Jenis Kewirausahaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hakhaknya di muka hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya persaingan nasional dan internasional, dan peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh dunia keperawatan. Saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah kewirausahaan, dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual kreativitas dan kemampuan yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan oleh generasi keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat membedakan keperawatan dengan profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai dengan saat ini keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang hanya dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata. Kewirausahaan erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan uang tanpa harus banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu. Mungkin pernyataan tersebut membuat sebagian orang berpikir tentang perdagangan. Lebih dari itu, sebenarnya kewirausahaan tidak hanya berbicara soal penjual – pembeli, namun ke arah pengembangan kreativitas dalam membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual ide baru, mengembangkan ide – ide dan peristiwa sehari-hari, dan mengkombinasikan hal-hal biasa menjadi sesuatu yang luar biasa dan memiliki selling point and value yang lebih tinggi dari sebelumnya. Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai diberikan tindakan dan asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan waktu luangnya untuk menyiapkan kasa dan kapas untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk perawatan klien harian dan hal-hal minor yang lain. Boleh menjadi bayangan bagaimana jika contoh tersebut dikelola sehingga bernilai jual.



1



Jika peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya perawat mampu meningkatkan peranannya baik di rumah sakit maupun di luar. Oleh karena itu, pengembangan kewirausahaan perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu pengertian kewirausahaan dalam keperawatan? 2. Apa saja jenis-jenis kewirausahaan? 3. Bagaimana kewirausahaan dalam bidang keperawatan? 4. Bagaimana kewirausahaan dalam bidang pendidikan? 5. Bagaimana kewirausahaan dalam bidang penelitian? 6. Bagaimana kewirausahaan dalam bidang pengabdian masyarakat atau sosial? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui makna kewirausahaan dalam keperawatan 2. Untuk mengetahui kewirausahaan dalam bidang keperawatan 3. Untuk mengetahui kewirausahaan dalam bidang pendidikan 4. Untuk mengetahui kewirausahaan dalam bidang penelitian 5. Untuk mengetahui kewirausahaan dalam bidang pengabdian masyarakat atau sosial



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Pengertian Kewirausahaan Dalam Keperawatan Kewirausahaan dalam keperawatan atau yang biasa disebut nursepreneur terdiri dari dua kata nurse dan entrepreneur. Entrepreneur adalah seorang individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan. Seiring dengan gencarnya program gerakan nasional kewirausahaan pada masyarakan luas, kalangan kampus adalah salah satu sasarannya. Para calon intelektual yang tengah dalam studi pada berbagai bidang ilmu berusaha dikenalkan pada dunia wirausaha. Hal ini merupakan langkah usaha membekali wawasan dan pengetahuan dasar kepada mereka agar kelak setelah meninggalkan kampus tidak selalu berorientasi pada keinginan untuk menjadi pegawai atau karyawan, tetapi justru menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Khusus untuk para mahasiswa ilmu keperawatan, maka istilah nursepreneur dipakai untuk mengenalkan dan memberi pengetahuan dasar tentang kewirausahaan. Nurse entrepreneur adalah seorang pemilik bisnis yang menawarkan pelayanan keperawatan meliputi perawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratif atau konsultasi. Perawat yang bekerja secara mandiri atau perawat wirausaha bertanggung jawab langsung kepada klien, kepada siapa, atau atas nama siapa, pelayanan keperawatan yang disediakan (ICN, 2004). Kewirausahaan dalam keperawatan akan baik untuk perawat professional dan perusahaan pelayanan kesehatan, karena akan menciptakan kemandirian dan termotivasi untuk berpikir, lebih produktif, kreatif, dan lebih dapat bersaing dalam pemasarannya. Mereka akan seperti perusahaan lainnya



3



mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengontrol kariernya sendiri (ICN, 2004). B. Jenis-jenis Kewirausahaan 1. Bidang Pelayanan Keperawatan Dalam bidang ini perawat dapat berperan sebagai penggagas ide, pengelola, pemilik modal, pemilik saham ataupun sebagai owner. a) Home care Home care adalah pelayanan kesehatan yang bekesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat



tinggal



mereka



yang



bertujuan



untuk



meningkatkan,



mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Selain itu, home care merupakan pelayanan yang dikelola oleh suatu unit atau sara ataupun institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002). b) Konsultan Keperawatan Konsultan adalah seorang tenaga professional yang menyediakan jasa nasehat ahli dalam bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan, usahanya sendiri



melainkan seseorang yang menjalankan



serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu



waktu. Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada klien. Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial, untuk membangun



