.3.



Tujuan 1. Mengetahui gambaran jalan arteri primer Saradan-Madiun 2. Mengetahui permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun 3. Mengetahui solusi atas permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun



1.4.



Manfaat Melalui makalah ini dapat memberikan beberapa usul-usul dan pendapat terkait jalan



arteri primer Saradan-Madiun dalam hal perbaikan jaringan jalan agar sesuai dengan klasifikasi jenis jalan yang telah ditetapkan.



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 2 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Rute dan Jaringan Transportasi umum merupakan suatu proses pengumpulan



dan distribusi, bentuk



jaringan transit mencerminkan pola kebutuhan yang ada. Pemilihan rumah dan tempat kerja mereka dilakukan secara terpaksa karena keberadaan jalur transit yang ada. Penumpang pilihan ialah mereka yang menggunakan angkutan umum karena lebih murah, lebih cepat dan lebih nyaman dibandingkan dengan menggunakan mobil mereka. Kelompok ini menggunakan angkutan umum hampir terbatas untuk perjalanan ke pekerjaan di CBD. (Jotin Khisty, 2006) 2.2



Pilihan Rute Pilihan rute bertujuan untuk memodelkan perilaku pelaku perjalanan dalam memilih



rute yang menurutnya rute terbaik (the best route). Pada tahap ini terlibat: a.



Bangkitan perjalanan dari zona asal ke zona tujuan



b.



Sebaran perjalanan, sejumlah tertentu perjalanan tersebar ke berbagai zona yang ada dalam wilayah kajian.



c.



Pilihan moda tertentu yang digunakan



d.



Pilihan rute, sejumlah tertentu arus perjalanan dibebankan ke ruas-ruas jalan tertentu dalam jaringan jalan yang menghubungkan sepasang zona asal dengan zona tujuan. (Fidel miro, 2005)



2.3



Sistem Jaringan Jalan Primer Sistem jaringan jalan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang dan



struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi. Jaringan jalan primer menghubungkan secara menerus kota jenjang kesatu, kota jenjang kedua, kota jenjang ketiga, dan kota jenjang dibawahnya sampai ke persil dalam satu satuan wilayah pengembangan. Jaringan jalan primer menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu antar satuan wilayah pengembangan. Jaringan jalan primer tidak terputus walaupun memasuki kota. Jaringan jalan primer harus menghubungkan kawasan primer. Suatu ruas jalan primer dapat berakhir pada suatu kawasan primer. Kawasan yang mempunyai fungsi primer antara lain: industri skala regional, terminal barang/pergudangan,



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 3 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



pelabuhan, bandar udara, pasar induk, pusat perdaganagan skala regional. (Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan) 2.4



Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang ke satu dengan



kota jenjang ke satu yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. (Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan). Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: a.



Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan



b.



Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional, sebagai contoh Jalur Pantura yang menghubungkan antara Sumatera dengan Jawa di Merak, Jakarta, Semarang, Surabaya sampai dengan Banyuwangi merupakan arteri primer. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_arteri_primer)



2.5



Karakteristik Jalan Arteri Primer a.



Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam (km/h);



b.



Lebar Daerah Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter;



c.



Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien; jarak antar jalan masuk/akses langsung minimal 500 meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1000 m2, dengan pemanfaatan untuk perumahan;



d.



Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintas dan karakteristiknya;



e.



Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain;



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 4 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



f.



Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya;



g.



Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi dengan median (sesuai dengan ketentuan geometrik);



h.



Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak, dll). (http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_arteri_primer)



i.



Jalan arteri primer dalam kota merupakan terusan jalan arteri primer luar kota.



j.



Jalan arteri primer melalui atau menuju kawasan primer.



k.



Jalan arteri primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 km/jam.



l.



Lebar badan jalan arteri primer tidak kurang dari 8 meter



m.



Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri primer adalah lalu-lintas regional. Untuk itu, lalu lintas tersebut tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, dan lalu lintas lokal, dari kegiatan lokal.



n.



Kendaraan angkutan barang berat dan kendaraan umum bus dapat diizinkan melalui jalan ini.



o.



Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi secara efisien. J arak antar jalan masuk/akes langsung tidak boleh lebih pendek dari 500 meter.



p.



Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya.



q.



Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.



r.



Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih besar dari fungsi jalan yang lain.



s.



Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan seharusnya tidak diizinkan.



t.



Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan dan lain-lain.



u.



Jalur khusus seharusnya disediakan yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya.



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 5 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



v.



