Jawaban Tugas m1 KB 1-2 Karakteristik Pembelajaran Abad 21 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS M1 KB 1.2 ANALISIS RINGKAS TENTANG KARAKTERISTIK SISWA ABAD 21 TUGAS M1 KB 1.2 Nama : Farid Hidayat, S.Pd. No. Peserta : 18032118010173 Prodi PPG/Kelas : (180) Matematika / Kelas A LPTK : UNS Tahap :2



Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang.pada abad ini, terutama bidang Information and Communication Technology (ICT) yang serba sophisticated membuat dunia ini semakin sempit. Karena kecanggihan teknologi ICT ini beragam informasi dari berbagai sudut dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan dari manapun. Komunikasi antar personal dapat dilakukan dengan mudah, murah kapan saja dan di mana saja. Era ini juga ditandai semakin ketatnya persaingan diberbagai bidang antar negara, dan antar bangsa. Terutama yang bisa diamati setiap saat adalah persaingan pemasaran produk – produk industri. Pasar didesain sedemikian rupa menjadi sebuah sistem perdagangan yang terbuka (free trade). Perilaku persaingan modern ini benar-benar merupakan praktek perilaku “survival for the fittest” yang kejam. Siapa kuat dialah yang akan menjadi pemenang, sebaliknya siapa yang tidak berdaya dialah yang akan kalah dan termarginalkan. Mulai dari kemajuan Information and Communication Technology dan beragam dampak positif negatifnya, semakin kompleksnya permasalahan manusia, dan kita berada pada era kompetitif yang semakin ketat pada abad ke-21 ini, dibutuhkanlah persiapan yang matang dan mantap baik konsep maupun aplikasinya untuk membentuk sumber daya manusia (human resources) yang unggul. Dan yang paling bertanggung jawab dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul adalah lembaga-lembaga pendidikan di mana guru sebagai unsur yang berperan paling dominan dan menentukan .Hal inilah yang membuat guru memikul tanggung jawab yang tidak ringan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Dunia terus berubah sedemikian cepatnya, terutama perubahan dunia ke arah era revolusi masyarakat digital. Hal ini tentu saja berdampak juga pada dunia pembelajaran yang menuntut masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad 21 (ICT Literacy Skills). Dalam hal ini pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam membangun masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan: (1) melek teknologi dan media; (2) melakukan komunikasi efektif; (3) berpikir kritis; (4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi, karena industri dan pekerjaan yang tersedia dan ditawarkan di masa depan hingga kini belum ada dan mungkin akan sangat berbeda dengan yang ada di masa lalu dan masa kini.



Perubahan karakter masyarakat yang terjadi abad 21 berimplikasi terhadap karakteristik guru. Guru sebagai penunjang dalam keberhasilan proses pembelajaran harus bertransformasi baik secara teknik maupun sosio-kultural untuk mengahadapi masyarakat digital . Pada abad 21, guru harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif. Perubahan paradigma pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena berbagai informasi terkini senantiasa mengalir kepada siswa atas kerja keras yang dilakukannya. Bahwa di luar itu ada media lain yang membantu siswa bukan berarti peran guru harus ditiadakan. Sebagai konsekuensi moda pembelajaran abad 21 menghadirkan guru abad 21 yang memiliki karakteristik antara lain : Pertama, disamping sebagai fasilitator, guru berperan menjadi motivator dan inpirator. Harus diakui dalam maraknya arus informasi pada masa kini, guru



bukan lagi satu-satunya sumber informasi tetapi merupakan salah satu sumber informasi. Meskipun demikian, perannya di dalam proses pendidikan masih tetap diperlukan, khususnya yang berkenaan dengan sentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif terhadap anak didik. Oleh karena itu, pada hakekatnya guru itu dibutuhkan oleh setiap orang dan semua orang sangat mengharapkan kehadiran citra guru yang ideal di dalam dirinya. Untuk itu, guru akan lebih tetap berperan sebagai pendidik sekaligus berperan sebagai manager atau fasilitator pendidikan, sehingga guru harus sanggup merencanakan, melaksanakan dan mengawasi sumber daya pendidikan agar supaya peserta didik dapat belajar secara produktif. Kedua, guru harus memiliki minat baca yang tinggi . Pengetahuan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis. Guru abad 21 harus selalu membaharui wawasan dan pengetahuan yang dimiliki dengan banyak membaca. Informasi yang dimiliki guru harus selalu diupdate, jangan sampai tertinggal dari siswa. Ketidaktahuan guru (kurangnya pengetahuan dan informasi) akan menurukan kredibilitas atau kewibawaan guru yang akan berdampak pada kualitas pembelajaran. Ketiga, selain membaca , guru abad 21 harus memiliki kemampuan menulis. Guru dituntut untuk menuangkan gagasan-gagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. Dalam era digital guru tidak hanya sebagai konsumen pengetahuan tapi juga sebagai produsen pengetahuan. Guru harus dapat memberikan sumbangan pemikiran melalui karyakarya tulisnya sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Keempat, guru abad 21 harus harus kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK. Pemebelajaran era digital tidak lagi dilakukan secara konvensional melainkan berubah pada berbasis online (e-learning). Misalnya , pola pembelajaran Hibrida yang mengkombinasikan pertemuan tatap muka dikelas dengan situs pembelajaran online. Kehadiran e-learningmenuntut guru abad 21 untuk kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan media baru berbasis web. Guru harus dapat memanfaatkan multimedia dalam kegiatan pembelajaran. Kelima, guru harus mampu melakukan transformasi kultural. Transformasi dalam hal ini adalah pergantian atau perubahan dari sesuatu yang dianggap lama (usang) menjadi sesuatu yang baru. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi , pembelajaran pun harus disesuaikan. Dengan demikian, diperlukan adanya transformasi kultural dari model