hubungan



interpersonal



yang



baik



dan



untuk



meningkatkan perkembangan seseorang dimana di dalamnya diberikan



4



dukungan emosional dan intelektual. (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009). Konseling dapat membantu dan memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya. Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan



penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak adaptif



menjadi adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya “know about” tetapi juga belajar “how to” sesuai dengan kualitas dan kuantitas. c) Terapi Komplementer Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Di Indonesia, ada tiga jenis teknik pengobatan komplementer yaitu akupuntur medik, terapi hiperbarik, dan terapi herbal medik. d) Nursing Care Center Nursing



care



center



adalah



lembaga



keperawatan



yang



memberikan akses langsung pada klien dalam pelayanan keperawatan profesional yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Nursing care center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,



pendidikan



dan



penelitian



keperawatan



melalui



pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal. Dalam nursing care center pun selalu diupayakan untuk memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga nursing care center memiliki karakteristik tertentu. e) Pelayanan Fisioterapi Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi, tenaga alam yang dipakai antara lain listrik,



5



sinar, air, panas,



dingin,



massage dan latihan



yang mana



penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan efek pengobatan (Krausen, 1985). Perawat yang dibekali ilmu dan kompetensi terkait fisioterapi memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan tersebut



kepada klien yang



membutuhkannya. Salah satu uapaya fisioterapi yang dapat dilakukan perawata yaitu fisioterapi dada. Fisioterapi dada itu merupakan prosedur keperawatan atau metode pemenuhan kebutuhan oksigen. f) Klinik Praktik Bersama Perawat dapat berkolerasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, apoteker, atau bidan dalam membuka klinik praktik bersama sebagai kolega. Pada kolaborasi tersebut terjadi proses komplek yang membutuhkan saling satu sama lain dalam bersama-sama membangun bisnis di bidang kesehatan. Prinsip yang sama mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab, dan tanggung gugat juga menjadi awal terbentuk kolaborasi yang baik untuk menuju kesuksesan bersama. 2. Bidang Pendidikan Menurut Soemanto (2006: 87) Pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif untuk menjalankan usahanya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Upaya mengubah pola pikir baik



mental maupun motivasi



berwirausaha harus dilakukan secara bertahap. Kasmir (2011: 5) menyebutkan bahwa ada tiga tahap. Pertama mendirikan sekolah yang berwawasan wirausaha atau paling tidak menerapkan mata kuliah kewirausahaan seperti yang sekarang ini sedang digalakkan oleh Perguruan Tinggi. dengan demikian sedikit banyak akan mengubah dan menciptakan pola pikir (mental dan motivasi) mahasiswa dan orang tua.



6



Kedua,



didalam



pendidikan



kewirausahaan



perlu



ditekankan



keberanian untuk memulai berwirausaha. biasanya kendala kita untuk memulai usaha adalah rasa takut akan rugi atau bangkrut. namun sebagian orang yang telah memiliki jiwa wirausaha akan merasa bingung dari mana memulai suatu usaha. Ketiga, tidak sedikit yang merasa berwirausaha sama dengan tidak memiliki masa depan yang pasti. Sementara itu apabila bekerja di perusahaan mereka yakin bahwa masa depan sudah pasti, apalagi pegawai negeri. Padahal dengan berwirausaha, justru masa depan ada di tangan kita bukan ditangan orang lain. kitalah yang menentukan sehingga motivasi berkembang semakin lebar. Menurut



Soeharto



Prawirokusumo



dalam



Daryanto



(2012:4)



menjelaskan pentingnya kewirausahaan diajarkan sebagai disiplin ilmu yang independen. Hal tersebut dikarenakan: a. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata. Artinya



kewirausahaan memiliki teori, konsep, dan metode ilimah yang lengkap. b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture start-up dan



venture growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemililkan. c. Kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri,



yaitu kemampuan untuk menciptakan suatu yang berbeda. d. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan



berusaha dan pemerataan pendapatan.



3. Bidang Penelitian Penelitian/riset pada umumnya sering diasosiasikan dengan lembaga pendidikan karena riset yang bergerak di pendidikan atau kesehatan banyak dilakukan oleh dunia pendidikan. Padahal, area ini merupakan