Jalan arteri primer seharusnya dilengkapi dengan median. (Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan)



2.6



Jalan Kabupaten Yang termasuk kelompok jalan kabupaten adalah: a. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan propinsi. b. Jalan lokal primer c. Jalan sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk dalam kelompok jalan nasional, jalan propinsi dan jalan kotamadya. Penetapan status suatu jalan sebagai jalan kabupaten dilakukan dengan Keputusan



Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, atas usul Pemerintah Daerah Tingkat II yang bersangkutan. (Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan)



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 6 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



BAB III PEMBAHASAN 3.1



Arteri Primer Saradan-Madiun Jalan arteri primer Saradan-Madiun merupakan jalur tengkorak yang termasuk



perbatasan Kabupaten Madiun dan juga termasuk dalam Sub Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP) Kota Madiun sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). Sudah seharusnya jalan arteri primer Saradan diperhatikan mengingat fungsinya sebagai pusat pelayanan kawasan, karena jalur jalan arterinya mencakupi wilayah perkotaan seperti Jiwan, Dolopo, Wungu, Madiun, Balerejo. Berikut ini adalah zoom jalan arteri primer Saradan



Gambar 3.1 Satelit Jalan Arteri Primer Saradan Gambar di atas adalah jalan arteri primer saradan yang dilalui bus cepat Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dari arah kota Nganjuk. Arteri Saradan ini melalui kota Balerejo, Caruban, dan Madiun. Jalur ini melewati hutan Saradan yang kondisinya berupa tanjakan dan turunan dengan lebar jalan yang sempit dan dilalui bermacam-macam kendaraan baik dari arah kota Madiun menuju arah kota Nganjuk ataupun sebaliknya.



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 7 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Gambar 3.2 Alur Berkelok Melewati Hutan Saradan



Gambar 3.3 Jalur Arteri Primer Saradan-Sudirman-Belerejo-Madiun © R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 8 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Bila ditinjau dari peta maka akan terlihat garis jalan arteri primer Saradan-Madiun yang terhubung dengan jalan arteri primer mulai dari Kota Surabaya.



Gambar 3.4 Peta Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 9 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Gambar 3.5 Jalur Arteri Primer dari Surabaya Menuju Madiun 3.2



Kemacetan pada Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun Jalan ini menjadi sering terjadi kemacetan di jalur Wilangan-Saradan. Bila ditelaah



penyebabnya dari arah Nganjuk, jalan berbelok menurun ke kiri, kemudian akan terhadang perlintasan rel KA. Belokan ke kanan kembali ketika memasuki jembatan perbatasan Nganjuk-Madiun. Setelah jembatan jalur tanjakan sepanjang 200 meter sudah menanti. Belum lagi 1 km ke depan ada jalur rel K.A. Dengan kepadatan yang tinggi, bila waktunya Kereta Api lewat bisa dipastikan kemacetan parah akan terjadi. Dan berbahaya bagi kendaraan berbeban berat yang menanjak.



Gambar 3.6 Tanjakan Jalan Wilangun-Saradan



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 10 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Gambar 3.7 Jalur Berbelok Wilangun-Saradan Jalan raya Saradan-Madiun, Jawa timur sering terjadi macet bahkan ekornya hingga mencapai depan pasar Caruban dan pangkalnya hingga ke arah Kabupaten Nganjuk. Perjalanan yang dapat ditempuh sekitar 30 menit terkadang menjadi 3 jam, hal ini sangat tidak sesuai mengingat jalan ini adalah merupakan arteri primer dengan kecepatan terendah 60 km/jam dan sangat tidak boleh terjadi kemacetan total. Lebar jalan saradan adalah kurang dari 800 meter, hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan arus yang berlawanan. Terlebih lagi kendaraan yang melewati jalan ini adalah kendaraan besar dan cepat serta nekat seperti bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Terkadang kendalanya ada pada saat bus cepat ini akan menyalip trailer atau truk yang berada didepannya, namun karena jalan yang begitu sempit maka bus cepat tidak jarang memakan semua badan jalan termasuk dari arah yang berlawanan.



Gambar 3.8 Kemacetan di Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun Lalu lintas di jalur Saradan-Madiun sangat padat, bahkan sejumlah titik terjadi kemacetan panjang. Antrian kendaraan roda dua dan empat dapat menjacapai kurang lebih 15 km. Akibat kemacetan yang relatif sangat panjang tersebut tidak jarang terjadi kecelakaan, titik rawan kecelakaan tersebut



tersebar di semua jalur arteri yang menghubungkan



Kabupaten Madiun hingga Kabupaten Magetan dan Probolinggo. Menurut data kepolisian setempat di wilayah Kabupaten Madiun terdapat 12 titik rawan kecelakaan atau biasa disebut jalur tengkorak, diantaranya jalur Saradan - Madiun sepanjang 25 KM dengan daerah titik



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 11 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



rawan di Kilometer (KM) 134-135 Desa Nampuh, Kecamatan Gemarang, dan KM 138 - 142 Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan.