pembelajaran yang berprinsip searah, top-down, dan memposisikan peserta didik sebagai pihak yang pasif berubah ke arah model pembelajaran konstruktivistik yang berorientasi pada peserta didik. Guru dalam pembelajaran abad 21 dituntut mengenali dan menguasai pembelajaran berbasis TIK. Singkatnya, abad 21 menuntut peran guru yang semakin tinggi dan optimal. Sebagai konsekuensinya, guru yang tidak bisa mengikuti perkembangan alam dan zaman akan semakin tertinggal sehingga tidak bisa lagi memainkan perannya secara optimal dalam mengemban tugas dan menjalankan profesinya. Selain terhadap Guru, abad 21 juga berdampak pada pola pembelajaran siswa. Siswa harus mampu melihat keterkaitan antara apa yang mereka pelajari dengan kenyataan yang mereka lihat pada lingkungan di sekitar mereka. Siswa mesti mendapatkan dan menggunakan perangkat atau piranti-piranti yang mereka perlukan yang dapat menggambarkan lingkungan pekerjaan yang nyata agar mereka mendapatkan keahlian-keahlian yang diperlukan pada level yang tinggi sebagaimana yang diharapkan dari mereka untuk menghadapi tantangan abad 21. Oleh karena itu, Siswa yang merupakan sasaran pembelajaran berubah mengikuti perkembangan teknologi. Jika dahulu siswa hanya memiliki peluang belajar pada lembaga sekolah, namun saat ini sumber belajar dapat diperoleh dimana saja. BernieTrilling dan Cahrles Fadel (2009) mengidentifikasi karakteristik siswa abad 21 meliputu : Pertama, ketrampilan belajar dan inovasi : berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam komunikasi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dipandang sebagai subjektif yang memiliki daya seleksi dan interpretasi, serta daya kreasi tinggi dalam suatu proses pembelajaran. Kedua, keahlian literasi digital: literasi media baru dan literasi ICT. Siswa abad 21 adalah mereka yang memiliki kemampuan mengenali , menggunakan secara teknis dan memanfaatkan pada aktivitas pembelajaran. Siswa dapat juga terlibat dalam pembelajaran audiovisual maupun proses pembelajaran berbasis web termasuk penggunaan meultimedia interaktif. Ketiga, kecakapan hidup dan karir: memiliki kemmapuan inisiatif yang fleksibel dan inisitaif adaptif dan kecakapan diri secara sosial dalam interaksi antar budaya, kecakapan kepemimpinan produktif dan akuntabel, serta bertanggung jawab. Siswa abad 21 tidak saja sekadar pasif menerima begitu saja tetapi senantiasa mengambil inisiatif dalam berbagai aktivitas pembelajaran. Jadi di era digital ini, siswa harus memiliki kemampuan belajar mandiri karena media baru telah menyediakan informasi. SMK Farmasi Tunas Harapan, sekolah tempat saya mengajar saat ini mulai beroperasi pada tahun 2014. Kompetensi keahlian yang dimiliki yaitu Farmasi Klinis dan Komunitas serta Farmasi Industri. Jumlah peserta didiknya kurang lebih 90 orang, sedangkan gurunya hanya terdapat 15 orang. Pembelajaran di sekolah kami baru satu tahun menggunakan kurikulum 2013, sehingga metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada Teacher Centre. Terlebih sebagian guru di sekolah kami adalah kaum Digital



Immigrant alias sudah berumur. Fasilitas sekolah yang terkait era digital saat ini hanya Lab Komputer (8 client dan 1 server), satu proyektor dan jaringan Internet (wifi) itupun belum dapat menjangkau seluruh area sekolah terutama kelas. Disamping itu, tidak semua siswa memakai smartphone, bahkan siswa yang memiliki laptop bisa dihitung dengan jari. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah kami, baik dari segi SDM maupun sarana sekolah, proses pembelajaran di sekolah kami masih jauh dari mengarah ke era digital atau pembelajaran abad 21. Oleh karena itu, untuk mengarah pada pembelajaran abad 21 di sekolah saya bernaung, harus dimulai dari saya dan rekan-rekan guru yang harus bisa bertransformasi agar dapat mempunyai karakteristik sebagai guru abad 21 yang meguasai ICT Literacy Skills, sehingga dapat mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif terlepas dari terbatasnya SDM dan sarana yang dimiliki. Adapun diera digital seperti ini dibutuhkan guru dengan profil meliputi: 1. Kepribadian yang matang dan berkembang : guru dapat bertransformasi sesuai dengan perkembangan zaman. 2. Kecakapan berkomunikasi : guru harus dapat mentranfer informasi kepada siswa 3. Kreativitas dan keingintahuan intelektual : guru dapat mendesain pembelajaran dan media yang mendukung sekalipun sarana dna prasarana tidak memadai 4. Berpikir kritis: berpikir berdasarkan fakta yang ada dan berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal 5. Kecakapan melek informasi dan media : guru harus mampu menganalisa, mengakses, mengelola, mengintegrasi informasi dalam berbagia bentuk dan media. 6. Kecakapan hubungan anatr pribadi dan kerja sama : guru juga harus dapat menunjukkan kerja sama berkelompok dan kepemimpinan , berempati, dan menghormati perspektif yang berbeda.