7



lahan bisnis yang memanfaatkan inteletualitas, pengelolaan pengetahuan, serta sumber daya manusia (SDM). Selain itu, banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat. Oleh karena itu, perawat yang senang mengembangkan dan memiliki relasi yang terjun di dunia penelitian, tidak ada salahnya mencoba menekuni area cakupan bidang usaha ini, seperti membentuk tim riset profesionalda terkait permasalahan kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya, atau sebagai jasa pengolah data dan promosi suatu produk. Berikut ini 3 hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan lahan bisnis ini antara lain: a. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan : 1) Metodologi riset yang sudah baku 2) Ruang lingkup bidang yang menjadi sasaran riset 3) Program aplikasi pengolahan data riset. 4) Kemampuan untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan ahli di bidang riset dan lainnya b. Modal yang diperlukan : 1) Ruangan yang nyaman untuk pertemuan, diskusi kelompok (metode kualitatif), dan kerja 2) Komputer untuk mengolah data dan pekerjaan administrative 3) Biaya operasional untuk lisrik, telepon, alat tulis kantor, dan karyawan c. Kiat menjalankan usaha 1) Rancang bidang riset yang akan ditawarkan. Pemilihan bidang sebaiknya harus sesuai dengan kemampuan SDM yang kitamiliki, sebab lahan bisnis ini merupakan pekerjaan inteletual. Misalnya, perusahaan kita memutuskan bergerak di riset kualitatif atau kuantitatif atau keduanya.



8



2) Kerja sama dengan ahli riset, baik sebagai karyawan atau joint venture untuk menjalankan usaha ini. 3) Rekrut orang-orang yang mempunyai kompetensi di bidangnya, misalnya pengolah data (riset kuantitatif) dan ahli interview (riset kualitatif). 4) Lengkapi peralatan kantor, misalnya meja bundar untuk diskusi panel dan komputer dengan program pengolahan data. 5) Pasarkan usaha ke perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki divisi riset khusus.



4. Bidang Pengabdian Masyarakat (Sosial) Cukup banyak tulisan yang mengemukakan adanya upaya yang sudah lumayan lama untuk memahami fenomena kewirausahaan. Siapa dan apa yang dilakukan secara khusus oleh wirausaha telah mulai dirumuskan sejak tahun 1730 oleh Richard Cantillon. Namun, hingga saat ini upaya tersebut



masih



berlangsung,



karena



kegiatan



yang



bercirikan



kewirausahaan tidak hanya terbatas dalam bidang bisnis dengan tujuan mencari laba. Yang membuat kewirausahaan menjadi menarik banyak pihak untuk memahaminya ialah kontribusi istimewa yang dihadirkan oleh mereka yang melakukan tindakan berkewirausahaan. Misalnya, Timmons dan Spinelliv membuat pengelompokan yang diperlukan untuk tindakan kewirausahaan dalam enam hal, yakni: a. Komitmen dan determinasi. b. Kepemimpinan. c. Obsesi pada peluang. d. Toleransi pada risiko, ambiguitas, dan ketidakpastian. e. Kreativitas, keandalan, dan daya beradaptasi.



Sedangkan Wirausaha social melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk



sebuah



model



bisnis



9



baru



yang



bermanfaat



bagi



pemberdayaan masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang menabung dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang lama untuk dapat terlihat hasilnya. Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional yang hanya focus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat. Kajian mengenai kewirausahaan social melibatkan berbagai ilmu pengetahuan dalam pengembangan serta praktiknya di lapangan. Lintas ilmu pengetahuan yang diadopsi kajian kewirausahaan social merupakan hal penting untuk menjelaskan serta membuat pemikiran-pemikiran baru. Sebagai bidang yang relatif baru berkembang tersebut, kewirausahaan sosial terdapat sejumlah pendapatyang tidak seragam tentang apa itu kewirausahaan sosial dan siapa yang disebutsebagai wirausaha sosial. Pendapat atau rumusan yang ada cenderung menggambarkan suatu jenis wirausaha sosial yang unggul beserta karakteristik peran dan kegiatannya. Terdapat beberapa pembelajaran tentang kewirausahawan sosial beserta beberapa karakteristik yang dimiliki oleh para pengusaha sosial itu sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dari penelitian mengenai kewirausahaan sosial terbagi menjadi beberapa grup sosial sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Hal ini pada dasarnya terdiri dari hal-hal yang tidak umum untuk dilakukan dalam kegiatan usaha yang biasanya berjalan secara rutin. Austin Stevenson dan Wei- Skillern berpendapat bahwa pengusaha lembaga sosial dan tradisional berbeda dengan pengusahanya sendiri, metode, situasi, dan peluang. Dibandingkan kewirausahaan bisnis, kewirausahaan sosial relatif lebih baru dalamperkembangannya. Dengan gencarnya kegiatan pengembangan kewirausahaandi dunia pendidikan yang semula memfokus pada tingkat peguruan tinggi untukmenyiapkan