Gambar 3.9 Kepadatan di Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun 3.3



Kondisi Jalan Arteri Primer Madiun Setelah melewati jalur arteri primer di wilayah Saradan maka jalur yang akan dilewati



berikutnya bila awal perjalanan dimulai dari arah Surabaya adalah kota Caruban. Kota ini merupakan bagian dari kabupaten Madiun yang alan menjadi kota karesidenan. Bus cepat



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 12 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) akan memasuki terminal Caruban setelah melewati hutan Saradan.



Gambar 3.10 Terminal Caruban Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jalur arteri primer Caruban hingga ke kota Madiun selalu dilewati juga kendaraan roda dua ataupun roda empat ber plat AE (warga sekitar) yang seharusnya tidak melewati jalan arteri primer. Namun karena keberadaan arteri primer yang sudah melintang ditengah kota ini menimbulkan potensi macet karena bus cepat dan truk juga melalui jalan yang sama.



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 13 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Gambar 3.11 Arah Pergerakan Jalur Arteri Melewati Kota



Gambar 3.12 Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun Membelah Kota Madiun Ring road kota Madiun juga telah dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang melewati jalan arteri primer, namun tetap saja terkadang warga sekitar juga berkendara melewati ring road tersebut.



Gambar 3.13 Ring Road Madiun



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 14 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Gambar 3.14 Fly Over Madiun 3.4



Usulan Solusi Permasalahan Jalan Arteri Primer Saradan-Madiun Untuk mengatasi permasalahan jalan arteri primer Saradan-Madiun dari kemacetan,



kecelakaan, dan belum terpenuhinya syarat-syarat sebagai Jalan Arteri Primer. Maka berikut beberapa usulan atau solusi yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan jalan arteri primer Saradan-Madiun. a.



Memperlebar Jalan Arteri Primer di Wilayah Saradan Hal ini mungkin telah diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Madiun, yakni memperlebar jalan arteri primer Saradan. Namun perlu diingat bahwa memperlebar jalan saja tidak cukup, tetapi bagaimana menjadikan jalan tersebut berfungsi selayaknya jalan arteri primer.



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 15 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Gambar 3.15 Pelebaran Jalan Arteri Primer Saradan



Gambar 3.16 Jalan Arteri Primer Saradan Setelah Pelebaran Walaupun jalan arteri primer Saradan-Madiun telah diperlebar namun tetap saja terjadi kemacetan, ini disebabkan jalan tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya jalan arteri primer selain karena tidak terdapat fasilitas juga dikarenakan tidak ada jalan kolektor yang mendukung. b.



Penambahan Fasilitas di Sepanjang Jalan Arteri Primer Seperti dikatakan sebelumnya bahwa disepanjang jalan arteri primer Saradan-Madiun



nyaris tidak terdapat rambu lalu lintas, bahkan penerangan jalanpun sangat minim. Hal ini sangat mengkhawatirkan pengendara yang lewat terlebih pada saat malam hari. Kenyamanan dan keamanan harus diutamakan untuk kelas jalan arteri primer. Marka jalan juga perlu dilengkapi, bahkan seharusnya dibuat median jalan agar jalur cepat ini tidak memakan badan jalan dari arah yang berlawanan. Sehingga jalur Saradan tidak lagi terkenal dengan salah satu jalan yang termasul jalur tengkorak di Indonesia. c.



Pembangunan Jalan Kolektor / Frontage Road Hal yang paling penting sebagai solusi segala masalah pada jalan arteri primer



Saradan-Madiun ini adalah pembuatan jalan kolektor disekitar jalan arteri atau lebih tepatnya frontage road yakni jalan yang berada di kedua sisi jalan arteri primer yang digunakan untuk © R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 16 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



transportasi lokal disekitar Wilayah saradan ataupun Madiun. Sehingga kendaraan roda dua dan empat yang menempuh perjalanan dekat tidak mengganggu kendaraan seperti bus cepat, trailer dan truk yang menempuh perjalanan jauh. Solusi ini tidak hanya diterapkan pada wilayah Saradan saja namun juga baik diterapkan di Kota Madiun, agar arus lalu lintas berjalan lancar. Inilah satu-satunya solusi bagi jalan arteri primer yang terlanjur melintang di tengah Kota Madiun.



