Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung RA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG PAUD Disusun sebagai tugas kelompok pada : Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan Program Studi : PGRA Dosen Pengampu : Siti Zaenab, M.Pd.I Oleh : 1. Iis Sundari 2. Winda Sari



NPM : 15310009 NPM : 15310046



INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA (IAIM-NU)



METRO LAMPUNG TAHUN 2016



1



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa, karena berkat limpahan Taufik dan Hidayahnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah sederhana ini sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Administrasi Pendidikan. Dalam hal ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini yang telah membimbing dan mengarahkan sehingga makalah kecil ini dapat diselesaikan tanpa ada halangan yang berarti. Namun, walaupun makalah sederhana ini sudah terselesaikan kami sebagai penulis tetap berharap kritik dan saran dari segala pihak yang membacanya dalah hal perbaikan isi maupun kalimat jika terdapat kekurangan dan kesalahan. Tentunya kami akan sangat berterimakasih jika rekan-rekan dapat memberikan masukan demi terbentuknya makalah yang lebih baik lagi.



Metro, 2016 Penulis,



.................................



2



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL.....................................................................



i



KATA PENGANTAR...................................................................



ii



DAFTAR ISI............................................................................. iii BAB I



PENDAHULUAN.............................................................



1



A. Latar Belakang Masalah.................................................................. B. Rumusan Masalah........................................................................... C. Tujuan Penulisan.............................................................................



1 1 1



BAB II



PEMBAHASAN.............................................................



2



A. Jenis Layanan PAUD........................................................................ B. Kegiatan Pendukung PAUD.............................................................. 1. Keteladanan............................................................................... 2. Kegiatan Motivasi Harian............................................................ 3. Olahraga Pagi............................................................................. 4. Menghafal Ar-Qur’an.................................................................. 5. Bermain dan Rekreasi................................................................ 6. Kegiatan Pembinaan Kesehatan................................................. 7. Kegiatan Pembinaan Keagamaan...............................................



2 3 3 4 5 5 6 7 8



BAB III



KESIMPULAN.............................................................. 10



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) adalah pendidikan pertama sebelum masuk pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu : perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009. Menurut UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Jenis Layanan PAUD? 2. Apa saja jenis layanan PAUD? 3. Apa program kegiatan pendukung paud? C. Tujuan Penulisan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan di IAIM NU Metro Lampung Tahun 2016



1



BAB II PEMBAHASAN A. Jenis Layanan PAUD Penyelenggaraan PAUD di Indonesia bertumpu pada lima layanan utama, yaitu: 1. TK (Taman KanakKanak), 2. KB (Kelompok Bermain), 3. TPA (Taman Penitipan Anak), 4. SPS (Satuan PAUD Sejenis), 5. PAUD Berbasis Keluarga (PBK). Pengertian kelima bentuk dan jenis layanan PAUD dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. TK (Taman KanakKanak) TK (Taman KanakKanak) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi anak usia 4 sampai dengan 6 tahun secara lebih terstruktur. 2. KB (Kelompok Bermain) KB (Kelompok Bermain) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun dengan toleransi sampai dengan 6 tahun, jika di tempat tersebut belum tersedia layanan TK. 3. TPA (Taman Penitipan Anak) TPA (Taman Penitipan Anak) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. 4. SPS (Satuan PAUD Sejenis) SPS (Satuan PAUD Sejenis) adalah Bentuk bentuk layanan PAUD lainnya yang penyelenggaraannya dapat diinterintegrasikan dengan berbagai layanan anak usia dini yang ada di masyarakat seperti Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), BKB (Bina Keluarga Balita), 5. TPQ (Taman Pendidikan AlQur'an), TAPAS (Taman Pendidikan Anak Soleh), SPAS (Sanggar Pendidikan Anak Soleh), Bina Anaprasa, PAK (Pembinaan Anak Kristen), BIA (Bina Iman Anak Katolik), dan semua layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan lembaga agama lainnya; serta semua kelompok layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan organisasi wanita/organisasi kemasyarakatan. Salah satu bentuk program SPS adalah Pos PAUD, yaitu program PAUD yang diintegrasikan dengan layanan Posyandu dan BKB. 6. PAUD Berbasis Keluarga (PBK) PAUD Berbasis Keluarga (PBK) adalah Bentuk layanan PAUD yang diselenggarakan di keluarga. Fasilitasi PAUD berbasis keluarga dapat dilakukan melalui program pendidikan keorangtuaan (parenting education).