10



lulusannya mampu berwirausaha dan tidak menganggur, tetapi kini bahkan mencakup dunia pendidikan yang lebih dini, citra kewirausahaan bisnis jauh lebih menonjol alih-alih wirausaha sosial. Pengembangan kewirausahaan sebagai disiplin ilmu, oleh Philip Wickhamvii, dianalogikan sebagai tahapan“remaja”. Jika demikian, cabang kewirausahaan sosial dapat ditempatkan pada fase yang lebih dini, yakni cabang ilmu ekonomi pada tahapan yang masih “bayi”. Berdasarkan temuan adanya pelbagai jenis wirausaha bisnis, sangat dimungkinkan pula adanya sejumlah jenis wirausaha sosial. Pada fase ini akan ditelusuri sejumlah rumusan kewirausahaan sosial yang telah didefinisikan oleh organisasi dan ahli yang menggumuli bidang ini. Karakteristik kegiatan wirausaha social sebagai berikut: a. Tugas wirausaha sosial ialah mengenali adanya kemacetan atau kemandegan dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan keluar dari kemacetan atau kemandegan itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi, memecahkan masalah dengan mengubah sistemnya, menyebarluaskan pemecahannya, dan meyakinkan seluruh masyarakat untuk berani melakukan perubahan. b. Wirausaha sosial tidak puas hanya memberi “ikan” atau mengajarkan cara “memancing ikan”. Ia tidak akan diam hingga “industry perikanan” pun berubah. Sebagai contoh kasus kewirausahaan sosial, bagaimana Mohammad Yunus mengembangkan bank untuk melayani kaum miskin merupakan suatu inovasi yang bertentangan dengan kaidah yang umumnya menjadi target pasar bank, yaitu mereka yang mampu dan berisiko kecil.Kemacetan akses pada dana yang dihadapi oleh kaum miskin telah dipecahkan dengan penyediaan system kredit mikro yang ditujukan kepada mereka dalam pola kelompok. Pengertian kewirausahaan social yang dirumuskan oleh Yayasan Schwab, sebuah yayasan yang bergerak dalam upaya mendorong kegiatan kewirausahaan sosial. Wirausaha social menciptakan



11



organisasi campuran (hybrid) yang menggunakan metode-metode bisnis, namun hasil akhirnya adalah penciptaan nilai sosial.



12



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Nurse entrepreneur adalah seorang pemilik bisnis yang menawarkan pelayanan keperawatan meliputi perawatan langsung, pendidikan, penelitian, administratif atau konsultasi. Kewirausahaan dalam keperawatan akan baik untuk perawat professional dan perusahaan pelayanan kesehatan, karena akan menciptakan kemandirian dan termotivasi untuk berpikir, lebih produktif, kreatif, dan lebih dapat bersaing dalam pemasarannya. Jenis-jenis kewirausahaan terdapat dalam berbagai bidang seperti keperawatan, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (social). Dalam bidang keperawatan ada beberapa yaitu home care, konsultan keperawatan, terapi komplementer, nursing care center, pelayanan fisioterapi, klinik praktik bersama. Menurut Soemanto (2006: 87) Pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif untuk menjalankan usahanya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Penelitian/riset pada umumnya sering diasosiasikan dengan lembaga pendidikan karena riset yang bergerak di pendidikan atau kesehatan banyak dilakukan oleh dunia pendidikan. Padahal, area ini merupakan lahan bisnis yang memanfaatkan inteletualitas, pengelolaan pengetahuan, serta sumber daya manusia (SDM). Wirausaha social melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat.



13



B. Saran Diharapkan bagi setiap mahasiswa khususnya di jurusan keperawatan memahami makalah ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan mengenai kewirausahaan guna untuk meningkatkan mutu kualitas perawatan kedepannya.



14



DAFTAR PUSTAKA



Febrian,



Rio.



2015.



Bidang-bidang



Cakupan



Usaha



Nursepreneur.



https://www.kompasiana.com/riodeners/566779f793fdfd65048b456e/bidangbidang-cakupan-usaha-nursepreneur-bagian-1?page=all. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2019 Sumber Pengertian. 2018. Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli. http://www.sumberpengertian.co/pengertian-kewirausahaan. Diakses pada 05 Agustus 2019 Suparman, Deden. 2012. Kewirausahaan Sosial Berbasis Organisasi Masyarakat (Ormas).



http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/download/299/313.



Diakses pada tanggal 06 Agustus 2019 Suryana. 2017. Kewirausahaan : Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta, Salemba Empat Wardati, Khusnul. 2013. Pendidikan Kewirausahaan Dan Implementasinya Pada Mahasiswa



Fakultas



Ekonomi



Univesitas



Negeri



https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/3522/6150.



Surabaya. Diakses



pada tanggal 06 Agustus 2019



Wida, Musthika, dkk. 2016. Kewirausahaan. https://docuri.com/download/nursepreneur_59bf3908f581716e46c3ae51_pdf. Diakses pada 06 Agustus 2019



15