Gambar 3.17 Contoh Penataan Jaringan Jalan di Kota Madiun



Gambar 3.18 Ilustrasi Jalan Arteri Saradan dengan Frontage Road © R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 17 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



Gambar 3.19 Contoh Frontage Road d. Solusi-Solusi yang di tetapkan pemerintah Kabupaten Madiun 1) Kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi, meliputi a.



kebijakan dan strategi jaringan jalan; dan



b.



kebijakan dan strategi jaringan kereta api.



2) Kebijakan jaringan jalan, meliputi : a. pengembangan dan pemantapan jaringan jalan dalam mendukung sistem perkotaan, mendorong pertumbuhan dan pemerataan wilayah dengan memperhatikan tingkat pelayanan, daya dukung lingkungan hidup dan karakteristik rawan bencana; b. pengembangan sistem jaringan jalan yang terintegrasi dengan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah; dan c. pengembangan sistem angkutan umum secara lebih merata di seluruh Kabupaten Madiun. 3) Strategi untuk pengembangan dan pemantapan jaringan jalan dalam mendukung sistem perkotaan, mendorong pertumbuhan dan pemerataan wilayah dengan memperhatikan tingkat pelayanan, daya dukung lingkungan hidup dan karakteristik rawan bencana : a. memantapkan jaringan jalan yang sudah ada dan/ atau pembangunan jalan arteri, jalan kolektor maupun jalan lokal baru untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antar wilayah; © R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 18 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



b. memantapkan jaringan jalan yang sudah ada pada kawasan perkotaan; c. memantapkan jaringan jalan yang sudah ada dan/ atau pembangunan jalan baru pada wilayah strategis kawasan agro, kawasan wisata, dan kawasan penunjang kegiatan pertambangan panas bumi; d. memantapkan jaringan jalan yang sudah ada dan/ atau pembangunan jalan baru pada jalur tembus potensial lintas kabupaten; e. mengendalikan pengembangan kawasan rencana jalan bebas hambatan ruas Ngawi – Kertosono guna mendukung perkembangan antar wilayah; dan f. mengatur dan merencanakan pemisahan moda transportasi di wilayah perkotaan Mejayan melalui jalan lingkar luar, jalan lingkar tengah dan jalan lingkar dalam. 4) Strategi untuk pengembangan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah yang terintegrasi dengan sistem jaringan jalan, meliputi : a. meningkatkan infrastruktur pendukung dan pelayanan terminal penumpang yang memadai di perkotaan Mejayan; b. mengembangkan infrastruktur dan pelayanan terminal barang di jalur jaringan jalan arteri; c. mengembangkan infrastruktur dan pelayanan terminal agrobis di pusat kawasan agro; d. melakukan kajian analisa dampak lalu lintas pada setiap pembangunan kawasan yang menimbulkan bangkitan/ tarikan. 5) Strategi untuk pengembangan angkutan umum secara lebih merata di seluruh Kabupaten Madiun, meliputi : a. mengembangkan angkutan umum yang terintegrasi antara Kabupaten Madiun dengan kabupaten dan kota sekitar; dan b. mengembangkan angkutan umum antar kecamatan dan pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Madiun secara terintegrasi dengan memisahkan antara angkutan jarak jauh dan jarak pendek maupun sedang. 6) Kebijakan dan strategi jaringan kereta api, meliputi : a.



pengoptimalan dan pengembangan sistem jaringan jalur kereta api umum; dan



b.



pengembangan stasiun kereta api.



7) Strategi untuk pengoptimalan dan pengembangan sistem jaringan jalur kereta api umum, meliputi : a.



mengembangkan jaringan jalur ganda kereta api umum; dan



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 19 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



b. mengembangkan kereta api komuter yang menghubungkan dengan kabupaten dan kota sekitar. 8) Strategi untuk pengembangan stasiun kereta api, meliputi : a.



meningkatkan infrastruktur pendukung dan pelayanan di stasiun kereta api; dan



b.



mengembangkan stasiun kereta api sebagai stasiun pemberhentian dan keberangkatan.



© R. Endro Wibisono Manajemen dan Rekayasa Transportasi Hal. 20 Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS 2012



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1



Kesimpulan Jalan arteri primer Saradan-Madiun yang menghubungkan arah dari kota Surabaya ke



arah Jogjakarta dan seterusnya, seringkali dilewati bus cepat Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan kendaraan besar lainnya seperti truk dan trailer. Jalan arteri primer ini terkenal sabagai salah satu jalur tengkorak karena sering terjadi kemacetan dan kecelakaan, sebuah hal yang sangat tidak layak untuk sekelas jalan arteri primer. Pada jalan arteri Saradan ini lebar jalan tidak memenuhi klasifikasi peraturan jalan arteri primer yakni