2



Setiap satuan PAUD berkewajiban menyelenggarakan program parenting yang diselenggarakan di satuan PAUD yang dibinanya, dengan tujuan keselarasan dan kesinambungan program antara perlakuan anak di satuan PAUD dan di rumah. B. Kegiatan Pendukung PAUD 1. Keteladanan Keteladanan dalam kehidupan anak, dalam hal ini pemberi teladan kepada anak anak adalah guru guru dan orang tua. Keteladanan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada omelan atau nasihat. Jika prilaku orang tua atau guru berbeda atau tertolak belakang dengan nasihat nasihatnya, niscaya kegiatan belajar mengajar itu gagal. Diantara berbagai hal yang perlu diperhatikan seorang guru dalam mencerminkan keteladanan kepada anak didiknya adalah: 1) Seorang guru harus menjauhkan diri dri sikap dusta agar anak anak tidak belajar berdusta 2) Seorang guru tidak boleh memanjangkan kukunya, agar anak anak tidak meniru memanjangkan kukunya 3) Seorang guru harus menjaga bersih giginya, agar anakanak pun senantiasa mementingkan kebersihan giginya 4) Seorang guru tidak boleh membuang sampah semmbarangan 5) Bagaimanapun marahnya, seorang guru tidak boleh mengeluarkan kata kata kasar dan umpatan agar anak anak tidak menirunya 6) Seorang guru harus berusaha menghindarkan diri dari berdandan yang berlebihan atau mengecat kukunya agar tidak menghilangkan kemurnian anak anak Guru guru harus berusaha menghindari obrolan obrolan berlebihan terhadap mereka agar anak anak tidak terlantarkan 7) Seorang guru harus memilki sikap toleran terhadap anak yang melakukan kesalahan dan menasihatinya dengan bahasa yang lembut tanpa bermaksud memanjakan, agar anak anak terbiasa memafkan kesalahan dan berlaku santun terhadap orang lain. Dari gambaran diatas jelaslah bahwa pengendalian diri seorang guru didepan anak anak lebih penting daripada kemampuannya mengajarkan aritmetika atau bahasa asing 2. Kegiatan Motivasi Harian Kegiatan harian awal 1) Seorang ibu guru harus berupaya menyambut dan menghadapi anakanak setiap hari dengan wajah cerah serta berusaha menyebarkan suasana kasih dan bahagia walaupun berbagai masalah rumah menumpuk



3



2) Dengan rasa cinta, seorang ibu guru harus mampu membiasakan salam kehormatan islam “ Assalaamualaikum warohmatullahi wabarokatuh” sebagai pengganti “selamat pagi” kepada anakanak, dan lebih baik lagi sambil mencium mereka. 3) Ketika akan memulai pelajaran harian, seorang ibu guru harus memeriksa sirkulasi udara (Eventilasi), pencahayaan, kebersihan lantai, kursi, papan tulis, dan sarana ruang kelas lainnya. 4) Jika ada anak yang belum sarapan pagi, seorang ibu guru harus memperbolehkan diamakan dahulu sambil tetap menekankan bahwa sarapan pagi sangat perlu, terutama untuk konsentrasi belajar 5) Seorang ibu guru harus senantiasa memeriksa daftar hadir dn jika ada anak yang sakit dia harus berinisiatif menengoknya 6) Seorang ibu guru harus menyempatkan memeriksa penampilan anakanak, Misalnya saja dalam hal rambut, terutama anak perempuan, kuku, gigi, hidung, telinga, pakaian, sepatu, kaos kaki dan sapu tangan.demikian juga dengan kesehatan badan, anak yang sakit harus dipisahkan dengan anak yang sehat. Kesehatan mata pun harus diperhatikan agar kerusakan mata anak anak dapat diobati sejak dini. Penggunaan pakaian seragam pun diperlukan, dan bagi anak yang kurang mampu, bisa saja pihak TK memberikan bantuan.



3. Olahraga Pagi Melalui olah raga pagi kita dapat memupuk kegesitan, kegembiraan, dan keceriaan anak sehingga mereka merasa bahwa kegiatan sekolah bukan kegiatan yang mengungkung kebebasan mereka. Olah raga cukup dilakukan seperempat jam. Bisa saja anak anak diajak mniru burung burung terbang, berjalan teratur, atau olahraga lain yang menggunakan alat. 4. Menghapal Al;Qur’an Karim Setelah memotivasi kegesitan dan keceriaan kepada anakanak, sebaiknya seorang guru mengajak anak didiknya membaca dan meghapal AlQur’an melalui langkah langkah berikut ini: a. Membiasakan melalui pelajaran dengan membaca AlQur’an karena pada awal waktu anak anak lebih responsif terhadap pelajaran dan siap untuk menghapal AlQur’an b. Pada awal kegiatan, seorang guru dianjurkan mengajarkan wudhu kepada anak anak. Guru pun harus memperhatikan beberapa adab membaca AlQur’an, termasuk



4



diantaranya menghadap qiblat, membaca ta’awudz, serta perbuatan terpuji seperti menyedekapkan tangan diatas meja, tegak, dan melepaskan apa c. Seorang guru dianjurkan mempelajari metode praktis dan efesien dalam menghapal AlQur’an, diantaranya, memulai dengan menghapalkan surat surat pendidk yang disertai dengan peneritaan kisah dan hikmah yang terkandung dalam surat tersebut melalui gaya naratif yang memesonakan anak anak; atau juga bisa melalui kisah kisah dalam cerita bergambar. Dengan begitu, makna surat itu akan terpatri dalam jiwa anak anak. Sebagian surat surat pendek memilki kisah kisah yang menarik. Misalnya saja surat Al Alaq mengisahkan turunnya wahyu digua hira’, AlFiil mengisahkan tentara gajah, Quraisy mengisahkan kehidupan kaum Quraisy, dan sebagainya. d. Seorang guru dianjurkan membaca Al Qur’an dengan jelas dan berulang ulang agar anak anak segera menghapal dan memahami maknanya secara umum atau bisa saja menjelaskan setiap kata dan setiap ayat secara terbatas e. Ada sejumlah pihak yang meragukan kemampuan menghapal AlQur’an bagi anak anak usia balita. Mereka pun sangat terheran heran jika ada anak yang seusia itu sudah hapal beberapa patah kata bahasa prancis dan inggris f. Surat surat pendek sebaiknya dimulai dari surat alFatihah, al Ikhlas, al Falaq, an Nas, al Kafirun, dan seterusnya g. Jika TK itu memiliki beberapa kelas, sebaiknya disediakan kelas khusus untuk anak anak berbakat dan cerdas. Cara seperti itu sangat mendukung penggalian potensi dalam menghapal AlQur’an, hadist atau nyanyian islami h. Guru yang akan mengajarkan surat surat pendek harus memilki kemampuan hapalan dan membaca alQur’an dengan baik dan benar agar pada gilirannya anak anak akan membaca dan menghapal dengan baik dan benar pula i. Sebaiknya, waktu pelajaran AlQur’an tidak lebih satu jam setiap harinya j. Agar anak anak termotivasi untuk menghapal Al Qur’an, seorang guru dianjurkan memberikan hadiah seperti tepuk tangan, coklat, atau mainan. Seorang guru pun mampu mengingatkan atau menasihati anak yang mempermainkan AlQur’an. 5. Bermain dan berekreasi Bagi anak anak, bermain merupakan kebutuhan yang sangat penting dan berpegaruh pada aspek fisik dan psikologis sehingga berpengaruh juga pada tinggi rendahnya prestasi anakanak. Karena itu, setiap TK harus menyediakan waktu dan sarana yang memadai untuk bermain dan berkreasi. Bisa saja, dalam sehari, seperempat dari seluruh pelajaran TK dikesediakan untuk kegiatan tersebut. a. Manfaat bermain bagi anakanak



5



1) Masa kanak kanak merupakan masa perkembangan sarat potensi dan dinamika. Lewat bermain, tensi dan dinamika itu dapat disempurnakan lewat berlari, misalnya, otot dan tulang menjalin hubungan yang harmonis sehingga mereka tumbuh gesit dan ceria. Dengan demikian bermain merupakan sarana mencurahkan potensi. 2) Ketika bermain, langsung atau tidak, anak anak dapat mengungkapkan masalah atau merefleksikan suasana emosional kepada seluruh anggota keluarga sehingga anak anak terbuka dan mudah dipahami. Hal itu dapat memudahkan pembentukan psikologis dan kepribadian. 3) Bagi anak yang menderita gangguan psikologis atau bermasalah, bermain salah satu obat penyembuh penyakit tersebut. Bermain pun dapat memberikan bekal dan persiapan kepada anak anak agar jika besar nanti, mereka siap memikul tanggung jawab. b. Anjuran untuk orang tua dan pendidik 1) Orang tua atau pendidik dianjurkan menyediakan berbagai bentuk dan warna sarana bermain untuk anakanak yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan orang tua atau TK. 2) Orang tua atau pendidik dianjurkan memotivasi anak untuk bermain, bahkkan sewaktu waktu menemani anak anak bermain. c. Jenis jenis permainannya 1. Permainan bebas 2. Permainan imajinatif 3. Permainan konstruktif 4. Permainan kolektif 5. Kegiatan Pembinaan Kesehatan Berikut bimbingan yang berkenaan dengan pembinaan kesehatan anak, a. Panggilah anak dengan nama nama yang baik. Jika ada yang namanya buruk dan tidak islami, panggilah dia dengan nama yang bagus dan islami. Janganlah orang dewasa menghina nama anak yang buruk sehingga anakanak lain akan mniru dan mengolok olok serta menimbulkan kedengkian dan berbagai penyakit hati. Dewasa ini banyak yang memanggil anak anak dengan sebutan yang mencerminkan kepandiran dan kehinaan, misalnya memanggil anakanak dengan sebutan “jangkrik” atau “tikus”. Padahal dari abi darda, Rasulullah SAW, pernah bersabda: sesungguhnya pada hari kiamat kamu akan dipanggil dengan namamu dan nama bapakmu. Maka, baguskanlah namamu. b. Aturlah jadwal kegiatan anak, misalnya, dalam hal makan, tidur, buang air, atau kegiatan lainnya, terutama untuk anak usia tiga tahun pertama. Jika anak cepat



6



merasa lapar, misalnya kurang dari tiga jam sekali, si anak perlu dibawa ke dokter, siapa tahu anak kita menderita cacingan. c. Aturlah jadwal makan anak anak sesuai dengan perbedaan usia misalnya saja, anak anak yang berusia 36 tahun memerlukan sekitar empat kali makan dalam seharinya dengan jarak setiap makan minimal empat jam. d. Jumlah jam tidur pun berbeda sejalan dengan perbedaan usia. Anak anak yang baru lahir, misalnya, dia memerlukan waktu sekitar 15 jam untuk tidur. Jumlah tersebut berkurang hingga menjadi 12 jam ketika usia anak menginjak 2 tahun, dan menjadi sekitar 10 jam keika anaka anak menginjak usia 3 hingga 6 tahun. 6. Kegiatan Pembinaan Keagamaan Adapun pokok pokok Pendidikan yang harus diberikan kepada anak (kurikulumnya) tiada lain adalah ajaran islam itu sendiri. Ajaran islam secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga, yakni akidah, ibadah, dan akhlak. Maka pokok pokok yang harus diberikan kepada pun sedikitnya harus meliputi pendidikan ajidah, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak. a. Pendidikan akidah Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar, yakni terposisikan dalam rukun yang pertama dari rukun islam yang lima, sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang islam dengan non islam. Lamanya waktu dakwah Rasulullah dalam rangka mengajak ummat agar bersedia mentauhidkan Allah menunujukkan betapa penting dan mendasarnya pendidikan akidah islamiah bagi setiap ummat muslim pada umumnya. Terlebih pada kehidupan anak, maka dasar dasar akidah harus terus menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap perkembangan dan pertumbuhannya senantiasa dilandasi leh akidah yang benar. b. Pendidikan ibadah Tata peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fiqih islam itu hendaklah diperkenalkan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam diri anak. Hal itu dilakukan agar kelak mereka menjadi insan yang benar benar taqwa, yakni insan yang taat melaksanakan perintah agama dan taat pula dalam menjauhi segala larangannya. Ibadah sebagai realisasi dari akhlak islamiyyah harus tetap terpancar dan teramalkan dengan baik oleh anak. c. Pendidikan akhlak Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh akidah islamiah anak, pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai.



7



Dalam alQur’an sendiri banyak sekali ayat yang menyindir, memerintahkan atau menekankan pentingnya akhlak bagi setiap hamba Allah yang beriman.maka dalam rangka mendidik akhlak anak anak, selain diberikan keteladanan yang tepat, juga harus ditunjukkan tentang bagaimana menghormati dan seterusnya. Karena pendidikan akhlak sangat penting sekali, bahkan Rasul sendiri diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak, maka agar lebih jelas dibahas dalam bab sendiri. Dengan demikian dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak dan memenuhi karakteristik anak merupakan individu unik, yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan memberikan rangsangan rangsangan, dorongan dorongan, dan dukungan dukungan kepada anak. Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka perlu disiapkan untuk kurikulum yang sistematis.



8



BAB III KESIMPULAN Bentuk bentuk layanan Paud sebagaimana yang dimaksudkan oleh UU No. 20 Tahun 2003 ini sangat jelas menunjukan kepada kita semua bahwa Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah sangat penting bagi anak pada masa usia emasnya, apakah melalui jalur pendidikan formal, non formal atau informal itu tidak menjadi penting. Apakah Taman Kanak Kanak, Raudathul Athfal, atau kelompok bermain, atau taman penitipan anak, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), atau bahkan melalui Bina Keluarga Balita ( BKB), semuanya sangat bermanfaat bagi pendidikan dan tumbuh kembang anak usia dini sebagai generasi cemerlang anak bangsa.



9